OLEH :
KELOMPOK 3
X NAMA NIM
IREN HAUMASE S.0019.P.012
NELA CAHYA PRATIWI S.0019.P.015
NUR ISRAWATI S.0019.P.017
PRODI S1 KEPERAWATAN
2021
KATA PENGANTAR
1
Segala puji bagi tuhan yang telah menolong hambanya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan kemudahan. Tanpa pertolongannya mungkin penyusun
tidak akan sanggup menyelesaikan tepat pada waktunya, makalah ini di susun agar dapat
mengetahui mengenai penyakit HIV/AIDS.
Sebagai hamba tuhan yang tidak perna luput dari kesalahan dan kekurangan, penulis
menyadari sedalam-dalamnya bahwa apa yang penulis sajikan ini bukanlah merupakan suatu
bentuk penulisan sempurna, meskipun pada prinspinya penulis telah berupaya semaksimal
mungkin dengan segenap modal pengetahuan, pengelaman dan keterampilan yang dimiliki
untuk mewujudkan penulisan makalah ini sebagai penulisan yang sempurna.
Dalam penulisan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis dapatkan, namun
berkat rahmat dan hidayahnya melalui hamba-hamba yang berhati mulia dengan niat tulus
dan ikhlas memberikan bimbingan serta arahan kepada penulis, sehingga tantangan dan
hambatan yang penulis temukan dapat teratasi dengan baik. Untuk itu melalui kesempatan
ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
pembimbing memberikan bimbingan, arahan dan petunjuk yang bermanfaat bagi penulis.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan, penulis menyadari bahwa penulis makalah
ini kurang sempurna. Oleh karena itu, kritik yang membangun dan pembaca sangat penulis
harapkan. Terima kasih.
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................3
C. TUJUAN.............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian HIV..................................................................................................4
B. Penyebab HIV/AIDS.........................................................................................5
C. Gejala..................................................................................................................6
D. Perilaku Beresiko Tinggi Tertular HIV/AIDS................................................7
E. Pencegahan Penularan HIV/AIDS...................................................................7
F. Pengobatan HIV/AIDS......................................................................................7
A. PENGKAJIAN..................................................................................................12
B. DIAGNOSA.......................................................................................................13
C. INTERVENSI....................................................................................................13
D. IMLEMENTASI...............................................................................................15
E. EVALUASI........................................................................................................16
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN.................................................................................................17
B. SARAN..............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
BAB I
3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
lemah. Pada saat itu penyakit-penyakit yang semula tergolong ringan menjadi
berbahaya dan dapat menyebabkan kematian. Kedua, Pengaruhnya terhadap angkatan
kerja. Dengan adanya peledakan HIV/AIDS yang melanda pada kelompok usia
produktif (20-49 tahun) maka akan mempengaruhi komposisi angkatan kerja, yaitu
komposisi angkatan kerja akan dibanjiri oleh mereka yang berusia tua dengan kata
lain semakin sulit mencari tenaga kerja muda, dan pelaksanaan pembangunan akan
lebih mengandalkan pada tenaga kerja tua yang secara praktis tingkat produktifitasnya
sudah mulai menurun. Dengan demikian pertumbuhan angkatan kerja akan rendah
dengan mutu yang rendah pula.
B. Rumusan Masalah
5
Perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Apakah pengetahuan tentang ARV berhubungan dengan kepatuhan terapi ARV
pada pasien HIV/AIDS?
2. Apakah persepsi keseriusan penyakit berhubungan dengan kepatuhan terapi ARV
pada pasien HIV/AIDS?
3. Apakah manfaat dan hambatan berhubungan dengan kepatuhan terapi ARV pada
pasien HIV/AIDS?
C. Tujuan Penelitian
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian HIV
AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang disebut HIV. HIV
terus menerus merusak kekebalan tubuh. Sistem kekebalan yang sehat mengendalikan
kuman (infeksi ikutan), kurang lebih 7-10 tahun setelah penularan oleh HIV. AIDS
belum bisa disembuhkan, namun infeksi ini dapat dikendalikan dengan obat
antiretroviral (ARV) (Martoni, 2012).
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa AIDS
adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh
7
yang didapat. AIDS tersebut disebabkan virus HIV di dalam tubuh virus HIV ini
hidup di dalam empat cairan tubuh manusia yaitu cairan darah, cairan sperman, cairan
vagina dan air susu ibu.
