Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan HIV/AIDS
yang di berikan oleh P. Supono, S.Kep.Ns.,M.Kep.,Sp.MB
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI PROFESI NERS
KEPERAWATAN MALANG
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nyalah penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Askep Pada Ibu Hamil Dengan HIV/AIDS”
Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
sudah membantu dan memberi bimbingan dalam proses penyusunan makalah ini.
Terima kasih kepada Supono, S.Kep.Ns.,M.Kep.,Sp.MB selaku dosen matakuliah
Keperawatan HIV/AIDS.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan laporan ini. Harapan penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat
untuk semua pihak yang membutuhkan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Acquired Immunodeficiency Syndrome adalah singkatan dari AIDS. AIDS
adalah kumpulan gejala klinis akibat penurunan sistem kekebalan tubuh yang
timbul akibat infeksi HIV. Penyebab Human Immunodeficiency Virus (HIV)
adalah virus yang menyebabkan penyakit AIDS (Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, 2012).
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) dicurigai bila paling sedikit
mempunyai dua gejala mayor dan satu gejala minor dan tidak terdapat sebab-
sebab penekanan imun yang lain yang diketahui seperti kanker, malnutrisi berat
atau sebab-sebab lain. Penularan HIV dari ibu ke anak dapat terjadi selama hamil
(5-10%), melahirkan (10 20%) dan saat menyusui (5-20%) (Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2012).
Diseluruh dunia pada tahun 2013 ada 35 juta orang hidup dengan HIV yang
meliputi 16 juta perempuan dan 3,2 juta berusia <15 tahun. jumlah infeksi baru
HIV pada tahun 2013 sebesar 2,1 juta yang terdiri dari 1,9 juta dewasa dan
240.000 anak berusia <15 tahun. jumlah kematian akibat AIDS sebanyak 1,5 juta
yang terdiri dari 190.000 anak berusia <15 tahun (Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 2014).
Faktor penularan virus HIV dapat masuk ke dalam tubuh melalui tiga cara
yaitu hubungan seksual;pajanan oleh darah, produk darah atau organ dan jaringan
yang terinfeksi termasuk terpajan jarum suntik yang telah terinfeksi HIV;
penularan dari ibu ke anak (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2012).
Pencegahan penularan HIV dengan berbagai cara sederhana antara lain
berperilaku seks yang aman (abstinen, saling setia, seks dengan menggunakan
kondom), mencegah penularan melalui alat-alat yang tercemar dengan prinsip
kewaspadaan universal, pencegahan pada transfusi darah dengan skrining donor
dan pencegahan penularan dari ibu ke anak dengan program PMTCT.
Pengobatan ARV jangka panjang, teratur dan disiplin, penularan HIV dari ibu
ke anak bisa diturunkan hingga 2% (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,
2012). ARV sudah terbukti dapat menghambat replikasi virus sehingga kadar
virus dalam darah yang menginfeksi sel kekebalan tubuh atau CD4 menurun dan
akibatnya kekebalan tubuh mulai pulih atau meningkat (Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 2012).
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang diangkat terkait dengan ibu hamil dengan HIV yang didapatkan
dari hasil study kasus di poli klinik kandungan RSUD Dr. Saiful Anwar
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanna pada ibu hamil dengan
HIV dengan asuhan kebidanan secara komprehensif.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian dan subjektif dan data
objektif pada ibu hamil dengan HIV
2. Mehasiswa mampu merumuskan diagnose dan masalah pada ibu hamil
dengan HIV
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi adanya diagnosa potensial pada
ibu hamil dengan HIV
4. Mahasiswa mampu menyusun intervensi dan rasional pada ibu hamil
dengan HIV
5. Mahasiswa mampu melakukan implementasi sesuai intervensi yang di
buat pada ibu hamil dengan HIV
1.4 Manfaat
1.4.1 MaanfaatTeoritis
Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan, serta bahan dalam
penerapan asuhan kebidanan komprehensif, terhadap ibu hamil dengan HIV
AIDS merupakan bentuk paling hebat dari infeksi HIV, mulai dari
kelainan ringan dalam respon imun tanpa tanda dan gejala yang nyata hingga
keadaan imunosupresi dan berkaitan dengan berbagai infeksi yang dapat
membawa kematian dan dengan kelainan malignitas yang jarang terjadi.
(Menurut Center for Disease Control and Prevention). Human Imunodefisiensi
Virus. HIV adalah virus yang membunuh SDP (CD4) di dalam tubuh , SDP
berfungsi membantu melawan infeksi dan penyakit yang masuk kedalam tubuh.
