OLEH :
Gresela M. W. Gollu
Helfrida Gaur
Irvandi M. L. Benu
Kelompok 4
Tingkat 3B
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pemeriksaan HIV Metode ELISA ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah praktek Imunoserologi II. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang HIV bagi para pembaca dan juga penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu selaku dosen yang telah memberikan
tugas ini sehingga kami dapat menambah pengetahuan dan wawasan. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................. i
Daftar Isi........................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan.......................................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................... 1
BAB II Pembahasan......................................................................................... 2
A. Kesimpulan........................................................................................... 7
B. Saran..................................................................................................... 7
Daftar Pustaka................................................................................................... 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kasus HIV / AIDS sudah menyebar di seluruh dunia. Di akhir tahun 2005
tercatat ada 40 juta orang dengan HIV dengan kematian akibat AIDS sekitar 3 juta.
Menurut data di Ditjen PP & PL Kemenkes, jumlah kasus HIV di Indonesia dari Januari
s/d Juni 2012 tercatat 9.883 dan kasus AIDS adalah 2.224, sedangkan di Prop. DIY
secara kumulatif sejak tahun 1987 sampai dengan 2012 tercatat 1.519 kasus HIV
(Anonim , 2012).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan HIV ?
2. Bagaimana pemeriksaan HIV menggunakan ELISA ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari HIV.
2. Untuk mengetahui cara pemeriksaan HIV menggunakan ELISA.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
sebagai infeksi oportunistik (IP) karena rusaknya sistim imunitas, dan sepanjang
hidupnya akan menjadi infeksius sehingga menularkan virus melalui cairan tubuh
(Kumar et al., 2016).
2. Etiologi
Retrovirus berdiameter 70-130 nm (Longo, 2005). Masa inkubasi virus ini
Selma 10 tahun (Kayser et al,2005). Virion HIV matang memiliki bentuk hampir
bulat. Selubung luarnya atau kapsul viral, terdiri dari lemak lapis ganda yang banyak
mengandung tonjolan protein. Duri-duri ini terdiri dari dua glikogeprotein. Terdapat
suatu protein matriks yang disebut gp17 yang mengelilingi segmen bagian dalam
membrane virus. Sedangkan inti dikelilingi oleh suatu protein kapsid yang disebut
p24. Di dalam kapsid terdapat dua untai RNA identik dan molekul prefomed reverse
transcriplase. Intergrase dan protease yang sudah terbentuk. Reverse transciptase
adalah enzim yang mentranskipkan RNA virus menjadi DNA setelah virus masuk ke
sel sasran (Lan, 2017).
HIV adalah suatu retrovirus anggota subfamily lentivinae, penyebab HIV
adalah virus RNA famili retrovirus, subfamily Lentiviridae. Sampai sekarang baru
dikenal 2 serotipe HIV dikenal Lymphadenopathy Associated Virus type-2 (LAV-2).
Secara morfologik HIV-1 berbentuk bulat dan terdiri dari inti (core) dan selubung.Inti
tersusun dari protein genom RNA dan enzim reverse transcriptase yang membuatnya
mampu memperbanyak diri secara khusus (Brooks, 2017)
3. Cara penularan
1. Hubungan seksual dengan pengidap HIV
Hubungan secara vaginal,anal dan oral dengan penderita HIV tanpa perlindungan
bisa menular melalui hubungan yang sedang berlangsung, air mani, cairan vagina,
dan darah.
2. Ibu pada bayinya
Penularan HIV ibu ke bayi adalah 0,01% sampai 0,7%. Bila ibu terinfeksi HIV dan
belum ada gejala AIDS kemungkinan bayi terinfeksi sebanyak 20% sampai 35%.
penulran juga bisa terjadi disaat berlangsungnya persalinan melalui transfusi darah
atau kontak antara kulit atau membrane mukosa bayi dengan darah.
3. Darah dan produk darah yang tercemar HIV
Darah dan produk darah yang tercemar HIV cepat menularkan HIV karena virus
langsung masuk ke pembuluh darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
3
4. Pemakaian alat kesehatan yang tidak steril
Alat yang menyentuh darah, cairan vagina, atau air mani yang terinfeksi HIV yang
langsung digunakan kepada orng lain yang tidak terinfeksi HIV.
5. Alat tajam dan runcing seperti jarum, pisau, silet, menyunat seseorang, membuat
tato, memotong rambut, dan sebagainya bisa menularkan HIV sebab alat tersebut
mungkin dipakai tanpa disterilkan terlebih dahulu.
