Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“KONSEP PENYAKIT HIV”

MATA KULIAH ILMU DASAR KEPERAWATAN II

Dosen Pengampuh :

Ns. Supereki Faidatul F.,S.Kep., M.Kep.

KELOMPOK 3

Mahrus Ali Mukhtar 2276610067


Sayidah Amin Rukiyah 2276610085
Nur Citra As’diah 2276610074
Shinta Rohmah 2276610086

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI AL-QODIRI

ANGKATAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah yang berjudul “KONSEP PENYAKIT HIV”. Atas dukungan moral dan
materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan
terima kasih juga kepada:

1. Ns. Superzeki Faidatul F.,S.Kep., M.Kep. Selaku Dosen Mata Kuliah Ilmu
Dasar Kepeawatan II yang telah memberikan bimbingan, saran, ide dan juga
kesempatan untuk menggunakan fasilitas sekolah untuk menunjang pembuatan
makalah.

2. Teman teman satu kelompok yang telah bersama sama membuat Makalah ini
sampai selesai.

3. Orang tua penulis yang banyak memberikan dukungan baik moril maupun
materil.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
beberapa kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

Jember,7 April 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB I

PENDAHULUAN......................................................................................................1
A. Latar Belakang ......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...................................................................................1

BAB II

PEMBAHASAN........................................................................................................2

Pengertian HIV...........................................................................................................2

Etiologi HIV/AIDS....................................................................................................3

Patofisiologis HIV/AIDS...........................................................................................3

Penularan HIV/AIDS.................................................................................................4

Gejala Klinis HIV/AIDS............................................................................................5

BAB III

PENUTUP..................................................................................................................8

A. Kesimpulan............................................................................................8
B. Saran .....................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus golongan Rubo Nucleat


Acid (RNA) yang spesifik menyerang sistem kekebalan tubuh atau imunitas manusia
dan menyebabkan AIDS. Sedangkan, AIDS atau Acquired Immune Deficiency
Syndrome merupakan sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya
kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (WHO, 2018).
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2018, terdapat 36,9 juta
orang yang mengidap penyakit HIV/AIDS di seluruh dunia. Berdasarkan angka
absolut, negaranegara dengan jumlah kasus HIV/AIDS terbesar adalah Afrika Selatan
(7,1 juta).
Sedangkan, Indonesia menduduki peringkat ketiga sebagai wilayah dengan
pengidap HIV/AIDS terbanyak di seluruh dunia dengan total penderita sebanyak 5,2
juta jiwa (Dave et al, 2019). Menurut data Dinkes Kota Bengkulu (2017), penderita
HIV/AIDS di Bengkulu dalam 3 tahun terakhir sebanyak 722 orang.
Sedangkan saat hasil dari pra penelitian didapatkan data penderita HIV/AIDS
pada tahun 2019 sebanyak terdapat 484 orang (Data Statistik RSMY, 2019). Orang
dengan HIV/AIDS (ODHA) mengalami kondisi yang tidak menyenangkan baik secara
fisik maupun psikis, apabila kondisi tersebut berlangsung dalam jangka waktu lama,
maka dapat menimbulkan depresi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian HIV
2. Bagaimana Etiologi HIV/AIDS
3. Bgaiman Patofisiologis HIV/AIDS
4. Bagaimana Penularan HIV/AIDS
5. Bagaimana Gejala Klinis HIV/AIDS
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Apa Pengertian HIV
2. Untuk mengetahui Bagaimana Etiologi HIV/AIDS
3. Untuk mengetahui Bagaimana Patofisiologis HIV/AIDS
4. Untuk mengetahui Bagaimana Penularan HIV/AIDS
5. Untuk mengetahui Bagaimana Gejala Klinis HIV/AIDS
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian HIV/AIDS

Pengertian HIV/AIDS Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus


yang menginfeksi sel darah putih dan menyebabkan penurunan imunitas manusia
(WHO, 2014 dalam Pusdatin Kemenkes, 2014). Acquired Immune Deficiency
Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala kerusakan sistem kekebalan tubuh bukan
disebabkan oleh penyakit bawaan namun disebabkan oleh infeksi yang disebabkan oleh
Human Immunodeficiency Virus (HIV) (Ovany et al., 2020).