B. Penyebab HIV/AIDS
HIV tidak dapat tersebar dengan sendirinya atau bertahan lama diluar tubuh
manusia. Virus tersebut membutuhkan cairan tubuh manusia untuk bisa hidup,
bereproduksi dan mampu menularkan ke orang lain. Virus tersebut ditularkan melalui
darah, air mani, cairan vagina, dan air susu ibu dari pengidap HIV. Widjajanti (2009)
mengatakan ada tiga metode penyebaran virus HIV tersebut, yaitu sebagai berikut :
1) Hubungan seks tidak aman
Hubungan seks melalui vagina, anal, dan oral dengan pengidap HIV atau
penderita AIDS merupakan cara yang banyak terjadi pada penularan HIV dan
AIDS, dimana hubungan seks penetrative (penis masuk ke dalam vagina/ anus)
tanpa menggunakan kondom sehingga memungkinkan tercampurnya cairan
sperma dengan cairan vagina (untuk hubungan seks lewat vagina), atau
tercampurnya cairan sperma dengan darah yang mungkin terjadi dalam hubungan
seks lewat anus. Selain itu cara penularan HIV melalui kontak seksual
heteroseksual, homoseksual dan biseksual.
2) Melalui Darah yang Tercemar HIV
Penyebaran virus HIV juga terjadi ketika orang menggunakan jarum suntik atau
alat injeksi yang tidak steril secara bersama, biasanya terjadi di kalangan para
pengguna narkoba yang di antara mereka ada yang mengidap HIV. Penyebaran
juga terjadi di beberapa tempat-tempat perawatan kesehatan yang tidak memenuhi
standar atau melalui transfusi darah yang belum dilakukan screening terhadap
HIV. Penggunaan peralatan tato dan alat tindik yang tidak steril dapat juga
menyebarkan virus HIV.
3) Melalui Ibu kepada Anaknya
Seorang wanita yang mengidap HIV dapat menularkan virus HIV kepada anaknya
pada saat kehamilan, kelahiran atau pada masa menyusui. Penularan ini
dimungkinkan dari seorang ibu hamil yang HIV positif dan melahirkan lewat
vagina kemudian menyusui bayinya dengan ASI. Kemungkinan penularan dari ibu
ke bayi (mother to child transmission) ini berkisar hingga 30% artinya dari setiap
8
10 kehamilan dari ibu HIV positif kemungkinan ada 3 bayi yang lahir dengan HIV
positif.
HIV memang ditemukan dalam air ludah, air mata, air kencing, serta tinja
penderita. Tetapi jumlahnya sangat sedikit, dan karena itu tidak pernah dilaporkan
berperan sebagai sumber penularan. Bersalaman dan atau berpelukan dengan
penderita AIDS tidak akan menularkan AIDS. Nasehat untuk tidak sampai
menimbulkan luka memang sangat dianjurkan, terutama untuk petugas kesehatan
yang merawat penderita AIDS. Memakai peralatan minum dan makan penderita
AIDS, mandi dalam satu kolam renang dengan penderita AIDS, menggunakan kamar
mandi atau kakus yang sama dengan penderita AIDS, dan atau gigitan atau serangga
yang telah menggigit penderita AIDS, juga tidak akan menularkan HIV (Harahap dan
Andayani, 2004).
C. Gejala
Penyakit ini disertai kumpulan gejala (syndrome) antara lain gejala infeksi dan
penyakit oportumistik yang timbul akibat menurunnya daya tahan tubuh penderita.
Menurunnya kekebalan menjadikan penderita rentan terhadap infeksi oportunitik
dimana infeksi mikroorganisme yang dalam keadaan normal bersifat apatogen. Pada
penderita AIDS mikroorganisme yang bersifat apatogen dapat menjadi pathogen
(Djoerban dan Syamsuridjal, 2009). Adapun yang termasuk gejala mayor yaitu: berat
badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan, diare kronik berlangsung lebih dari 1
bulan, demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan, penurunan kesadaran dan gangguan
15 neorologis, demensia atau HIV ensepalopati. Sedangkan beberapa gejala minor
antara lain : batuk menetap lebih dari 1 bulan, dermatitis generalisata yang gatal,
adanya Herpes Zoster Multisegmental dan atau berulang, kandidiasis orofariengeas,
9
herpes Simpleks kronik progresif, limfadenopati generalisata (pembesaran kelenjar
getah bening) dan infeksi jamur berulang pada alat kelamin.
WHO mencanangkan empat strategi untuk mencegah penularan HIV dari ibu
ke bayi dan anak, yaitu dengan mencegah jangan sampai wanita terinfeksi HIV/AIDS.
Apabila sudah dengan HIV/AIDS, dicegah supaya tidak hamil. Apabila sudah hamil,
dilakukan pencegahan supaya tidak menular pada bayi dan anaknya, namun bila ibu
dan anaknya sudah terinfeksi, maka sebaiknya diberikan dukungan dan perawatan
bagi ODHA dan keluarganya (Nursalam, 2009).
