Dosen Pengampu :
Dedi Kurnia.,S.Kep.,Ners.,M.Kep
Disusun oleh :
JL.R.A.A Wiranata Kusuma No.7, Baleendah, Kab Bandung, Jawa Barat 4037
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas limpahan
rahmat, dan taufik-Nya, serta nikmat sehat sehingga penyusunan Makalah tentang Asuhan
Keperawatan HIV/AIDS Pada Ibu Hamil untuk memenuhi tugas ini dapat selesai sesuai
dengan yang diharapkan. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi
Muhammad
Shallallahu ‘alaihi Wasallam dan semoga kita selalu berpegang teguh pada sunnahnya.
Penyusunan Makalah ini tentunya hambatan selalu mengiringi namun atas bantuan,
dorongan dan bimbingan dari dosen pengampu dan teman-teman.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
............................................................................................................................2
DAFTAR ISI
.......................................................................................................................................... 3
BAB l
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………..4
B. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………………5
C. Manfaat……………………………………………………………………………………6
BAB lll
TINJAUAN TiORITIS
A. Konsep Dasar……………………………………………………………….........................7
B. Etiologi………………………………………………………………………………………8
C. Patofisiologi…………………………………………………………………………………..9
D. Manifestasi klinis……………………………………………………………………………..10
E. Konflikasi……………………………………………………………………………………...11
F. Gejala Terinfeksi HIV………………………………………………………………………….12
G. Cara pencegahan penularan HIV……………………………………………………………….13
H. Waktu dan penularan HIV pada ibu hamil……………………………………………………...14
BAB lll
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian……………………………………………………………………………………….15
B. Diangnosis keperawatan………………………………………………………………………...16
C. Intervensi………………………………………………………………………………………...17
D. Implementasi…………………………………………………………………………………….18
E. Evaluasi………………………………………………………………………………………….19
BAB lV
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………………...20
B. Saran……………………………………………………………………………………………..21
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………...22
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
4
B. Tujuan
a) Tujuan Umum
Tujuan Umum Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan umum dari penulisan makalah
ini yaitu mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan asuhan keperawatan pada klien
dengan HIV/AIDS pada ibu hamil
b) Tujuan Khusus
berdasarkan teori.
C. Manfaat
5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP DASAR
a. Pengertian HIV/AIDS
B. ETIOLOGI
AIDS disebabkan oleh masuknya HIV kedalam tubuh. HIV merupakan virus yang
menyerang kekebalan tubuh manusia. HIV merupakan retrovirus yang termasuk dalam
famili lentivirus (Santoso, 2008). Retnovirus merupakan virus yang memiliki enzim
(protein) yang dapat mengubah RNA, materi genetiknya, menjadi DNA. Kelompok ini
disebut retrovirus karena virus ini membalik urutan normal yaitu DNA diubah
(diterjemahkan) menjadi RNA (Gallant, 2010).
AIDS dapat menyerang semua golongan umur, termasuk bayi, pria maupun wanita.
Yang termasuk kelompok resiko tinggi adalah :
1. Lelaki homoseksual atau biseks.
6
4. Partner seks dari penderita AIDS
C. PATOFISIOLOGI
Penyakit AIDS disebabkan oleh Virus HIV. Masa inkubasi AIDS diperkirakan
antara 10 minggu sampai 10 tahun. Diperkirakan sekitar 50% orang yang terinfeksi
HIV akan menunjukan gejala AIDS dalam 5 tahun pertama, dan mencapai 70% dalam
sepuluh tahun akan mendapat AIDS. Berbeda dengan virus lain yang menyerang sel
target dalam waktu singkat, virus HIVmenyerang sel target dalam jangka waktu lama.
Supaya terjadi infeksi, virus harus masuk ke dalam sel, dalam hal ini sel darah putih
yang disebut limfosit. Materi genetik virus dimasukkan ke dalam DNA sel yang
terinfeksi. Di dalam sel, virus berkembangbiak dan pada akhirnya menghancurkan sel
serta melepaskan partikel virus yang baru. Partikel virus yang baru kemudian
menginfeksi limfosit lainnya dan menghancurkannya.Virus menempel pada limfosit
yang memiliki suatu reseptor protein yang disebut CD4, yang terdapat di selaput
bagian luar.
