Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

VIROLOGI VIRUS HIV

Dosen Pengampu : Supardi, S.Kep., Ns., M.Sc

Disusun Oleh :

Nama : Alfina Choirunisa


Nim : 1902040
Prodi : 2 Keperawatan

STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN


Tahun Ajaran
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang maha esa, karena hanya oleh berkat dan
rahkmat-Nya sajalah sehingga saya dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah
VIROLOGI tentang Virus HIV ini dengan segala baiknya.
Terima kasih pula saya ucapkan kepada semua pihak yang telah banyak membantu saya
dalam menyelesaiakan penulisan makalah saya ini.
Dan maksud dari penulisan makalah saya ini adalah sebagai penunjang dalam pemberian
nilai tugas VIROLOGI tentang virus HIV.
Kiranya dosen pengajar dapat memberikan nilai yang terbaik, sehingga segala tuntutan
perkuliahan saya dapat terselesaikan dengan segala baiknya.
Juga diharapkan kriktik dan sarannya dari dosen serta teman-teman mahasiswa agar
supaya makalah saya ini dapat menjadi lebih baik lagi.
Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Klaten, 8 Oktober 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN .................................................................................... 1


1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2. Batasan Masalah .............................................................................. 1
1.3. Tujuan Penulisan ............................................................................. 1
1.4. Manfaat Penulisan ........................................................................... 1
1.5. Metode Penulisan ............................................................................ 1

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 2


1. Apa itu HIV dan Jenis-Jenisnya! ............................................................. 2
2. Sejarah Perjalanan Panjang HIV/AIDS ................................................. 2
3. Bagaimana HIV Menular ......................................................................... 4
4. Pengujian HIV ........................................................................................... 5
5. Bagaimana HIV Bekerja? ......................................................................... 6
6. Apa Itu AIDS? ........................................................................................... 7
7. Periode Jendela .......................................................................................... 7
8. Gaya Hidup Positif .................................................................................... 9
9. Pengobatan / Pencegahan ......................................................................... 9

BAB III : PENUTUP .............................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 12


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


HIV berarti virus yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Ini adalah
retrovirus, yang berarti virus yang mengunakan sel tubuhnya sendiri untuk memproduksi
kembali dirinya.
Asal dari HIV tidak jelas, penemuan kasus awal adalah dari sampel darah yang
dikumpulkan tahun 1959 dari seorang laki–laki dari Kinshasa di Republik Demokrat
Congo. Tidak diketahui bagaimana ia terinfeksi.

1.2. Batasan masalah


Penulisan makalah ini dibatasi oleh kurangnya penelitian di lapangan secara langsung
karena terbatasnya objek penelitian.

1.3. Tujuan Penulisan


Adalah untuk mengetahui apa sebenarnya virus HIV/AIDS itu.

1.4. Manfaat Penulisan


Dapat memberikan informasi tentang Virus HIV/AIDS itu sendiri agar kita dapat
melakukan pencegahan agar terjauh dari yang namanya HIV/AIDS.

1.5. Metode Penulisan


Metode yang digunakan dalam penysusunan makalah ini adalah berdasarkan kajian
pustaka atau berdasarkan sumber-sumber pengetahuan yang dapat diperoleh seperti
media cetak atau media elektronik.
BAB II
DAFTAR PUSTAKA

1. Apa itu HIV dan jenis–jenisnya!

HIV ( HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS ) Adalah virus yang dapat merusak


sistim kekebalan tubuh manusia. HIV yang menginfeksi manusia ada 2 yaitu HIV-1 dan
HIV-2, tetapi HIV-1 lebih ganas, sangat mudah bermutasi, dan lebih mudah menular.

HIV–1 mendominasi seluruh dunia dan bermutasi dengan sangat mudah. Keturunan
yang berbeda–beda dari HIV–1 juga ada, mereka dapat dikategorikan dalam kelompok
dan sub–jenis (clades). Terdapat dua kelompok, yaitu kelompok M dan O. Dalam
kelompok M terdapat sekurang–kurangnya 10 sub–jenis yang dibedakan secara turun
temurun. Ini adalah sub–jenis A–J. Sub–jenis B kebanyakan ditemukan di America,
Japan, Australia, Karibia dan Eropa. Sub–jenis C ditemukan di Afrika Selatan dan India.

