Anda di halaman 1dari 28

KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala
puji dan puja bagi-Nya Tuhan semesta alam. Berkat rahmat dan izin-Nya pada
akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan e-book yang berjudul
“Kepekaan Terhadap HIV/AIDS.”

Penulisan e-book ini merupakan salah satu tugas dalam mata kuliah
Perubahan dan Komunitas Orang Dewasa. Dalam ini saya ingin menyampaikan
terima kasih kapada pihak pihak yang telah memberi bantuan dan dukungan
untuk menyelesaikan penulisan e-book ini terutama kepada Pak Sri Koeswantono
Wongsonadi, M.Si selaku dosen pada mata kuliah Perubahan dan Komunitas
Orang Dewasa yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk membantu
kami.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan e-


book ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik, saran dan masukan sangat
diharapkan dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan penulisan ini dimasa
yang akan datang.

Penulis berharap semoga penulisan makalah ini dapat memberikan manfaat


bagi pembaca dan semua pihak yang memerlukan.

Jakarta, 10 November 2018

Helmia

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1

1.1Latar Belakang.......................................................................................1
1.2Rumusan Masalah..................................................................................1
1.3Tujuan Penulisan ...................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan...............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................3

2.1 Pengertian HIV/AIDS ..........................................................................3


2.2 Penyebaran dan tanda-tanda terserang HIV/AIDS…............................4
2.3 Pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS........................................7
2.4 Yayasan AIDS Indonesia......................................................................9

BAB III PENUTUP.............................................................................................21

3.1 Kesimpulan.......................................................................................21
3.2 Saran..................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................22

ii
BAB I

PEMBAHASAN

1.1Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui AIDS merupakan penyakit yang belum ada
obatnya dan belom ada vaksin yang bisa mencegah serangan virus HIV,
sehingga penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang sangat berbahaya
bagi kehidupan manusia baik sekarang maupun masa yang akan datang. Dari
hari ke hari, tahun demi tahun kasus HIV/AIDS di dunia semakin meningkat,
baik akibat dari seks bebas maupun akibat penyalahgunaan Napza khususnya
Napza suntik. Dengan semakin banyaknya pengidap HIV atau ODHA (Orang
Dengan HIV/AIDS), maka akan semakin banyak pula informasi yang
dibutuhkan bagi mereka agar dapat menjalani kehidupan sehari-hari dapat
lebih baik.
HIV/AIDS ini dapat menimbulkan penderitaan, bagi dari segi mental
maupun segi fisik, dari segi mental, orang yang mengetahui dirinya terjangkit
AIDS akan merasakan penderitaan batin yang berkepanjangan dan apabila ada
pandangan yang tidak baik dari luar akan semakin membuat yang terjangkit
AIDS menderita. Segi fisik, penderita AIDS mungkin tidak akan langsung
merasakan perubahan fisik yang drastis karena gejalanya baru akan muncul
setelah beberapa bulan.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, rumusan masalah dari
penelitian ini sebagai berikut :
1. Apa itu HIV/AIDS?
2. Bagaimana penyebaran dan tanda-tanda terserang HIV/AIDS?
3. Bagaimana pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS?
4. Apa itu yayasan AIDS Indonesia?

1
1.3Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan e-book ini antara lain :
1. Untuk mengetahui apa itu HIV/AIDS
2. Agar mengetahui penyebaran dan tanda-tanda HIV/AIDS
3. Agar mengetahui pencegahan dan penanggulangan HIV/AIS
4. Untuk mengetahui yayasan AIDS Indonesia
1.4Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang ingin dicapai penulis adalah memberikan informasi
tentang HIV/AIDS kepada pembaca baik dari kalangan pelajar, mahasiswa,
dan generasi muda. Meningkatkan pengetahuan dan menanamkan sikap yang
baik kepada generasi muda dalam upaya pencegahan HIV/AIDS serta
membantu meningkatkan kepedulian terhadap pengendalian HIV/AIDS.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Apa itu HIV/AIDS?

