Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN HIV/AIDS

PADA IBU HAMIL

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan


HIV/AIDS

Dosen Pengampu :

Dedi Kurnia.,S.Kep.,Ners.,M.Kep

Disusun oleh :

Enur Anisa (701220044)


Najwa Saputri (701220026)
Rifa Andini Natasya (701220033)
Salma Mufidah (701220040)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BALE BANDUNG

JL.R.A.A Wiranata Kusuma No.7, Baleendah, Kab Bandung, Jawa Barat 4037

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas limpahan
rahmat, dan taufik-Nya, serta nikmat sehat sehingga penyusunan Makalah tentang Asuhan
Keperawatan HIV/AIDS Pada Ibu Hamil untuk memenuhi tugas ini dapat selesai sesuai
dengan yang diharapkan. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi
Muhammad
Shallallahu ‘alaihi Wasallam dan semoga kita selalu berpegang teguh pada sunnahnya.
Penyusunan Makalah ini tentunya hambatan selalu mengiringi namun atas bantuan,
dorongan dan bimbingan dari dosen pengampu dan teman-teman.

Bersama ini perkenankan kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


dengan hati yang tulus kepada Bapak makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk
itu masukan, saran, serta kritik sangat diharapkan guna kesempurnaan ini. Akhirnya hanya
kepada
Allah Subhanahu Wata’alakita kembalikan semua urusan dan semoga dapat memberikan
manfaat dan kebaikan bagi banyak pihak dan bernilai ibadah dihadapan Tuhan.

Bandung,22 April 2024

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
............................................................................................................................2
DAFTAR ISI
.......................................................................................................................................... 3
BAB l
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………..4
B. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………………5
C. Manfaat……………………………………………………………………………………6
BAB lll
TINJAUAN TiORITIS
A. Konsep Dasar……………………………………………………………….........................7
B. Etiologi………………………………………………………………………………………8
C. Patofisiologi…………………………………………………………………………………..9
D. Manifestasi klinis……………………………………………………………………………..10
E. Konflikasi……………………………………………………………………………………...11
F. Gejala Terinfeksi HIV………………………………………………………………………….12
G. Cara pencegahan penularan HIV……………………………………………………………….13
H. Waktu dan penularan HIV pada ibu hamil……………………………………………………...14
BAB lll
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian……………………………………………………………………………………….15
B. Diangnosis keperawatan………………………………………………………………………...16
C. Intervensi………………………………………………………………………………………...17
D. Implementasi…………………………………………………………………………………….18
E. Evaluasi………………………………………………………………………………………….19
BAB lV
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………………...20
B. Saran……………………………………………………………………………………………..21
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………...22

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem


pertahanan manusia sehingga menyebababkan sistem pertahanan tubuh manusia tersebut
menjadi melemah. Pertahanan tubuh yang menurun akan menyebabkan tubuh manusia
tidak mampu melawan infeksi dan penyakit, sehingga muncul infeksi oportunistik.
Infeksi HIV dapat berlanjut menjadi AIDS.
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah suatu kumpulan gejala dan
tanda akibat sistem pertahanan tubuh yang menurun yang bersifat didapat. Sampai saat
ini penyakit HIV/AIDS masih merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah
global. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO) dan
United Nations on HIV/AIDS (UNAIDS) , diperkirakan pada tahun 2012 terdapat 35,3
juta orang dengan HIV di seluruh dunia. Sedangkan di Indonesia, menurut data yang
dikeluarkan setiap tiga bulan oleh Kementrian Kesehatan RI, pada triwulan empat tahun
2013 (September sampai Desember) terdapat 127.427 penderita HIV dan 52.348
penderita AIDS. Jumlah ini meningkat jika dibandingkan dengan triwulan tiga tahun
2013 (Juni sampai Agustus) yakni 118.787 penderita HIV dan 45.650 penderita AIDS.
Penularan ini dapat terjadi saat kehamilan, persalinan, maupun menyusui. Penularan
secara vertikal atau ibu ke anak ini berperan dalam 2,7% dari faktor resiko AIDS secara
keseluruhan dan sekitar 90% dari infeksi HIV pada anak.
Sebagian besar penularan ini dapat dicegah dengan beberapa cara. Di Indonesia,
telah dilakukan program Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA) yang
bertujuan untuk mencegah penularan HIV dari ibu ke bayi dan mengurangi dampak
epidemi HIV terhadap ibu dan bayi.

4
B. Tujuan

a) Tujuan Umum

Tujuan Umum Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan umum dari penulisan makalah
ini yaitu mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan asuhan keperawatan pada klien
dengan HIV/AIDS pada ibu hamil

b) Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang konsep penyakit HIV/AIDS


pada ibu hamil

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang proses keperawatan

berdasarkan teori.

3. Mahasiwa mampu memahami dan menjelaskan tentang proses keperawatan

berdasarkan ilustrasi kasus.

C. Manfaat

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis dalam memberikan


dan menyusun asuhan keperawatan pada klien ibu hamil dengan HIV AIDS.

