DISUSUN OLEH :
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................ 2
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan Makalah......................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan Makalah....................................................................... 2
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
AIDS adalah infeksi yang ditularkan secara seksual yang disebabkan oleh
sebuah virus yang disebut Human Immunodeficiency Virus (HIV). Setelah individu
terkena HIV, individu rentan terhadap kuman yang dapat menghancurkan sistem
kekebalan tubuh. Penyakit AIDS merupakan masalah kesehatan masyarakat
terbesar di dunia dewasa ini. Penyakit ini terdapat hampir disemua negara di dunia
tanpa kecuali termasuk Indonesia. Apabila pada tahun 80-an AIDS menyerang
terutama orang dewasa dengan perilaku seks menyimpang, dewasa ini telah
menulari seluruh lapisan masyarakat termasuk bayi, dan anak-anak. Virus HIV ini
sangat mengerikan karena apabila sudah terinfeksi maka kuman, bakteri, atau virus
lainnya akan dengan mudah masuk untuk menyerang tubuh dan akan terjangkit
berbagai penyakit dikarenakan daya tahan tubuh menurun. Sehingga orang orang
yang terkena virus ini kemampuan untuk mempertahankan dirinya dari serangan
penyakit menjadi lemah.
Dalam menangani kasus AIDS ini diperlukan pendekatan biopsikososiospiritual;
artinya melihat pasien tidak semata-mata dari segi organobiologik,
psikologik/kejiwaan, psiko-sosial tetapi juga aspek spritual/kerohanian. Pasien
tidaklah dipandang sebagai individu seorang diri, melainkan seseorang anggota dari
sebuah keluarga, masyarakat dan lingkungan sosialnya. Juga sebagai orang yang
dalam keadaan tidak berdaya yang memerlukan pemenuhan kebutuhan
spiritual/kerohanian atau agama. Bagi penderita penyakit terminal seperti HIV/AIDS,
pemenuhan kebutuhan spiritual merupakan hal yang sangat penting.
Pendekatan spiritualitas bukan berarti mengubah kepercayaan masing-masing
pasien melainkan meningkatkan kekuatan spiritual mereka dalam menghadapi
penyakitnya. Tujuan pendekatan ini adalah membuat pasien dapat menerima
kenyataan sepenuhnya dan dapat melewati fase-fase terakhir dalam hidupnya
dengan damai dan tenang, membuat dia merasa kembali pada Tuhan, seperti
manusia lainnya di mana tidak ada seorang pun yang dapat mencegah datangnya
kematian.
1
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk memberikan gambaran perawatan long
term care pada ODHA. Berdasarkan pada jumlah kasus HIV yang dilaporkan terus
meningkat setiap tahun, sementara jumlah AIDS relative stabil. Hal ini menunjukkan
semakin banyak ODHA yang mengetahui statusnya pada stadium awal, namun
perlu adanya dukungan baik tenaga kesehatan maupun keluarga, agar ODHA
segera memulai pengobatan.
