Anda di halaman 1dari 13

Mata Kuliah : Keperawatan Hiv-Aids

Dosen Pengampu : Hikmawati S.Kep.,Ns.,M.Kes

M A KA L A H
STRATEGI PENANGAN HIV-AIDS

DISUSUN OLEH :
Siti Hajar Lasomar 4201020009

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHSTAN IST BUTON


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
BAUBAU
2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya haturkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan rahmat
serta anugerah dari-Nya saya mampu untuk menyelesaikan makalah saya dengan judul
“STRATEGI PENANGANAN HIV-AIDS” ini. Shalawat serta salam tidak lupa selalu saya
haturkan untuk junjungan nabi agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah
menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah
pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan
satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

Selanjutnya dengan rendah hati saya meminta kritik dan saran dari pembaca untuk
makalah ini supaya selanjutnya dapat saya revisi kembali. Karena saya sangat menyadari,
bahwa makalah yang telah saya buat ini masih memiliki banyak kekurangan. Saya ucapkan
terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah mendukung serta
membantu saya selama proses penyelesaian makalah ini hingga selesainya makalah ini.

Demikianlah yang dapat saya haturkan, saya berharap supaya makalah yang telah
saya buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

Bau-bau, 25 Juni 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR.........................................................................................................1

DAFTAR ISI........................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................................3

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................3

C. Tujuan..............................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Latar Belakang................................................................................................................4

B. Penyebaran dan tanda-tanda terserang HIV-AIDS....................................................4

C. Pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS..............................................................7

D. Pennganan Hiv-Aids.......................................................................................................9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.....................................................................................................................11
B. Saran ................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui bersama, AIDS adalah suatu penyakit yang belum a
da obatnya dan belum ada vaksin yang bisa mencegah serangan virus HIV, sehingga
penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang sangat berbahaya bagi kehidupan m
anusia baik sekarang maupun waktu yang datang. Selain itu AIDS juga dapat menim
bulkan penderitaan, baik dari segi fisik maupun dari segi mental. Mungkin kita serin
g mendapat informasi melalui media cetak, elektronik, ataupun seminar-seminar, ten
tang betapa menderitanya seseorang yang mengidap penyakit AIDS.
Dari segi fisik, penderitaan itu mungkin, tidak terlihat secara langsung karena
gejalanya baru dapat kita lihat setelah beberapa bulan. Tapi dari segi mental, orang y
ang mengetahui dirinya mengidap penyakit AIDS akan merasakan penderitaan batin
yang berkepanjangan. Semua itu menunjukkan bahwa masalah AIDS adalah suatu m
asalah besar dari kehidupan kita semua. Dengan pertimbangan-pertimbangan dan ala
san itulah kami sebagai pelajar, sebagai bagian dari anggota masyarakat dan sebagai
generasi penerus bangsa, merasa perlu memperhatikan hal tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Hiv-Aids ?
2. Bagaimana penyebaran dan tanda-tanda terserang HIV/AIDS tersebut?
3. Bagaimana cara pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS tersebut?
C. Tujuan
1. Menjelaskan apa itu Hiv-aids
2. Menjelaskan penyebaran dan tanda-tanda terserang HIV/AIDS
3. Menjelaskan cara pencegahan dan penanggulan HIV/AIDS