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang


sistem kekebalan tubuh pada manusia sehingga tubuh menjadi rentan terhadap
serangan penyakit. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah
kumpulan gejala penyakit yang mematikan akibat menurunnya sistem kekebalan
tubuh manusia. Virus HIV terdapat di cairan tubuh orang yang terpapar HIV
yaitu:

1. Darah

2. Cairan Sperma

3. Cairan Vagina

4. Air Susu Ibu

3
Bagaimana HIV merusak kekebalan tubuh manusia?

2.2 Penyebaran dan tanda-tanda terserang HIV/AIDS?

HIV tidak menular melalui :

Fasilitas Umum

Makan bersama

4
Berjabat tangan

Gigitan nyamuk

Berpelukan

Berciuman

HIV/AIDS dapat menyerang siapa saja, tetapi kelompok yang rawan untuk
tertular HIV penyebab AIDS, yaitu :

1. Melalui Transfusi darah yang mengandung virus HIV


2. Bergantian jarum tato dengan seseorang yang terinfeksi HIV
3. Pengguna narkoba suntik yang menggunakan jarum suntik secara
bersama-sama
4. Perinatal / ibu hamil yang positif HIV lalu melahirkan secara normal
5. Ibu menyusui, ibu menyusui yang positif HIV tetap dapat menyusui
anaknya tetapi agar tidak menular ke anaknya ia tidak boleh menyusui
anaknya juga dengan menghasihi anaknya minum susu formula.
6. Hubungan seksual, orang yang berperilaku seksual dengan berganti-
ganti pasangan tanpa menggunakan kondom.

5
Tanda-tanda terserang penyakit AIDS seseorang yang terkena virus HIV
tidak dapat langsung dilihat karena tidak ada tanda dan gejala yang khas.
Seseorang yang terinfeksi virus HIV pada awalnya terlihat sehat dan
pemerikasaan darah negatif, ini karena virus HIV baru akan terdeteksi setelah 3-
6 bulan melakukan penyebab rawan tertular HIV. Setelah itu ada yang disebut
periode jendela dimana tandanya itu terlihat sehat tetapi hasil pemeriksaan darah
positif. Gejala mulai terlihat :

 Ketika memasuki tahun ke 5 s-d tahun ke 8


 Berat badan turun secara drastis, cepat merasa lelah
 Sering demam disertai keringat tanpa sebab yang jelas
 Terjadi pembengkakan kelenjer disekitar leher, ketiak, dan lipatan
paha tanpa sebab yang jelas
AIDS, pada tahun ke-8 sampai tahun ke-10 masuk ke dalam tahapan AIDS,
dimana sistem kekebalan tubuh sudah menurun dan sudah tidak ada lagi
perlawanan terhadap penyakit bahkan penyakit yang tidak berbahaya pun akan
menjadi penyakit yang mematikan. Untuk mengetahui status HIV/AIDS
seseorang tidak dapat dilihat secara langsung tetapi harus melakukan tes HIV
yang disertai konseling. Anda dapat mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat
(klinik VCT/Voluntary Counseling and Testing atau KTS/Konseling dan Tes
HIV Sukarela). Keberadaan klinik tersebut dapat anda tanyakan pada rumah sakit
atau klinik kesehatan terdekat. Tes HIV biasanya berupa tes darah untuk
memastikan adanya antibodi terhadap HIV di dalam darah seseorang. Antiboti
adalah protein yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh untuk menyerang
kuman atau bakteri tertentu. Dengan test ini akan diketahui apakah seseorang
sudah tertular virus HIV atau belum.

6
2.3 Pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS

Cara pencegahan HIV & AIDS

A bstinance : Tidak berhubungan seks di luar nikah. Usahakan hanya


berhubungan dengan satu orang pasangan seksual, tidak
berhubungan dengan orang lain.

B e Faithful : Saling setia dengan pasangan. Tidak berganti-ganti


pasangan seksual.

C Ondom : Gunakan condom bagi resiko tinggi apabila melakukan


hubungan seksual.

on’t Use Drugs : Tidak menggunakan narkoba


D
quipment : Gunakan peralatan yang steril. Penggunaan jarum suntik
E dan alat lainnya ( akupuntur, tato, tindik ) harus dijamin
sterilisasinya.