HIV–2 teridentifikasi pada tahun 1986 dan semula merata di Afrika Barat. Terdapat
banyak kemiripan diantara HIV–1 dan HIV–2, contohnya adalah bahwa keduanya
menular dengan cara yang sama, keduanya dihubungkan dengan infeksi–infeksi
oportunistik dan AIDS yang serupa. Pada orang yang terinfeksi dengan HIV–2,
ketidakmampuan menghasilkan kekebalan tubuh terlihat berkembang lebih lambat dan
lebih halus. Dibandingkan dengan orang yang terinfeksi dengan HIV–1, maka mereka
yang terinfeksi dengan HIV–2 ditulari lebih awal dalam proses penularannya.

2. Sejarah Perjalanan Panjang HIV/AIDS


Situasi epidemi HIV/AIDS di dunia terus mengkhawatirkan. Penyakit ini telah
membunuh lebih dari 25 juta manusia sejak tahun 1981. Jumlah tersebut merupakan
setengah dari korban tewas dalam Perang Dunia II. Yang perlu dicatat, jumlah ini belum
berhenti. Diperkirakan 33 juta orang di dunia hidup dengan HIV. Bagaimana perjalanan
penyakit ini?

Sekitar tahun 1900, dari monyet ke manusia antara tahun 1884 dan 1924, di sebuah lokasi
dekat Kinshasa di sebelah barat Afrika, seorang pemburu menembak simpanse. Sebagian
darah hewan itu masuk ke dalam tubuh manusia, diduga melalui luka terbuka. Darah
tersebut membawa virus yang tidak berbahaya untuk simpanse namun mematikan bagi
manusia, itulah HIV. Virus ini menyebar lewat koloni manusia. Meski telah menimbulkan
kematian, namun sebab kematian masih dianggap karena penyebab lain [namun itu
bukanlah sesuatu yang pasti].

1981, kasus pertama dikenali pada bulan Juni, Center for Disease Control (CDC),
Amerika Serikat, mempublikasikan laporan dari Los Angeles mengenai lima orang pria
homoseksual yang sekarat karena PCP pneumonia. Kasus ini sebelumnya belum pernah
ditemukan pada manusia yang memiliki sistem imun lengkap. Kini diketahui PCP
merupakan infeksi yang menjadi penyebab utama kematian pada orang yang menderita
AIDS. Di bulan Juli, CDC kembali melaporkan penyakit kanker kulit yang tidak biasa,
yakni Kaposi sarcoma (KS), yang menyebabkan kematian pria muda yang sehat di New
York City dan California.

1982
CDC menyebut penyakit baru itu disease acquired immune deficiency syndrome atau
AIDS (sekumpulan gejala penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia).
AIDS juga ditemui pada orang yang menderita hemofilia (gangguan pembekuan darah).
Hal ini menguatkan dugaan para ilmuwan bahwa penyakit ini menyebar lewat infeksi dari
darah yang terkontaminasi. Di tahun ini pula sekelompok pria gay membentuk organisasi
pendampingan.

1983
- Luc Montagnier, peneliti dari Pasteur Institute dan Francoise Bare-Sinoussi
mengisolasi virus dari kelenjar limfa yang bengkak dari pasien AIDS. Mereka
menyebutnya lymphadenopathy-associated virus atau LAV. Kemudian peneliti Jay
Levy mengisolasi ARV yang terkait dengan virus AIDS. Sebelum tahun 1986, semua
ilmuwan sepakat menyebut virus ini HIV, human immunodeficiency virus.
- CDC memperingatkan AIDS menyebar lewat hubungan seks dan bisa ditularkan dari
ibu kepada bayinya.

1985
Mekanisme pengujian darah untuk menguji HIV diresmikan dan menjadi sarana skrining
yang populer. Di tahun ini pula dilakukan konferensi internasional AIDS yang pertama.