BAB II

3
PEMBAHASAN

A. DefenisiHIV/AIDS
HIV (Human Immuno–Devesiensi) adalah virus yang hanya hidup dalam
tubuh manusia, yang dapat merusak daya kekebalan tubuh manusia.AIDS (Acguired
Immuno–Deviensi Syndromer) adalah kumpulan gejala menurunnya gejala
kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit dari luar.
Orang yang telah mengidap virus AIDS akan menjadi pembawa dan penular
AIDS selama hidupnya, walaupun tidak merasa sakit dan tampak sehat. AIDS juga
dikatakan penyakit yang berbahaya karena sampai saat ini belum ada obat atau
vaksin yang bisa mencegah virus AIDS. Selain itu orang terinfeksi virus AIDS akan
merasakan tekanan mental dan penderitaan batin karena sebagian besar orang di
sekitarnya akan mengucilkan atau menjauhinya. Dan penderitaan itu akan bertambah
lagi akibat tingginya biaya pengobatan. Bahaya AIDS yang lain adalah menurunnya
sistim kekebalan tubuh. Sehingga serangan penyakit yang biasanya tidak berbahaya
pun akan menyebabkan sakit atau bahkan meninggal.
Secara etiologi, HIV, yang dahulu disebut virus limfotrofik sel-T
manusia tipe III (HTLV-III) atau viruslimfadenopati (LAV), adalah suatu retrovirus
manusia sitopatik dari famili lentivirus. Retrovirus mengubah asam ribonukleatnya
(RNA) menjadi asam deoksiribonukleat (DNA) setelah masuk ke dalam sel pejamu.
HIV-1 dan HIV-2 adalah lentivirus sitopatik, dengan HIV-1 menjadi penyebab
utama AIDS di seluruh dunia.Hiperbilirubinemia adalah peningkatan kadar serum
bilirubin dalam darah sehingga melebihi nilai normal. Pada bayi baru lahir biasanya
dapat mengalami hiperbilirubinemia pada minggu pertama setelah kelahiran.
Keadaan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir disebabkan oleh meningkatnya
produksi bilirubin atau mengalami hemolisis, kurangnya albumin sebagai alat
pengangkut, penurunan uptake oleh hati, penurunan konjugasi bilirubin oleh hati,
penurunan ekskresi.

B. Penyebaran dan tanda-tanda terserang HIV-AIDS


1. Penyebaran HIV-AIDS
HIV tidak ditularkan atau disebarkan melalui hubungan sosial yang biasa
seperti jabatan tangan, bersentuhan, berciuman biasa, berpelukan, penggunaan
peralatan makan dan minum, gigitan nyamuk, kolam renang, penggunaan kamar

4
mandi atau WC/Jamban yang sama atau tinggal serumah bersama Orang Dengan
HIV/AIDS (ODHA). ODHA yaitu pengidap HIV atau AIDS. Sedangkan
OHIDA (Orang hidup dengan HIV atau AIDS) yakni keluarga (anak, istri,
suami, ayah, ibu) atau teman-teman pengidap HIV atau AIDS.
Lebih dari 80% infeksi HIV diderita oleh kelompok usia produktif terutama
laki-laki, tetapi proporsi penderita HIV perempuan cenderung meningkat. Infeksi
pada bayi dan anak, 90 % terjadi dari Ibu pengidap HIV. Hingga beberapa tahun,
seorang pengidap HIV tidak menunjukkan gejala-gejala klinis tertular HIV,
namun demikian orang tersebut dapat menularkan kepada orang lain. Setelah itu,
AIDS mulai berkembang dan menunjukkan tanda-tanda atau gejala-
gejala.Tanda-tanda klinis penderita AIDS :
a. Berat badan menurun lebih dari 10 % dalam 1 bulan
b. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
c. Demam berkepanjangan lebih dari1 bulan
d. Penurunan kesadaran dan gangguan-gangguan neurologis
e. Dimensia/HIV ensefalopati
Gejala minor :
a. Batuk menetap lebih dari 1 bulan
b. Dermatitis generalisata yang gatal
c. Adanya Herpes zoster multisegmental dan berulang
d. Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
HIV dan AIDS dapat menyerang siapa saja. Namun pada kelompok rawan
mempunyai risiko besar tertular HIV penyebab AIDS, yaitu :
a. Orang yang berperilaku seksual dengan berganti-ganti pasangan
tanpamenggunakan kondom
b. Pengguna narkoba suntik yang menggunakan jarum suntik secara
bersama-sama
c. Pasangan seksual pengguna narkoba suntik
d. Bayi yang ibunya positif HIV
2. Tanda dan gejala HIV-AIDS
Tanda dan Gejala Penyakit AIDS seseorang yang terkena virus HIV pada
awal permulaan umumnya tidak memberikan tanda dan gejala yang khas,
penderita hanya mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya
tahan tubuh saat mendapat kontak virus HIV tersebut. Setelah kondisi membaik,

