Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan
“makalah penjaskes tentang hiv/aids dan narkoba”
Pembuatan makalah ini merupakan salah satu bentuk tugas dari bapak guru untuk
memenuhi nilai tugas dalam bab tersebut. Banyak hal yang kami peroleh setelah pembuatan
makalah ini.
Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan laporan ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengajak pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan laporan
selanjutnya.

Akhir kata semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Tujuan utama negara Indonesia sebagaimana yang diatur dalam pembukaan UUD 1945
salah satunya adalah untuk memajukan kesejahteraan umum, kejahteraan umum juga sama
dengan kesejahteraan sosial dimana definisi dari kesejahteraan sosial itu sendiri menurut
Undang-Undang Tentang Kesejahteraan Sosial yaitu kondisi terpenuhinya kebutuhan
material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu
mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.
Dalam menciptakan kondisi sejahtera pada kenyataannya di Indonesia sulit sekali untuk
diwujudkan, hal ini didasarkan pada banyak faktor, salah satunya adalah maraknya
permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat. Permasalahan sosial ada yang telah ada sejak
dulu, disebut juga masalah klasik konvensional dan ada yang baru-baru muncul atau baru
sekarang muncul, ini disebut masalah sosial kontemporer. Contoh dari dua klasifikasi
masalah tersebut adalah pelacuran yang di dalamnya terdapat wanita tuna susila, dan juga
masalah HIV/AIDS dan Narkotika. Contoh tiga masalah sosial tersebut menimbulkan
keresahan bagi masyarakat juga menganggu fungsi sosial di dalamnya yang berimbas
sulitnya untuk tercipta kondisi sejahtera.
Berdasarkan penuturan bahwa sulit mewujudkan kesejahteraan sosial di masyarakat
karena salah satu faktornya yaitu permasalahan sosial menuntut kami untuk menyusun
makalah ini yang di dalamnya terdapat pembahasan mengenai contoh permasalahan sosial
yaitu HIV/AIDS, Narkotika dan Wanita Tuna Susila juga dituturkan pula apa penyebab,
dampak, dan tugas pekerjaan sosial atau pekerja sosial dalam menangani permasalah ini,
selain itu penyusunan makalah ini ditujukan pula untuk memenuhi tugas Pengantar
Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial.

1.2.Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini diantaranya:
1. Apa yang disebut dengan HIV/AIDS?
2. Apa yang menyebabkan HIV/AIDS, penyebab penularan, dan gejala-gejala yang
ditimbulkan?
3. Bagaimana cara pencegahan HIV/AIDS?
4. Apa dampak terjadi akibat HIV/AIDS?
5. Apa yang disebut dengan narkotika apa saja macam-macamnya?
6. Apa penyebab penyalahgunaan narkotika, upaya pencegahan, dampak dan upaya
penanggulangan penyalahguna narkotika?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. HIV/AIDS
HIV, merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yaitu virus yang dapat
merusak sistem kekebalan tubuh manusia, dengan cara menyerang sel darah putih yang
bernama limposit T helper (CD4). Virus HIV bisa menyebabkan AIDS yaitu kondisi
seseorang tidak dapat melawan berbagai penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun.
AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah
sekumpulan gejala dan infeksi atau sindrom yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan
tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang
menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain) . Orang yang terkena virus ini akan
menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun
penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit
ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
Para ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara.
Kini AIDS telah menjadi wabah penyakit. AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta
orang di seluruh dunia. Pada Januari 2006, UNAIDS bekerja sama dengan WHO
memperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak
pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981. Dengan demikian, penyakit ini merupakan
salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah. AIDS diklaim telah menyebabkan
kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada tahun 2005 saja, dan lebih dari 570.000 jiwa
di antaranya adalah anak-anak. Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub-
Sahara, sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan kekuatan
sumber daya manusia di sana. Perawatan antiretrovirus sesungguhnya dapat mengurangi
tingkat kematian dan parahnya infeksi HIV, namun akses terhadap pengobatan tersebut tidak
tersedia di semua negara.

