PENCEGAHAN HIV/AIDS
Disusun oleh:
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami diberi kemudahan dalam menyusun makalah ini. Makalah ini
berisi tentang “Bahaya, Cara Penularan, dan Upaya Pencegahan HIV/AIDS.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata pelajaran
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan. Selanjutnya, kami ucapkan terima kasih
Bapak Bagas Anung Handhinito S.Pd. yang telah memberi arahan sehingga
mempermudah kami dalam menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami membuka kritik dan sarannya sehingga makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................3
E. Tes HIV.......................................................................................................................10
A. Kesimpulan.................................................................................................................11
B. Saran............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meskipun begitu tercatat dalam kurun waktu tersebut, kasus HIV telah menurun
sebanyak 50% dari 52.990 kasus menjadi 26.730. Akan tetapi hal itu tentu masih belum
sesuai target. Oleh karena itu, Kemenkes terus mengupayakan mengakhiri endemi ini
sesuai targetnya pada tahun 2030.
Edukasi kepada para remaja menjadi salah satu hal yang penting dilakukan
mengingat banyaknya para remaja yang terdeteksi HIV/AIDS belakangan ini.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Mengetahui bahaya, penularan, dan pencegahan penyakit HIV/AIDS.
BAB II
PEMBAHASAN
HIV menyerang sistem kekebalan (imun) tubuh manusia sehingga fisik seorang
yang terpapar HIV mengalami penurunan imun tubuh yang menyebabkan seorang dapat
mudah terserang penyakit lain. Selama virus HIV masuk kedalam tubuh, itu akan
menyebabkan beberapa masalah Kesehatan seseorang mulai dari masalah ringan sampai
yang berat. Contohnya seseorang yang terpapar HIV akan dengan mudah terinfeksi
bakteri Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyebabkan seseorang terjangkit
penyakit TBC dikarenakan imun tubuhnya sudah melemah.
Pada dasarnya, HIV dapat ditularkan melalui cairan tubuh seperti darah, air mani,
cairan vagina dan ASI dari ibu yang terinfeksi HIV. Siapa pun, tanpa memandang usia,
ras, atau jenis kelamin, dapat tertular HIV, termasuk anak yang lahir dari ibu yang
terinfeksi HIV. Di bawah ini adalah cara penularan HIV yang paling umum diketahui
masyarakat.
Penularan dapat terjadi melalui kontak seksual dari pria ke wanita atau
sebaliknya, serta melalui hubungan seks berisiko antara sesama jenis.
HIV dapat ditularkan melalui jarum suntik yang terkontaminasi dengan darah
yang terinfeksi. Berbagi jarum atau menggunakan jarum suntik bekas membuat seseorang
berisiko sangat tinggi tertular penyakit, termasuk HIV.
Seorang ibu yang terinfeksi HIV yang sedang hamil atau menyusui berisiko tinggi
menularkan HIV kepada anaknya. Penting untuk menemui dokter untuk tes dan
pengobatan HIV selama kehamilan untuk mengurangi risiko infeksi HIV.
Sekilas, Anda mungkin berpikir bahwa petugas kesehatan adalah orang yang
paling sehat karena mereka memiliki pengetahuan yang mendalam tentang industri
kesehatan. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Petugas kesehatan di rumah sakit,
puskesmas atau klinik termasuk orang yang rentan terhadap berbagai penyakit, mulai dari
hepatitis hingga HIV. Orang-orang ini dapat bersentuhan langsung dengan darah pasien
HIV-positif melalui luka terbuka. Misalnya, seorang perawat mengambil darah dari
pasien HIV-positif. Ada kemungkinan jarum suntik yang digunakan oleh pasien HIV-
positif dapat secara tidak sengaja bersentuhan dengan kulit petugas kesehatan (juga
dikenal sebagai luka jarum suntik).
Petugas kesehatan memiliki risiko tertular HIV yang sangat rendah, terutama jika
mereka selalu memakai alat pelindung diri yang lengkap dan benar (seperti masker,
jubah/baju rumah sakit, topi, kacamata khusus dan sarung tangan) di tempat kerja. Selalu
berhati-hati saat menangani benda tajam dan percikan darah.
Berikut ini adalah cara tertular HIV yang tidak terduga atau kurang umum yang dapat
menularkan virus HIV dan kemudian AIDS.