5
orang yang terkena virus HIV akan tetap sehat dalam beberapa tahun dan
perlahan kekebelan tubuhnya menurun/lemah hingga jatuh sakit karena serangan
demam yang berulang. Satu cara untuk mendapat kepastian adalah dengan
menjalani Uji Antibodi HIV terutamanya jika seseorang merasa telah melakukan
aktivitas yang berisiko terkena virus HIV.
Adapun tanda dan gejala yang tampak pada penderita penyakit AIDS
diantaranya adalah seperti dibawah ini :
a. Saluran pernafasan. Penderita mengalami nafas pendek, henti nafas
sejenak, batuk, nyeri dada dan demam seprti terserang infeksi virus
lainnya (Pneumonia). Tidak jarang diagnosa pada stadium awal penyakit
HIV AIDS diduga sebagai TBC.
b. Saluran Pencernaan. Penderita penyakit AIDS menampakkan tanda dan
gejala seperti hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, kerap
mengalami penyakit jamur pada rongga mulut dan kerongkongan, serta
mengalami diarhea yang kronik.
c. Berat badan tubuh. Penderita mengalami hal yang disebut juga wasting
syndrome, yaitu kehilangan berat badan tubuh hingga 10% dibawah
normal karena gangguan pada sistem protein dan energy didalam tubuh
seperti yang dikenal sebagai Malnutrisi termasuk juga karena gangguan
absorbsi/penyerapan makanan pada sistem pencernaan yang
mengakibatkan diarhea kronik, kondisi letih dan lemah kurang bertenaga.
d. System Persyarafan. Terjadinya gangguan pada persyarafan central yang
mengakibatkan kurang ingatan, sakit kepala, susah berkonsentrasi, sering
tampak kebingungan dan respon anggota gerak melambat. Pada system
persyarafan ujung (Peripheral) akan menimbulkan nyeri dan kesemutan
pada telapak tangan dan kaki, reflek tendon yang kurang, selalu
mengalami tensi darah rendah dan Impoten.
e. System Integument (Jaringan kulit). Penderita mengalami serangan virus
cacar air (herpes simplex) atau carar api (herpes zoster) dan berbagai
macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit.
Lainnya adalah mengalami infeksi jaringan rambut pada kulit
(Folliculities), kulit kering berbercak (kulit lapisan luar retak-retak) serta
Eczema atau psoriasis.
f. Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita. Penderita seringkali

6
mengalami penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal
terinfeksi virus HIV. Luka pada saluran kemih, menderita penyakit
syphillis dan dibandingkan Pria maka wanita lebih banyak jumlahnya
yang menderita penyakit cacar. Lainnya adalah penderita AIDS wanita
banyak yang mengalami peradangan rongga (tulang) pelvic dikenal
sebagai istilah 'pelvic inflammatory disease (PID)' dan mengalami masa
haid yang tidak teratur (abnormal).

C. Pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS


1. Cara Pencegahan
a. Hindarkan hubungan seksual diluar nikah. Usahakan hanya berhubungan
dengan satu orang pasangan seksual, tidak berhubungan dengan orang
lain.
b. Pergunakan kondom bagi resiko tinggi apabila melakukan hubungan
seksual.
c. Ibu yang darahnya telah diperiksa dan ternyata mengandung virus,
hendaknya jangan hamil. Karena akan memindahkan virus AIDS pada
janinnya.
d. Kelompok resiko tinggi di anjurkan untuk tidak donor darah.
e. Penggunaan jarum suntik dan alat lainnya ( akupuntur, tato, tindik ) harus
dijamin sterilisasinya.
Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan pemerintah dalam usaha untuk
mencegah penularan AIDS yaitu, misalnya : memberikan penyuluhan-
penyuluhan atau informasi kepada seluruh masyarakat tentang segala sesuatau
yang berkaitan dengan AIDS, yaitu melalui seminar-seminar terbuka, melalui
penyebaran brosur atau poster-poster yang berhubungan dengan AIDS, ataupun
melalui iklan diberbagai media massa baik media cetak maupun media
elektronik.penyuluhan atau informasi tersebut dilakukan secara terus menerus
dan berkesinambungan, kepada semua lapisan masyarakat, agar seluarh
masyarakat dapat mengetahui bahaya AIDS, sehingga berusaha menghindarkan
diri dari segala sesuatu yang bisa menimbulkan virus AIDS.