Apa Itu AIDS Terjadi setelah virus HIV masuk ke dalam tubuh seseorang dan
menghancurkan sistem kekebalan tubuh Ketika sistem kekebalan tubuh seseorang
rusak,maka tubuh akan mudah terserang penyakit
A. Klasifikasi
1. Berdasar CD4:
a. CD4 > 500
b. CD4 > 200 – 499
c. CD4 < 200
2. Berdasar WHO:
a. Stadium I: asimtomatik,aktifitasN
b. Stadium II : Simtomatik, aktifitas N
c. Stadium III:simtomatik terbatas aktifitas >50%
d. Stad IV:simtomatik,aktifitas < 50%
Human Imunodefisiensi Virus. HIV adalah virus yang membunuh SDP (CD4) di
dalam tubuh , SDP berfungsi membantu melawan infeksi dan penyakit yang
masuk kedalam tubuh. Apa Itu AIDS Terjadi setelah virus HIV masuk ke dalam
tubuh seseorang dan menghancurkan sistem kekebalan tubuh Ketika sistem
kekebalan tubuh seseorang rusak,maka tubuh akan mudah terserang penyakit
Mengetahui status HIV secara dini waktu hamil sangat bermanfaat untuk
permpuan dan bayi. Kemampuan perempuan untuk mengawasi kesehatan dan
kehidupan sendiri perlu ditingkatkan bila dia mengetahui dirinya HIV-positif, ibu
dapat mencegah terjadinya penularan pada bayinya. Kegiatan pelayanan
Pencegahan Penularan HIV dari ibu ke anak/Prevention of Mother to child HIV
transmision/PMTCT merupakan bagian dari pelayanan perawatan, dukungan dan
pengobatan/CST bagi pasien HIV/AIDS. Pelayanan PMTCT semakin menjadi
perhatian dikarenakan epidemi HIV/AIDS di Indonesia meningkat dengan cepat
(jumlah kasus AIDS pada akhir triwulan II 2008 adalah 12,686 kasus). Metode
penularan utama di Indonesia adalah penggunaan narkotika suntik yang tidak
aman dan perilaku seksual beresiko. Sebagian besar kasus HIV dan AIDS diderita
oleh laki-laki (rasio 3,79 : 1), namun kasus HIV dan AIDS pada perempuan usia
reproduktif dan anak-anak juga meningkat seiring dengan bergesernya epidemi
dari kelompok berisiko menjadi kelompok masyarakat umum.
2.1.2 ETIOLOGI
Penularan virus HIV/AIDS terjadi karena beberapa hal, di antaranya ;
1. Penularan melalui darah, penularan melalui hubungan seks (pelecehan
seksual).
2. Hubungan seksual yang berganti-ganti pasangan.
3. Perempuan yang menggunakan obat bius injeksi dan bergantian
memakai alat suntik.
4. Individu yang terpajan ke semen atau cairan vagina sewaktu
berhubungan kelamin dengan orang yang terinfeksi HIV.
5. Orang yang melakukuan transfusi darah dengan orang yang terinfeksi
HIV, berarti setiap orang yang terpajan darah yang tercemar melalui
transfusi atau jarum suntik yang terkontaminasi (WHO,2003).
2.1.5 PENATALAKSANAAN
a) Pola nutrisi
Pada pasien HIV pola makan harus dijaga untuk menghindari
terjadinya infeksi oportinistik. Wanita dewasa memerlukan 2.500
kalori/hari, jumlah tambahan kalori yang dibutuhkan pada ibu
hamil adalah 300 kalori/hari dengan komposisi menu seimbang.
Pada pasien HIV yang mengalami ulserasi mukosa oral terjadi
gangguan pemenuhan nutrisi karena ketidaknyamanan/sakit saat
makan
b) Pola eliminasi
BAK dalam batas normal
BAB teratus setiap hari 1x
Pada stadium HIV lanjut (stadium III dan IV ) ibu dapat
mengalami diare akut
c) Pola istirahat
Pada stadium lanjut HIV ibu membutuhkan istirahat selalu berada
di tempat tidur >50%/hari dalam bulan terakhir
d) Pola aktivitas
Stadium 1 : penampilan atau aktivitas fisik skala 1 : asimtomatis,
aktivitas normal.
Stadium 2 : dengan atau penampilan aktivitas fisik skala 2 :
simtomatis, aktivitas normal
Stadium 3 : dengan atau penampilan/ aktivitas fisik skala 3 : lemah,
berada di tempat tidur <50%/hari dalam bulan terakhir.
