Anda di halaman 1dari 16

BAHAYA, CARA PENULARAN DAN UPAYA

PENCEGAHAN HIV/AIDS

Tugas Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

Guru Pengampu : Bagas Anung Handhinito S.Pd.

Disusun oleh:

1. Hazim Fathu Tsaqif


2. Agung Muhammad Ismail
3. Kaffida Muti’a
4. Rahma Lia
5. Salsabila Chelsea
6. Yuni Alfiana

SMA NEGERI 10 PURWOREJO

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami diberi kemudahan dalam menyusun makalah ini. Makalah ini
berisi tentang “Bahaya, Cara Penularan, dan Upaya Pencegahan HIV/AIDS.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata pelajaran
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan. Selanjutnya, kami ucapkan terima kasih
Bapak Bagas Anung Handhinito S.Pd. yang telah memberi arahan sehingga
mempermudah kami dalam menyelesaikan tugas ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami membuka kritik dan sarannya sehingga makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Purworejo, 6 Maret 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................................2

C. Tujuan..........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................3

A. Bahaya Penyakit HIV/AIDS.......................................................................................3

B. Penularan Penyakit HIV/AIDS...................................................................................4

C. Pencegahan Penyakit HIV/AIDS................................................................................6

D. Pengobatan Penyakit AIDS.........................................................................................8

E. Tes HIV.......................................................................................................................10

BAB III PENUTUP........................................................................................................11

A. Kesimpulan.................................................................................................................11

B. Saran............................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan data terbaru dari Kemenkes RI menunjukkan bahwa sekitar 51%


kasus HIV yang terdeteksi adalah pada usia remaja. Kemenkes juga mengungkapkan
bahwa dari tahun 2010 hingga 2022 sudah tercatat sebanyak 12.533 kasus HIV dialami
oleh anak usia 14 tahun ke bawah.

Meskipun begitu tercatat dalam kurun waktu tersebut, kasus HIV telah menurun
sebanyak 50% dari 52.990 kasus menjadi 26.730. Akan tetapi hal itu tentu masih belum
sesuai target. Oleh karena itu, Kemenkes terus mengupayakan mengakhiri endemi ini
sesuai targetnya pada tahun 2030.

Mengakhiri epidemi HIV/AIDS di Indonesia nampaknya masih sulit dilakukan


karena mayoritas para pasien tidak mau menjalani terapi pengobatan melalui ARV.
Alhasil banyak dari mereka terkena AIDS dan berujung fatal.

Edukasi kepada para remaja menjadi salah satu hal yang penting dilakukan
mengingat banyaknya para remaja yang terdeteksi HIV/AIDS belakangan ini.
B. Rumusan Masalah

1. Apa saja bahaya yang ditimbulkan apabila seseorang terjangkit HIV/AIDS.


2. Bagaimana proses penularan penyakit HIV/AIDS?
3. Apa saja langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencegah penyakit
HIV/AIDS?
4. Bagaimana cara mengobati penyakit AIDS?
5. Apa saja tes yang digunakan untuk mendeteksi infeksi HIV?

C. Tujuan
Mengetahui bahaya, penularan, dan pencegahan penyakit HIV/AIDS.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Bahaya Penyakit HIV/AIDS

HIV menyerang sistem kekebalan (imun) tubuh manusia sehingga fisik seorang
yang terpapar HIV mengalami penurunan imun tubuh yang menyebabkan seorang dapat
mudah terserang penyakit lain. Selama virus HIV masuk kedalam tubuh, itu akan
menyebabkan beberapa masalah Kesehatan seseorang mulai dari masalah ringan sampai
yang berat. Contohnya seseorang yang terpapar HIV akan dengan mudah terinfeksi
bakteri Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyebabkan seseorang terjangkit
penyakit TBC dikarenakan imun tubuhnya sudah melemah.