1989
Para ilmuwan menemukan bahwa sebelum gejala AIDS timbul, HIV bisa mereplikasi
secara luas dalam darah. Oleh karena itu target pengobatan HIV adalah menjaga agar HIV
tetap rendah.

1991-1992
- Pita merah pertama kali diperkenalkan sebagai simbol solidaritas AIDS.
- Pemain basket Magic Johnson mengumumkan ia positif HIV.
- Vokalis grup band Queen, Freddy Mercury meninggal karena AIDS.
- AIDS menjadi penyebab utama kematian orang berusia 25-44 tahun di AS.

1996-1997
Sebuah penemuan besar dalam bidang AIDS. Peneliti David Ho, memperkenalkan highly
active anti-retroviral therapy atau HAART yang bisa mengurangi jumlah virus HIV pada
kadar yang tak bisa dideteksi, bahkan bisa mengusir virus ini dari tubuh. Nyatanya ia
salah. Di kemudian hari diketahui bahwa HIV bersembunyi dalam sel dorman.
1998-2000
Para ahli mulai menyadari berbagai efek samping dari HAART. Para ilmuwan pun
berusaha menemukan obat AIDS yang lebih kuat, aman, mudah, dan efektif. Namun
hingga saat ini masih tetap belum ditemukan obat AIDS.

2003-2005
Pemerintah AS menggunakan industri video porno untuk menyebarluaskan pentingnya
penggunaan kondom untuk mencegah penularan HIV.

2006-2007
- Perusahaan vaksin Merck's gagal dalam percobaan vaksin AIDS. Meski begitu
kandidat vaksin lain terus diusahakan oleh berbagai perusahaan vaksin.
- UNAIDS merekomendasikan sunat pada pria setelah penelitian menunjukkan hal ini
efektif mengurangi penularan HIV khususnya pada daerah yang rawan.

2008
- Infeksi HIV lebih banyak terjadi pada pria yang melakukan hubungan seks dengan
sesama jenis.
- Luc Montagnier dan Francoise Barre-Sinoussi mendapat hadiah Nobel karena
usahanya menemukan HIV.
- Lebih dari 33 juta orang hidup dengan HIV, 3 juta di antaranya mendapatkan terapi.

2009
AIDS masih jadi musuh bersama.

Tetapi sejarah yang pasti tentang bagaimana manusia terkena penyakit HIV/AIDS sampai
saat ini masih belum diketahui pasti dan jelas, Karena sampai saat ini semua prediksi
tersebut hanya sampai pada prediksi belaka belum ada satupun yang dapat mempatenkan
dan mengatakan pada manusia bagaimana sejara yang pasti dari manusia terkena penyakit
ini.

3. Bagaimana HIV menular?


HIV menular melalui cairan tubuh seperti darah, semen atau air mani, cairan vagina,
air susu ibu dan cairan lainnya yang mengandung darah.

 Virus tersebut menular melalui:


- Melakukan penetrasi seks yang tidak aman dengan seseorang yang telah
terinfeksi. Kondom adalah satu–satunya cara dimana penularan HIV dapat
dicegah.
- Melalui darah yang terinfeksi yang diterima selama transfusi darah dimana darah
tersebut belum dideteksi virusnya atau penggunaan jarum suntik yang tidak steril.
- Dengan mengunakan bersama jarum untuk menyuntik obat bius dengan seseorang
yang telah terinfeksi.
- Wanita hamil dapat juga menularkan virus ke bayi mereka selama masa
kehamilan atau persalinan dan juga melalui menyusui.

4. Pengujian HIV
Infeksi HIV dapat diketahui dengan pemeriksaan adanya antibodi HIV. Saat orang
terinfeksi HIV maka tubuh akan mengeluarkan zat penangkal virus / kuman yang disebut
antibodi. Adanya antibodi terhadap HIV dalam tubuh menunjukkan adanya infeksi virus
tersebut. Pembentukan antibodi ini memerlukan waktu 3-8 minggu. Periode sebelum
antibodi terbentuk dan dapat didetekksi dikenal dengan nama window period / periode
jendela. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan menggunakan sampel darah, air liur atau air
seni. Diagnosis infeksi HIV harus dilakukan dengan hati hati karena dapat menimbulkan
dampak yang besar pada orang yang di diagnosis.