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah jenis virus yang tergolong


familia retrovirus, sel-sel darah putih yang diserang oleh HIV pada penderita yang
terinfeksi adalah sel-sel limfosit T (CD4) yang berfungsi dalam sistem imun
(kekebalan) tubuh (Satiti et al., 2019). Akibat penurunan daya tahan tubuh yang
disebabkan oleh virus HIV, seseorang sangat rentan terhadap berbagai macam
peradangan seperti tuberkulosis, kandidiasis, kulit, paru-paru, saluran pencernaan, otak
dan kanker. Stadium AIDS memerlukan pengobatan antiretroviral (ARV) untuk
mengurangi jumlah virus HIV di dalam tubuh, sehingga kesehatan penderita dapat
pulih kembali (Ramni et al., 2018).

Orang yang terkena virus HIV akan menjadi rentan terhadap infeksi
oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang 27 telah ada
dapat memperlambat laju virus, namun penyakit ini belum benar – benar bisa
disembuhkan. Penularan HIV dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal,
ataupun oral), transfuse darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi
selama kehamilan, bersalin atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan
tubuh tersebut (Wibowo & Marom, 2014).

Berdasarkan paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa HIV/AIDS merupakan


virus yang dapat menyerang system kekebalan tubuh manusia yang akan menyebabkan
seseorang lebih rentan terkena penyakit. Pada stadium AIDS, virus HIV berkembang
biak dalam limfosit yang terinfeksi dan menghancurkan sel-sel ini, mengakibatkan
kerusakan pada sistem kekebalan dan penurunan sistem kekebalan secara bertahap,
sedangkan limfosit sendiri merupakan sel utama yang menjaga system kekebalan tubuh
untuk mengantisipasi masuknya penyakit kedalam tubuh.

B. Etiologi HIV/AIDS

Etiologi HIV-AIDS adalah Human Immunodefisiensi virus (HIV) yang merupakan


virus sitopatik yang diklasifikasikan dalam family retroviridae, subfamili lentiviridae,
genus lentivirus. Berdasarkan strukturnya HIV termasuk family retrovirus yang
merupakan kelompok virus RNA yang mempunyai berat molekul 0,7 kb (kilobase). Virus
ini terdiri dari 2 grup, yaitu HIV-1 dan HIV-2. Masing-masing grup mempunyai berbagai
subtipe. Diantara kedua grup tersebut, yang paling banyak menimbulkan kelainan dan
lebih ganas di seluruh dunia adalah grup HIV-1 (Owens et al., 2019).

C. Patofisiologis HIV/AIDS

Virus HIV-AIDS menetap dalam nukleus sel sehingga sel dirangsang untuk berkembang
biak dan akan keluar dengan menggunakan dinding sel sebagai selaput luar virus, melalui
cara ini T-limfosit akan musnah. Virus baru ini akan mencari sel yang lain dan proses yang
sama akan berulang, untuk seterusnya memusnahkan sistem daya tahan tubuh.
Untuk mengtahui virus HIV/AIDS menyerang daya tahan tubuh manusia maka
digunakan parameter limfosit (sel darah putih). Limfosit merupakan sel utama dalam sistem
kekebalan. Terdapat hampir sekitar seratus triliun sel di dalam tubuh manusia dan limfosit
hanya satu persen. Peran limfosit sangat penting untuk melawan penyakit menular yang
utama seperti AIDS, kanker, rabies dan TBC, serta penyakit lain yang cukup serius seperti
jantung dan reumatik.
Limfosit terletak secara tersebar dalam nodus limfae, namun dapat juga dijumpai dalam
jaringan limfoid (limfe, tonsil, apendiks, sumsum tulang, dan timus). Sel limfosit merupakan
target utama pada infeksi HIV, karena sel ini berfungsi sentral dalam sistem imun.
Karakteristik utama infeksi HIV dapat dilihat dengan penurunan jumlah limfosit serta
penyebab kegagalan sistem imun secara progresif dapat diamati dari perubahan tanda - tanda
klinis pasien (Ruterlin & Tandi, 2014).
Virus HIV menempel pada limfosit sel induk melalui gp120, sehingga akan akan terjadi
fungsi membrane HIV dengan sel induk. Inti HIV kemudian masuk ke dalam sitoplasma sel
induk. Di dalam sel induk, HIV akan membentuk DNA HIV dari RNA HIV untuk
berintegrasi dengan DNA sel induk. DNA virus yang dianggap oleh tubuh sebagai DNA sel
induk akan 29 membentuk RNA dengan fasilitas sel induk, sedangkan mRNA dalam
sitoplasma akan diubah oleh enzim protase menjadi partikel HIV.
Partikel itu selanjutnya mengambil selubung dari bahan sel induk untuk dilepas sebagai
virus HIV lainnya. Mekanisme penekanan pada system imun (imunosupresi) in akan
menyebabkan pengurangan dan terganggunya jumlah dan fungsi sel limfosit T (Widoyono,
2011).