Selain menyerang fisik seorang yang terpapar. HIV/AIDS juga menyerang


kesehatan mental mereka, menjadi seorang yang terpapar HIV sangat rentan terganggu
kesehatan mentalnya. Pengidap HIV/AIDS harus berjuang dengan keras supaya dapat
diterima dan perlakuan dengan baik di lingkungannya. hal ini yang menyebabkan
kesehatan mentalnya menurun. mulai dari depresi akibat tekanan dari lingkungan maupun
diri sendiri, hingga kecemasan tentang bagaimana lingkunagan akan menerima dirinya.
karena tekanaan mental yang didapat dari lingkungan , membuat ODHA takut
bersosialisasi dengan lingkunagannya dan lebih memilih untuk menyendiri.
B. Penularan Penyakit HIV/AIDS

Pada dasarnya, HIV dapat ditularkan melalui cairan tubuh seperti darah, air mani,
cairan vagina dan ASI dari ibu yang terinfeksi HIV. Siapa pun, tanpa memandang usia,
ras, atau jenis kelamin, dapat tertular HIV, termasuk anak yang lahir dari ibu yang
terinfeksi HIV. Di bawah ini adalah cara penularan HIV yang paling umum diketahui
masyarakat.

1. Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi dan Berganti-Ganti Pasangan.

Penularan dapat terjadi melalui kontak seksual dari pria ke wanita atau
sebaliknya, serta melalui hubungan seks berisiko antara sesama jenis.

2. Penggunaan Jarum Suntik yang Terkontaminasi

HIV dapat ditularkan melalui jarum suntik yang terkontaminasi dengan darah
yang terinfeksi. Berbagi jarum atau menggunakan jarum suntik bekas membuat seseorang
berisiko sangat tinggi tertular penyakit, termasuk HIV.

3. Melalui Kehamilan, Persalinan atau Menyusui.

Seorang ibu yang terinfeksi HIV yang sedang hamil atau menyusui berisiko tinggi
menularkan HIV kepada anaknya. Penting untuk menemui dokter untuk tes dan
pengobatan HIV selama kehamilan untuk mengurangi risiko infeksi HIV.

4. Bekerja di Rumah Sakit

Sekilas, Anda mungkin berpikir bahwa petugas kesehatan adalah orang yang
paling sehat karena mereka memiliki pengetahuan yang mendalam tentang industri
kesehatan. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Petugas kesehatan di rumah sakit,
puskesmas atau klinik termasuk orang yang rentan terhadap berbagai penyakit, mulai dari
hepatitis hingga HIV. Orang-orang ini dapat bersentuhan langsung dengan darah pasien
HIV-positif melalui luka terbuka. Misalnya, seorang perawat mengambil darah dari
pasien HIV-positif. Ada kemungkinan jarum suntik yang digunakan oleh pasien HIV-
positif dapat secara tidak sengaja bersentuhan dengan kulit petugas kesehatan (juga
dikenal sebagai luka jarum suntik).

Petugas kesehatan memiliki risiko tertular HIV yang sangat rendah, terutama jika
mereka selalu memakai alat pelindung diri yang lengkap dan benar (seperti masker,
jubah/baju rumah sakit, topi, kacamata khusus dan sarung tangan) di tempat kerja. Selalu
berhati-hati saat menangani benda tajam dan percikan darah.

Berikut ini adalah cara tertular HIV yang tidak terduga atau kurang umum yang dapat
menularkan virus HIV dan kemudian AIDS.

1. Seks Oral

Segala bentuk seks oral dianggap berisiko rendah terhadap penularan HIV, namun
bukan tidak mungkin. Risiko penularan melalui seks oral tetap ada. Bahkan, risikonya
bisa lebih tinggi jika Anda ejakulasi di mulut dan tidak menggunakan kondom atau jenis
pelindung mulut lainnya, seperti kondom gigi atau kondom wanita. Infeksi HIV dapat
terjadi ketika lidah Anda merangsang atau menghisap alat kelamin pasangan yang
terinfeksi HIV dan Anda memiliki luka terbuka atau bisul di mulut Anda.

2. Melalui Transfusi Darah

infeksi HIV juga dapat disebabkan oleh transfusi darah. Namun, kasus ini
semakin jarang karena tes kesesuaian donor kini dilakukan, termasuk donor darah, organ
atau jaringan.

3. Penggunaan Mainan Seks

Menggunakan mainan seks bersama bergantian satu dengan yang lain juga dapat
menyebabkan virus menyebar dari satu orang ke orang lain. Virus HI biasanya tidak
dapat bertahan lama di permukaan benda mati. Namun mainan seks yang masih basah
dengan air mani,darah, atau cairan vagina bisa menjadi sarana penularan virus ke
pasangan Anda.
4. Sulam Alis, Tato Alis dan Sulam Bibir

Tren kecantikan yang sedang berkembang saat ini bisa menjadi modus penularan
HIV jika dilakukan oleh pekerja yang tidak berpengalaman atau tidak berizin serta orang
yang tidak menggunakan peralatan steril. Pasalnya, pada sulam atau tato wajah ini,
kulitnya dibelah.