F. Pengobatan HIV/AIDS
10
Sementara itu belum ditemukan obat maupun vaksin yang efektif, sehingga
pengobatan HIV/AIDS dapat dibagi dalam tiga kelompok antara lain:
1) Pengobatan Suportif
Pengobatan suportif adalah pengobatan untuk meningkatkan keadaan umum
penderita. Pengobatan ini terdiri dari pemberian gizi yang baik, obat simtomatik,
vitamin, dan dukungan psikososial agar penderita dapat melakukan aktivitas
seperti semula/seoptimal mungkim. Pengobatan infeksi oportunistik dilakukan
secara empiris.
2) Pengobatan Infeksi Oportunistik
Pengobatan infeksi oportunistik adalah pengobatan yang ditujukan untuk infeksi
oportunistik dan dilakukan secara empiris.
3) Pengobatan Antiretroviral (ARV)
ARV bekerja langsung menghambat perkembangbiakan HIV. ARV bekerja
langsung menghambat enzim reverse transcriptase atau menghambat enzim
protease. Kendala dalam pemberian ARV antara lain kesukaran ODHA untuk
minum obat secara langsung, dan resistensi HIV terhadap obat ARV (Depkes RI,
2008).
11
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, alamat, penanggung
jawab, tanggal pengkajian, dan diagnose medis.
3. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
Meliputi keluhan yang dirasakan biasanya klien mengeluhkan
diare,demam berkepanjangan,dan batuk berkepanjangan.
Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat menjalani tranfusi darah, penyakit herper simplek, diare yang
hilang timbul, penurunan daya tahan tubuh, kerusakan immunitas
hormonal (antibody), riwayat kerusakan respon imun seluler (Limfosit T),
batuk yang berdahak yang sudah lama tidak sembuh.
Riwayat Keluarga
Human Immuno Deficiency Virus dapat ditularkan melalui hubungan
seksual dengan penderita HIV positif, kontak langsung dengan darah
penderita melalui ASI.
4. Pemeriksaan Fisik
Aktifitas Istirahat Mudah lemah, toleransi terhadap aktifitas berkurang,
progresi, kelelahan / malaise, perubahan pola tidur.
12
Gejala subyektif Demam kronik, demam atau tanpa mengigil, keringat
malam hari berulang kali, lemah, lelah, anoreksia, BB menurun, nyeri,
sulit tidur.
Psikososial Kehilangan pekerjaan dan penghasilan, perubahan poa hidup,
ungkapkan perasaan takut, cemas, meringis.
Status Mental Marah atau pasrah, depresi, ide bunuh diri, apati, withdrawl,
hilanginterest pada lingkungan sekiar, gangguan proses piker, hilang
memori, gangguan atensi dan konsentrasi, halusinasi dan delusi.
Neurologis Gangguan reflex pupil, nystagmus, vertigo, ketidak
seimbangan, kaku kuduk, kejang, paraf legia.
Muskuloskletal Focal motor deficit, lemah, tidak mampu melakukan ADL.
Kardiovaskuler Takikardi, sianosis, hipotensi, edem perifer, dizziness.
Pernafasan Nafas pendek yang progresif, batuk (sedang - parah), batuk
produktif/non produktif, bendungan atau sesak pada dada.
Integument Kering, gatal, rash dan lesi, turgor jelek, petekie positif.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
13
14
C. INTERVENSI
Adanya peningkatan berat badan sesuai 7. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan 8. Berikan substansi gula
9. Berikan makanan yang sudah dikonsultasikan dengan
Tidak adanya tanda-tanda malnutrisi
ahli gizi.
Menunjukan peningkatan fungsi menelan
Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
2. Nyeri akut b.d agen Tujuan: 1. lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk
injuri fisik Pain Level, lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan
Pain control faktor presipitasi.
15
skala 3 5. ajarkan teknik relaksasi
Klien mengatakan nyeri sudah berkurang
Dapat mengenali faktor penyebab nyeri
3. Intoleransi aktivitas b.d Tujuan : 1. Monitoring vital sign sebelum/sesudah latihan dan lihat
penurunan kekuatan Joint Movement : Active respon pasien saat latihan
otot Mobility level 2. Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana
16
D. IMPLEMENTASI
E. EVALUASI
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
Hardiningsih. 2011. Tesis: Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan dan Sikap
Dalam Rangka Pencegahan Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency
Syndrome (HIV/AIDS) Pada Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Surakarta:
UNS.
Infodatin (Situasi dan analisa HIV/AIDS). (2014). Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Kusmiran, Eni. (2011). Reproduksi remaja dan wanita. Jakarta: Salemba Medika
Michael W Dafidson. 2015. The Human Immunodeficiency Virus (HIV) The Florinda State
University.
19