1. Seks Oral
Segala bentuk seks oral dianggap berisiko rendah terhadap penularan HIV, namun
bukan tidak mungkin. Risiko penularan melalui seks oral tetap ada. Bahkan, risikonya
bisa lebih tinggi jika Anda ejakulasi di mulut dan tidak menggunakan kondom atau jenis
pelindung mulut lainnya, seperti kondom gigi atau kondom wanita. Infeksi HIV dapat
terjadi ketika lidah Anda merangsang atau menghisap alat kelamin pasangan yang
terinfeksi HIV dan Anda memiliki luka terbuka atau bisul di mulut Anda.
infeksi HIV juga dapat disebabkan oleh transfusi darah. Namun, kasus ini
semakin jarang karena tes kesesuaian donor kini dilakukan, termasuk donor darah, organ
atau jaringan.
Menggunakan mainan seks bersama bergantian satu dengan yang lain juga dapat
menyebabkan virus menyebar dari satu orang ke orang lain. Virus HI biasanya tidak
dapat bertahan lama di permukaan benda mati. Namun mainan seks yang masih basah
dengan air mani,darah, atau cairan vagina bisa menjadi sarana penularan virus ke
pasangan Anda.
4. Sulam Alis, Tato Alis dan Sulam Bibir
Tren kecantikan yang sedang berkembang saat ini bisa menjadi modus penularan
HIV jika dilakukan oleh pekerja yang tidak berpengalaman atau tidak berizin serta orang
yang tidak menggunakan peralatan steril. Pasalnya, pada sulam atau tato wajah ini,
kulitnya dibelah.
Salah satu syarat yang harus dipenuhi sebelum mendonor adalah tidak memiliki
penyakit darah seperti HIV. Namun, tidak semua orang sadar bahwa dirinya terinfeksi
HIV dan memutuskan untuk ikut mendonorkan darah atau organnya untuk membantu
sesama.
Jika seseorang yang positif HIV mendonorkan darah, termasuk organ atau
jaringan (seperti sumsum tulang), orang yang menerima donor juga kemungkinan akan
mengembangkan infeksi HIV. Oleh karena itu, untuk mencegah penyebaran HIV dan
infeksi yang ditularkan melalui darah lainnya, otoritas pendonor biasanya menguji
produk darah yang disumbangkan untuk virus seperti HIV sebelum mendonorkannya
kepada mereka yang membutuhkan.
Infeksi HIV/AIDS ini cukup rentan terjadi karena dapat menular dengan mudah
melalui kontak langsung cairan tubuh penderitanya, seperti darah, sperma, cairan vagina,
cairan anus, dan ASI. Oleh karena itu, ada beberapa cara mencegah HIV/AIDS yang
dapat dilakukan untuk menghindari risiko terinfeksi.
Penting untuk diketahui, cara mencegah HIV/AIDS yang utama adalah dengan
melakukan hubungan seksual yang aman. Anda disarankan untuk melakukan hubungan
seksual menggunakan alat kontrasepsi sebagai upaya pencegahan penularan HIV/AIDS.
Selain itu, hindari juga melakukan hubungan seksual dengan bergonta-ganti pasangan.
Alat pribadi seperti sikat gigi dan alat cukur, sebaiknya tidak digunakan bersama
dengan orang lain. Hal ini bertujuan untuk menghindari resiko penularan berbagai
penyakit dan infeksi akibat kontak langsung dengan cairan tubuh orang lain yang tidak
diketahui riwayat penyakitnya.
Cara mencegah HIV/AIDS selanjutnya adalah melakukan sunat untuk pria. Ya, sunat
yang dilakukan untuk menjaga kebersihan alat kelamin pria tersebut diketahui juga dapat
mencegah terjadinya infeksi HIV/AIDS.
Pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi dapat dilakukan dengan rutin
mengonsumsi antiretroviral atau ARV. Apabila ibu hamil mengidap HIV, sebaiknya
konsumsi obat ARV berdasarkan anjuran dokter.
Skrining HIV ini juga dapat membantu seseorang mendeteksi infeksi penyakit tersebut
sedini mungkin. Pasalnya, infeksi HIV yang terdeteksi sedini mungkin dapat mencegah
terjadinya komplikasi penyakit serius lain dan tidak berkembang menjadi AIDS.
Sampai saat ini, masih belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit
HIV/AIDS. Pengobatan yang dilakukan bertujuan untuk mencegah infeksi berkembang
agar penderita bisa hidup normal. Pengobatan penyakit HIV/AIDS biasanya dengan
melakukan terapi antiretroviral. Terapi antiretroviral ini bertujuan untuk melawan infeksi
virus dan memperlambat penyebaran virus. Berikut ini obat antiretroviral yang biasanya
digunakan dalam mengobati penyakit HIV/AIDS
Obat NRTI bekerja dengan cara memblokir enzim reverse transcriptase agar tidak
berkembang semakin banyak dan mencegahnya menjadi parah. Berikut obat NRTI yang
sering digunakan seperti abacavir, emtricitabine, lamivudin, tenofovir disoproxil
fumarate, dan zidovudine.