2.1.1. Penyebab HIV/AIDS


Kasus HIV/AIDS merupakan suatu masalah sosial yang termasuk dalam klasifikasi
masalah sosial modern kontemporer, karena masalah sosial tersebut baru-baru muncul pada
masyarakat sekarang dan pada umumnya terjadi di masyarakat industri. Maraknya masalah
sosial ini mewabah di masyarakat disebabkan oleh:
1. Maraknya praktek seks bebas dikalangan masyarakat (pelacuran,
2. Maraknya penyalahgunaan narkoba ( penularan virus HIV melalui jarum suntik)
Penyebab maraknya kasus HIV/AIDS juga berkaitan dengan bagaiamana cara penularan
virus tersebut yaitu :

a. Penularan lewat senggama


Pemindahan yang paling umum dan paling sering terjadi ialah melalui
Senggama dimana HIV dipindahkan melalui cairan sperma atau cairan vagina.
Adanya luka pada pihak penerima akan memperbesar kemungkinan penularan
Itulah sebabnya pelaku senggama yang tidak wajar (lewat dubur terutama), yang
cenderung lebih mudah menimbulkan luka, memiliki kemungkinan lebih
besar untuk tertular HIV.
b. Penularan lewat transfusi darah
Jika darah yang ditranfusikan telah terinfeksi oleh HIV , maka virus HIV akan
ditularkan kepada orang yang menerima darah, sehingga orang itupun akan terinfeksi
virus HIV. Risiko penularan melalui transfusi darah ini hampir 100 %.
c. Penularan lewat jarum suntik
Model penularan lain secara teoritis dapat terjadi antara lain melalui :
1) Penggunaan akupunktur (tusuk jarum), tatoo, tindikan.
2) Penggunaan alat suntik atau injeksi yang tidak steril, sering dipakai oleh para pengguna
narkoba suntikan, juga suntikan oleh petugas kesehatan liar.
d. Penularan lewat kehamilan
Jika ibu hamil yang dalam tubuhnya terinfeksi HIV , maka HIV dapat menular ke
janin yang dikandungnya melalui darah dengan melewati plasenta. Risiko penularan Ibu
hamil ke janin yang dikandungnya berkisar 20% - 40%. Risiko ini mungkin lebih besar
kalau ibu telah menderita kesakitan AIDS (full blown).
Disamping cara penularan yang telah disebutkan di atas ada transmisi yang belum
terbukti,
antara lain:
1. ASI ( Air Susu ibu )
2. Saliva/Air liur
3. Air mata
4. Hubungan sosial dengan orang serumah
Walaupun cara-cara transmisi di atas belum terbukti, akan tetapi karena prevalensi
HIV telah demikian tinginya di Amerika Serikat, maka tetap dianjurkan :
1. Ibu yang mengidap supaya tidak menyusui bayinya.
2. Mengurangi kontaminasi saliva pada alat seduditasi pada saat berciuman dan pada
anak-anak yang mengidap HIV yang menderita gangguan jiwa dan sering digigit
serangga.
3. Bagi dokter ahli mata dianjurkan untuk lebih berhati-hati berhubungan dengan air mata
pengidap HIV.
Perlu diketahui AIDS tidak menular karena :
1. Hidup serumah dengan penderita AIDS ( asal tidak mengadakan hubungan seksual )
2. Bersentuhan dengan penderita.
3. Berjabat tangan.
4. Penderita AIDS bersin atau balik di dekat kita.
5. Bersentuhan dengan pakaian atau barang lain dari bekas penderita.
6. Berciuman pipi dengan penderita.
7. Melalui alat makan dan minum.
8. Gigitan nyamuk dan serangga lainnya.
9. Bersama-sama berenang di kolam.

