HIV/AIDS
Dibuat Oleh:
Sabrina Khoirunnisa
Sabrina Khoirunnisa
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
A. Peranan Virus Positif Bagi Tubuh Manusia......................................... 3
1. Definisi Vaksin..................................................................... 4
2. Tipe-Tipe Vaksin.................................................................. 4
3. Cara Kerja Vaksin................................................................ 6
4. Vaksin Untuk Pengobatan HIV/AIDS................................. 7
B. Peranan Virus Negatif Bagi Tubuh Manusia........................................ 8
1. Definisi HIV/AIDS............................................................... 9
2. Penyebab Virus HIV/AIDS.................................................. 10
3. Gejala Virus HIV/AIDS....................................................... 11
4. Diagnosis Virus HIV/AIDS.................................................. 13
5. Pengobatan Virus HIV/AIDS............................................... 14
6. Pencegahan Virus HIV/AIDS.............................................. 16
BAB III PENUTUP......................................................................................... 18
1. Kesimpulan........................................................................... 18
2. Saran..................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired
Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan tantangan serius bagi
kesehatan global. HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh
manusia, khususnya sel-sel CD4 atau sel T. Seiring waktu, infeksi HIV dapat
menyebabkan kerusakan yang signifikan pada sistem kekebalan, membuat
tubuh rentan terhadap infeksi dan penyakit lainnya. Ketika sistem kekebalan
tubuh telah sangat melemah, seseorang dikatakan mengalami AIDS.
HIV/AIDS memiliki dampak yang luas, tidak hanya dari segi kesehatan,
tetapi juga sosial, ekonomi, dan budaya. Penyakit ini telah menyebabkan
penderita mengalami stigma dan diskriminasi, memperburuk kondisi mereka
secara psikologis dan sosial. Selain itu, dampak ekonomi dari HIV/AIDS dapat
dirasakan baik pada tingkat individu maupun pada skala masyarakat lebih luas.
Sejak ditemukan pertama kali pada tahun 1980-an, jumlah penderita
HIV/AIDS terus meningkat, dan penyakit ini menjadi pandemi global.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan banyak lembaga kesehatan
internasional dan nasional telah berupaya untuk mencegah penyebaran HIV
dan menyediakan perawatan yang memadai bagi penderita AIDS. Namun,
tantangan utama tetap ada, terutama dalam hal pencegahan penularan,
pengobatan yang terjangkau, dan pemahaman masyarakat terhadap penyakit
ini.
Makalah ini bertujuan untuk menyelidiki berbagai aspek HIV/AIDS,
termasuk penyebaran, faktor risiko, upaya pencegahan, perawatan medis, serta
dampaknya pada individu dan masyarakat. Melalui pemahaman yang lebih
mendalam tentang HIV/AIDS, diharapkan kita dapat meningkatkan kesadaran
masyarakat, mengurangi stigmatisasi, dan memperkuat upaya pencegahan dan
pengobatan untuk mengatasi pandemi ini secara lebih efektif.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Peranan Virus Positif Bagi Tubuh Manusia?
2. Apa Peranan Virus Negatif Bagi Tubuh Manusia?
C. Tujuan
1. Mengetahui Peranan Virus Positif Bagi Tubuh Manusia.
2. Mengetahui Peranan Virus Negatif Bagi Tubuh Manusia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
COVID-19, menekankan pentingnya upaya pencegahan, pengobatan, dan
penelitian untuk melawan penyakit-penyakit tersebut.
1. Definisi Vaksin
Vaksin adalah suatu substansi biologis yang dirancang untuk
memberikan perlindungan terhadap suatu penyakit tertentu. Vaksin bekerja
dengan merangsang sistem kekebalan tubuh agar mengenali dan melawan
agen penyebab penyakit, seperti bakteri atau virus, tanpa menyebabkan
penyakit itu sendiri
Vaksin umumnya mengandung fragmen atau bagian dari agen
penyebab penyakit atau versi melemah dari agen tersebut. Saat seseorang
divaksinasi, sistem kekebalan tubuhnya bereaksi terhadap bahan-bahan
tersebut dengan memproduksi antibodi dan sel-sel kekebalan lainnya. Jika
kemudian seseorang terpapar agen penyebab penyakit sebenarnya, sistem
kekebalan tubuhnya sudah siap untuk melawan infeksi tersebut.