Adapun usaha yang dilakukan pemerintah untuk dapat mensosialisasikan


seperti penyuluhan-penyuluhan dan informasi kepada seluruh masyarakat
utamanya kepada usia rentan terjangkit sekitar usia 20-29 tahun mengenai
pencegahan, penularan, tanda-tanda terserang virus HIV/AIDS. Dapat melalui
seminar-seminar terbuka, penyebaran brosur atau poster-poster yang
berhubungan dengan AIDS, ataupun melalui iklan diberbagai media massa baik
media cetak maupun media elektronik.penyuluhan atau informasi tersebut
dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan, agar masyarakat dapat
mengetahui bahaya HIV/AIDS dan berupaya untuk menghindari.
7
Seperti yang kita ketahui AIDS merupakan penyakit yang belum ada
obatnya dan belom ada vaksin yang bisa mencegah serangan virus HIV. untuk
Penanggulangan kepada yang sudah terjangkit virus HIV itu dapat meminum obat
ARV, apa itu ARV? Anti Retro Viral adalah obat yang bekerja dengan
menghilangkan unsur yang dibutuhkan virus HIV untuk menggandakan diri. Obat
ARV untuk setiap pasien yang terjangkit ini berbeda. Pasien harus segera
mengonsumsi ARV begitu didiagnosis menderita HIV, agar perkembangan virus
HIV dapat dikendalikan. Menunda pengobatan hanya akan membuat virus terus
merusak sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko penderita HIV
terserang AIDS. Selain itu, penting bagi pasien untuk mengonsumsi ARV sesuai
petunjuk dokter. Jika melewatkan konsumsi obat akan membuat virus HIV
berkembang lebih cepat dan memperburuk kondisi pasien. Mengonsumsi obat
ARV ini ada efek sampingnya yang paling sering adalah pusing-pusing, mual,
dan bercak merah di kulit tetapi ini hanya 2 minggu/ sebulan awal setelah
mengonsumsi obat.

Strategy Use Of ARV :

 Penawaran tes kepada ibu hamil, pasien IMS, pasangan ODHA, pasien TB,
pasien Hep, dan populasi kunci (WPS, LSL,Waria, penasun)
 Pemberian ARV tanpa melihat jumlah sel darah putih pada ODHA
 Meningkatkan sel darah putih dan menurunkan jumlah HIV dalam tubuh
ODHA
 Memperpanjang masa tanpa gejala
 Meningatkan kualitas hidup ODHA

8
2.4 Apa itu Yayasan AIDS Indonesia?

Pemaparan materi diatas merupakan hasil wawancara saya di Yayasan


AIDS Indonesia atau yaids bersama Ka Netty Nuraini, yang bekerja sebagai staf
akunting lulusan Universitas Negeri Jakarta. Saya mengunjungi yayasan tersebut
pada hari Kamis, 8 November 2018 yang berada di Hotel Menara Peninsula, 3rd
Level, JL. Letjend S Parman, Kavling 78, Slipi RT.6/RW.3, Slipi, Palmerah, Kota
Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11410. Sebelumnya saya mencari-
cari di internet mengenai yayasan yang biasa menangani atau memberi konsultasi
kepada ODHA, kemudian saya menemukan yaids ini dan menghubunginya untuk
menanyakan apa bisa melakukan wawancara. Setelah itu saya bersama dengan
teman-teman saya pergi untuk mengunjungi yaids.

Gambar 1. Yayasan AIDS Indonesia

Adalah sebuah organisasi nirlaba (non profit) yang didirikan untuk


mewujudkan kepedulian terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan
penanggulangan HIV/AIDS, khususnya di kalangan usia produktif angkatan
kerja.
9
Didirikan oleh Kartini Muljadi SH, Martina Widjaja, dr.Kartono
Mohamad, Pof. DR Sarlito W. Sarwono, dr. Lukas Hendrata (alm), Dra.
Mawarwati Djamaloeddin dan Darwina Pontjo Sutowo pada tanggal 13 Agustus
1993.
Awal dibuatnya Yayasan AIDS Indonesia ini ada bebarapa versi cerita
tetapi yang versi pertama itu adalah di beberapa kalangan teman-teman pendiri
yaids ini kondisinya sudah sangat mengkhawatirkan, ada yang sampai AIDS dan
ada yang meninggal juga. Para pendiri ini yang terdiri dari
pengusaha,dosen,dokter dan dari latar belakang yang berbeda-beda akhirnya
membuat suatu yayasan yang memang awalnya itu untuk lebih membuat
kebijakan kepada pemerintah, karena pada saat itu diskriminasi masih sangat
memprihatinkan seperti, ODHA itu tidak boleh bekerja atau yang di lingkungan
banyak sekali yang diusir dari lingkungannya atau diasingkan.

