e ISSN : 2581-1126
& Pengabdian Vol 5, No: 3 Hal: 288 - 293 Desember 2018
p ISSN : 2442-
Kepada
448X
Masyarakat
nunung.nurwati@unpad.ac.id, binahayati@unpad.ac.id
ABSTRAK
Remaja yang terinfeksi HIV-AID di Indonesia menunjukkan angka yang cenderung meningkat, ketidak
tahuan remaja menjadi pemicu peningkatan tersebut. Pengetahuan cara penularan HIV-AID sangat penting
untuk mendorong remaja terhindar dari HIV-AID. Remaja berisiko sangat tinggi, karena remaja hubungan
yang singkat dan pasangan yang banyak (pacar). Pengetahuan remaja ini termasuk salah satu indicator
dalam Millenium Develepment Goals (MDGs) sehingga harus terus dipantau oleh Negara-negara
berkembang termasuk Indonesia.Tujuan dari penulisan atikel ini untuk mendeskripsikan pengetahuan HIV-
AID dikalangan remaja berusia 15-24 tahun.Untuk keperluan analisis artikel ini digunaka data dari hasil
SDKI Indonesia tahun 2017.
Berdasarkan data tersebut, diketahui mayoritas remaja pernah mendengar tentang HIV-AID, namun bila
dikaji berdasarkan jenis kelamin, ternyata remaja wanita lebih banyak yang pernah mendengar tentang HIV-
AID dibanding remaja pria. Sumber informasi yang banyak diketahui yakni dari guru sekolah, teman dan
internet. Cara pencegahan nya, sebagian besar remaja menyatakan dengan cara membatasi hubungan
seksual hanya dengan satu pasangan saja. Secara umum, tingkat pengetahuan tentang cara pencegahan
HIV-AIDS meningkat seiring tingkat pendidikan remaja.
Masih ada remaja yang belum pernah mendengar HIV-AID dan tidak mengetahui cara mencegah
penularannya. Walaupun kelompok ini jumlah kecil namun perlu mendapat perhatian lebih dari semua pihak
agar kelompok ini terhindar dari virus HIV-AID, baik yang berada di perkotaan maupun di perdesaan.
2
Prosiding Penelitian
e ISSN : 2581-1126
& Pengabdian Vol 5, No: 3 Hal: 288 - 293 Desember 2018
p ISSN : 2442-
Kepada
448X
Masyarakat
3
Prosiding Penelitian
e ISSN : 2581-1126
& Pengabdian Vol 5, No: 3 Hal: 288 - 293 Desember 2018
p ISSN : 2442-
Kepada
448X
Masyarakat
pernah dan mengetahui tentang HIV-AID dan Pendidikan ternyata berpengaruh terhadap
hanya sedikit sekali yang tidak pernah pengetahuan remaja tentang HIV-AID, table 3
mendengar hal tersebut. Informasi ini menunjukkan secara umum remaja yang
menunjukkan bahwa tempat tinggal memiliki berpendidikan lebih tinggi akan memiliki
pengaruh pada pengetahuan tentang HIV- pengetahuan HIV-AID lebih baik daripada
AID, hal ini dimungkinkan sumber informasi remaja dengan pendidikan rendah.Informasi
relative lebih banyak dan mudah ini sangat berguna untuk melakukan edukasi
mengaksesnya di perkotaan daripada di dan atau intervensi kepada remaja harus
pedesaan.Keterbatasan sumber informaasi ini disesuaikan dengan pendidikan. Tentunya
yang diduga penyebab kurangnya materi dan cara atau metode edukasinyapun
pengetahuan remaja tentang HIV-AID. harus berbeda. Biasanya remaja dengan
Sebenarnya hal ini tidak menjadi penyebab tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan
utama, karena dari Badan Kependudukan dan mudah diedukasi, karena wawasannya sudah
Keluarga Berencana serta dari Dinas berkembang, lain hal dengan remaja yang
Kesehatan Setempat telah melaksanakan berpendidikan rendah (SD atau tidak sekolah)
pogram- program yang bertujuan untuk materi dan cara harus lebih simple dan
memberikan pengetahuan dan pemahaman sederhana dengan bahasa yang mudah
pada seluruh masyarakat temasuk remaja dimengerti oleh mereka. Dengan demikian
tentang pencegahan dan penularan virus HIV- pendidikan sangat berperan dalam hal
AID.Di beberapa sekolah pengetahuan menyerapan informasi HIV-AID.