Vaksin memiliki peran penting dalam pencegahan penyakit dan dapat
berkontribusi secara signifikan untuk mengurangi angka kesakitan dan
kematian akibat penyakit menular. Program vaksinasi telah menjadi bagian
integral dari upaya kesehatan masyarakat di seluruh dunia.
2. Tipe-tipe Vaksin
Vaksin adalah suatu substansi yang diberikan kepada individu dengan
tujuan untuk merangsang sistem kekebalan tubuh agar dapat melawan
penyakit tertentu. Ada beberapa tipe vaksin yang digunakan untuk
mencegah penyakit-penyakit tertentu. Berikut adalah beberapa tipe vaksin
beserta penjelasannya:
4
b. Vaksin Hidup Lemah (Live Attenuated Vaccines):
Deskripsi: Vaksin ini mengandung mikroorganisme hidup yang
dilemahkan sehingga tidak menyebabkan penyakit yang parah pada
individu yang sehat. Meskipun dilemahkan, vaksin ini masih dapat
menyebabkan respons imun yang kuat.
Contoh: Vaksin campak, gondong, rubela (MMR), vaksin cacar air.
5
Contoh: Vaksin COVID-19 AstraZeneca, vaksin COVID-19 Johnson &
Johnson.
1) Pengenalan Antigen:
Vaksin mengandung fragmen atau bentuk yang dilemahkan dari agen
penyebab penyakit, yang disebut antigen. Antigen ini tidak cukup kuat
untuk menyebabkan penyakit, tetapi cukup untuk memicu respons
kekebalan.
3) Produksi Antibodi:
Antibodi adalah protein yang dihasilkan oleh sel B sebagai respons
terhadap antigen. Antibodi ini memiliki kemampuan untuk mengikat dan
menghancurkan agen penyebab penyakit. Mereka juga membantu dalam
mengingat antigen sehingga jika tubuh terpapar kembali pada masa
mendatang, respons kekebalan dapat lebih cepat dan efisien.
6
4) Memori Kekebalan:
Salah satu aspek penting dari vaksinasi adalah pembentukan memori
kekebalan. Setelah tubuh terpapar antigen, sel-sel kekebalan mengingat
cara melawan agen penyebab penyakit tersebut. Ini berarti bahwa jika
seseorang terpapar lagi oleh agen penyebab penyakit yang sama, sistem
kekebalan tubuh dapat merespons lebih cepat dan lebih kuat.
7
Tetap perlu diikuti perkembangan terbaru dalam penelitian dan
pengembangan vaksin atau terapi baru untuk HIV/AIDS, karena informasi
ini dapat berubah seiring waktu. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal
memiliki HIV/AIDS, sangat penting untuk berkonsultasi dengan tenaga
medis profesional untuk mendapatkan informasi terkini dan perawatan yang
sesuai.
Virus DNA:
Virus DNA dapat menyebabkan berbagai penyakit pada manusia, seperti
herpes, cacar air, dan kanker. Contoh virus DNA yang menyebabkan
penyakit pada manusia adalah virus herpes simplex, yang menyebabkan
cacar air dan herpes genital. Virus DNA juga dapat menyebabkan perubahan
genetik dalam sel inang, yang dapat berkontribusi pada perkembangan
kanker.
Virus RNA:
Virus RNA dapat menyebabkan penyakit seperti influenza, HIV, dan
COVID-19. Sebagian besar virus RNA dapat mengubah fungsi sel inang
untuk memproduksi lebih banyak salinan virus, yang dapat menyebabkan
penyakit.
8
seperti virus bakteriofag yang dapat digunakan dalam terapi bakteriofag untuk
mengobati infeksi bakteri yang resisten terhadap antibiotik.
Peran virus dalam tubuh manusia sangat kompleks, dan banyak faktor
yang mempengaruhi sejauh mana dampak negatifnya. Penelitian terus
dilakukan untuk memahami lebih baik tentang interaksi antara manusia dan
virus serta untuk mengembangkan strategi pencegahan dan pengobatan yang
lebih efektif.
1. Definisi HIV/AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang
sistem kekebalan tubuh manusia. Virus ini dapat merusak atau
menghancurkan sel-sel yang disebut sel CD4 atau limfosit T, yang memiliki
peran penting dalam menjaga kekebalan tubuh. Jika sistem kekebalan tubuh
terganggu oleh HIV, maka tubuh menjadi rentan terhadap infeksi dan
penyakit lainnya.