5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP DASAR

a. Pengertian HIV/AIDS

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang


sistem kekebalan tubuh yang selanjutnya melemahkan kemampuan tubuh
melawan infeksi dan penyakit. Obat atau metode penanganan HIV belum
ditemukan. Dengan menjalani pengobatan tertentu, pengidap HIV bisa
memperlambat perkembangan penyakit ini, sehingga pengidap HIV bisa
menjalani hidup dengan normal. AIDS (Acquired Immune Deficiency
Syndrome) adalah kondisi di mana HIV sudah pada tahap infeksi akhir. Ketika
seseorang sudah mengalami AIDS, maka tubuh tidak lagi memiliki
kemampuan untuk melawan infeksi yang ditimbulkan.

B. ETIOLOGI
AIDS disebabkan oleh masuknya HIV kedalam tubuh. HIV merupakan virus yang
menyerang kekebalan tubuh manusia. HIV merupakan retrovirus yang termasuk dalam
famili lentivirus (Santoso, 2008). Retnovirus merupakan virus yang memiliki enzim
(protein) yang dapat mengubah RNA, materi genetiknya, menjadi DNA. Kelompok ini
disebut retrovirus karena virus ini membalik urutan normal yaitu DNA diubah
(diterjemahkan) menjadi RNA (Gallant, 2010).
AIDS dapat menyerang semua golongan umur, termasuk bayi, pria maupun wanita.
Yang termasuk kelompok resiko tinggi adalah :
1. Lelaki homoseksual atau biseks.

2. Bayi dari ibu/bapak terinfeksi HIV

3. Orang yang ketagian obat intravena

6
4. Partner seks dari penderita AIDS

5. Penerima darah atau produk darah (transfusi)

C. PATOFISIOLOGI

Penyakit AIDS disebabkan oleh Virus HIV. Masa inkubasi AIDS diperkirakan
antara 10 minggu sampai 10 tahun. Diperkirakan sekitar 50% orang yang terinfeksi
HIV akan menunjukan gejala AIDS dalam 5 tahun pertama, dan mencapai 70% dalam
sepuluh tahun akan mendapat AIDS. Berbeda dengan virus lain yang menyerang sel
target dalam waktu singkat, virus HIVmenyerang sel target dalam jangka waktu lama.
Supaya terjadi infeksi, virus harus masuk ke dalam sel, dalam hal ini sel darah putih
yang disebut limfosit. Materi genetik virus dimasukkan ke dalam DNA sel yang
terinfeksi. Di dalam sel, virus berkembangbiak dan pada akhirnya menghancurkan sel
serta melepaskan partikel virus yang baru. Partikel virus yang baru kemudian
menginfeksi limfosit lainnya dan menghancurkannya.Virus menempel pada limfosit
yang memiliki suatu reseptor protein yang disebut CD4, yang terdapat di selaput
bagian luar.

CD4 adalah sebuah marker atau penanda yang berada di permukaan sel-sel
darah putih manusia, terutama sel-sel limfosit.Sel-sel yang memiliki reseptor CD4
biasanya disebut sel CD4+ atau limfosit T penolong. Limfosit T penolong berfungsi
mengaktifkan dan mengatur sel- sel lainnya pada sistem kekebalan (misalnya limfosit
B, makrofag dan limfosit T sitotoksik), yang kesemuanya membantu menghancurkan
sel-sel ganas dan organisme asing. Infeksi HIV menyebabkan hancurnya limfosit T
penolong, sehingga terjadi kelemahan sistem tubuh dalam melindungi dirinya
terhadap infeksi dan kanker.Seseorang yang terinfeksi oleh HIV akan kehilangan
limfosit T penolong melalui 3 tahap selama beberapa bulan atau tahun. Seseorang
yang sehat memiliki limfosit CD4 sebanyak 800-1300 sel/mL darah. Pada beberapa
bulan pertama setelah terinfeksi HIV,

7
jumlahnya menurun sebanyak 40-50%. Selama bulan-bulan ini penderita
bisamenularkan HIV kepada orang lain karena banyak partikel virus yang terdapat di
dalam darah. Meskipun tubuh berusaha melawan virus, tetapi tubuh tidak mampu
meredakan infeksi. Setelah sekitar 6 bulan, jumlah partikel virus di dalam darah
mencapai kadar yang stabil, yang berlainan pada setiap penderita. Perusakan sel
CD4+ dan penularan penyakit kepada orang lain terus berlanjut. Kadar partikel virus
yang tinggi dan kadar limfosit CD4+ yang rendah membantu dokter dalam
menentukan orang-orang yang beresiko tinggi menderita AIDS. 1-2 tahun sebelum
terjadinya AIDS, jumlah limfosit CD4+ biasanya menurun drastis. Jika kadarnya
mencapai 200 sel/mL darah, maka penderita menjadi rentan terhadap infeksi.