D. Penularan HIV/AIDS

Menurut Widoyono (2011), penyakit ini menular melalui berbagai cara antara lain,
melalui cairan tubuh, seperti darah, cairan genetalia, dan ASI. HIV tidak dilaporkan terdapat
dalam air mata dan keringat. Pria yang sudah sirkumsisi memiliki resiko HIV yang lebih
kecil dibandingkan dengan pria yang tidak sirkumsisi. Selain melalui cairan tubuh, HIV juga
ditularkan melalui :

a. Ibu Hamil
1) Secara intrauterine, intrapartum, dan postpartum (ASI).

2) Angka transmisi mencapai 20-50%

3) Angka transmisi melalui asi ASI dilaporkan lebih dari sepertiga

4) Laporan lain menyatakan resiko penularan melalui ASI adalah 11- 29%

5) Sebuah studi meta-analisis prospektif yang melibatkan penelitian pada dua

kelompok ibu yang menyusui sejak awal kelahiran bayi dan kelompok ibu yang

menyusui setelah beberapa waktu usia bayinya, melaporkan bahwa HIV pada bayi

yangbelum disusui 30 adalah 14% (yang diperoleh dari penularan melalui mekanisme

kehamilan dan persalian), dan angka penularan HIV meningkat menjadi 29% setelah

bayinya disusui.
6) Bayi normal dengan Ibu HIV bisa memperoleh antibody HIV dari ibunya selama 6

15 bulan.

b. Jarum Suntik
1) Prevalensi 5-10%
2) Penularan HIV pada anak dan remaja biasanya melalui jarum suntik karena
penyalahgunaan obat.

c. Transfuse Darah
1) Resiko penularan sebesar 90%
2) Prevalensi 3-5%

d. Hubungan Seksual
1) Prevalensi 70-80%
2) Kemungkinan tertular adalah 1 dalam 200 kali hubungan intim
3) Model penularan ini adalah yang tersering di dunia. Akhir – akhir ini dengan
semakin meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan pengaman saat
berhubungan intim.

E. Gejala Klinis HIV/AIDS

Gejala HIV dibagi dalam beberapa tahap. Tahap pertama adalah tahap infeksi
akut, dan terjadi pada beberapa bulan pertama setelah seseorang terinfeksi HIV. Pada
tahap ini system kekebalan tubuh orang yang terinfeksi membentuk antibody untuk
melawan virus HIV. Pada banyak 31 kasus, gejala pada tahap ini muncul 1-2 bulan
setelah infeksi terjadi.
Penderita umumnya tidak menyadari telah terinfeksi HIV. Hal ini karena
gejala yang muncul mirip dengan gejala penyakit flu, serta dapat hilang dan kambuh
kembali. Perlu diketahui, pada tahap ini jumlah virus di aliran darah cukup tinggi. Oleh
karena itu, penyebaran infeksi lebih mudah terjadi pada tahap ini.
Menurut Widoyono (2011) gejala tahap infeksi akut bisa ringan hingga
berat, dan dapat berlangsung hingga beberapa minggu, yang meliputi :
a. Demam hingga menggigil
b. Muncul ruam di kulit
c. Muntah
d. Nyeri pada sendi otot
e. Pembengkakan kelenjar getah bening
f. Sakit kepala dan perut
g. Sakit tenggorokan dan sariawan