2.1.2. Gejala-Gejala dan Bahaya Penularan Virus HIV/AIDS


Tahapan-tahapan HIV menjadi AIDS memiliki gejala-gejala dan bahaya sebagai berikut:
1. Tahap awal infeksi HIV, gejalanya mirip dengan influenza (demam, rasa lemah, lesu, sendi
pembesaran kelenjar). Gejala ini biasanya hanya berlangsung beberapa hari atau beberapa
minggu saja, lalu hilang dengan sendirinya.
2. Tahap tanpa gejala, meskipun ia tidak menunjukkan gejala, tetapi pada tes darah ditemukan
antibodi HIV dan disebut HIV+. Masa ini dapat berlangsung bertahun-tahun (5-7 tahun).
3. Tahap ARC (AIDS related complex), muncul gejala-gejala AIDS. ARC adalah istilah bila
didapati dua atau lebih gejala yang berlangsung selama tiga bulan atau lebih, yaitu demam
disertai keringat malam, penurunan berat badan lebih dari 10%, kelemahan tubuh yang
mengganggu aktifitas sehari-hari, pembesaran kelenjar secara lebih luas, diare (mencret)
berkala atau terus-menerus dalam waktu lama tanpa sebab yang jelas, batuk dan sesak napas
lebih dari satu bulan, kulit gatal dan bercak-bercak merah kebiruan, sakit tenggorokan dan
pendarahan yang tak jelas sebabnya
4. Tahap AIDS, muncul infeksi lain yang berbahaya (TBC, jamur, dan lain-lain) karena
kekebalan tubuh telah demikian rusak, yang disebut infeksi oportunistik. Disamping itu,
dapat terjadi kanker kulit dan kanker kelenjar getah bening.
5. Tahap gangguan otak (susunan saraf pusat), pada tahap ini dapat mengakibatkan kematian sel
otak dan gangguan mental. Gangguan mental yang terjadi berupa demensia (gangguan daya
ingat), penurunan kesadaran, gangguan psikotik, depresi, dan gangguan saraf.

2.1.3. Pencegahan HIV/AIDS


Upaya pencegahan yang dapat di lakukan adalah :
1. Pencegahan penularan melalui jalur non seksual :
a) Transfusi darah cara ini dapat dicegah dengan mengadakan pemeriksaan donor
darah
sehingga darah yang bebas HIV saja yang ditransfusikan.
b) Penularan AIDS melalui jarum suntik oleh dokter paramedis dapat dicegah dengan
upaya sterilisasi yang baku atau menggunakan jarum suntik sekali pakai.
2. Pencegahan penularan melalui jalur seksual
Pencegahan ini dapat dilakukan dengan pendidikan/penyuluhan yang intensif yang
ditujukan pada perubahan cara hidup dan perilaku seksual, serta bahayanya AIDS pada usia
remaja sampai usia tua. Dan yang utama adalah dengan memperdalam agama

2.1.4. Dampak HIV/AIDS


Dampak yang terjadi bagi penderita HIV/AIDS diantaranya:
a. Dampak bagi individu (penderita HIV/AIDS)
1. Rasa rendah diri, putus asa.
2. Berdampak bagi kesehatan yang menyebabkan sistem imun menjadi
rusak/lumpuh
3. Menyebabkan kematian
4. Berdampak sosial seperti mendapat sanksi/hukuman sosial atau stigma oleh
masyarakat terhadap pengidap AIDS yang terdapat dalam berbagai cara, antara
lain tindakan-tindakan pengasingan, penolakan, diskriminasi, dan penghindaran
atas orang yang diduga terinfeksi HIV.
5. Kehilangan kasih sayang dan kehangatan pergaulan sosial.
6. Berdampak ekonomi seperti hilangnya pendapatan karna tidak dapat bekerja
dan meningkatkan pengeluaran kesehatan untuk biaya perawatan medis.
b. Dampak bagi keluarga penderita HIV/AIDS
1. Rentan tertular virus HIV/AIDS
2. Ekonomi keluarga menurun untuk biaya pengobatan dan perawatan anggota
keluarga yang terinfeksi virus HIV/AIDS.
3. Menanggung beban malu bagi anggota keluarga yang tidak menerima dan
mengakui bahwa anggota keluarganya ada yang terjangkit virus HIV/AIDS.
c. Dampak bagi masyarakat
1.Menimbulkan kekhawatiran yang berlebihan terhadap masyarakat umum akan
tertularnya virus HIV/AIDS.
2. Menimbulkan pandangan negatif masyarakat terhadap anggota masayarakat yang
terinfeksi virus HIV/AIDS.