CD4 adalah sebuah marker atau penanda yang berada di permukaan sel-sel
darah putih manusia, terutama sel-sel limfosit.Sel-sel yang memiliki reseptor CD4
biasanya disebut sel CD4+ atau limfosit T penolong. Limfosit T penolong berfungsi
mengaktifkan dan mengatur sel- sel lainnya pada sistem kekebalan (misalnya limfosit
B, makrofag dan limfosit T sitotoksik), yang kesemuanya membantu menghancurkan
sel-sel ganas dan organisme asing. Infeksi HIV menyebabkan hancurnya limfosit T
penolong, sehingga terjadi kelemahan sistem tubuh dalam melindungi dirinya
terhadap infeksi dan kanker.Seseorang yang terinfeksi oleh HIV akan kehilangan
limfosit T penolong melalui 3 tahap selama beberapa bulan atau tahun. Seseorang
yang sehat memiliki limfosit CD4 sebanyak 800-1300 sel/mL darah. Pada beberapa
bulan pertama setelah terinfeksi HIV,
7
jumlahnya menurun sebanyak 40-50%. Selama bulan-bulan ini penderita
bisamenularkan HIV kepada orang lain karena banyak partikel virus yang terdapat di
dalam darah. Meskipun tubuh berusaha melawan virus, tetapi tubuh tidak mampu
meredakan infeksi. Setelah sekitar 6 bulan, jumlah partikel virus di dalam darah
mencapai kadar yang stabil, yang berlainan pada setiap penderita. Perusakan sel
CD4+ dan penularan penyakit kepada orang lain terus berlanjut. Kadar partikel virus
yang tinggi dan kadar limfosit CD4+ yang rendah membantu dokter dalam
menentukan orang-orang yang beresiko tinggi menderita AIDS. 1-2 tahun sebelum
terjadinya AIDS, jumlah limfosit CD4+ biasanya menurun drastis. Jika kadarnya
mencapai 200 sel/mL darah, maka penderita menjadi rentan terhadap infeksi.
Infeksi HIV juga menyebabkan gangguan pada fungsi limfosit B (limfosit yang
menghasilkan antibodi) dan seringkali menyebabkan produksi antibodi yang
berlebihan. Antibodi ini terutama ditujukan untuk melawan HIV dan infeksi yang
dialami penderita, tetapi antibodi ini tidak banyak membantu dalam melawan
berbagai infeksi oportunistik pada AIDS. Pada saat yang bersamaan, penghancuran
limfosit CD4+ oleh virus menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem kekebalan
tubuh dalam mengenali organisme dan sasaran baru yang harus diserang.Setelah virus
HIVmasuk ke dalam tubuh dibutuhkan waktu selama 3-6 bulan sebelum titer antibodi
terhadap HIVpositif. Fase ini disebut “periode jendela” (window period). Setelah itu
penyakit seakan berhenti berkembang selama lebih kurang 1-20 bulan, namun apabila
diperiksa titer antibodinya terhadap HIVtetap positif (fase ini disebut fase laten)
Beberapa tahun kemudian baru timbul gambaran klinik AIDS yang lengkap
(merupakan sindrom/kumpulan gejala). Perjalanan penyakit infeksi HIVsampai
menjadi AIDS membutuhkan waktu sedikitnya 26 bulan, bahkan ada yang lebih dari
10 tahun setelah diketahui HIV positif. (Heri : 2012)
8
Pathway
9
D. MANIFESTASI KLINIS
Gejala penyakit AIDS sangat bervariasi. Berikut ini gejala yang ditemui pada
penderita AIDS, panas lebih dari 1 bulan,Batuk- batuk, Sariawan dan nyeri
menelan,Badan menjadi kurus sekali, Diare,Sesak napas, Pembesarankelenjar getah
bening, Kesadaran menurun, Penurunan ketajaman penglihatan, Bercak ungu
kehitaman di kulit.Gejala penyakit AIDS tersebut harus ditafsirkan dengan hati-hati,
karena dapat merupakan gejala penyakit lain yang banyak terdapat di Indonesia,
misalnya gejala panas dapat disebabkan penyakit tipus atau tuberkulosis paru. Bila
terdapat beberapa gejala bersama-sama pada seseorang dan ia mempunyai perilaku
atau riwayat perilaku yang mudah tertular AIDS, maka dianjurkan ia tes darah HIV.