Setelah beberapa bulan, infeksi HIV memasuki tahap laten. Infeksi tahap
laten dapat berlangsung hingga beberapa tahun atau decade. Pada tahap ini, virus HIV
semakin berkembang dan merusak kekebalan tubuh. Gejala infeksi HIV pada tahap
laten bervariasi. Beberapa penderita tidak merasakan gejala apapun pada tahap ini Akan
tetapi, Sebagian penderita lainnya mengalami sejumlah gejala, seperti :
a. Berat badan turun
b. Berkeringat di malam hari
c. Demam, mual dan muntah 32
d. Diare
e. Herpes zoster
f. Pembengkakan kelenjar getah bening
g. Sakit kepala
h. Tubuh terasa lemah

Infeksi tahap laten yang terlambat ditangani, akan membuat virus HIV semakin
berkembang. Kondisi ini membuat infeksi HIV memasuki tahap ketiga, yaitu AIDS.
Ketika penderita memasuki tahap ini, system kekebalan tubuh sudah rusak parah,
terserang infeksi lain. Adapun gejala AIDS meliputi :

a. Berat badan turun tanpa dikethui penyebabnya


b. Berkeringat dimalam hari
c. Bercak putih di lidah, mulut, kelamin, dan anus
d. Bintik ungu pada kulit yang tidak bisa hilang. Ini kemungkinan menandakan
adanya Sarcoma Kaposi
e. Demam yang berlangsung lebih dari 10 hari f. Diare kronis
f. Gangguan saraf, seperti sulit berkonsentrasi atau hilang ingatan
g. Infeksi jamur di mulut, tenggorokan, atau vagina
h. Mudah memar atau berdarah tanpa sebab
i. Mudah marah dan depresi
j. Ruam atau bitnik di kulit
k. Sesak nafas
l. Tubuh selalu terasa lemah
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

HIV menyebabkan AIDS dan mengganggu kemampuan tubuh melawan infeksi.


Virus ini dapat ditularkan melalui kontak dengan darah yang terinfeksi, air mani, atau cairan
vagina.Dalam beberapa minggu infeksi HIV, gejala seperti flu seperti demam, sakit
tenggorokan, dan kelelahan dapat terjadi. Kemudian penyakit ini biasanya tanpa gejala
sampai berkembang menjadi AIDS. Gejala AIDS termasuk penurunan berat badan, demam
atau berkeringat saat malam, kelelahan, dan infeksi berulang. Tidak ada obat untuk AIDS,
tetapi kepatuhan yang ketat untuk mengonsumsi rejimen anti-retroviral (ARV) dapat secara
dramatis memperlambat bertambah parahnya penyakit serta mencegah infeksi sekunder dan
komplikasi.

B. Saran

Dengan di buatnya makalah ini, kami mengharapkan agar makalah ini dapat menjadi
referensi untuk teman-teman sesama mahasiswa dan lembaga kesehatan lainnya. Kami
mengharapkan bahwa kita sebagai perawat dapat memanfaatkan informasi terkait
Penyakit HIV/AIDS tersebut diatas dengan sebaik-baiknya. Kami sadar bahwa makalah
yang kami buat masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami mengharapkan
teman-teman dan pembaca memberikan saran dan kritik yang membangun, agar kami
di lain waktu dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Rini NA. Faktor Risiko Infeksi HIV/AIDS di RSUP DR. M. Djamil Padang Tahun 2015-
2016. Universitas Andalas; 2017.

Kristianti E. Upaya WHO (World Health Organization) Dalam Menanggulangi Virus Ebola
di Afrika Barat. 2015;

Ditjen PP, RI PLK. Statistik Kasus HIV/AIDS Di Indonesia Dilapor s/d Juni 2014. Diakses
dari www kemenkes or id. 2014;

RI KNPP. Pemberdayaan perempuan dalam pencegahan penyebaran HIV-AIDS. Jakarta sn,


Tahun. 2008;

Zeth AHM. Perilaku dan Risiko Penyakit HIV-AIDS di Masyarakat Papua Studi
Pengembangan Model Lokal Kebijakan HIV-AIDS. J Manaj Pelayanan Kesehat. 2010;13(4).

Kusmiran E. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita Jakarta: Salemba Medika; 2013.

Nursalam, dkk. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi HIV/AIDS. Gramedia Medika,
Jakarta; 2007.

Muninjaya G. Aids di Indonesia : Masalah dan Kebijakan Penanggulangannya: EGC, Jakarta;


1999.

Anda mungkin juga menyukai