- Pengujian dapat dilakukan dengan mengunakan sampel darah, air liur atau air
kencing.
- Pengujian yang cepat ada dan menyediakan suatu hasil diantara 10–20 menit. Suatu
hasil positif biasanya menuntut suatu test konfirmatori lebih lanjut.
- Pengujian HIV harus dilakukan sejalan dengan bimbingan sebelum–selama–dan
sesudahnya.

Ada 3 kemungkinan hasil yang akan terjadi, yaitu:


1. Hasil test negatif dan bukan dalam periode jendela. Hal ini bukan berarti bebas
HIV bila masih ber perilaku resiko tinggi.
2. Hasil test negatif dan dalam periode jendela. Berarti ulang test tersebut 3 bulan
kemudian untuk kepastian status HIV nya dan dalam pada itu ubah perilaku resiko
tinggi.
3. Hasil test positif. Bukan berarti mati. Perlu konseling tentang pengobatan.

 Fase perkembangan HIV sampai menjadi AIDS


1. Infeksi utama (Seroconversion), dimana pengidap HIV tidak menyadari dengan
segera bahwa mereka telah terinfeksi HIV.
2. Fase asimptomatik / fase tanpa gejala, dimana gejala tidak tampak tapi virus tetap
aktif.
3. Fase simptomatik / fase gejala, dimana seseorang mulai merasa kurang sehat dan
mengalami infeksi infeksi oportunistik yang bukan HIV, melainkan disebabkan
oleh bakteri dan virus virus yang berada di sekitar kita.
4. AIDS, yang berarti kumpulan penyakit yang disebabkan oleh virus HIV,
merupakan fase akhir.
5. Bagaimana HIV bekerja?
Untuk mengerti bagaimana virus tersebut bekerja, seseorang perlu mengerti
bagaimana sistem kekebalan tubuh bekerja. Sistem kekebalan mempertahankan tubuh
terhadap infeksi. Sistem ini terdiri dari
banyak jenis sel. Dari sel–sel tersebut sel T–helper sangat krusial karena ia
mengkoordinasi semua sistem kekebalan sel lainnya. Sel T–helper memiliki protein pada
permukaannya yang disebut CD4.
HIV masuk kedalam darah dan mendekati sel T–helper dengan melekatkan dirinya pada
protein CD4. Sekali ia berada di dalam, materi viral (jumlah virus dalam tubuh penderita)
turunan yang disebut RNA (ribonucleic acid) berubah menjadi viral DNA
(deoxyribonucleic acid) dengan suatu enzim yang disebut reverse transcriptase. Viral
DNA tersebut menjadi bagian dari DNA manusia, yang mana, daripada menghasilkan
lebih banyak sel jenisnya, benda tersebut mulai menghasilkan virus–virus HI.

Enzim lainnya, protease, mengatur viral kimia untuk membentuk virus–virus yang
baru. Virus–virus baru tersebut keluar dari sel tubuh dan bergerak bebas dalam aliran
darah, dan berhasil menulari lebih banyak sel. Ini adalah sebuah proses yang sedikit demi
sedikit dimana akhirnya merusak sistem kekebalan tubuh dan meninggalkan tubuh
menjadi mudah diserang oleh infeksi dan penyakit–penyakit yang lain. Dibutuhkan waktu
untuk menularkan virus tersebut dari orang ke orang.

Respons tubuh secara alamiah terhadap suatu infeksi adalah untuk melawan sel–sel
yang terinfeksi dan mengantikan sel–sel yang telah hilang. Respons tersebut mendorong
virus untuk menghasilkan kembali dirinya.

Jumlah normal dari sel–sel CD4+T pada seseorang yang sehat adalah 800–1200
sel/ml kubik darah. Ketika seorang pengidap HIV yang sel–sel CD4+ T–nya terhitung
dibawah 200, dia menjadi semakin mudah diserang oleh infeksi–infeksi oportunistik.