Infeksi HIV juga menyebabkan gangguan pada fungsi limfosit B (limfosit yang
menghasilkan antibodi) dan seringkali menyebabkan produksi antibodi yang
berlebihan. Antibodi ini terutama ditujukan untuk melawan HIV dan infeksi yang
dialami penderita, tetapi antibodi ini tidak banyak membantu dalam melawan
berbagai infeksi oportunistik pada AIDS. Pada saat yang bersamaan, penghancuran
limfosit CD4+ oleh virus menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem kekebalan
tubuh dalam mengenali organisme dan sasaran baru yang harus diserang.Setelah virus
HIVmasuk ke dalam tubuh dibutuhkan waktu selama 3-6 bulan sebelum titer antibodi
terhadap HIVpositif. Fase ini disebut “periode jendela” (window period). Setelah itu
penyakit seakan berhenti berkembang selama lebih kurang 1-20 bulan, namun apabila
diperiksa titer antibodinya terhadap HIVtetap positif (fase ini disebut fase laten)
Beberapa tahun kemudian baru timbul gambaran klinik AIDS yang lengkap
(merupakan sindrom/kumpulan gejala). Perjalanan penyakit infeksi HIVsampai
menjadi AIDS membutuhkan waktu sedikitnya 26 bulan, bahkan ada yang lebih dari
10 tahun setelah diketahui HIV positif. (Heri : 2012)

8
Pathway

9
D. MANIFESTASI KLINIS

Gejala penyakit AIDS sangat bervariasi. Berikut ini gejala yang ditemui pada
penderita AIDS, panas lebih dari 1 bulan,Batuk- batuk, Sariawan dan nyeri
menelan,Badan menjadi kurus sekali, Diare,Sesak napas, Pembesarankelenjar getah
bening, Kesadaran menurun, Penurunan ketajaman penglihatan, Bercak ungu
kehitaman di kulit.Gejala penyakit AIDS tersebut harus ditafsirkan dengan hati-hati,
karena dapat merupakan gejala penyakit lain yang banyak terdapat di Indonesia,
misalnya gejala panas dapat disebabkan penyakit tipus atau tuberkulosis paru. Bila
terdapat beberapa gejala bersama-sama pada seseorang dan ia mempunyai perilaku
atau riwayat perilaku yang mudah tertular AIDS, maka dianjurkan ia tes darah HIV.

Pasien AIDS secara khas punya riwayat gejala dan tanda penyakit. Pada infeksi
Human Immunodeficiency Virus (HIV) primer akut yang lamanya 1 –2 minggu
pasien akan merasakan sakit seperti flu. Dan disaat fase supresi imun simptomatik (3
tahun) pasien akan mengalami demam, keringat dimalam hari, penurunan berat
badan, diare, neuropati, keletihan ruam kulit, limpanodenopathy, pertambahan
kognitif, dan lesi oral.Dan disaat fase infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV)
menjadi AIDS (bevariasi 1-5 tahun dari pertama penentuan kondisi AIDS) akan
terdapat gejala infeksiopurtunistik, yang paling umum adalah Pneumocystic Carinii
(PCC), Pneumonia interstisial yang disebabkan suatu protozoa, infeksi lain termasuk
menibgitis, kandidiasis, cytomegalovirus, mikrobakterial, atipikal

10
E. KOMPLIKASI

1. Oral

Lesi Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi,HPV oral, gingivitis,

peridonitis Human Immunodeficiency Virus (HIV), leukoplakia oral, nutrisi,

dehidrasi, penurunan berat badan, keletihan dan cacat. Kandidiasis oral

ditandai oleh bercak-bercak putihseperti krim dalam rongga mulut. Jika tidak

diobati, kandidiasis oral akan berlanjut mengeni esophagus dan lambung.

Tanda dan gejala yang menyertai mencakup keluhan menelan yang sulit dan

rasa sakit di balik sternum (nyeri retrosternal)

2. Neurologik

a. ensefalopati HIV atau disebut pula sebagai kompleks dimensia

AIDS (ADC; AIDS dementia complex).

b. Manifestasi dini mencakup gangguan daya ingat, sakit kepala,

kesulitan berkonsentrasi, konfusi progresif, perlambatan psikomotorik, apatis

dan ataksia. stadium lanjut mencakup gangguan kognitif global, kelambatan

dalam respon verbal, gangguan efektif seperti pandangan yang kosong,

hiperefleksi paraparesis spastic, psikosis, halusinasi, tremor, inkontinensia,

dan kematian.

c. Meningitis kriptokokus ditandai oleh gejala seperti demam, sakit kepala,

malaise, kaku kuduk, mual, muntah, perubahan status mental dan kejang

kejang. diagnosis ditegakkan dengan analisis cairan serebospinal.