Pasien AIDS secara khas punya riwayat gejala dan tanda penyakit. Pada infeksi
Human Immunodeficiency Virus (HIV) primer akut yang lamanya 1 –2 minggu
pasien akan merasakan sakit seperti flu. Dan disaat fase supresi imun simptomatik (3
tahun) pasien akan mengalami demam, keringat dimalam hari, penurunan berat
badan, diare, neuropati, keletihan ruam kulit, limpanodenopathy, pertambahan
kognitif, dan lesi oral.Dan disaat fase infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV)
menjadi AIDS (bevariasi 1-5 tahun dari pertama penentuan kondisi AIDS) akan
terdapat gejala infeksiopurtunistik, yang paling umum adalah Pneumocystic Carinii
(PCC), Pneumonia interstisial yang disebabkan suatu protozoa, infeksi lain termasuk
menibgitis, kandidiasis, cytomegalovirus, mikrobakterial, atipikal
10
E. KOMPLIKASI
1. Oral
ditandai oleh bercak-bercak putihseperti krim dalam rongga mulut. Jika tidak
Tanda dan gejala yang menyertai mencakup keluhan menelan yang sulit dan
2. Neurologik
dan kematian.
malaise, kaku kuduk, mual, muntah, perubahan status mental dan kejang
11
3. Pernafasan
ditemukan pada AIDS) sangat jarang mempengaruhi orang sehat. Gejala: sesak
nafas, batuk-batuk, nyeri dada, demam –tdk teratasi dapat gagal nafas
b. TBC
4. Gastrointestinal
dari BB awal, diare yang kronis selama lebih dari 30 hari atau kelemahan yang
kronis, dan demam yang kambuhan atau menetap tanpa adanya penyakit lain
b. Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal, limpoma,
dan sarcoma Kaposi. Dengan efek, penurunan berat badan, anoreksia, demam,
atritis.
yang sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan sakit, nyeri rektal,
12
e. Respirasi Pneumocystic Carinii. Gejala napas yang pendek, sesak nafas
dermatitis karena xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus dengan
efek nyeri, gatal, rasa terbakar, infeksi sekunder dan sepsis. Infeksi oportunis
seperti herpes zoster dan herpes simpleks akan disertai dengan pembentukan
merupakan infeksi virus yang ditandai oleh pembentukan plak yang disertai
deformitas. dermatitis sosoreika akan disertai ruam yang difus, bersisik dengan
indurasi yang mengenai kulit kepala serta wajah.penderita AIDS juga dapat
: otitis eksternal akut dan otitis media, kehilangan pendengaran dengan efek
reaksi-reaksi obat.
13
F. GEJALA TERINFEKSI HIV
Virus HIV dapat masuk ke dalam tubuh melalui tiga cara yaitu hubungan
seksual;pajanan oleh darah, produk darah atau organ dan jaringan yang
terinfeksi termasuk terpajan jarum suntik yang telah terinfeksi HIV; penularan
berganti-ganti pasangan seksual, berganti-ganti jarum suntik dan alat lain yang
kontak dengan darah dan cairan tubuh dengan orang lain (Kementrian
Cairan tubuh yang tidak menularkan HIV antara lain keringat, air mata, air
berciuman, kolam renang, alat makan dan minum secara bersama, ataupun
14
sederhana antara lain berperilaku seks yang aman (abstinen, saling setia, seks
darah dengan skrining donor dan pencegahan penularan dari ibu ke anak
Waktu penularan HIV dari ibu ke anak dapat terjadi selama hamil (5-10%),
Ada tiga faktor utama yang berpengaruh pada penularan HIV dari ibu ke anak
yaitu:
1. Faktor ibu antara lain jumlah virus dalam tubuh, jumlah sel CD4, status gizi
selama hamil, penyakit infeksi selama hamil dan gangguan pada payudara
2. Faktor bayi antara lain usia kehamilan dan berat badan bayi saat lahir,
3. Faktor obstetrik antara lain jenis persalinan, lama persalinan, ketuban pecah
2015).