Infeksi–infeksi oportunistik adalah infeksi–infeksi yang timbul ketika sistem


kekebalan tertekan. Pada seseorang dengan sistem kekebalan yang sehat infeksi–infeksi
tersebut tidak biasanya mengancam hidup mereka tetapi bagi seorang pengidap HIV hal
tersebut dapat menjadi fatal.

Tanpa perawatan, viral load, yang menunjuk pada jumlah relatif dari virus bebas
bergerak didalam plasma darah, akan meningkat mencapai titik dimana tubuh tidak akan
mampu melawannya.

6. Apa Itu AIDS?


AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah fase terakhir dari infeksi HIV
dan biasanya dicirikan oleh jumlah CD4 kurang dari 200.

AIDS bukanlah penyakit yang khusus melainkan kumpulan dari sejumlah penyakit
yang mempengaruhi tubuh dimana sistem kekebalan yang melemah tidak dapat
merespons.

 Infeksi yang sering terjadi:


1. Kandidiasis mulut - esofagus ( jamur yang timbul didaerah mulut dan tenggorok ).
2. T B C.
3. Infeksi sitomegalo virus
4. Ensefalitis toxoplasma
5. Radang paru ( Pneumonia P.carinii ).
6. Herpes Simplex.
7. Histoplasmosis paru.

 Kanker yang terkait dengan AIDS adalah:


1. Sarkoma Kaposi
2. Limfoma Malignum.
3. Kanker leher rahim.

 Gejala AIDS yang muncul:


1. Demam lama.
2. Batuk.
3. Penurunan berat badan.
4. Sariawan dan nyeri menelan.
5. Diare.
6. Sesak napas.
7. Pembesaran Kelenjar Getah Bening.
8. Penurunan kesadaran.
9. Gangguan penglihatan.
10. Gangguan syaraf / neuropati.
11. Gangguan ke otak / enselopati.

7. Periode Jendela
Ada beberapa Tahapan ketika mulai terinfeksi virus HIV sampai timbul gejala AIDS:
1. Tahap 1: Periode Jendela
- HIV masuk ke dalam tubuh, sampai terbentuknya antibody terhadap HIV dalam
darah
- Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
- Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini
- Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar 2 minggu – 6 bulan
2. Tahap 2: HIV Positif (tanpa gejala) rata-rata selama 5-10 tahun:

- HIV berkembang biak dalam tubuh

- Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
- Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena telah terbentuk
antibody terhadap HIV

- Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya tahan tubuhnya
(rata-rata 8 tahun (di negara berkembang lebih pendek)

3. Tahap 3: HIV Positif (muncul gejala)

- Sistem kekebalan tubuh semakin turun

- Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya: pembengkakan kelenjar limfa


di seluruh tubuh, diare terus menerus, flu, dll

- Umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan, tergantung daya tahan tubuhnya

4. Tahap 4: AIDS

- Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah

- berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah

Apa gejala orang yang terinfeksi HIV menjadi AIDS?

Bisa dilihat dari 2 gejala yaitu gejala Mayor (umum terjadi) dan gejala Minor (tidak
umum terjadi):

 Gejala Mayor:

- Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan

- Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan

- Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan

- Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis

- Demensia/ HIV ensefalopati

 Gejala MInor:

- Batuk menetap lebih dari 1 bulan

- Dermatitis generalisata

- Adanya herpes zostermultisegmental dan herpes zoster berulang

- Kandidias orofaringeal
- Herpes simpleks kronis progresif

- Limfadenopati generalisata

- Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita

- Retinitis virus sitomegalo

 Kasus Dewasa:

Bila seorang dewasa (>12 tahun) dianggap AIDS apabila menunjukkan tes HIV
positif dengan strategi pemeriksaan yang sesuai dengan sekurang-kurangnya 2 gejala
mayor dan 1 gejala minor, dan gejala ini bukan disebabkan oleh keadaan lain yang
tidak berkaitan dengan infeksi HIV.