Pada tahun 1997 yayasan ini mulai bergerak ke prefentif, ternyata banyak
masyarakat di Indonesia khusunya di Jakarta tidak mengetahui tentang
HIV/AIDS. Kenapa tidak untuk memberikan informasi ke kalangan yang belum
tahu agar tidak ada infeksi baru. Jadi yayasan ini lebih fokus kepada jalur untuk
penyebaran informasi yang sifatnya prefentif yaitu pencegahan ke kalangan
khusunya usia produktif 15-35 tahun, tetapi tidak memungkirkan pada
prakteknya ini memberikan informasi untuk semua kalangan, kecuali anak SD.
Terus bagaimana untuk anak SD atau anak kecil untuk mengetahui informasi
HIV/AIDS? Yang dikejar adalah pengetahuan untuk orang tuanya, yang agar
orang tau cara mencegah dan untuk menghilangkan diskriminasi dan stigmanya.
Karena banyak ibu-ibu yang mengatakan kepada anak nya
“jangan main sama anak itu! Anak itu ibunya ODHA, kali aja anak AIDS
juga”
Padahal penyakit HIV/AIDS bukan penyakit turunun, jika ibu dan
bapaknya ODHA belum tentu anaknya ODHA. Yayasan AIDS Indonesia

10
membuka sesi konseling untuk yang sudah terpapar HIV/AIDS, dan sesi
konseling ini di jaga sekali kerahasian nya, yaids ini mempunyai kode etik jadi
yang berkonsultasi ke yaids ini dijamin kerahasiaanya aman, sesama konseler pun
tidak pernah membahas kecuali kasus yang tidak bisa diatasi sendiri misalnya
butuh bantuan konseler lain atau butuh bantuan senior di yaids. Nah konsultasi
nya itu seperti yaids akan membantu untuk mencari cara gimana yang sudah
terjangkit akan mendapatkan pengobatannya, dirumah sakit mana. Biasanya
disarankan ke RSUD terdekat atau ke puskesmas tingkat kecamatan , tetapi
dibeberapa kasus ada puskesmas yang menyediakan obatnya terbatas sehingga
harus ke RSUD, disini semuanya sudah lengkap dan obatnya pun gratis.

Ada pun konsultasi yang lain adalah kendala tentang memberi tahu ke
keluarganya bagaimana, ada yang ingin memberi tahu keluarganya tetapi takut
keluarganya agak kaget ataupun yang lain. biasanya yaids akan menyarankan
untuk keluarga nya juga dateng ke kantor yaids, karena keluargnya itu sebagai
OHIDA yaitu orang yang hidup bersama ODHA, disini yaids akan memberikan
saran cara pencegahan agar tidak terpapar dan cara untuk menjaga ODHA nya.

Disana saya mendapatkan informasi mengenai

1. 5 propinsi kasus HIV & AIDS tertinggi yaitu sebagai berikut :

11
2. Informasi mengenai kasus AIDS berdasarkan usia dan pekerjaan sosial,
yaitu sebagai berikut :

12
Yayasan AIDS Indonesia ini belum blusukan sampe ke plosok-plosok kota,
yaids bisa ke kota-kota lain itu dalam bentuk kerjasama misalnya kerjasama
dengan kementrian kesehatan. Yaids akan memfasilitasi fasilitatornya,
konselernya, nanti yaids yang akan memberikan materi, penyuluhan, Cuma
mereka yang memfasilitasi disana nya. Sebenarnya untuk di daerah sudah ada
komisi penanggulangan AIDS di daerah tetapi untuk komisi penanggulangan
AIDS nasional sudah tidak ada. Inilah yang menjadi tantangan Indonesia, untuk
menanggulangi HIV/AIDS di plosok-plosok kota karena terbatasnya jumlah
dokter didaerah plosok.

Bagimana jika ada seseorang yang kita kenal/teman/saudara yang terkena


dan meceritkan status HIV/AIDS kepada kita cara kita menyikapinya seperti apa?
Yaitu yang bisa dengan dilakukan adalah

1. Untuk orang lain harus mengetahui apa yang menularkan dan tidak
menularkan
2. Bagi yang terpapar selagi dia masih meminum obat ARV itu akan
meningkatkan kualitas hidupnya, karena virusnya akan tidur, imunnya
akan lebih banyak dan tidak ada akan gejala yang keluar
3. Jangan dikucilkan
4. Jangan dibully
5. Dan jika masih bingung apa yang harus dilakukan atau butuh bantuan
orang lain, bisa mendatangi orang yang lebih mengerti tentang
HIV/AIDS, atau mengunjungi yayasan AIDS Indonesia yang nantinya
akan bertemu konseler untuk berkonsultasi.
Jika ada pasien yang terpapar HIV/AIDS dan ingin berkonsultasi di
yayasan AIDS Indonesia dapat langsung ke kantornya yang berada di Hotel
Menara Peninsula lalu nanti akan ditemukan dengan konseler dan akan diberikan
solusi dan bantuan yang sesuai dengan kasusnya itu semua gratis . Yayasan ini

13
dapat dana dari mana untuk penyuluhan, konseling dan lain sebagainya? Mungkin
itu yang ada pikirkan. Yaids ini sendiri mendapatkan dana dari beberapa donatur,
mereka mendonasikan dan peduli nantinya dana nya akan dijadikan program
penyuluhan dan lain sebagainya. Itu relawan bagaimana apa dibebani biaya?
Tidak, relawan tidak dibebankan biaya apapun, seragam, id card, pelatihan gratis.