2. Strategi Pemerintah dalam Upaya Pencegahan dan Penanggulangan


HIV/AIDS

7
Pemerintah Republik Indonesia telah menyusunstrategi penanggulangan AIDS
pada Juni 1994,dan strategi ini antara lain menjabarkan :
a. pentingnya masyarakat don pemerintahbergandeng tangan untuk
mencegahpenularan HIV.
b. perlunya memperhatikan nilai-nilai agamaserta adat yang berlaku
setempat
c. pentingnya peranan kesejahteraankeluarga dan sistem dukungan
masyarkat
d. program pencegahan harusbertopang pada usaha meperkuatperilaku yang
tidak memudahkantertularnya HIV
e. Setiap orang mempunyai hak atas informasi akurat
f. Setiap kebijakan, program, danpelayanan harus menghargai dan
menghormati mereka yang mempunyaiHIV/AIDS
g. perlunya izin (informed consent) sertajaminan kerahasiaan dan mereka
yangmemperoleh konseling
h. perlunya undang-undang untuk mendukung strategi nasional ini,bahwa
pelayanan kepada orang denganHIV dan AIDS perlu diberikan
tanpadiskriminasi.
Memperhatikan pointer-pointer strategi penanggulangan AIDS yang disusun
pemerintah tersebut, dapat dikemukakan bahwa point pertama pada intinya
pemerintah mengajak masyarakat bekerja soma untukmencegah penularan HIV.
Faktor utama penularan HIV adalah pecandu narkoba dengan menggunakan
jarum suntik don perilakuhubugan seks bebas, yang berarti untukmencegah
penularan HIV, kedua faktor tersebut perlu dibongkar, dan dihilangkan .
Kemudian point kedua yang menyatakan perlunya memperhatikan nilai-nilai
agama dan adat yang berlaku setempat, nampaknya point ini perlu dikaji ulang,
karena masih terdapat beberapa masyarakat tradisional yang permisif terhadap
perilaku hubungan seks bebas , sepertitradisi "sifon" dan "hitung batu" di
masyarakat tradisional Antoni Meto di NTI, tradisi tarian"pesek" pada
masyarakat tradisional Suku Danidi Wamena, don tradisi "papisj"
padamasyarakat tradisional Suku Asmat di Papua.Semua tradisi yang dikemu
kakan tersebutbersifat permisif terhadap perilaku hubunganseks bebas. Untuk
mencegah penularan HIVmelalui hubungan seks bebas atau bergantiganti
pasangan, maka tradisi yang bersifat permisif terhadap hubungan seks bebas

8
perlu dibongkar atau dihilangkan.
Selain dari itu, pointer-pointer yang dipandang penting dalam kaitannya
denga npencegahan HIV, yaitu : pentingnya peranan kesejahteraan keluarga dan
system dukungan masyarakat dan setiap orang punya hak atas informasi akurat.
Peran dan fungsi keluarga sangat penting dalam upaya pencegahan penularan
HIV, di mana keluarga mempunyai fungsi sosialisasi dan kontrol sosial
terhadapputra-putrinya agar mereka memiliki nilai-nilai positif don terindar dari
penyimpangan terhadap nilai-nilai agama don moral. Disamping itu setiap orang
mempunyai hak atas informasi akurat, yang berarti perlu ditingkatkan informasi
melalui penyuluhan-penyuluan kepada masyarakat luas menyangkut upaya
pencegahan penularan HIV