tentang kesehatan reproduksi remaja
didalamnya termasuk materi tentang HIV- Tabel 3
AID sudah dijadikan sebagai muatan lokal, Persentase Remaja yang pernah mendengar
tujuan agar remaja paham apa itu kesehatan tentang HIV-AIDS, Menurut Pendidikan
Pendidikan Wanita Pria
reproduksi dan HIV-AID, sehingga tidak akan Pernah Tdk Pernah Tdk
terbawa arus oleh pergaulan yang melanggar pernah pernah
nilai dan norma yang berlaku. Tdk sekolah 26,0 74 53,6 46,4
Tdk tamat 26,4 73,6 39,4 60,6
Namun demikian jika mencermati data di SD
tabel 1 maupun 2, masih ada remaja yang Tamat SD 46,6 53,4 55,5 45,5
pernah mendengar HIV-AID, tampaknya Tdk tamat 89,5 10,5 84,7 15,3
program tersebut perlu diefektifkan lagi, SLTA
Tamat 91,8 8,2 97,4 2,6
tentunya perlu bekerja sama dengan berbagai SLTA ke
elemen masyarakat setempat, karena atas
pecegahan HIV-AID tidak bisa dilakukan Sumber; Diolah dari data SDKI, 2017
hanya oleh 1 dinas atau departemen saja,
karena permasalahan yang ditimbulkannya Data yang tersaji di SDKI 2017 yaitu tentang
akan menjadi komplek. sumber informasi HIV-AID, pertanyaan
ditujukan kepada remaja yang pernah
Tabel 2 mendengar tentang HIV-AID saja baik remaja
Persentase Remaja yang pernah mendengar wanita maupun pria. Dari table 4 ditunjukkan
tentang HIV-AIDS, Menurut Tempat mengenai sumber informasi, tampak cukup
Tinggal beragam, remaja wanita sebagian besar
Daerah Wanita Pria
mendapat informasi HIV-AID dari guru atau
Pernah Tdk Pernah Tdk
pernah pernah sekolah, hal ini dimungkinkn karena di
Perkotaan 94,7 5.3 91,0 9 sekolah-sekolah sudah ada mata pelajaran
Perdesaan 87,6 12,6 80,2 19.8
muatan local yaitu Kesehatan Reproduksi
Remaja.selain itu TV, internet dan teman atau
Sumber; Diolah dari data SDKI, 2017
4
Prosiding Penelitian
e ISSN : 2581-1126
& Pengabdian Vol 5, No: 3 Hal: 288 - 293 Desember 2018
p ISSN : 2442-
Kepada
448X
Masyarakat
keluarga juga menjadi sumber informasi HIV- Di daerah perkotaan informasi tentang HIV-
AID bagi remaja wanita. AID relatih lebih mudah di akses dan
Remaja pria sumber informasi HIV-AID pergaulan remaja lebih terbuka dibandingkan
hampir 2/3 berasal dari TV dari TV, tampak dengan remaja yang berada di perdesaan.
keberadaan TV bagi remaja pria bisa Pergaulan remaja di perdesaan masih dibatasi
dijadikan sebagai sumber segala informasi. dengan norma, nilai yang lebih ketat, namun
Berbeda dengan remaja wanita yang akses ke informasi tentang HIV-AID masih
masoritas bersumber dari guru atau sekolah. sedikit.
Sumber informasi yang banyak digunakan Fakta ini bisa dijadikan dasar untuk
oleh remaja pria yakni yang berasal dari menyusun program penyuluhan atau edukasi
internet dan teman atau keluarga. Keberadaan tentang HIV-AID, yang harus di edukasi tidak
teman cukup berperan bagi remaja untuk hanya remaja saja tetapi keluarga dalam hal
dijadikan sebagai sumber informasi, hal ini ini orang tua juga perlu di edukasi agar dapat
sejalan dengan masa remaja, dimana mereka memberikan informasi yang benar.
lebih berani dan tidak merasa malu jika
mencari tahu tentang HIV- AID kepada teman Tabel 4
daripada kepada tenaga kesehatan.Informasi Persentase Remaja Berdasarkan Sumber
yang disampaikan oleh teman belum tentu informasi Tentang HIV-AID
Sumber Informasi Wanita Pria
benar,seharusnya tenaga kesehatan atau guru Radio 6,7 6,3
sekolah yang lebih berperan dalam TV 58,8 73,8
menjelaskan HIV-AID agar mereka terhindar Koran/majalah 10,4 11,8
dari virus HIV-AID, begitu pula dengan Poster 6,5 8,2
keluarga, budaya di Indonesia masih Tenaga kesehatan 13,7 7
Lembaga keagamaan 0,8 0
menganggap tabu bila orang tua Guru/sekolah 60,5 17,7
membicarakan reproduksi dengan anak. Perkumpulan massyarakat 4,4 3,3
Seperti yang dikemukakan oleh Siti Kamsiah Teman/keluarga 23,1 44,3
(2014), teman sebaya merupakan tempat Tempat bekerja 3,3 10,8
remaja untuk memperoleh informasi yang Internet 37,5 37,2
lainnya 0,6 0
tidak mereka dapatkan di dalam lingkungan
keluarga, pendapat ini sama seperti yang Sumber; Diolah dari data SDKI, 2017
disampaikan oleh Papalia (2014) teman Remaja yang memiliki pengetahuan HIV-AID
sebaya merupakan suatu kelompok baru, yang umumnya mengatakan, cara untuk mencegah
memiliki ciri, norma, dan kebiasaan yang jauh penularan HIV-AID yaitu dengan
berbeda dengan apa yang ada di lingkungan menggunakan kondom setiap kali melakukan
keluarga. hubungan seksual. Selain itu, yakni dengan
Secara umum,data hasil SDKI 2017 membatasi hubungan seksual hanya dengan
menginformasikan, tidak seluruh remaja di satu pasangan saja.