8. Gaya Hidup Positif


Tidak ada pengobatan untuk HIV atau AIDS akan tetapi hidup berdampingan dengan
kedua penyakit tersebut menjadi semakin dapat diatur.

Sangatlah mungkin bagi pengidap HIV/AIDS dalam menjalani suatu hidup yang
produktif dengan mengikuti suatu diet tinggi akan protein dan kilojoule yang sehat,
mengatur tingkat–tingkat stress, mempraktekan seks yang aman dengan mengunakan
kondom, tidak minum air yang belum dimasak, moderasi dalam mengkonsumsi alkohol
dan merokok, mencuci tangan, memastikan kesejahteraan spiritual dan emosional serta
memperhatikan infeksi oportunistik sedini mungkin. Orang yang memiliki hewan piaraan
harus mengikuti tindakan pencegahan yang normal dengan menjamin bahwa makanan,
kotoran dan tempat tidur mereka selalu segar dan memenuhi norma kesehatan sepanjang
waktu. Perawatan harus dilakukan untuk menghindari pukulan, goresan dan gigitan serta
binatang tersebut harus dimandikan dan divaksinasi secara teratur.

9. Pengobatan / Pencegahan
Obat–obatan Antiretroviral (ARV) bukanlah suatu pengobatan untuk HIV/AIDS tetapi
cukup memper panjang hidup dari mereka yang mengidap HIV. Pada tempat yang kurang
baik pengaturannya permulaan dari pengobatan ARV biasanya secara medis
direkomendasikan ketika jumlah sel CD4 dari orang yang mengidap HIV/AIDS adalah
200 atau lebih rendah. Untuk lebih efektif, maka suatu kombinasi dari tiga atau lebih
ARV dikonsumsi, secara umum ini adalah mengenai terapi Antiretroviral yang sangat
aktif (HAART). Kombinasi dari ARV berikut ini dapat mengunakan:

1) Nucleoside Analogue Reverse Transcriptase Inhibitors (NRTI'), mentargetkan


pencegahan protein reverse transcriptase HIV dalam mencegah perpindahan dari viral
RNA menjadi viral DNA (contohnya AZT, ddl, ddC & 3TC).
2) Non–nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors (NNRTI's) memperlambat reproduksi
dari HIV dengan bercampur dengan reverse transcriptase, suatu enzim viral yang
penting. Enzim tersebut sangat esensial untuk HIV dalam memasukan materi turunan
kedalam sel–sel. Obat–obatan NNRTI termasuk: Nevirapine, delavirdine (Rescripta),
efavirenza (Sustiva).
3) Protease Inhibitors (PI) mengtargetkan protein protease HIV dan menahannya sehingga
suatu virus baru tidak dapat berkumpul pada sel tuan rumah dan dilepaskan.

Pencegahan perpindahan dari ibu ke anak (PMTCT): seorang wanita yang mengidap
HIV(+) dapat menularkan HIV kepada bayinya selama masa kehamilan, persalinan dan
masa menyusui. Dalam ketidakhadiran dari intervensi pencegahan, kemungkinan bahwa
bayi dari seorang wanita yang mengidap HIV(+) akan terinfeksi kira–kira 25%–35%. Dua
pilihan pengobatan tersedia untuk mengurangi penularan HIV/AIDS dari ibu ke anak.
Obat–obatan tersebut adalah:

1) Ziduvidine (AZT) dapat diberikan sebagai suatu rangkaian panjang dari 14–28 minggu
selama masa kehamilan. Studi menunjukkan bahwa hal ini menurunkan angka
penularan mendekati 67%. Suatu rangkaian pendek dimulai pada kehamilan terlambat
sekitar 36 minggu menjadi 50% penurunan. Suatu rangkaian pendek dimulai pada
masa persalinan sekitas 38%. Beberapa studi telah menyelidiki pengunaan dari
Ziduvidine (AZT) dalam kombinasi dengan Lamivudine (3TC)
2) Nevirapine: diberikan dalam dosis tunggal kepada ibu dalam masa persalinan dan satu
dosis tunggal kepada bayi pada sekitar 2–3 hari. Diperkirakan bahwa dosis tersebut
dapat menurunkan penularan HIV sekitar 47%. Nevirapine hanya digunakan pada ibu
dengan membawa satu tablet kerumah ketika masa persalinan tiba, sementara bayi
tersebut harus diberikan satu dosis dalam 3 hari.