Stadium 4 : dengan atau penampilan/aktivitas fisik skala 4 : sangat
lemah, selalu berada di tempat tidur >50%/hari dalam bulan
terakhir .
e. Aktivitas seksual
Seberapa sering aktivitas sex yang dilakukan ibu dari suami
sebelum dan selama kehamilan. Mungkin ditemukan adanya
penurunan aktivitas seksual utamanya pada mereka yang sudah
dikarenakan kondom dapat mencegah penularan HIV.
f. Pola kebiasaan
Merokok
Minum alcohol
Mengkonsumsi narkoba : pemakaian narkoba dengan suntik atau
obat-obatan terlarang lainnya dapat meningkatkan resiko terkena
HIV / AIDS
Minum jamu-jamuan
Memelihara binatang peliharaan : (rantai penularan toxoplasmosis
yang dapat memperburuk HIV / AIDS dalam perkebangan janin)
8. Riwayat psikososial budaya
Perkawinan ibu dengan HIV seringkali ditemui dengan ibu atau
suami menikah lebih dari sekali. Perencanaan kehamilan akan
berpengaruh pada penerimaan ibu dan keluarga terhadap kehamilan
ini dan bayinya nantinya, ibu merasa gelisah dn gemas apabila
keluhan yang dirasakan oleh ibu akan mengganggu kehamilannya.
b. Data objektif
1. Pemeriksaan fisik umum
a) TD : ibu hamil dengan HIV tidak ada perbedaan tekanan darah dengan
ibu hamil normal
Normal antara 100/60 – 140/90 mmHg
b) Suhu : suhu pada ibu hamil dengan HIV pada fase akut dan fase laten
akan mengalami demam .
Normal antara 36,5oC – 37,5oC
c) Nadi : ibu hamil dengan HIV tidak ada perbedaan jumlah nadi dengan
ibu hamil normal.
Nadi normal antara 80 – 100 x/menit
d) RR : pada ibu dengan HIV tidak ada peningkatan jumlah pernapasan.
Normal 16-20 x/menit
e) Berat badan sebelum hamil :
Penumbangan berat badan harus terus dipantau. Pada penderita HIV pada
fase infeksi laten mengalami penurunan berat badan 10%
f) Berat badan sekarang
Mulai stadium II ibu mengalami penurunan BB tetapi <10 Kg, sedangkan
pada stadium III dan IV penurunan berat badan >10 Kg
i. Pemeriksaan Fisik
a) Mulut :
Mukosa bibir kering, caries gigi. Pada pasien HIV stadium klinis 2 terjadi
ulserasi mukosa berulang. Pada stadium klinis 3 terdapat kandidiasis oris
(pada rongga mulut terdapat pseudomembran yang berwarna putih krem
sampai keabu-abuan. Periksa adanya leukoplakia (plak putih di sekitar
rongga mulut) (Nasronudin, 2007).
b) Dada :
Ada tarikan dinding dada. Ada ronchi dan wheezing sebagai indikasi
kelainan organ pernafasan ( apabila sudah terjadi TB pulmonar dan PCP
(Pneumocystis Carinii Pneumonia) manifestasi dari HIV/AIDS.
Pada pasien HIV mulai stadium 1 terdapat limpadenopati (pembengkakan
kelenjar limfe) (Nasronudin, 2007)
c) Abdomen :
Ada luka bekas SC apabila ibu persalinan yang lalu mengidap HIV
mencegah penularan ibu ke bayi.
Pembesaran uterus terkadang tidak sesuai dengan umur kehamilan. Hal
tersebut dikarenakan adanya infeksi HIV menyebabkan gangguan
pertumbuhan pada janin.
d) Ekstrimitas :
Atas : tidak ada edema
Bawah : tidak ada varises
Pada stadium II terlihat luka infeksi/ ulkus pada kuku.
e) Kulit :
Kadang ditemukan tanda-tanda dermatitis, herpes zoster, prurigo, dan
kelainan kulit lainnya akibat infeksi jamur.
f) Genetalia :
Vulva dan vagina
Keluaran : Pada wanita hamil sering mengeluarkan cairan pervaginam
lebih banyak. Keadaan ini dalam batas normal (tidak berwarna, tidak
berbau, tidak gatal). Pada ibu hamil dengan HIV memungkinkan adanya
infeksi candida yang menyebabkan flour albus (Nasronudin, 2007).
d. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunosupresi, malnutrisi
dan pola hidup yang beresiko
2. Resiko tinggi penularan infeksi pada bayi berhubungan dengan adanya
kontak darah dengan bayi sekunder terhadap proses melahirkan.
3. Resiko tinggi defisit volume cairan berhubungan dengan output cairan
berlebih sekunder terhadap diare
e. Intervensi Keperawatan
output cairan yang berlebih didapatkan kriteria hasil : feses dan adanya darah
f. Implementasi Keperawatan
Didasarkan pada diagnosa yang muncul baik secara aktual, resiko, atau
potensial. Kemudian dilakukan tindakan keperawatan yang sesuai berdasarkan
NCP.
DAFTAR PUSTAKA
Noer, Sjaefullah, 1996, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 3, Jilid I, FKUI,
Jakarta.
Kemenkes RI. 2015. Pedoman, Pelaksanaan perencaan penularan HIV dan
sivilis ibu dan anak bagi tenaga kesehatan : Kementrian Kesehatan
Manuaba, I.B.G, dkk. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri Untuk Mahasiswa
Kebidanan. Jakarta: EGC