5. Melalui Donor Darah dan Transplantasi Organ

Salah satu syarat yang harus dipenuhi sebelum mendonor adalah tidak memiliki
penyakit darah seperti HIV. Namun, tidak semua orang sadar bahwa dirinya terinfeksi
HIV dan memutuskan untuk ikut mendonorkan darah atau organnya untuk membantu
sesama.

Jika seseorang yang positif HIV mendonorkan darah, termasuk organ atau
jaringan (seperti sumsum tulang), orang yang menerima donor juga kemungkinan akan
mengembangkan infeksi HIV. Oleh karena itu, untuk mencegah penyebaran HIV dan
infeksi yang ditularkan melalui darah lainnya, otoritas pendonor biasanya menguji
produk darah yang disumbangkan untuk virus seperti HIV sebelum mendonorkannya
kepada mereka yang membutuhkan.

C. Pencegahan Penyakit HIV/AIDS

Infeksi HIV/AIDS ini cukup rentan terjadi karena dapat menular dengan mudah
melalui kontak langsung cairan tubuh penderitanya, seperti darah, sperma, cairan vagina,
cairan anus, dan ASI. Oleh karena itu, ada beberapa cara mencegah HIV/AIDS yang
dapat dilakukan untuk menghindari risiko terinfeksi.

Beberapa cara mencegah HIV/AIDS tersebut di antaranya dengan melakukan


hubungan seksual yang aman, menghindari penggunaan alat pribadi bersama orang lain,
melakukan sunat untuk pria, penggunaan antiretroviral, rutin melakukan skrining HIV,
dan lain sebagainya. Adapun penjelasan lengkap tentang cara mencegah HIV/AIDS
adalah sebagai berikut:
1. Melakukan Hubungan Seksual yang Aman.

Penting untuk diketahui, cara mencegah HIV/AIDS yang utama adalah dengan
melakukan hubungan seksual yang aman. Anda disarankan untuk melakukan hubungan
seksual menggunakan alat kontrasepsi sebagai upaya pencegahan penularan HIV/AIDS.
Selain itu, hindari juga melakukan hubungan seksual dengan bergonta-ganti pasangan.

2. Menghindari Penggunaan Alat Pribadi Bersama Orang Lain.

Alat pribadi seperti sikat gigi dan alat cukur, sebaiknya tidak digunakan bersama
dengan orang lain. Hal ini bertujuan untuk menghindari resiko penularan berbagai
penyakit dan infeksi akibat kontak langsung dengan cairan tubuh orang lain yang tidak
diketahui riwayat penyakitnya.

3. Menghindari Penggunaan Jarum Suntik Bersama.

Penggunaan jarum suntik bersama dapat menjadi jalur penularan HIV/AIDS.


Pasalnya, jarum suntik yang sempat digunakan oleh orang lain akan menyisakan darah.
Apabila jarum suntik tersebut telah digunakan oleh orang dengan HIV/AIDS, tentu risiko
penularan HIV/AIDS menjadi lebih tinggi.

Apabila sedang melakukan donor darah, sebaiknya perhatikan penggunaan jarum


suntiknya. Pastikan bahwa jarum suntik yang digunakan baru dikeluarkan dari
pembungkus bersegel agar bisa dipastikan kesterilannya.

4. Melakukan Sunat untuk Pria.

Cara mencegah HIV/AIDS selanjutnya adalah melakukan sunat untuk pria. Ya, sunat
yang dilakukan untuk menjaga kebersihan alat kelamin pria tersebut diketahui juga dapat
mencegah terjadinya infeksi HIV/AIDS.

5. Penggunaan Antiretroviral (ARV)

Pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi dapat dilakukan dengan rutin
mengonsumsi antiretroviral atau ARV. Apabila ibu hamil mengidap HIV, sebaiknya
konsumsi obat ARV berdasarkan anjuran dokter.

6. Rutin Melakukan Skrining HIV


Rutin melakukan skrining HIV adalah cara mencegah HIV/AIDS yang sangat penting
untuk dilakukan. Anda yang sudah aktif secara seksual sangat disarankan untuk skrining
HIV setidaknya 6 bulan sekali.