15
BAB lll
TINJAUAN KASUS
Pengkajian
Jam: 09:00
No RM: 891323
A.PENGKAJIAN
Identitas pasien
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Status : Pasien
2. Penanggung jawab
Agama : IslamJenis
Pekerjaan : PNS
16
Pendidikan : S1
Status : Menikah
2.Keluhan utama
Klien mengatakan badannya terasa lemas dan letih saat melakukanaktivitas, klien
3.Riwayat kesehatan
hilang timbul
a.Pola manajemen
17
b.Pola aktivitas dan latihan
1)Sebelum sakit
Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan ✓
Mandi ✓
Berpakaian ✓
Eliminasi ✓
Mobilisasi di ✓
tempat tidur
Berpindah ✓
Ambulansi ✓
Naik tangga ✓
2) saat sakit
Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan ✓
Mandi ✓
Berpakaian ✓
Eliminasi ✓
Mobilisasi di ✓
tempat tidur
18
Berpindah ✓
Ambulansi ✓
Naik tangga ✓
Keterangan :
1: Mandiri
2: Di bantu sebagian
3: Di bantu orang lain
4: Di bantu orang dan peralatan
5: Ketergantuan / tidak mampu
c.Pola istirahat tidur
1)Sebelum sakitKlien mengatakan tidak tidur siang dan klien mengatakan tidur malam
selama 8 jam dari jam 21:00 - 05:00 dengan kualitas tidur nyenyak
2)Saat sakitKlien mengatakan tidur malam hanya selama 7 jam dari jam 22:00 – 05:00
dengan kualitas tidur nyenyak
d.Pola nutrisi dan metobolik
1)Sebelum sakitKlien mengatakan bahwa dirinya makan 3 x 1 hari, 1 porsi habisdan minum
air putih ±8 gelas x 1 hari
2)Saat sakitKlien mengatakan nafsu makannya berkurang, Klien mengatakan bahwa dirinya
hanya makan setengah porsi 3x 1 hari, dan klien
mengatakan sulit mengunyah serta klien mengatakan minum air putih ±6 gelas x 1 hari
e.Pola eliminasi
1)Sebelum sakitKlien mengatakan BAB 1 x sehari dengan konsistensi feses lunak, berwarna
kuning, dan klien mengatakan BAK 6 x sehari berwarna bening berbau khas amoniac
2)Saat sakitKlien mengatakan belum BAB sejak dirawat dirumah sakit danklien mengatakan
BAK 5 x sehari berwarna kuning berbau khasamoniac
19
1)Sebelum sakitKlien mengatakan mengetahui penyakitnya
2)Saat sakitKlien mengatakan peduli dengan penyakitnya
i.Pola reproduksi-seksualitas
1)Sebelum sakitKlien mengatakan sudah menikah
2)Saat sakitKlien mengatakan sudah menikah dan tidak pernah berhubungan badan selama
sakit
j.Pola hubungan peran
1)Sebelum sakitKlien mengatakan berperan sebagai ibu rumah tangga2)Saat sakitKlien
mengatakan berperan sebagai pasienk.Pola nilai dan keyakinan1)Sebelum sakitKlien
mengatakan jarang beribadah
2)Saat sakitKlien mengatakan selama sakit hanya berdoa
5.Pengkajian fisik
a.Penampakan umum
Keadaan umum: Klien tampak sakit sedang, klien tampak lesu,klien tampak lemas dan letih,
serta klien kadangmerasakan pusing, klien tampak mual, klientampak sesak
Kesadaran: Composmentis
BB: 55 kg
TB: 158 cm
TTVTD : 90/70 mmHg
Suhu : 37
CRR : 25x/menit
Nadi : 95x/menit
b.Kepala dan leher
20
1)Rambut
a)Inspeksi
Rambut klien tampak bersih, hitam, tidak berketombe, danrambut klien tampak lurus
b)PalpasiRambut klien tidak terasa lengket
2)Mata
a)InspeksiMata klien tampak simetris, skelera klien tampak merah muda,konjungtifa klien
tidak pucat, dan pupil klien bereaksi terhadapsinar
b)PalpasiTidak ada nyeri tekan pada area mata klien
3)Telinga
a)InspeksiDaun telinga klien tampak simetris, telinga klien tampak bersih, dan tidak terdapat
lesi
b)PalpasiTidak ada nyeri tekan
4)Hidung
a)InspeksiSeptum nasal klien tampak lurus, tidak ada lesi, dan tidak adasumbatan
b)PalpasiTidak ada nyeri tekan
5)Mulut
a)Inspeksi
Gigi klien tampak bersih, mukosa bibir klien tampak kering,tidak ada stomatitis, tidak
tampak tonsil, gigi klien tidak terdapat karies, jumlah gigi klien lengkap, dan lidah klien
kotor
b)Palpasi
Tidak ada nyeri tekan, klien mengatakan belum sikat gigisemenjak berada di rumah