11
3. Pernafasan

a. Pneumonia disebabkan oleh protozoa pneumocystis carini (paling sering

ditemukan pada AIDS) sangat jarang mempengaruhi orang sehat. Gejala: sesak

nafas, batuk-batuk, nyeri dada, demam –tdk teratasi dapat gagal nafas

(hipoksemia berat, sianosis, takipnea dan perubahan status mental).

b. TBC

4. Gastrointestinal

a. Wasting syndrome kini diikutsertakan dalam definisi kasus yang diperbarui

untuk penyakit AIDS. Kriteria diagnostiknya mencakup penurunan BB > 10%

dari BB awal, diare yang kronis selama lebih dari 30 hari atau kelemahan yang

kronis, dan demam yang kambuhan atau menetap tanpa adanya penyakit lain

yang dapat menjelaskan gejala ini.

b. Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal, limpoma,

dan sarcoma Kaposi. Dengan efek, penurunan berat badan, anoreksia, demam,

malabsorbsi, dan dehidrasi.

c. Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma,sarcoma Kaposi, obat illegal,

alkoholik. Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen, ikterik,demam

atritis.

d. Penyakit Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasiperianal

yang sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan sakit, nyeri rektal,

gatal-gatal dan diare.

12
e. Respirasi Pneumocystic Carinii. Gejala napas yang pendek, sesak nafas

(dispnea), batuk-batuk, nyeri dada, hipoksia, keletihan dan demam akan

menyertai pelbagi infeksi oportunis, seperti yang disebabkan oleh

Mycobacterium Intracellulare (MAI), cytomegalovirus, virus influenza,

pneumococcus, dan strongyloides.

f. Dermatologik Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster,

dermatitis karena xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus dengan

efek nyeri, gatal, rasa terbakar, infeksi sekunder dan sepsis. Infeksi oportunis

seperti herpes zoster dan herpes simpleks akan disertai dengan pembentukan

vesikel yang nyeri dan merusak integritas kulit. Moluskum kontangiosum

merupakan infeksi virus yang ditandai oleh pembentukan plak yang disertai

deformitas. dermatitis sosoreika akan disertai ruam yang difus, bersisik dengan

indurasi yang mengenai kulit kepala serta wajah.penderita AIDS juga dapat

memperlihatkan folikulitis menyeluruh yang disertai dengan kulit yang kering

dan mengelupas atau dengan dermatitis atopik seperti ekzema dan

psoriasis.1.1.7.5Sensorik(1)Pandangan : Sarkoma Kaposi pada konjungtiva

atau kelopak mata : retinitis sitomegalovirus berefek kebutaan(2)Pendengaran

: otitis eksternal akut dan otitis media, kehilangan pendengaran dengan efek

nyeri yang berhubungan dengan mielopati, meningitis, sitomegalovirus dan

reaksi-reaksi obat.

13
F. GEJALA TERINFEKSI HIV

Virus HIV dapat masuk ke dalam tubuh melalui tiga cara yaitu hubungan

seksual;pajanan oleh darah, produk darah atau organ dan jaringan yang

terinfeksi termasuk terpajan jarum suntik yang telah terinfeksi HIV; penularan

dari ibu ke anak (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2015).

Perilaku berisiko tertularnya HIV adalah perilaku individu yang

memungkinkan tertular virus HIV. Sejumlah perilaku risiko yang dimaksud

adalah berhubungan seksual yang tidak aman (tidak memakai kondom),

berganti-ganti pasangan seksual, berganti-ganti jarum suntik dan alat lain yang

kontak dengan darah dan cairan tubuh dengan orang lain (Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia, 2015).

Cairan tubuh yang tidak menularkan HIV antara lain keringat, air mata, air

liur/ludah dan air kencing. Sedangan menurut Kementrian Kesehatan Republik

Indonesia, 2015 Human Immunodeficiency virus (HIV) tidak ditularkan

melalui hidup serumah, tidur bersama, bersalaman, berpelukan, bersentuhan,

berciuman, kolam renang, alat makan dan minum secara bersama, ataupun

gigitan serangga seperti nyamuk

G. CARA PENCEGAHAN PENULARAN HIV

Kita dapat melakukan pencegahan penularan HIV dengan berbagai cara

14
sederhana antara lain berperilaku seks yang aman (abstinen, saling setia, seks

dengan menggunakan kondom), mencegah penularan melalui alat-alat yang

tercemar dengan prinsip kewaspadaan universal, pencegahan pada transfusi

darah dengan skrining donor dan pencegahan penularan dari ibu ke anak

melalui program PMTCT (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2015).

H. WAKTU DAN RISIKO PENULARAN HIV PADA IBU HAMIL

Waktu penularan HIV dari ibu ke anak dapat terjadi selama hamil (5-10%),

melahirkan (10 20%) dan saat menyusui (5-20%) (Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia, 2015).

Ada tiga faktor utama yang berpengaruh pada penularan HIV dari ibu ke anak

yaitu:

1. Faktor ibu antara lain jumlah virus dalam tubuh, jumlah sel CD4, status gizi

selama hamil, penyakit infeksi selama hamil dan gangguan pada payudara

2. Faktor bayi antara lain usia kehamilan dan berat badan bayi saat lahir,

periode pemberian ASI, adanya luka di mulut bayi

3. Faktor obstetrik antara lain jenis persalinan, lama persalinan, ketuban pecah

dini dan tindakan episiotomi (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,

2015).