Skrining HIV ini juga dapat membantu seseorang mendeteksi infeksi penyakit tersebut
sedini mungkin. Pasalnya, infeksi HIV yang terdeteksi sedini mungkin dapat mencegah
terjadinya komplikasi penyakit serius lain dan tidak berkembang menjadi AIDS.

D. Pengobatan Penyakit AIDS

Sampai saat ini, masih belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit
HIV/AIDS. Pengobatan yang dilakukan bertujuan untuk mencegah infeksi berkembang
agar penderita bisa hidup normal. Pengobatan penyakit HIV/AIDS biasanya dengan
melakukan terapi antiretroviral. Terapi antiretroviral ini bertujuan untuk melawan infeksi
virus dan memperlambat penyebaran virus. Berikut ini obat antiretroviral yang biasanya
digunakan dalam mengobati penyakit HIV/AIDS

1. Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors (NRTI)

Obat NRTI bekerja dengan cara memblokir enzim reverse transcriptase agar tidak
berkembang semakin banyak dan mencegahnya menjadi parah. Berikut obat NRTI yang
sering digunakan seperti abacavir, emtricitabine, lamivudin, tenofovir disoproxil
fumarate, dan zidovudine.

2. Non-nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors (NNRTI)

Obat ini menghentikan virus HIV agar tidak mereplikasi diri dan berkembang
semakin banyak. Obat yang termasuk dalam non-nucleoside reverse transcriptase
inhibitors seperti doravirine, efavirenz, etravirine, dan rilpivirine

3. Cytochrome P4503A (CYP3A)

Inhibitors CYP3A yaitu enzim yang berada di dalam hati dan membantu tubuh
dalam memecah berbagai jenis obat-obatan yang masuk ke tubuh. Mengonsumsi obat ini
dapat meningkatkan fungsi kadar obat HIV dan obat lain yang dikonsumsi. Beberapa
obat yang sering digunakan yaitu cobicistat dan ritonavir.

4. Integrase Inhibitors

Obat integrase inhibitors merupakan obat antiretroviral yang bertugas untuk


memblokir tindakan virus HIV agar tidak bertambah banyak. Pemberian obat integrase
inhibitors biasanya akan diberikan sejak pertama kali didiagnosis positif HIV. Obat-
obatan yang termasuk dalam jenis integrase inhibitors seperti dolutegravir dan raltegravir.

5. Protease Inhibitors (PI)

Virus HIV membutuhkan enzim protease untuk dapat bereplikasi menjadi lebih
banyak. Obat protease inhibitors bekerja dengan cara mengikat enzim protease. Berikut
obat protease inhibitors untuk mengobati penyakit HIV/AIDS seperti atazanavir,
darunavir, fosamprenavir, ritonavir, dan tipranavir.

6. Entry Inhibitors

Obat entry inhibitors memiliki kegunaan untuk mencegah virus HIV/AIDS masuk
ke dalam sel T. Namun, penggunaan obat ini jarang digunakan pada pengobatan awal.
Dokter akan mulai merekomendasikan obat ini ketika pengobatan lain tidak memberikan
perubahan. Obat entry inhibitors yang digunakan antara lain enfuvirtide dan maraviroc.

7. Fusion Inhibitors

Fusion inhibitors berfungsi untuk menghambat virus HIV yang memasuki sel T
inang sehingga mencegah virus bereplikasi. Hingga saat ini, masih terdapat satu obat
fusion inhibitors, yaitu enfuvirtide.

8. Post-attachment Inhibitors

Post-attachment inhibitors bekerja dengan cara mencegah virus agar tidak


berkembang semakin banyak dan mencegah virus agar tidak masuk ke sel kekebalan
tubuh. Agar lebih maksimal obat ini harus dikombinasikan dengan obat antiretroviral
lainnya. Obat post-attachment inhibitors yang digunakan, yaitu ibalizumab-uiyk
(Trogarzo).
Cara untuk mengobati penyakit HIV/AIDS juga dapat dilakukan dengan
menggunakan obat antiretroviral, yang bekerja dengan cara mengalikan virus agar tidak
berkembang semakin banyak juga mencegah pasien agar kondisinya tidak semakin parah.
Untuk mengunakan obat ini dibutuhkan resep dari dokter.