6)Leher
a)InspeksiLeher klien tampak bersih dan leher klien tampak tidak terdapat lesi
b)PalpasiTidak ada nyeri tekan dan tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
7)Dada
a)InspeksiDada kanan dan kiri klien tampak simetris serta frekuensi pernafasan klien normal
23x/menit
b)PalpasiTidak ada nyeri tekanc)PerkusiBunyi sonor d)AuskultasiBunyi pernafasan
terdengar wheezing
8)Jantung
a)InspeksiJantung klien tidak tampak dari luar
b)PalpasiTidak ada nyeri tekanc)PerkusiTidak dilaukan pemeriksaand)AuskultasiBunyi
jantung klien terdengar normal S1 S2 (lup dup lup dup)
21
9)Abdomen
a)InspeksiTidak ada pembesaran dan tidak ada lesi
b)PalpasiTidak ada nyeri tekan
c)PerkusiTidak terdengar flatulen
d)AuskultasiTerdengar suara bising usus 20x/menit
10)Inguinal dan genetalia
a)InspeksiGenetalia tampak sedikit kotor, tidak ada herpes dibagian areavagina tidak
bernanah, tidak berbau
b)PalpasiTidak ada nyeri tekan
11)Ekstrimitas
a)InspeksiKlien tampak terdapat infus RL 20 tpm di tangan sebelah kiridan tidak terdapat
lesi
b)PalpasiTidak ada nyeri tekan, turgol kulit klien tampak elastis
c)Kekuataan otot
4445
Keterangan :
1: Tidak ada pergerakan
2: Kontraksi otot minim tanpa menimbulkan gerak
3: Otot dapat bergerak jika daya berat dihilangkan
4: Otot dapat melawan gaya berat tetapi tidk tahan terhadap pemeriksaan
5: Pergerakan otot ringan dapat melawan gaya berat
6: Berat otot dan tahan maksimal
22
DATA FOKUS
23
ANALISA DATA
24
- Klien kadang
merasakan pusing
- Klien mengatakan nafasnya agak
sesak
Do :
- TTV :
TD : 90/70 mmHg
N : 95x/menit R : 23x/menit
S : 37oC
- Bunyi pernafasan
terdengar wheezing
- Klien tampak sesak
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. D.0019 Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna makanan d.d Klien mengatakan
bahwa dirinya hanya makan setengah porsi Klien mengatakan sulit ketika mengunyah,
Mukosa bibir klien tampak kering
2. D.0057 Keletihan b.d Kondisi fisiologis (kehamilan) d.d Klien tampak lemas dan letih,
sulit untuk beraktifitas
3. D.0005 Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas d.d klien tampak sesak,
terdengar suara wheezing
25
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa (SDKI) Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI)
1 D.0019 Defisit nutrisi b.d L.03030 Status I.03119 Manajemen
ketidakmampuan mencerna Nutrisi Nutrisi
makanan d.d Klien mengatakan
Setelah dilakukan Observasi :
bahwa dirinya hanya makan
tindakan keperawatan
setengah porsi Klien - Identifikasi status
selama 1x24 jam
mengatakan sulit ketika nutrisi
diharapkan status
mengunyah, Mukosa bibir klien
nutrisi membaik - Monitor asupan
tampak kering
dengan kriteria hasil : makan
- Porsi makan yang Terapeutik :
dihabiskan meningkat
(5) - Berikan makanan
26
menurun dengan mengakibatkan
kriteria hasil: kelelahan
- Tenaga meningkat (5) - Monitor kelelahan
fisik dan emosional
- Kemampuan aktifitas
rutin - Monitor lokasi
kenyamanan dan
meningkat (5)
ketidaknyamanan
- Lesu menurun(5) selama melakukan
aktivitas
Terapeutik :
- Sediakan lingkungan
nyaman dan rendah
stimulus (misalnya,
cahaya, suara
kunjungan)
- Lakukan latihan
rentang gerak pasif
dan aktif
- Berikan aktivitas
distraksi yang
menenangkan
- Fasilitasi duduk disisi
tempat duduk,jika
tidak dapat berpindah
atau berjalan
Edukasi :
- Anjurkan melakukan
aktivitas secara
bertahap
- Anjurkan
menghubungi perawat
jika tanda dan gejala
kelelahan tidak
berkurang
- Anjurkan strategis
koping untuk
mengurang kelelahan
27
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
3 D.0005 Pola Nafas Tidak L.01004 Pola Nafas I.01011 Manajemen