D. MANFAAT PENULISAN
Diharapkan setelah adanya makalah ini dapat membantu menambah
pengetahuan bagi pembaca dalam memberikan pelayanan Kesehatan terhadap
penderita HIV/AIDS dalam hal memberikan gambaran perawatan long term care
pada ODHA.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA TEORI
B. PATOFISIOLOGI HIV
HIV adalah virus sitopatik yang diklasifikasikan dalam famili Retroviridae,
subfamili Lentivirinae, genus Lentivirus. HIV termasuk virus RNA dengan berat
molekul 9,7 kb (kilobases). Jenis virus RNA dalam proses replikasinya harus
membuat sebuah salinan DNA dari RNA yang ada di dalam virus. Gen DNA tersebut
yang memungkinkan virus untuk bereplikasi. Seperti halnya virus yang lain, HIV
hanya dapat bereplikasi di dalam sel pejantan. HIV merupakan virus yang memiliki
selubung virus (envelope), mengandung dua kopi genomik RNA virus yang terdapat
di dalam inti. Di dalam inti virus juga terdapat enzim-enzim yang digunakan untuk
membuat salinan RNA, yang diperlukan untuk replikasi HIV yakni antara lain:
3
reverse transcriptase, integrase, dan protease. RNA diliputi oleh kapsul berbentuk
kerucut terdiri atas sekitar 2000 kopi p24 protein virus. Gambar 1. Struktur HIV Virus
HIV yang menyebabkan AIDS ini menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Yang
dimaksud dengan sistem kekebalan adalah suatu sistem dalam tubuh yang
berfungsi untuk melindungi tubuh dari masuknya bakteri atau virus yang bertujuan
menyerang sel, menyerang pertahan tubuh. Organ dimana sistem kekebalan tubuh
berada disebut lymphoid, memiliki peran utama dalam mengembangkan
lymphocytes (sel darah putih) yang secara spesifik berfungsi untuk menjaga tubuh
dari serangan virus, yang disebut sebagai T cells, yang terbagi dalam beberapa sel
(Sarafino, 2006),
2. Anger
Penolakan akan segera menghilang dan muncul perasaan marah, dengan
reaksi kemarahan yang tertuju pada orang-orang yang ada disekitarnya saat itu.
3. Bargaining
Pada tahapan ini, orang tersebut berusaha mengubah kondisinya dengan
melakukan tawar-menawar atau berusaha untuk bernegosiasi dengan tuhan.
4. Depression
Perasaan depresi muncul ketika upaya negosiasi tidak menolong dan
orang tersebut merasa sudah tidak ada waktu untuk peluang lagi serta tidak
berdaya.
5. Acceptance
4
Orang dengan kesempatan hidup yang tidak banyak lagi akan mencapai
penerimaan ini setelah tidak lagi mengalami depresi, teapi lebih merasa tenang
dan siap menghadapi kematia
5
2. Masyarakat: Dukungan social dari tetangga dan komunitas social
3. Puskesmas: Mendapatkan pelayanan kesehatan dasar dan pengobatan
sederhana
4. Rumah sakit: Mendapatkan pelayanan rawat inap untuk perawatan infeksi
oportunistik (infeksi penyerta), pelayanan preventingnmother to child
transmission (PMTCT), dan pengobatan
Program ini dimulai sejak seseorang didiagnosis HIV dan setuju untuk
didampingi oleh relawan atau petugas lapangan (manager kasus) yang baisanya
berasal dari lembaga swadaya masyarakat (LSM). Kegiatan ini meliputi:
1. Dukungan psikologis, spiritual, hokum dan HAM, serta dukungan sosio-ekonomi
a. Psikologis: Upaya manager kasus untuk mendampingi dan memberi
dukungan moral untuk meningkatkan rasa percaya diri klien serta
pendampingan untuk mendapatkan akses perawatan dan pengobatan di
rumah sakit
b. Spiritual: Manager kasus bekerja sama dengan tokoh agama untuk memberi
nasihat dan dukungan melalui forum regular
c. Hokum dan HAM: Upaya untuk mengurangi diskriminasi dan stigma negative
dari keluarga dan masyarakat sekitar, menjaga kerahasiaan status klien dari
keluarga dan masyarakat selama klien belum sanggup untuk membuka diri,
serta mendampingi klien untuk pembelaan terhadap kasus hokum dan
pelanggaran HAM
d. Sosio-ekonomi: Upaya untuk mendapatkan dukungan dari swasta dan
pemerintah mengenai bantuan usaha ekonomi untuk peningkatan pendapatan
klien, kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan pemberdayaan klien,
dukungan finansial dari sumber yang memungkinkan terutama untuk biaya