6. Menggunakan jarum suntik secara bergantian
Penggunaan jarum suntik secara bergantian dapat beresiko tinggi tertularnya HIV
karena didalam jarum suntik bekas orang lain terdapat sisa darah yang
berkemungkinan membawa virus HIV.
5. Patologi
Patogenesis Penularan HIV/AIDS terjadi melalui cairan tubuh yang
mengandung HIV baik melalui transmisi seksual, paparan parenteral yang
terkontaminasi, persalinan dan laktasi dari ibu yang mengidap HIV ke bayinya
(Veronique Grouzard et al, 2016).
Sistem imun menjadi target utama dari infeksi HIV dimana virus akan
menyerang sel limfosit T helper yang mengandung marker molekul CD4. Setelah HIV
mengikatkan diri pada molekul CD4, virus masuk ke dalam target dan melepaskan
bungkusnya kemudian dengan enzim reverse transcriptase virus tersebut merubah
bentuk RNA agar dapat bergabung dengan DNA sel target. Selanjutnya sel yang
berkembang biak akan mengandung bahan genetik virus dan akan membentuk virus
baru, dan menginfeksi sel host lainnya. Infeksi HIV dengan demikian menjadi
irreversible dan berlangsung seumur hidup (Klatt Edward C. MD, 2016).
4
Pertama antigen dan antibodi yang hendak diuji ditempelkan pada suatu
permukaan yang berupa microtiter. Penempelan tersebut dapat dilakukan melalui dua
cara, yaitu penempelan non spesifikdengan adsorbs kepermukaan microtiter,dan
penempelan secara spesifik secara spesifik dengan menggunakan antibody atau antigen
lain yang bersifat spesifik dengan antigen atau antibodiyang diuji (cara ini digunakan
pada teknik ELISA sadwich). Selanjtnya antibodi atau antigen spesifik yang telah
ditautkan dengan suatu enzim signal (disesuaikan dengan sampel bila sampel berupa
antigen,maka digunakan antibodi spesifik, sedangkan bila sampel berupa antibodi maka
digunakan antigen spesifik) dicampurkan diatas permukaan tersebut, sehingga dapat
terjadi interaksi antara antibodi dan antigen yang bersesuaian.
5
1. Teknik pengerjaan relatif sederhana
2. Relatif ekonomis (karena jenis antibodi yang digunakan hanya satu saja,sehingga
menghemat biaya untuk membeli banyak jenis antibodi.
3. Hasil memiliki tingkat sensitivitas yang cukup tinggi
4. Dapat digunakan untuk mendeeksi keberadaan antigen walaupun kadar antigen
tersebut sangat rendah (hal ini disebabkan sifat interaksi antara antibodi atau antigen
yang bersifat sangat spesifik)
5. Dapat digunkan dalam banyak macam pengujian
Sedangkan kekurangan dari teknik ELISA antara lain:
1. Jenis antibodi yang dapat digunakan pada uji dengan teknik ELISA ini hanya jenis
antibodi monoklonal (antibodi yang hanya mengenali satu antigen)
2. Harga anibodi monoklonal relatif lebih mahal dari pada antibodi poliklonal,
sehingga pengujian teknik ELISA ini membutuhkan biaya yang relatif mahal
3. Pada beberapa teknik ELISA, dapat tejadi kesalahan pungujian akibat kontrol
negatif yang menunjukkan respon positif yang disebabkan inefekivitas dari larutan
blocking sehingga antibodi sekunder atau antigen asing dapat berinteraksi dengan
antibodi bertaut enzim signal dan menimbulkan signal
4. Reaksi antara enzim signal dan substrat berlangsung relaif cepat, sehingga
pembacaan harus dilakukan dengan cepat (pada perkembangannya, hal ini dapat
diatasi dengan memberikan larutanuntuk menghentikan reaksi).
Selain metode ELISA ada beberapa jenis pemerksaan untuk HIV yaitu:
a. Tes antibodi
b. Tes antibodi-antigen (Ab-Ag)
c. Tes serologi
d. Tes virologis dengan PCR
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan berlandaskan makalah diatas, maka dapat disimpulkan jika maka yang
disusun itu memiliki tema “ Makalah Tentang Pemeriksaan HIV Metode ELISA” HIV
menyebabkan AIDS yang merupakan sekumpulan gejala penyakit yang terjadi karena
kerusakan sistem imunitas tubuhlimfosit T disebabkan karena virus HIV.
B. Saran
Saran bagi pemabaca yaitu diharapkan untuk tetap menjaga diri dan berpartisipasi
dalam melakukan pencegahan terhadap HIV dan mengurangi risiko terjadinya penularan.
7
DAFTAR PUSTAKA