Yayasan AIDS Indonesia dari tahun 1996 sampai sekarang sudah ada 800
relawan, relawan itu tidak terikat dan mereka akan datang jika ada acara
penyuluhan. Relawan ini ada dari berbagai macam kalangan seperti pelajar,
mahasiswa, pekerja dan lain sebagainya. Yaids membuka recruitment volunteer,
jika berminat untuk bergabung Anda dapat mengunjungi www.yaids.com ,anda
bisa mengisi form penyuluhan, setelah itu Anda akan dihubungi oleh pihak yaids
untuk mengikuti pembekalan, pelatihan dan pemberian materi seputar
HIV/AIDS. Relawan yang baru bergabung tidak langsung menyampaikan
penyuluhan tetapi sebagai observer terlebih dahulu

Gambar 2. Sesi wawancara

14
Gambar 3. Sesi wawancara

Gambar 4. Berbagai Penghargaan Yaids

15
Gambar 5. Berbagai penghargaan Yaids

Gambar 6. Sertifikat penghargaan apresiasi Yaids

16
Dalam wawancara di yayasan AIDS ini saya diberikan kasus seseorang
yang terkena HIV / AIDS. Tetapi tidak bisa berikan identitas sebenarnya, maka
saya samarkan nama sang istri ‘melati’ dan suami ‘paijo’

si melati terinfeksi HIV pada tahun 2009

ia tertular dari sang suami yang kita samarkan


namanya menjadi Paijo. Paijo ini dulunya adalah pengguna NAPZA yaitu jenis
patau

17
Melati pada saat adalah orang yang tidak paham informasi, yang ia tahu
adalah HIV bisa menular memalui hubungan seks dan tidak tahu kalau dapat
tertular melalui pengguna NAPZA.

Melati baru mengetahui dirinya mengidap HIV setelah temannya


menganjurkannya agar suaminya menjalani tes HIV karena ada sejarah
penggunaan narkoba. Melati dan paijo waktu itu masih menolak untuk melakukan
pemeriksaan dan memakan waktu yang lama untuk akhirnya melakukan
pemeriksaan.

Melati sudah merasakan ciri-ciri yaitu penurunan berat badan drastis


hingga berat badannya hanya 35 kg. Kemudian ada jamur di lidah dan diare
sebenarnya ciri-ciri seperti penyakit biasa, jadi memang sulit untuk dijelaskan.

18
Akhirnya Melati melakukan pemerikasaan karena kondisi yang sudah
memburuk dan hasil nya positif

Paijo meninggal pada tahun 2009. Melati menikah lagi pada tahun 2014
dengan seseorang yang tidak terjangkit HIV.

Melati mengatakan bahwa dukungan dari orang terdekat menjadi salah satu
cara pulih. Ia memiliki support system dari keluarga yang baik. Baginya
dukungan orang terdekat dan keluarga dibarengi dengan kebiasaan rutin
mengonsumsi obat dan terapi ARV ialah jalan untuk pulih. Baginya ia bisa
sesehat itu karena terapi ARV, terapi tersebut sangat penting kalau disuruh minm
ya diminum. Diminum seumur hidup dan tepat waktu jangan sampai terlambat.

Menurut melati kebanyakan orang terinfeksi kemudian sedih, mengurung


diri dan tidak memiliki support system. Melati juga pernah mengalami perilaku
diskriminatif dari masyarakat, ia takut bertemu dan bercerita kepada orang lain.
Melati menyadari bahwa stigma dan perilaku diskriminatif hanya terjadi karena
kurangnya pemahaman, iapun akhirnya memutuskan untuk berbicara.