15
BAB lll

TINJAUAN KASUS

Pengkajian

Tanggal masuk: Senin, 13 Juni 2021

Jam: 09:00

No RM: 891323

Tgl pengkajian: Selasa, 14 Juni 2021

Diagnosa medis: HIV/AIDS

A.PENGKAJIAN

1. Identitas pasien dan penanggung jawab

Identitas pasien

Nama : Ny. BUmur : 27 tahun

Agama : Islam

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Jl.MaukSuku / bangsa : Indonesia

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan : SMA

Status : Pasien

2. Penanggung jawab

Nama : Tn.JUmur : 30 tahun

Agama : IslamJenis

kelamin : Laki lakAlamat : Jl.Mauk Suku / bangsa : Indonesia

Pekerjaan : PNS

16
Pendidikan : S1

Status : Menikah

Hub dgn klien : Suami pasien

2.Keluhan utama

Klien mengatakan badannya terasa lemas dan letih saat melakukanaktivitas, klien

mengatakan agak sesak, klien mengatakan sulit melakukanaktivitas seperti biasanya,

klien mengatakan kadang merasakan pusing

3.Riwayat kesehatan

a.Riwayat kesehatan sekarangKlien mengatakan kehimalannya sudah masuk 4 bulan,

klien tidak nafsu makan sejak 2 minggu, klien mengatakan mual.

b.Riwayat kesehatan masa laluKlien mengatakan pernah mengalami demam yang

hilang timbul

c.Riwayat kesehatan keluargaKlien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit

yang samadengan yang diderita dan tidak memiliki penyakit keturunan

4.Pola fungsi kesehatan

a.Pola manajemen

1)Tingkat pengetahuan kesehatan / penyakitKlien mengatakan mengetahui tentang

penyakitnya namun tidak mengetahui tentang faktor resikonya

2)Perilaku untuk mengatasi masalah kesehatanKlien mengatakan untuk mengatasi

masalahnya ia datang ke rumahsakit

3)Faktor-faktor resiko sehubungan dengan kesehatanKlien mengatakan tidak

mengetahui faktor yang beresiko sehubungdengan penyakitnya

17
b.Pola aktivitas dan latihan

1)Sebelum sakit

Aktivitas 0 1 2 3 4

Makan ✓

Mandi ✓

Berpakaian ✓

Eliminasi ✓

Mobilisasi di ✓
tempat tidur

Berpindah ✓

Ambulansi ✓

Naik tangga ✓

2) saat sakit

Aktivitas 0 1 2 3 4

Makan ✓

Mandi ✓

Berpakaian ✓

Eliminasi ✓

Mobilisasi di ✓
tempat tidur

18
Berpindah ✓

Ambulansi ✓

Naik tangga ✓

Keterangan :
1: Mandiri
2: Di bantu sebagian
3: Di bantu orang lain
4: Di bantu orang dan peralatan
5: Ketergantuan / tidak mampu
c.Pola istirahat tidur
1)Sebelum sakitKlien mengatakan tidak tidur siang dan klien mengatakan tidur malam
selama 8 jam dari jam 21:00 - 05:00 dengan kualitas tidur nyenyak
2)Saat sakitKlien mengatakan tidur malam hanya selama 7 jam dari jam 22:00 – 05:00
dengan kualitas tidur nyenyak
d.Pola nutrisi dan metobolik
1)Sebelum sakitKlien mengatakan bahwa dirinya makan 3 x 1 hari, 1 porsi habisdan minum
air putih ±8 gelas x 1 hari
2)Saat sakitKlien mengatakan nafsu makannya berkurang, Klien mengatakan bahwa dirinya
hanya makan setengah porsi 3x 1 hari, dan klien
mengatakan sulit mengunyah serta klien mengatakan minum air putih ±6 gelas x 1 hari

e.Pola eliminasi
1)Sebelum sakitKlien mengatakan BAB 1 x sehari dengan konsistensi feses lunak, berwarna
kuning, dan klien mengatakan BAK 6 x sehari berwarna bening berbau khas amoniac
2)Saat sakitKlien mengatakan belum BAB sejak dirawat dirumah sakit danklien mengatakan
BAK 5 x sehari berwarna kuning berbau khasamoniac

f.Pola kognitif dan perceptual

19
1)Sebelum sakitKlien mengatakan mengetahui penyakitnya
2)Saat sakitKlien mengatakan peduli dengan penyakitnya

g.Pola konsep diri1)Sebelum sakitKlien mengatakan tidak malu dengan penyakitnya2)Saat


sakitKlien mengatakan agak malu dengan penyakitnya

h.Pola toleransi steress-koping


1)Sebelum sakitKlien mengatakan untuk menghilangkan stressnya yaitu
denganmendengarkan musik
2)Saat sakitKlien mengatakan untuk menghilangkan stressnya yaitu dengancara berdoa dan
mendengarkan musik

i.Pola reproduksi-seksualitas
1)Sebelum sakitKlien mengatakan sudah menikah
2)Saat sakitKlien mengatakan sudah menikah dan tidak pernah berhubungan badan selama
sakit
j.Pola hubungan peran
1)Sebelum sakitKlien mengatakan berperan sebagai ibu rumah tangga2)Saat sakitKlien
mengatakan berperan sebagai pasienk.Pola nilai dan keyakinan1)Sebelum sakitKlien
mengatakan jarang beribadah
2)Saat sakitKlien mengatakan selama sakit hanya berdoa
5.Pengkajian fisik
a.Penampakan umum
Keadaan umum: Klien tampak sakit sedang, klien tampak lesu,klien tampak lemas dan letih,
serta klien kadangmerasakan pusing, klien tampak mual, klientampak sesak
Kesadaran: Composmentis
BB: 55 kg
TB: 158 cm
TTVTD : 90/70 mmHg
Suhu : 37
CRR : 25x/menit
Nadi : 95x/menit
b.Kepala dan leher