Post–exposure prophylaxis (PEP) adalah sebuah program dari beberapa obat antiviral,
yang dikonsumsi beberapa kali setiap harinya, paling kurang 30 hari, untuk mencegah
seseorang menjadi terinfeksi dengan HIV sesudah terinfeksi, baik melalui serangan
seksual maupun terinfeksi occupational.
Dihubungankan dengan permulaan pengunaan dari PEP, maka suatu pengujian HIV harus
dijalani untuk menetapkan status orang yang bersangkutan. Informasi dan bimbingan
perlu diberikan untuk memungkinkan orang tersebut mengerti obat–obatan, keperluan
untuk mentaati, kebutuhan untuk mempraktekan hubungan seks yang aman dan
memperbaharui pengujian HIV. Antiretrovirals direkomendasikan untuk PEP termasuk
AZT dan 3TC yang digunakan dalam kombinasi. CDC telah memperingatkan mengenai
pengunaan dari Nevirapine sebagai bagian dari PEP yang berhutang pada bahaya akan
kerusakan pada hati. Sesudah terkena infeksi yang potensial ke HIV, pengobatan PEP
perlu dimulai sekurangnya selama 72 jam, sekalipun terdapat bukti untuk mengusulkan
bahwa lebih awal seseorang memulai pengobatan, maka keuntungannya pun akan
menjadi lebih besar. PEP tidak merekomen- dasikan proses terinfeksi secara biasa ke
HIV/AIDS sebagaimana hal ini tidak efektif 100%; hal tersebut dapat memberikan efek
samping yang hebat dan mendorong perilaku seksual yang tidak aman.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sampai saat ini masih belum ditemukan bagaimana caranya menyembuhkan penyakit
ini, oleh karena itu dengan cara berprilaku yang sesuai, selalu berpikir positif dan
menjauhi segala hal yang berkaitan dengan HIV/AIDS, kiranya itu dapat membuat kita
terhindar dari HIV/AIDS dan membuat hidup kita lebih bahagia.
Penyakit AIDS sulit dikenal dari gejala klinis saja. Masa inkubasi penyakit lama, dan
selama itu penderita tampak sehat. Penyakit baru mulai dikenal setelah sampai pada
stadium lanjut dan sudah sempat menyebar ke banyak orang lain. Pemeriksaan serologi
HIV adalah salah satu cara untuk mendeteksi penyakit HIV secara dini.
Dan satu hal yang paling penting yaitu janganlah kita menstigma orang yang
terserang/terkena HIV/AIDS. Karena itu akan membuat mereka merasa tersisih.
ODHA janganlah kita jauhi melainkan kita dekati, karena mereka juga sama dengan kita
yang tidak terkena HIV/AIDS merekalah yang perlu diperhatikan, merekalah yang butuh
perhatian.
Jadi selamatkan bumi ini dan jagalah generasi penerus kita dengan selalu melakukan
hal-hal yang positif,jauhi narkoba dan setialah terhadap pasangan kita.
Terima kasih atas perhatiannya.
DAFTAR PUSTAKA

Anonym1, www.blogspot.org.Weber IN, Weiss RA. HIV Infection : the cellular pricture,
Scient Am (Oct) 1988; 61-87.
Heseltine WA, Wong-Staal F. The molecular biology of the AIDS virus,
Scient Am (Oct) 1988; 34-42.
Essex M, Kanki PI. The origin of the AIDS virus, Scient Am (Oct) 1988;
44-51
Diakses tanggal 8-4-2011

Anonym2, www.google/HIVAIDS/segala tentangHIVAIDS.com


www.ensiklopedia/pengertianHIVAIDS/gejala-gejala/carapencegahan.com
diakses taggal 9-4-2011

Anda mungkin juga menyukai