pengobatan dan usaha ekonomi, usaha pencarian solusi untuk anak ODHA
yang yatim piatu
6
3. Memegang penderita AIDS adalah penentraman hati yang penting dan
tidak membahayakan
4. Komunikasi yang teratur, terutama secara personal (menjenguk atau
menelpon), adalah penting. Buatlah janji dahulu sebelum menjenguk
karena AIDS menyebabkan kelelahan dan penjenguk tidak selalu
diharapkan
5. Komunikasi yang terbuka dan jujur adalah penting. Berbicara terbuka dan
jujur akan membantu penderita AIDS terbuka dengan anda. Bicarakan
tentang penyakitnya bila hal ini yang diinginkan. Banyak orang menyesali
penyakitnya dan merasa lebih baik bila ada seseorang yang dapat berbagi
rasa
6. Pergilah ke luar bersama dan mengunjungi orang lain
7. Tawarkan bantuan pada suatu hal yang mungkin menyulitkan penderita
8. Bila anda berada di tempat lain, pertahankan hubungan dengan menulis
surat atau menelpon
1. Perawatan di rumah sakit: Penderita AIDS yang sakit berat paling baik
dirawat oleh perawat yang telah berpengalaman. Pengobatan di rumah
sakit ditunjukkan pada penyakit yang timbul akibat AIDS. Belum pernah
ditemukan penderita AIDS dapat sembuh. Merawat penderita AIDS adalah
aman. Kadang-kadang penjenguk terlalu melelahkan penderita, tetapi
dilain waktu, penjenguk memberi dukungan dan penenteraman
hati.tanyakan pada perawat kapan waktu terbaik untuk menjenguk
2. Perawatan di rumah: orang yang merawat penderita AIDS perlu hati-hati
dan suportif. Orang yang merawat penderita AIDS membutuhkan tindakan
sederhana untuk memotong resiko infeksi. Merawat penderita AIDS bukan
aktivitas beresiko tinggi, hidup normal serumah tidak beresiko
Pencegahan di rumah:
1. Gunakan selalu sarung tangan untuk tugas-tugas di rumah bila diperlukan.
Cuci tangan setelah setiap tugas, walaupun sudah menggunakan sarung
tangan
2. Cucilah sarung tangan dalam air dan detergen yang cukup panas
7
3. Gunakan kain pembersih lantai untuk dapur dan kamar mandi yang
berbeda
4. Gunakan selalu plester atau pembalut kedap air pada luka atau luka sayat
5. Sikat gigi dan alat cukur jangan digunakan bergantian
6. Harus digunakan sarung tangan bila membersihkan tumpahan darah,
muntahan dan sebagainya, dan buang dalam kloset
7. Lantai atau permukaan yang tertumpah cairan seperti darah, muntahan
dan sebagainya sebaiknya diseka dengan larutan pengelantang; 1 bagian
pengelantang dan 9 bagian air
8. Pakaian yang kotor dan berdarah harus dicuci dengan air panas
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency
Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau:
sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat
infeksi virus HIV; atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies
lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain). Virusnya sendiri bernama Human
Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah
kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi
rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun
penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus,
namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
Dalam praktek pekerjaan sosial di bidang HIV-AIDS seorang pekerja sosial
dapat melaksanakan tugas dan peranannya, bagaimana menangani seorang
klien yang berstatus HIV positif, memberikan solusi dan mendekatkan pada
sistem sumber yang ada sehingga tidak terbelennggu dalam menghadapi
penyakitnya dan termotivasi kembali dalam menjalani hidupnya.
B. SARAN
Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan paliatif adalah
memberikan kenyamanan pada ODHA tanpa menimbulkan kecemasan
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pada ODHA
Pendekatan model asuhan keperawatan paliatif diberikan dengan melihat
kebutuhan ODHA secara holistik yang meliputi kebutuhan biologis, psikologis,
sosial, spiritual dan kultural pada ODHA dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan, meliputi pengkajian keperawatan, penegakan diagnosa
keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.
9
DAFTAR PUSTAKA
10