20
1)Rambut
a)Inspeksi
Rambut klien tampak bersih, hitam, tidak berketombe, danrambut klien tampak lurus
b)PalpasiRambut klien tidak terasa lengket
2)Mata
a)InspeksiMata klien tampak simetris, skelera klien tampak merah muda,konjungtifa klien
tidak pucat, dan pupil klien bereaksi terhadapsinar
b)PalpasiTidak ada nyeri tekan pada area mata klien
3)Telinga
a)InspeksiDaun telinga klien tampak simetris, telinga klien tampak bersih, dan tidak terdapat
lesi
b)PalpasiTidak ada nyeri tekan
4)Hidung
a)InspeksiSeptum nasal klien tampak lurus, tidak ada lesi, dan tidak adasumbatan
b)PalpasiTidak ada nyeri tekan
5)Mulut
a)Inspeksi
Gigi klien tampak bersih, mukosa bibir klien tampak kering,tidak ada stomatitis, tidak
tampak tonsil, gigi klien tidak terdapat karies, jumlah gigi klien lengkap, dan lidah klien
kotor
b)Palpasi
Tidak ada nyeri tekan, klien mengatakan belum sikat gigisemenjak berada di rumah
6)Leher
a)InspeksiLeher klien tampak bersih dan leher klien tampak tidak terdapat lesi
b)PalpasiTidak ada nyeri tekan dan tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
7)Dada
a)InspeksiDada kanan dan kiri klien tampak simetris serta frekuensi pernafasan klien normal
23x/menit
b)PalpasiTidak ada nyeri tekanc)PerkusiBunyi sonor d)AuskultasiBunyi pernafasan
terdengar wheezing
8)Jantung
a)InspeksiJantung klien tidak tampak dari luar
b)PalpasiTidak ada nyeri tekanc)PerkusiTidak dilaukan pemeriksaand)AuskultasiBunyi
jantung klien terdengar normal S1 S2 (lup dup lup dup)

21
9)Abdomen
a)InspeksiTidak ada pembesaran dan tidak ada lesi
b)PalpasiTidak ada nyeri tekan
c)PerkusiTidak terdengar flatulen
d)AuskultasiTerdengar suara bising usus 20x/menit
10)Inguinal dan genetalia
a)InspeksiGenetalia tampak sedikit kotor, tidak ada herpes dibagian areavagina tidak
bernanah, tidak berbau
b)PalpasiTidak ada nyeri tekan
11)Ekstrimitas
a)InspeksiKlien tampak terdapat infus RL 20 tpm di tangan sebelah kiridan tidak terdapat
lesi
b)PalpasiTidak ada nyeri tekan, turgol kulit klien tampak elastis
c)Kekuataan otot
4445
Keterangan :
1: Tidak ada pergerakan
2: Kontraksi otot minim tanpa menimbulkan gerak
3: Otot dapat bergerak jika daya berat dihilangkan
4: Otot dapat melawan gaya berat tetapi tidk tahan terhadap pemeriksaan
5: Pergerakan otot ringan dapat melawan gaya berat
6: Berat otot dan tahan maksimal

22
DATA FOKUS

Data subjektif Data objektif


- klien mengatakan tidak nafsu - DX HIV / AIDS
makan selama 2 minggu TTV : TD : 90/70 mmHg
-Klien mengatakan mual-Klien mengatakan N : 95x/menit
sulit ketikamengunyah R : 25x/menit
-Klien mengatakan bahwa dirinya hanya S : 37ºC
makan setengah porsi 3x 1 hari, serta
klienmengatakan minum air putih±6 gelas x -Klien tampak hanyamenghabiskan
1 hari setengah porsimakan-Mukosa bibir klien
tampak kering
-Klien mengatakan badan nyaterasa lemas
dan letih saatmelakukan aktivitas-Klien -Klien tampak lemas-Klien tampak lesu
mengatakan sulitmelakukan aktivtas seperti -Klien tampak kesulitan untuk beraktifitas-
biasanya Bunyi pernafasan terdengarwheezing
-Klien kadang merasakan pusing -Klien tampak sesak
-Klien mengatakan nafasnyaagak sesak