2.2.NARKOTIKA
Berdasarkan UU No. 35 Tahun 2009 Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari
tanamanatau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis,yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahankesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampaimenghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan
Pecandu Narkotika adalah orang yang menggunakan atau menyalahgunakan Narkotika
dan dalam keadaanketergantungan pada Narkotika, baik secara fisik maupun psikis.
Ketergantungan Narkotika adalah kondisi yang ditandai olehdorongan untuk
menggunakan Narkotika secara terusmenerusdengan takaran yang meningkat
agarmenghasilkan efek yang sama dan apabila penggunaannyadikurangi dan/atau dihentikan
secara tiba-tiba,menimbulkan gejala fisik dan psikis yang khas.
Penyalah Guna adalah orang yang menggunakan Narkotikatanpa hak atau melawan
hukum.

2.2.1. Macam-macam Narkotika


Narkotika banyak sekali macamnya, ada yang berbentuk cair, padat, serbuk, daun-daun,
dan lain sebagainya. Di bawah ini diuraikan sedikit mengenai macam-macam narkotika,
yaitu:
a. Opioid
Bahan opioid adalah saripati bunga opium. Zat yang termasuk kelompok opioid antara
lain:
1. Heroin, disebut juga diamorfin (INN) bisa ditemukan dalam bentuk pil, serbuk, dan
cairan.
2. Codein, biasanya dijual dalam bentuk pil atau cairan bening
3. Comerol, sama dengan codein biasanya dijual dalam bentuk pil atau cairan beningo
Putaw
b. Kokain
Kokain merupakan alkaloid yang berasal dari tanaman Erythroxylon coca.
Jenis tanamannya berbentuk belukar. Zat ini berasal dari Peru dan Bolivia.
c. Ganja (Cannabis /Cimeng)
Ganja merupakan tumbuhan penghasil serat. Akan tetapi, tumbuhan ini lebih dikenal
karena kandungan narkotikanya, yaitu tetrahidrokanabinol (THC). Semua bagian tanaman
ganja mengandung kanaboid psikoaktif. Cara menggunakan ganja biasanya dipotong,
dikeringkan, dipotong kecil-kecil, lalu digulung menjadi rokok. Asap ganja mengandung tiga
kali lebih banyak karbonmonoksida daripada rokok biasa.
 Kelompok Berdasarkan Efek
Berdasarkan efek yang ditimbulkan terhadap pemakainya, narkoba dikelompokkan
sebagai berikut:
1) Halusinogen, yaitu efek dari narkotika bisa mengakibatkan seseorang menjadi ber-halusinasi
dengan melihat suatu hal/benda yang sebenarnya tidak ada / tidak nyata bila dikonsumsi
dalam sekian dosis tertentu. Contohnya kokain &LSD.
2) Stimulan, yaitu efek dari narkotika yang bisa mengakibatkan kerja organ tubuh seperti jantung
dan otak lebih cepat dari biasanya sehingga mengakibatkan penggunanya lebih bertenaga
serta cenderung membuatnya lebih senang dan gembira untuk sementara waktu.
3) Depresan, yaitu efek dari narkotika yang bisa menekan sistem syaraf pusat dan mengurangi
aktivitas fungsional tubuh, sehingga pemakai merasa tenang bahkan tertidur dan tidak
sadarkan diri. Contohnya putaw.
4) Adiktif, yaitu efek dari narkotika yang menimbulkan kecanduan. Seseorang yang sudah
mengonsumsi narkoba biasanya akan ingin dan ingin lagi karena zat tertentu dalam narkoba
mengakibatkan seseorang cenderung bersifat pasif, karena secara tidak langsung narkoba
memutuskan syaraf-syaraf dalam otak. Contohnya: ganja, heroin, dan putaw. Jika terlalu
lama dan sudah ketergantungan narkotika maka lambat laun organ dalam tubuh akan rusak
dan jika sudah melebihi takaran maka pengguna itu akan overdosis dan akhirnya
mengakibatkan kematian.
2.2.2. Penyebab Penyalahgunaan Narkotika
Penyebabnya sangatlah kompleks akibat interaksi berbagai faktor :
1. Faktor individual
Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang mengalami perubahan
biologi, psikologi maupun sosial yang pesat. Ciri – ciri remaja yang mempunyai resiko lebih
besar menggunakan NAPZA:
a) Cenderung memberontak
b) Memiliki gangguan jiwa lain, misalnya : depresi, cemas.
c) Perilaku yang menyimpang dari aturan atau norma yang ada
d) Kurang percaya diri
e) Mudah kecewa, agresif dan destruktif
f) Murung, pemalu, pendiam
g) Merasa bosan dan jenuh
h) Keinginan untuk bersenang – senang yang berlebihan
i) Keinginan untuk mencaoba yang sedang mode
j) Identitas diri kabur
k) Kemampuan komunikasi yang rendah
l) Putus sekolah
m) Kurang menghayati iman dan kepercayaan.
n) Broken home dan kurangnya kasih sayang
2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik sekitar rumah,
sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat.
1. Lingkungan Keluarga
a) Komunikasi orang tua dan anak kurang baik
b) Hubungan kurang harmonis
c) Orang tua yang bercerai, kawin lagi
d) Orang tua terlampau sibuk, acuh
e) Orang tua otoriter
f) Kurangnya orang yang menjadi teladan dalam hidupnya
g) Kurangnya kehidupan beragama.
2. Lingkungan Sekolah
a) Sekolah yang kurang disiplin
b) Sekolah terletak dekat tempat hiburan
c) Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri
secara kreatif dan positif
d) Adanya murid pengguna NAPZA.
3. Lingkungan Teman Sebaya
a) Berteman dengan penyalahguna
b) Tekanan atau ancaman dari teman.
c) Faktor kebudayaan, misalnya kebudayaan pertemanan di lingkungan sekolah, biasanya
pada remaja laki-laki untuk menunjukkan eksistensi pada suatu kelompok bermainnya
dengan cara mencoba hal yang dilakukan oleh kelompok tersebut.