D. Pennganan Hiv-Aids
1. Penanganan Umum
a. Setelah dilakukan diagnosa HIV, pengobatan dilakukan untuk memperlambat
tingkat replikasi virus. Berbagai macam obat diresepkan untuk mencapai
tujuan ini dan berbagai macam kombinasi obat-obatan terus diteliti. Untuk
menemukan obat penyembuhannya.
b. Pengobatan-pengobatan ini tentu saja memiliki efek samping, namun
demikian ternyata mereka benar-benar mampu memperlambat laju
perkembangan HIV didalam tubuh.
c. Pengobatan infeksi-infeksi appertunistik tergantung pada zat-zat khusus yang
dapat menginfeksi pasien, obat anti biotic dengan dosis tinggi dan obat-
obatan anti virus seringkali diberikan secara rutin untuk mencegah infeksi
agar tidak menjalar dan menjadi semakin parah.
2. Penanganan Khusus

a. Penapisan dilakukan sejak asuhan antenatal dan pengujian dilakukan atas


permintaan pasien dimana setelah proses konseling risiko PMS dan
hubungannya dengan HIV, yang bersangkutan memandang perlu
pemeriksaan tersebut.
b. Upayakan ketersediaan uji serologic
c. Konseling spesifik bagi mereka yang tertular HIV, terutama yang berkiatan
dengan kehamilan da risiko yang dihadapi

9
d. Bagi golongan risiko tinggi tetapi hasil pengujian negative lakukan konseling
untuk upaya preventif (penggunaan kondom)
e. Berikan nutrisi dengan nilai gizi yang tinggi, atasi infeksi oportunistik.
f. Lakukan terapi (AZT sesegera mungkin, terutama bila konsentrsi virus
(30.000-50.000) kopi RNA/Ml atau jika CD4 menurun secara dratis
g. Tatalaksana persalinan sesuai dengan pertimbangan kondisi yang dihadapi
(pervaginanm atau perabdominam, perhatikan prinsip pencegahan infeksi).

BAB III
PENUTUP

10
A. Kesimpulan
HIV (Human Immuno–Devesiensi) adalah virus yang hanya hidup dalam
tubuh manusia, yang dapat merusak daya kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acguired
Immuno–Deviensi Syndromer) adalah kumpulan gejala menurunnya gejala
kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit dari luar.
Tanda dan Gejala Penyakit AIDS seseorang yang terkena virus HIV pada
awal permulaan umumnya tidak memberikan tanda dan gejala yang khas, penderita
hanya mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh
saat mendapat kontak virus HIV tersebut.
Hingga saat ini penyakit AIDS tidak ada obatnya termasuk serum maupun
vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS
yang ada hanyalah pencegahannya saja.Hiperbilirubinemia adalah istilah yang
dipakai untuk ikterus neonatorum setelah ada hasil laboratorium yang menunjukkan
peningkatan kadar serum bilirubin. Hiperbilirubi-nemia fisiologis yang memerlukan
terapi sinar, tetap tergolong non patologis sehingga disebut ‘Excessive Physiological
Jaundice’. Digolongkan sebagai hiperbillirubenemia patologis (‘Non Physiological
Jaundice’) apabila kadar serum bilirubin terhadap usia neonates >95% menurut
Normogram Bhutani.

B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini saya berharap untuk pembaca lebih
mengembangkan pengetahuan terkait dengan HIV-AIDS.

DAFTAR PUSTAKA

11
Widoyono. 2005. Penyakit Tropis: Epidomologi, penularan, pencegahan, dan
pemberantasannya.. Jakarta: Erlangga Medical Series
Muhajir. 2007. Pendidkan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Bandung: Erlangga
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1993. Mikrobiolog Kedokteran.
Jakarta Barat: Binarupa Aksara
Djuanda, adhi. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Mandal,dkk. 2008. Penyakit Infeksi. Jakarta: Erlangga Medical Series

12

Anda mungkin juga menyukai