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah kondisi yang
berkembang ketika infeksi HIV telah mencapai tingkat yang sangat parah,
sehingga sistem kekebalan tubuh tidak lagi mampu melawan infeksi dan
penyakit dengan efektif. AIDS ditandai dengan munculnya berbagai infeksi
oportunistik (infeksi yang biasanya tidak menyerang individu dengan sistem
kekebalan yang sehat) dan beberapa jenis kanker yang jarang terjadi.
Penting untuk dicatat bahwa tidak semua orang yang terinfeksi HIV
akan mengembangkan AIDS. Dengan pengobatan yang tepat dan dijalani
dengan disiplin, orang dengan HIV dapat menjaga tingkat virus tetap
rendah, menjaga sistem kekebalan tubuh tetap kuat, dan mencegah
perkembangan AIDS. Terapi antiretroviral (ARV) adalah bentuk
pengobatan utama untuk HIV dan AIDS.
Penularan HIV biasanya terjadi melalui kontak langsung dengan
cairan tubuh yang terinfeksi, seperti darah, cairan vagina, cairan sperma, dan
cairan anus. Penggunaan jarum suntik bersama, hubungan seks tanpa
kondom, dan transmisi dari ibu ke anak selama kehamilan, persalinan, atau
menyusui adalah beberapa cara umum penularan HIV. Pencegahan dan
9
edukasi mengenai HIV sangat penting untuk mengurangi risiko penularan
virus ini.
2. Penyebab Virus HIV/AIDS
Virus Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah penyebab
penyakit Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). HIV menyerang
sistem kekebalan tubuh, khususnya sel-sel CD4 atau sel T-helper, yang
berperan penting dalam melawan infeksi. Berikut adalah beberapa penyebab
utama penyebaran virus HIV/AIDS:
10
Praktik Seks Tanpa Perlindungan di Antara Pria yang Berhubungan Seks
dengan Pria (MSM):
Kelompok pria yang berhubungan seks dengan pria memiliki risiko lebih
tinggi terinfeksi HIV. Praktik seks tanpa perlindungan, terutama anal
seks, dapat meningkatkan kemungkinan penularan virus.
11
Sakit kepala: Rasa sakit di kepala yang intens.
Nyeri otot dan sendi: Kelelahan dan nyeri pada otot dan sendi.
Nyeri tenggorokan: Rasa tidak nyaman atau sakit pada tenggorokan.
Pembengkakan kelenjar getah bening: Kelenjar getah bening dapat
membengkak.
4) Masalah Neurologis:
Gangguan kognitif: Kesulitan berkonsentrasi dan masalah kognitif
lainnya.
Kesulitan berjalan: Masalah keseimbangan dan koordinasi.
Perlu diingat bahwa tidak semua orang yang terinfeksi HIV akan mengalami
gejala yang sama, dan beberapa orang mungkin tidak menunjukkan gejala
sama sekali. Oleh karena itu, tes HIV secara teratur sangat penting untuk
mendeteksi infeksi sedini mungkin. Jika terdiagnosis HIV, pengobatan yang
12
tepat dan dini dapat membantu mengelola kondisi dan memperlambat
perkembangannya menjadi AIDS.
4. Diagnosis Virus HIV/AIDS
Diagnosis HIV / AIDS biasanya melibatkan serangkaian tes untuk
mendeteksi keberadaan virus imunodefisiensi manusia (HIV) dan menilai
perkembangan infeksi. Berikut adalah langkah-langkah kunci dalam
mendiagnosis HIV/AIDS:
13
Pengujian Resistensi Obat:
Pengujian resistensi obat dilakukan untuk mengidentifikasi apakah virus
resisten terhadap obat antiretroviral yang umum digunakan. Informasi ini
membantu memandu pemilihan rejimen pengobatan yang tepat.
Penting untuk dicatat bahwa tes dan diagnosis HIV harus dilakukan
oleh profesional kesehatan yang terlatih, dan konseling harus diberikan
sebelum dan sesudah tes untuk memastikan bahwa individu memahami
implikasi dari hasil tes tersebut. Deteksi dini HIV memungkinkan intervensi
medis yang tepat waktu dan penatalaksanaan yang tepat untuk
memperlambat perkembangan penyakit. Selain itu, diagnosis yang akurat
sangat penting untuk mencegah penyebaran virus ke orang lain.