2.2.3. Upaya-Upaya Pencegahan dan Penanggulangan


Upaya pencegahan dilakukan secara integral dan dinamis antara unsur-unsur aparat dan
potensi masyarakat, merupakan upaya yang terus menerus dan berkesinambungan, untuk
merubah sikap perilaku, cara berfikir dari kelompok masyarakat yang sudah mempunyai
kecenderungan menyalahgunakan serta melakukan tindak pidana perdagangan/peredaran
gelap narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.
Upaya pencegahan yang dimaksudkan adalah untuk menciptakan kesadaran kewaspadaan
dan daya tangkal terhadap bahaya-bahaya dan memiliki kemampuan untuk menolak zat-zat
berbahaya tersebut, untuk selanjutnya dapat menentukan rencana masa depannya dengan
hidup sehat, produktif, kreatif dan bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya.
Kebijaksanaan internasional dalam menanggulangi penyalahgunaan dan peredaran gelap
narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya tetap mengacu pada piagam PBB dan prinsip-
prinsip hukum internasional yang ada.
Indonesia dalam menanggulangi penyalahgunaan dan peredaran gelap, psikotropika, dan zat
adiktif lain, pada dasarnya mengikuti langkah langkah sebagaiberikut:
a) Langkah pencegahan untuk mengurangi jumlah permintaan
b) Langkah pengendalian dan pengawasan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya
yang dimanfaatkan untuk pengobatan dan atau bagi kepentingan ilmu pengetahuan
c) Langkah represif pemberantasan jalur perdagangan gelap
d) Melakukan upaya penyembuhan/terapi dan rehabilitasi terhadap korban-korban
penyalahgunaan.
Berdasarkan Undang-Undang No. 35 tahun 2009 rehabilitasi terdiri dari:
1. Rehabilitasi Medis adalah suatu proses kegiatan pengobatansecara terpadu untuk
membebaskan pecandu dariketergantungan Narkotika.
2. Rehabilitasi Sosial adalah suatu proses kegiatan pemulihansecara terpadu, baik fisik, mental
maupun sosial, agarbekas pecandu Narkotika dapat kembali melaksanakanfungsi sosial dalam
kehidupan masyarakat.
Langkah-langkah lain yang mendukung antara lain :
Upaya pencegahan, penanggulangan dan peredaran zat-zat berbahaya tersebut dapat
dilakukan melalui berbagai jalur:
a) jalur keluarga
b) jalur pendidikan, formal dan informal
c) jalur lembaga-lembaga sosial swadaya masyarakat
d) jalur lembaga-lembaga keagamaan
e) jalur kelompok-kelompok teman bermainremaja/pemuda: club, seni, olahraga,
ketrampilan-ketrampilan lain
f) jalur organisasi kewilayahan, dipimpin oleh aparat RT, RW, LKMD
g) melalui media massa, cetak, elektronik, film, maupun seni pentas tradisional