23
ANALISA DATA

No Data Penyebab/Etiologi Masalah


1 Ds : D.0019 Defisit Ketidakmampuan
Nutrisi mencerna makanan
- Klien mengatakan
tidak nafsu makan selama 2
minggu
- Klien mengatakan mual
- Klien mengatakan sulit ketika
mengunyah
- Klien mengatakan bahwa dirinya
hanya makan setengah porsi 3x 1
hari, serta klien mengatakan
minum air putih ±6 gelas x 1 hari
Do :
- Klien tampak mual
- Mukosa bibir klien tampak kering
2 Ds : D.0057 Keletihan Kondisi fisiologis
(kehamilan)
- Klien mengatakan
badan nya terasa lemas dan letih
saat melakukan aktivitas
- Klien mengatakan sulit
melakukan aktivtas seperti
Biasanya
Do :
- Klien tampak lemas
- Klien tampak lesu
- Klien tampak kesulitan untuk
beraktifitas

3 Ds : D.0005 Pola Nafas Hambatan upaya


Tidak Efektif napas

24
- Klien kadang
merasakan pusing
- Klien mengatakan nafasnya agak
sesak
Do :
- TTV :
TD : 90/70 mmHg
N : 95x/menit R : 23x/menit
S : 37oC
- Bunyi pernafasan
terdengar wheezing
- Klien tampak sesak

DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. D.0019 Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna makanan d.d Klien mengatakan
bahwa dirinya hanya makan setengah porsi Klien mengatakan sulit ketika mengunyah,
Mukosa bibir klien tampak kering
2. D.0057 Keletihan b.d Kondisi fisiologis (kehamilan) d.d Klien tampak lemas dan letih,
sulit untuk beraktifitas
3. D.0005 Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas d.d klien tampak sesak,
terdengar suara wheezing

25
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa (SDKI) Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI)
1 D.0019 Defisit nutrisi b.d L.03030 Status I.03119 Manajemen
ketidakmampuan mencerna Nutrisi Nutrisi
makanan d.d Klien mengatakan
Setelah dilakukan Observasi :
bahwa dirinya hanya makan
tindakan keperawatan
setengah porsi Klien - Identifikasi status
selama 1x24 jam
mengatakan sulit ketika nutrisi
diharapkan status
mengunyah, Mukosa bibir klien
nutrisi membaik - Monitor asupan
tampak kering
dengan kriteria hasil : makan
- Porsi makan yang Terapeutik :
dihabiskan meningkat
(5) - Berikan makanan

- Kekuatan otot tinggi kalori dan tinggi


pengunyah protein

meningkat (5) - Berikan suplemen


makanan, jika perlu
- Frekuensi makan
membaik (5) Edukasi :

- Nafsu makan - Anjurkan posisi


membaik (5) duduk jika mampu
- Membran mukosa - Ajarkan diet yang
membaik (5) diprogramkan
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien
yang
dibutuhkan, jika perlu
2 D.0057 Keletihan b.d Kondisi L.05046 Tingkat I.05178 Manajemen
fisiologis (kehamilan) d.d Klien Keletihan Setelah Energi
tampak lemas dan letih, sulit dilakukan tindakan
Observasi :
untuk beraktifitas keperawatan selama
1x24 jam diharapkan - Identifikasi gangguan
tingkat keletihan fungsi tubuh yang

26
menurun dengan mengakibatkan
kriteria hasil: kelelahan
- Tenaga meningkat (5) - Monitor kelelahan
fisik dan emosional
- Kemampuan aktifitas
rutin - Monitor lokasi
kenyamanan dan
meningkat (5)
ketidaknyamanan
- Lesu menurun(5) selama melakukan
aktivitas
Terapeutik :
- Sediakan lingkungan
nyaman dan rendah
stimulus (misalnya,
cahaya, suara
kunjungan)
- Lakukan latihan
rentang gerak pasif
dan aktif
- Berikan aktivitas
distraksi yang
menenangkan
- Fasilitasi duduk disisi
tempat duduk,jika
tidak dapat berpindah
atau berjalan
Edukasi :
- Anjurkan melakukan
aktivitas secara
bertahap
- Anjurkan
menghubungi perawat
jika tanda dan gejala
kelelahan tidak
berkurang
- Anjurkan strategis
koping untuk
mengurang kelelahan

27
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
3 D.0005 Pola Nafas Tidak L.01004 Pola Nafas I.01011 Manajemen
Efektif b.d hambatan upaya Jalan Nafas
Setelah dilakukan
napas d.d klien tampak sesak,
tindakan keperawatan Observasi :
terdengar suara wheezing
selama 1x24 jam
- monitor pola napas
diharapkan pola napas
(frekuensi, kedalaman,
membaik
usaha napas)
kriteria hasil :
- Monitor Bunyi napas
- dispnea tambahan
menurun (5) Terapeutik :
- frekuensi napas - Posisikan semi
membaik (5) fowler atau fowler
- kapasitas vital - Berikan minum
meningkat (5) hangat lakukan
fisioterapi dada
- Berikan oksigen,jika
perlu
Edukasi :
- Ajarkan tekhnik
batuk efektif
Kolaborasi :
- Pemberian
bronkodilator