Obat ini menghentikan virus HIV agar tidak mereplikasi diri dan berkembang
semakin banyak. Obat yang termasuk dalam non-nucleoside reverse transcriptase
inhibitors seperti doravirine, efavirenz, etravirine, dan rilpivirine
Inhibitors CYP3A yaitu enzim yang berada di dalam hati dan membantu tubuh
dalam memecah berbagai jenis obat-obatan yang masuk ke tubuh. Mengonsumsi obat ini
dapat meningkatkan fungsi kadar obat HIV dan obat lain yang dikonsumsi. Beberapa
obat yang sering digunakan yaitu cobicistat dan ritonavir.
4. Integrase Inhibitors
Virus HIV membutuhkan enzim protease untuk dapat bereplikasi menjadi lebih
banyak. Obat protease inhibitors bekerja dengan cara mengikat enzim protease. Berikut
obat protease inhibitors untuk mengobati penyakit HIV/AIDS seperti atazanavir,
darunavir, fosamprenavir, ritonavir, dan tipranavir.
6. Entry Inhibitors
Obat entry inhibitors memiliki kegunaan untuk mencegah virus HIV/AIDS masuk
ke dalam sel T. Namun, penggunaan obat ini jarang digunakan pada pengobatan awal.
Dokter akan mulai merekomendasikan obat ini ketika pengobatan lain tidak memberikan
perubahan. Obat entry inhibitors yang digunakan antara lain enfuvirtide dan maraviroc.
7. Fusion Inhibitors
Fusion inhibitors berfungsi untuk menghambat virus HIV yang memasuki sel T
inang sehingga mencegah virus bereplikasi. Hingga saat ini, masih terdapat satu obat
fusion inhibitors, yaitu enfuvirtide.
8. Post-attachment Inhibitors
E. Tes HIV
Tes HIV adalah suatu prosedur medis yang dapat mendeteksi virus HIV di dalam
tubuh. Tes HIV dilakukan dengan cara pemeriksaan darah. Berikut beberapa jenis tes
HIV:
1. Tes Antibodi
2. Tes Antibodi-Antigen
3. Tes PCR
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hingga saat ini, belum ada obat yang secara total bisa menyembuhkan penyakit
HIV/AIDS. Begitu pula dengan cara perawatan yang optimal untuk mengembalikan
sistem kekebalan tubuh para penderita.
B. Saran
Oleh karena itu, peran yang bisa kita lakukan sebagai generasi muda saat ini salah
satunya dengan menghindari berbagai penyebab dari penularan virus HIV ini demi
mewujudkan Indonesia bebas HIV/AIDS.
DAFTAR PUSTAKA
Nurmila, dkk. 2023. EDUKASI HIV/AIDS PADA SISWA SMA SEBAGAI WUJUD
PENINGKATAN AWARENESS TERHADAP PENYEBARAN INFEKSI HIV/AIDS., Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat Vol.2, No.9 Februari 2023.
https://bbppksmakassar.kemensos.go.id/Berita/topic/56#:~:text=Penyakit%20ini
%20menyebabkan%20infeksi%20yang,sudah%20menginfeksi%20bagian%20dalam
%20tubuh.&text=Meningitis%20menjadi%20ancaman%20bahaya%20yang%20sangat%20serius
%20untuk%20penderita%20HIV%20AIDS
https://ciputrahospital.com/bagaimana-cara-untuk-mengobati-penyakit-aids/
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://
kesmas.kemkes.go.id/konten/133/0/peringati-hari-aids-sedunia-ini-penyebab-kendala-
dan-upaya-kemenkes-tangani-hiv-di-indonesia%23:~:text%3DData%2520terbaru
%2520menunjukkan%2520sekitar%252051,Kemenkes%2520juga%2520menunjukkan
%2520sekitar
%252012.&ved=2ahUKEwivrPztqcf9AhUwIbcAHYZzCQcQFnoECBYQBQ&usg=AOv
Vaw0JFgWww-OviEJ5Ibwxhv2h
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://sultra.antaranews.com
/amp/berita/434829/kemenkes-sebut-sebanyak-12533-anak-usia-di-bawah-14-tahun-
terinfeksi-
hiv&ved=2ahUKEwiIuPHqrsf9AhWSEbcAHfkCAmkQFnoECA4QBQ&usg=AOvVaw0
akKY24PiXVn71JM-ugY8q
https://www.klikdokter.com/info-sehat/hiv-aids/gangguan-kesehatan-mental-rentan-
menyerang-penderita-hivaids
https://www.siloamhospitals.com/
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/tes-hiv#:~:text=Tes%20HIV
%20adalah%20suatu%20prosedur,umum%20dilakukan%20adalah%20tes%20antibodi