2.2.4. Dampak Penyalahgunaan Narkotika


Narkotika jika disalahgunakan, sangat membahayakan bagi kesehatan fisik dan mental
manusia. Bahkan, pada pemakaian dengan dosis berlebih atau yang dikenal dengan istilah
over dosis (OD) bisa mengakibatkan kematian. Berikut merupakan dampak dari
penyalahgunaan narkotika, diantaranya:
b. Dampak fisik
1. Gangguan pada sistem syaraf (neorologis): kejang-kejang,halusinasi, gangguan
kesadaran kerusakan syaraf tepi.
2 Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) : infeksi akut otot
jantung, gangguan peredaran darah.
3. Gangguan pada kulit (dermotologis) : penanahan, bekas suntikan dan alergi.
4. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) : menekan fungsi pernapasan, kesukaran
bernafas, penggeseran jaringan paru-paru, penggumpalan benda asing yang terhirup.
5. Dapat terinveksi virus HIV dan AIDS akibat pemakaian jarum suntik secara bersama-
sama.
c. Dampak Psikologis
1. Berpikir tidak normal.
2. Hiperaktif, selalu membutuhkan obat.
3. Berperasaan cemas, ketergantungan
Selain itu terdapat pula dampak sosial dari penyalahgunaan narkoba akan merusak
generasi bangsa, dengan maraknya penggunaan zak adiktif dapat merusak kondisi psikis dan
jasmani induvidu penyalahguna tersebut, sehingga individu tersebut tidak dapat
melaksanakan fungsi sosialnya karena salah satu dampak penyalahgunaan narkotika yaitu
dapat mengganggu kesadaran individu sehingga mengganggu interaksi sosialnya dengan
masyarakat
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

HIV/AIDS. Narkotika, dan Wanita Tuna Susila (WTS) merupakan contoh diantara sekian
banyak masalah sosial yang dapat menganggu terciptanya kesejahteraaan sosial. Ketiga
contoh masalah sosial tersebut merupakan perbuatan yang dianggap melanggar norma-norma
masyarakat maupun agama. Dampak dari ketiga contoh masalah sosial tersebut pun sangat
besar bagi masyarakat maka perlu dilakukan upaya penanggulangan masalah-masalah
tersebut.
Upaya penanggulangan yang berkaitan dengan masalah-masalah sosial tersebut terdapat
pula peran pekerjaan sosial dalam mengatasinya. Pekerja sosial ikut serta dalam menangani
masalah-masalah sosial namun perlu juga dukungan dari pihak-pihak lain sehingga
permasalahan tersebut dapat diatasi secara menyeluruh .

3.2. Saran
Berdasarkan lingkup masalah dan pelaksanaan program kegiatan agar dapat berhasil dan
berdayaguna, maka perlu adanya beberapa saran yang harus dilakukan, yaitu sebagai berikut :
a) Masyarakat dapat menerima korban HIV/AIDS, penyalahguna narkotika serta WTS yang
ada di lingkungannya yang berusaha meninggalkan kebiasaan buruknya tersebut dan
memberikan kesempatan untuk keberfungsian sosialnya.
b) Pemerintah dan instansi terkait serta (tokoh) masyarakat hendaknya dapat membantu
secara aktif dalam upaya penanggulangan ketiga masalah tersebut, disamping itu juga
memberikian bantuan, dorongan baik moril, materil, maupun spiritual.
c) Melaksanakan program-program yang telah dibuat dengan baik

Anda mungkin juga menyukai