Indonesia paham dan tahu tentang HIV-AID, Informasi tersebut menggambarkan bahawa
karena ketidaktahuan ini yang diduga menjadi alat kontrasepsi berupa kondom sudah
salah factor tingginya angka penderita. familiar di kalangan remaja, untuk
Tampaknya masih diperlukan penyebaran mendapatkannya sangat mudah karena di
atau sosialisasi tentang HIV-AID perlu lebih seluruh toko atau warung menyediakan alat
diintensifkan lagi, termasuk materi dan cara kontrasepsi tersebut. Beberapa waktu yang
pelaksanaan kegiatan, orang atau lembaga lalu pemerintah melalui BKKBN
yang melaksanakannya.Selain itu, yang perlu menyediakan ATM Kondom di beberapa
diperhatikan yakni tempat tinggal remaja tempat yang cukup mudah dijangkau oleh
antara perkotaan dan perdesaan, karena kota remaja. Awalnya tujuan dari diadakannya
dan desa memiliki karakteristik yang berbeda. ATM Kondom untuk mencegah penyebaran
5
Prosiding Penelitian
e ISSN : 2581-1126
& Pengabdian Vol 5, No: 3 Hal: 288 - 293 Desember 2018
p ISSN : 2442-
Kepada
448X
Masyarakat
virus HIV-AID, tetapi disalah gunakan oleh Lestyani, U. 2015. Hubungan Tingkat
remaja. Kecemasan dengan Sikap dalam
Simpulan Menghadapi Menarche pada Siswi
Kelas V di SD Wilayah Kec.
Remaja wanita memiliki tingkat pengetahuan
Karangnongko Kab. Klaten. STIKES
yang lebih tinggi tentang HIV-AIDS
Aisyiyah Yogyakarta
dibanding dengan remaja pria. Pengetahuan
tentang HIV-AID di kalangan remaja sudah Mohammad Ali dan Mohammad
baik, dan mengetahui cara pencegahan Asrori.,2012.Psikologi Remaja
penularannya. Sumber informasi HIV-AID Perkembangan Peserta didik. Jakarta
bagi remaja wanita sebagian besar dari guru : PT. Bumi Aksara. Hal 67
atau sekolah dan teman atau keluarga , Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Prinsip-prinsip
sedangkan remaja pria lebih banyak Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.
mendapatkannya dari TV dan dari teman atau Jakarta : Rineka Cipta.
keluarga.
Mayoritas remaja baik wanita maupun pria Papalia, Diane E. dkk. 2014. Menyelami
mengatakan bahwa penularan HIV-AIDS Perkembangan Manusia (Alih
dapat dicegah dengan menggunakan kondom Bahasa: Fitriana Wuri Herarti).
setiap kali melakukan hubungan seksual atau Jakarta: Salemba Humanika.
dengan membatasi hubungan seksual hanya Potter, P., Perry, A., Stockert, P., Hall, A., &
dengan satu pasangan saja. Peterson, V. 2016. Fundamentals of
Dengan demikian, ada hubungan antara Nursing
pengetahuan dengan sikap. Remaja dengan
pengetahuan HIV-AID cukup bagus, (9th ed.). St. Louis, Missouri: Mosby, Elsevier
cenderung akan bersikap lebih berhati-hati Siti Kamsiah. 2014. Pengaruh Interaksi
dan lebih paham terhadap cara pencegahan Teman Sebaya terhadap Perilaku
dan penularan virus HIV/AIDS. Konsumtif Mahasiswa Fakultas Ilmu
Agama Islam Universitas Negeri
DAFTAR PUSTAKA Yogyakarta. Fakultas Ilmu Agama
Badan Kependudukan dan Keluarga Islam Universitas Islam Indonesia.
Berencana Nasional,Badan Pusat , Yogyakarta.
Kementrian Kesehatan, USAID. UNICEF. (2017). HIV and AIDS. Retrieved
2018. Survei Demografi Dan from www.unicef.org/hiv
Kesehatan Indonesia. Jakarta.
Indonesia
Jhon W. Santroct.2011. Life Span
Development : perkembangan masa
hidup jilid 1.Jakarta : Erlangga. Hal
404
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
2016. Situasi HIV/AIDS di
Indonesia.
Retrieved from
www.depkes.go.id/article/view/1701
0600004/situasi-hiv-aids-di-
indonesia.htm