14
Berikut adalah beberapa poin penting terkait pengobatan HIV/AIDS:
3) Pemantauan Rutin
Penderita HIV yang menjalani terapi antiretroviral akan dipantau secara
rutin untuk memastikan tingkat virus dalam tubuh tetap rendah dan untuk
mendeteksi perubahan pada sistem kekebalan tubuh.
5) Pencegahan Penularan
Selain pengobatan, pencegahan penularan HIV juga sangat penting. Ini
termasuk menggunakan kondom saat berhubungan seksual, menghindari
berbagi jarum suntik, dan melakukan tindakan pencegahan lainnya.
15
7) Dukungan Psikologis dan Sosial
Penderita HIV/AIDS juga memerlukan dukungan psikologis dan sosial.
Stigma dan diskriminasi terkait HIV masih dapat menjadi masalah, dan
dukungan dari keluarga, teman, atau kelompok pendukung dapat
membantu penderita mengatasi tantangan tersebut.
Pemakaian Kondom
Penggunaan kondom adalah salah satu cara paling efektif untuk
mencegah penularan HIV/AIDS dan infeksi menular seksual (IMS)
lainnya. Kondom dapat digunakan pada setiap jenis hubungan seksual,
baik vaginal, anal, atau oral.
16
Pemeriksaan Rutin
Lakukan pemeriksaan rutin untuk mengetahui status HIV/AIDS Anda
dan pasangan seksual Anda. Semakin cepat diketahui status HIV
seseorang, semakin baik pengelolaan dan pengobatannya.
17
PrEP melibatkan penggunaan obat anti-HIV oleh individu yang berisiko
tinggi untuk mencegah infeksi HIV. PrEP dapat diresepkan oleh
profesional kesehatan.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
HIV/AIDS tetap menjadi tantangan serius bagi kesehatan global,
mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Dalam makalah ini, telah dibahas
berbagai aspek terkait HIV/AIDS, termasuk penyebaran, dampak sosial, upaya
pencegahan, dan tantangan dalam pengobatan. Meskipun telah ada kemajuan
signifikan dalam pemahaman dan pengelolaan HIV/AIDS, masih banyak
pekerjaan yang perlu dilakukan.
Penyebaran HIV/AIDS terus menjadi perhatian, terutama di daerah
dengan tingkat infeksi yang tinggi. Faktor sosial, budaya, dan ekonomi juga
memainkan peran penting dalam penyebaran virus ini. Upaya-upaya
pencegahan harus ditingkatkan melalui edukasi masyarakat, penggunaan
kondom, dan pengurangan stigma terhadap individu yang terinfeksi.
Dampak sosial HIV/AIDS mencakup stigma, diskriminasi, dan tekanan
psikologis yang dialami oleh individu yang hidup dengan virus ini. Masyarakat
harus berusaha menciptakan lingkungan yang mendukung dan mengurangi
stigma terhadap orang-orang yang hidup dengan HIV/AIDS.
Pengobatan HIV telah berkembang pesat, terutama dengan penggunaan
terapi antiretroviral (ART). Namun, akses terhadap pengobatan ini tetap
menjadi tantangan, terutama di negara-negara berkembang. Diperlukan
langkah-langkah konkret untuk meningkatkan ketersediaan dan aksesibilitas
pengobatan HIV/AIDS di seluruh dunia.
2. Saran
a. Peningkatan Edukasi Masyarakat
18
Langkah-langkah edukatif perlu ditingkatkan untuk meningkatkan
pemahaman masyarakat tentang HIV/AIDS, termasuk cara penularan,
pencegahan, dan pentingnya mengurangi stigma.
c. Pengurangan Stigma
Masyarakat dan pemerintah perlu bekerja sama untuk mengurangi stigma
terhadap individu yang hidup dengan HIV/AIDS. Ini dapat dilakukan
melalui kampanye edukasi, pembentukan opini publik yang positif, dan
dukungan terhadap individu yang terinfeksi.
e. Penelitian Lanjutan
Perlu adanya dukungan lebih lanjut untuk penelitian tentang pengobatan
HIV/AIDS, termasuk pengembangan terapi yang lebih efektif dan
terjangkau, serta upaya untuk menemukan vaksin yang efektif.
19
DAFTAR PUSTAKA