Melati memberi pesan untuk orang yang baru mengetahui dirinya positif
HIV untuk jangan menyangkal serta memaafkan diri dan menghadapinya dengan
ikhlas. Tidak lupa untuk mencari kelompok dukungan jika sulit mengatakannya
kepada orang tua. Selain itu, pesan penting untuk jangan lupa menjalani terapi

19
ARV. Menjalani perawatan sebelum memasuki fase AIDS akan mempercepat
pemulihan.

Berikut adalah dokumentasi setelah melakukan kunjungan dan wawancara


di yayasan AIDS Indonesia untuk memperkuat isi e-book ini

Gambar 7. Bersama narasumber

Gambar 8. Sesi foto bersama

20
21
A. HIV dan AIDS

Grafik 1. Jumlah HIV dan AIDS yang Dilaporkan per Tahun


sd Maret 2018

*Jumlah AIDS yang dilaporkan mengalami perubahan karena adanya validasi


data bersama Dinkes Provinsi pada Oktober 2017

B. HIV
Tabel 1. Jumlah Infeksi HIV yang dilaporkan
Menurut Tahun sampai dengan Maret 2018

Jumlah Kasus
No. Tahun
HIV

1 s.d. 2005 859


2 2006 7.195
3 2007 6.048
4 2008 10.362
5 2009 9.793
6 2010 21.591
7 2011 21.031
8 2012 21.511
9 2013 29.037
10 2014 32.711
11 2015 30.935
12 2016 41.250
22
13 2017 48.300
14 2018* 10.506
Total 291.129

*Laporan Melalui SIHA per 19 April 2018

Grafik 2 jumlah Infeksi HIV yang dilaporkan berdasarkan jenis kelamin


tahun 2008-2018

17,579
15,151

13,467 12,573
12,279
8,360 9,265 9,318 30,721
26,099
3,565 3,459 16,758 19,244 18,362 3,757
13,231 11,766 12,193
6,797 6,334 6,749

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018*
Laki-laki Perempuan

23
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang
sistem kekebalan tubuh pada manusia sehingga tubuh menjadi rentan terhadap
serangan penyakit. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah
kumpulan gejala penyakit yang mematikan akibat menurunnya sistem kekebalan
tubuh manusia. Virus HIV berada di darah, cairan sperma, cairan vagina dan air
susu ibu.

Virus HIV belum ada vaksinnya dan penyakit AIDS belom ada obatnya
maka dari itu penting untuk mengetahui cara pencegahan dan cara penyebaran
virus nya agar kita dapat menghindari penyebab rawan terserang HIV/AIDS.
Untuk mengetahui status HIV/AIDS seseorang membutuhkan waktu 3-6 bulan
setelah melakukan penyebab rawan terserang HIV/AIDS. Setelah memasuki
tahun ke 5 s-d tahun ke 8 Berat badan turun secara drastis, cepat merasa lelah,
Sering demam disertai keringat tanpa sebab yang jelas, Terjadi pembengkakan
kelenjer disekitar leher, ketiak, dan lipatan paha tanpa sebab yang jelas. Adapun
untuk yang sudah terjangkit virus HIV dapat melakukan terapi ARV dan
menjalankannnya dengan disiplin.

Yayasan AIDS Indonesia Adalah sebuah organisasi nirlaba (non profit)


yang didirikan untuk mewujudkan kepedulian terhadap masalah-masalah yang
berkaitan dengan penanggulangan HIV/AIDS, khususnya di kalangan usia
produktif angkatan kerja.
Didirikan oleh Kartini Muljadi SH, Martina Widjaja, dr.Kartono
Mohamad, Pof. DR Sarlito W. Sarwono, dr. Lukas Hendrata (alm), Dra.
Mawarwati Djamaloeddin dan Darwina Pontjo Sutowo pada tanggal 13 Agustus
1993.

24
Awal dibuatnya Yayasan AIDS Indonesia ini ada bebarapa versi cerita
tetapi yang versi pertama itu adalah di beberapa kalangan teman-teman pendiri
yaids ini kondisinya sudah sangat mengkhawatirkan, ada yang sampai AIDS dan
ada yang meninggal juga.

3.2 Saran

1. Pentingnya memberikan penyuluhan kepada masyarakat segala sesuatu


tentang HIV / AIDS

2. Jangan kita mendiskriminasi seseorang yang terkena HIV/AIDS tetap


rangkul dan memberi support agar mereka tetap semangat untuk menjalani
proses pengobatannya.

25
DAFTAR PUSTAKA

http://khoirulanisastikes.blogspot.com/2013/01/makalah-hiv-dan-aids.html

http://www.academia.edu/6373911/MAKALAH_IKM_HIV_AIDS

26

Anda mungkin juga menyukai