Efektif b.d hambatan upaya Jalan Nafas
Setelah dilakukan
napas d.d klien tampak sesak,
tindakan keperawatan Observasi :
terdengar suara wheezing
selama 1x24 jam
- monitor pola napas
diharapkan pola napas
(frekuensi, kedalaman,
membaik
usaha napas)
kriteria hasil :
- Monitor Bunyi napas
- dispnea tambahan
menurun (5) Terapeutik :
- frekuensi napas - Posisikan semi
membaik (5) fowler atau fowler
- kapasitas vital - Berikan minum
meningkat (5) hangat lakukan
fisioterapi dada
- Berikan oksigen,jika
perlu
Edukasi :
- Ajarkan tekhnik
batuk efektif
Kolaborasi :
- Pemberian
bronkodilator
28
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
29
- Melakukan latihan tampak tidak lesu, tenaga klien
rentang gerak pasif meningkat
dan akti
A : Masalah teratasi
Edukasi :
P: Intervensi dihentikan dan
- Menganjurkan tujuan tercapai
melakukan aktivitas
secara bertahap
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
15-06- Pola napas tidak Observasi : S: Klien mengatakan sudah
2021/ efektif b.d tidak sesak nya berkurang jika
- memonitor pola
19:00 hambatan upaya di beri posisi semi fowler dan
napas (frekuensi,
WIB napas diberi oksigen, klien
kedalaman, usaha
mengatakan bersedia
napas)
meminum air hangat dan
Terapeutik : dilakukan fisioterapi dada
- memposisikan semi O: RR : 18x/menit dengan pola
fowler atau fowler napas membaik, klien tampak
- memberikan lebih nyaman di berikan posisi
oksigen semifowler, Klien tampak
nyaman diberi oksigen, klien
- Berikan minum tampak meminum air hangat
hangat lakukan yang diberikan
fisioterapi dada
A : masalah teratasi
Edukasi :
P : intervensi dihentikan dan
-Mengajarkan teknik
tujuan tercapai
batuk efektif
Kolaborasi :
-Pemberian
bronkodilator
30
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem pertahanan
manusia sehingga menyebababkan sistem pertahanan tubuh manusia tersebut menjadi
melemah. Pertahanan tubuh yang menurun akan menyebabkan tubuh manusia tidak
mampu melawan infeksi dan penyakit, sehingga muncul infeksi oportunistik. Infeksi HIV
dapat berlanjut menjadi AIDS. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah
suatu kumpulan gejala dan tanda akibat sistem pertahanan tubuh yang menurun yang
bersifat didapat. Sampai saat ini penyakit HIV/AIDS masih merupakan salah satu penyakit
yang menjadi masalah global.
Ada tiga faktor utama yang berpengaruh pada penularan HIV dari ibu ke anak yaitu:
1. Faktor ibu antara lain jumlah virus dalam tubuh, jumlah sel CD4, status gizi selama
hamil, penyakit infeksi selama hamil dan gangguan pada payudara
2. Faktor bayi antara lain usia kehamilan dan berat badan bayi saat lahir, periode
pemberian ASI, adanya luka di mulut bayi
3. Faktor obstetrik antara lain jenis persalinan, lama persalinan, ketuban pecah dini dan
tindakan episiotomi (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2015).
B. Saran
Memberikan edukasi saat usia remaja sangat penting sebagai bentuk upaya dari
pencegahan virus HIV, dimana ketika usia remaja banyak sekali ingin mengetahui segala
hal seperti kenakalan remaja yang dilakukan, hubungan seks bebas. Memberikan edukasi
juga bisa dilakukan ketika seorang wanita tersebut hamil atau sedang menjalankan
program kehamilan, untuk mencegah terjadinya penularan HIV dari ibu kepada janinnya.
Diharapkan peran orang tua, kementerian pendidikan dan kesehatan bisa bekerja sama
dalam memberikan edukasi.
31
DAFTAR PUSTAKA
SDKI, “Defisit Nutrisi” hal 56, “Keletihan” hal. 130, “Pola Nafas Tidak Efektif”
hal. 26
SLKI, “Status Nutrisi” hal. 121, “Tingkat Keletihan” hal. 141, “Pola Nafas”
hal. 95
SIKI, “Manajemen Nutrisi” hal. 200, “Manajemen Energi” hal.176 ,
“Manajemen Jalan Nafas” hal. 186.
32