E. Tes HIV

Tes HIV adalah suatu prosedur medis yang dapat mendeteksi virus HIV di dalam
tubuh. Tes HIV dilakukan dengan cara pemeriksaan darah. Berikut beberapa jenis tes
HIV:

1. Tes Antibodi

Tes antibodi merupakan pemeriksaan medis yang dilakukan dengan memeriksa


kandungan antibodi HIV di dalam darah. Antibodi HIV akan diproduksi oleh sistem
imunitas tubuh hanya ketika seseorang sudah tertular virus HIV. Biasanya, antibodi HIV
baru terdeteksi 1 sampai 3 bulan setelah seseorang terinfeksi oleh virus HIV.

2. Tes Antibodi-Antigen

Tes antibodi-antigen merupakan kombinasi pemeriksaan yang dilakukan untuk


mendeteksi protein p24 (antigen HIV) serta antibodi HIV-1 atau HIV-2 di dalam darah
pasien.Tes ini lebih akurat dan bisa dijadikan sebagai pemeriksaan dini dari penyakit
HIV/AIDS karena antigen akan muncul lebih cepat daripada antibodi, sekitar 2 sampai 6
minggu setelah terinfeksi.

3. Tes PCR

Tes PCR ( polymerase chain reaction ) merupakan pemeriksaan HIV yang


memiliki tingkat akurasi paling tinggi. Tes ini dilakukan dengan memeriksa materi
genetik HIV, yaitu DNA atau RNA, di dalam darah pasien di laboratorium. Namun, hasil
dari tes ini memerlukan waktu yang lebih lama mencapai 2 hari.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hingga saat ini, belum ada obat yang secara total bisa menyembuhkan penyakit
HIV/AIDS. Begitu pula dengan cara perawatan yang optimal untuk mengembalikan
sistem kekebalan tubuh para penderita.

B. Saran

Oleh karena itu, peran yang bisa kita lakukan sebagai generasi muda saat ini salah
satunya dengan menghindari berbagai penyebab dari penularan virus HIV ini demi
mewujudkan Indonesia bebas HIV/AIDS.
DAFTAR PUSTAKA

Nurmila, dkk. 2023. EDUKASI HIV/AIDS PADA SISWA SMA SEBAGAI WUJUD
PENINGKATAN AWARENESS TERHADAP PENYEBARAN INFEKSI HIV/AIDS., Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat Vol.2, No.9 Februari 2023.

Sumaryoto, Soni Nopembri. 2016. Pendidikan Jasmani , Olahraga, dan, Kesehatan


SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI,
EdisiRevisiJakarta:KementerianPendidikandanKebudayaan,2017.

https://bbppksmakassar.kemensos.go.id/Berita/topic/56#:~:text=Penyakit%20ini
%20menyebabkan%20infeksi%20yang,sudah%20menginfeksi%20bagian%20dalam
%20tubuh.&text=Meningitis%20menjadi%20ancaman%20bahaya%20yang%20sangat%20serius
%20untuk%20penderita%20HIV%20AIDS

https://ciputrahospital.com/bagaimana-cara-untuk-mengobati-penyakit-aids/

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://
kesmas.kemkes.go.id/konten/133/0/peringati-hari-aids-sedunia-ini-penyebab-kendala-
dan-upaya-kemenkes-tangani-hiv-di-indonesia%23:~:text%3DData%2520terbaru
%2520menunjukkan%2520sekitar%252051,Kemenkes%2520juga%2520menunjukkan
%2520sekitar
%252012.&ved=2ahUKEwivrPztqcf9AhUwIbcAHYZzCQcQFnoECBYQBQ&usg=AOv
Vaw0JFgWww-OviEJ5Ibwxhv2h

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://sultra.antaranews.com
/amp/berita/434829/kemenkes-sebut-sebanyak-12533-anak-usia-di-bawah-14-tahun-
terinfeksi-
hiv&ved=2ahUKEwiIuPHqrsf9AhWSEbcAHfkCAmkQFnoECA4QBQ&usg=AOvVaw0
akKY24PiXVn71JM-ugY8q

https://www.klikdokter.com/info-sehat/hiv-aids/gangguan-kesehatan-mental-rentan-
menyerang-penderita-hivaids

https://www.siloamhospitals.com/

https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/tes-hiv#:~:text=Tes%20HIV
%20adalah%20suatu%20prosedur,umum%20dilakukan%20adalah%20tes%20antibodi

Anda mungkin juga menyukai