28
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Tanggal Diagnosis Implementasi Evaluasi


Keperawatan

15-06- Defisit nutrisi b.d Observasi : S: Klien mengatakan masih


2021/ ketidakmampuan agak sulit mengunyah
- Memonitor asupan
15:00 mencerna makanan, klien mengatakan
makanan
WIB makanan nafsu makan mulai meningkat
Terapeutik :
O: Klien tampak masih
- Memberikan menghabisan 1⁄2 porsi, klien
makanan tinggi tampak sudah tidak mual
kalori dan tinggi
A : Masalah teratasi sebagian
protein.
P: Intervensi dilanjutkan
Edukasi :
-Menganjurkan diet
yang diprogramkan
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan
15-06- Keletihan b.d Obervasi : S: Klien mengatakan nyaman
2021/ Kondisi fisiologis ketika diposisi setengah duduk
- Memonitor lokasi
16:00 (kehamilan) dan tidak nyaman ketika
kenyamanan dan
WIB duduk, klien mengatakan
ketidaknyamanan
mampu melakukan gerak pasif
selama melakukan
dan aktif, klien mengatakan
aktivitas
distraksi aktivitas yang
Terapeutik : menyenangkan yaitu
mendengarkan music dan
- Berikan aktivitas berbicara klien mengatakan
distraksi yang memahami dan mengikuti
menenangkan anjuran yang diberikan
O: Klien tampak melakukan
aktivitas secara bertahap klien

29
- Melakukan latihan tampak tidak lesu, tenaga klien
rentang gerak pasif meningkat
dan akti
A : Masalah teratasi
Edukasi :
P: Intervensi dihentikan dan
- Menganjurkan tujuan tercapai
melakukan aktivitas
secara bertahap
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
15-06- Pola napas tidak Observasi : S: Klien mengatakan sudah
2021/ efektif b.d tidak sesak nya berkurang jika
- memonitor pola
19:00 hambatan upaya di beri posisi semi fowler dan
napas (frekuensi,
WIB napas diberi oksigen, klien
kedalaman, usaha
mengatakan bersedia
napas)
meminum air hangat dan
Terapeutik : dilakukan fisioterapi dada
- memposisikan semi O: RR : 18x/menit dengan pola
fowler atau fowler napas membaik, klien tampak
- memberikan lebih nyaman di berikan posisi
oksigen semifowler, Klien tampak
nyaman diberi oksigen, klien
- Berikan minum tampak meminum air hangat
hangat lakukan yang diberikan
fisioterapi dada
A : masalah teratasi
Edukasi :
P : intervensi dihentikan dan
-Mengajarkan teknik
tujuan tercapai
batuk efektif
Kolaborasi :
-Pemberian
bronkodilator

30
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem pertahanan
manusia sehingga menyebababkan sistem pertahanan tubuh manusia tersebut menjadi
melemah. Pertahanan tubuh yang menurun akan menyebabkan tubuh manusia tidak
mampu melawan infeksi dan penyakit, sehingga muncul infeksi oportunistik. Infeksi HIV
dapat berlanjut menjadi AIDS. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah
suatu kumpulan gejala dan tanda akibat sistem pertahanan tubuh yang menurun yang
bersifat didapat. Sampai saat ini penyakit HIV/AIDS masih merupakan salah satu penyakit
yang menjadi masalah global.
Ada tiga faktor utama yang berpengaruh pada penularan HIV dari ibu ke anak yaitu:
1. Faktor ibu antara lain jumlah virus dalam tubuh, jumlah sel CD4, status gizi selama
hamil, penyakit infeksi selama hamil dan gangguan pada payudara
2. Faktor bayi antara lain usia kehamilan dan berat badan bayi saat lahir, periode
pemberian ASI, adanya luka di mulut bayi
3. Faktor obstetrik antara lain jenis persalinan, lama persalinan, ketuban pecah dini dan
tindakan episiotomi (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2015).
B. Saran
Memberikan edukasi saat usia remaja sangat penting sebagai bentuk upaya dari
pencegahan virus HIV, dimana ketika usia remaja banyak sekali ingin mengetahui segala
hal seperti kenakalan remaja yang dilakukan, hubungan seks bebas. Memberikan edukasi
juga bisa dilakukan ketika seorang wanita tersebut hamil atau sedang menjalankan
program kehamilan, untuk mencegah terjadinya penularan HIV dari ibu kepada janinnya.
Diharapkan peran orang tua, kementerian pendidikan dan kesehatan bisa bekerja sama
dalam memberikan edukasi.

31
DAFTAR PUSTAKA

SDKI, “Defisit Nutrisi” hal 56, “Keletihan” hal. 130, “Pola Nafas Tidak Efektif”
hal. 26
SLKI, “Status Nutrisi” hal. 121, “Tingkat Keletihan” hal. 141, “Pola Nafas”
hal. 95
SIKI, “Manajemen Nutrisi” hal. 200, “Manajemen Energi” hal.176 ,
“Manajemen Jalan Nafas” hal. 186.

32

Anda mungkin juga menyukai