Anda di halaman 1dari 6

Prosiding Penelitian

e ISSN : 2581-1126
& Pengabdian Vol 5, No: 3 Hal: 288 - 293 Desember 2018
p ISSN : 2442-
Kepada
448X
Masyarakat

PENGETAHUAN REMAJA TERHADAP HIV-AID


Nunung Nurwati1, Binahayati Rusyidi2
1
Program Studi Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran
2
Departemen Studi Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas
Padjadjaran

nunung.nurwati@unpad.ac.id, binahayati@unpad.ac.id

ABSTRAK

Remaja yang terinfeksi HIV-AID di Indonesia menunjukkan angka yang cenderung meningkat, ketidak
tahuan remaja menjadi pemicu peningkatan tersebut. Pengetahuan cara penularan HIV-AID sangat penting
untuk mendorong remaja terhindar dari HIV-AID. Remaja berisiko sangat tinggi, karena remaja hubungan
yang singkat dan pasangan yang banyak (pacar). Pengetahuan remaja ini termasuk salah satu indicator
dalam Millenium Develepment Goals (MDGs) sehingga harus terus dipantau oleh Negara-negara
berkembang termasuk Indonesia.Tujuan dari penulisan atikel ini untuk mendeskripsikan pengetahuan HIV-
AID dikalangan remaja berusia 15-24 tahun.Untuk keperluan analisis artikel ini digunaka data dari hasil
SDKI Indonesia tahun 2017.
Berdasarkan data tersebut, diketahui mayoritas remaja pernah mendengar tentang HIV-AID, namun bila
dikaji berdasarkan jenis kelamin, ternyata remaja wanita lebih banyak yang pernah mendengar tentang HIV-
AID dibanding remaja pria. Sumber informasi yang banyak diketahui yakni dari guru sekolah, teman dan
internet. Cara pencegahan nya, sebagian besar remaja menyatakan dengan cara membatasi hubungan
seksual hanya dengan satu pasangan saja. Secara umum, tingkat pengetahuan tentang cara pencegahan
HIV-AIDS meningkat seiring tingkat pendidikan remaja.
Masih ada remaja yang belum pernah mendengar HIV-AID dan tidak mengetahui cara mencegah
penularannya. Walaupun kelompok ini jumlah kecil namun perlu mendapat perhatian lebih dari semua pihak
agar kelompok ini terhindar dari virus HIV-AID, baik yang berada di perkotaan maupun di perdesaan.

Kata kunci: Remaja. Perkotaan. Perdesaan. Pengetahuan HIV-AID. Indonesia

Pendahuluan terinfeksi HIV . Orang yang terkena atau


HIV-AID termasuk salah satu penyakit yang terinfeksi penyakit tersebut tentunya
sangat ditakuti, karena hingga saat ini belum dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya
ditemukan obatnya, sehingga orang yang pengetahuan tentang HIV-AID, pendidikan,
terkena penyakt tersebut dpat dikatakan tidak ekonomi, wilayah dan tradisi.Fakta lapangan
memiliki harapan hidup panjang.Fenomena memperlihatkan bahwa masarakat masih sulit
orang dengan HIV-AID jumlahnya cenderung menerima kehadiran orang dengan HIV-AID,
meningkat baik di Negara maju maupun hal ini dikarenakan adanya anggapan bahwa
Negara berkembang termasuk Indonesia. Dari penyakit tersebut dapat menular secara mudah
beberapa penelitian di Indonesia dan menganggap penderita merupakan orang
menunjukkan bahwa orang dengan HIV-AID yang berperilaku negative (sering gonta-ganti
tidak hanya terdapat di kota-kota besar di pasangan). Ketidak tahuan ini bisa berdampak
Pulau Jawa seperti Jakarta, Bandung maupun pada si penderita, dimana sipenderita akan
Denpasar, tetapi juga terdapat di Pulau menutup diri dan tidak mau memeriksakan
lainnya seperti Pulau Papua, Sulawesi. kondisi kesehatan, karena hkawatir diketahui
dan diasingkan oleh masyarakat. Dengan
Penyakit tersebut tidak hanya ada pada orang
demikian pengetahuan tentang HIV-AIDS
dewasa tetapi juga bisa mengenai anaka-anak
menjadi aspek yang sangat penting dalam
maupun remaja. Seiring dengan
meningkatkan akses pelayanan HIV dan
meningkatnya jumlah remaja umur 15-24 di
perubahan perilaku. Tentunya sikap dan
dunia yang
1
Prosiding Penelitian
e ISSN : 2581-1126
& Pengabdian Vol 5, No: 3 Hal: 288 - 293 Desember 2018
p ISSN : 2442-
Kepada
448X
Masyarakat

perilaku sangat dipengaruhi oleh HIV/AIDS di kalangan para remaja.


pengetahuannya, seperti yang dikemukakan Pengetahuan remaja tentang HIV-AID
oleh Notoatmodjo (2003) bahwa pengetahuan merupakan bagian dari indikator Millenium
atau kognitif merupakan aspek yang sangat Development Goals (MDGs), dan harus
penting untuk terbentuknya sikap dan dipantau secara berkala oleh semua negara-
perilaku.Artinya sikap dan perilaku terhadap negara berkembang termasuk
suatu objek sangat tergantung pada Indonesi.Berdasarkan hal tersebut, tulisan ini
pengetahuan tentang objek tersebut. menyajikan pengetahuan dan sikap remaja
Pengetahuan dapat diartikan sebagai terhadap HIV-AID di Indonesia.
informasi yang secara terus menerus
diperlukan oleh seseorang untuk memahami
pengalaman (Potter, Perry, Stockert, Hall, & Metode
Peterson, 2016). Pengetahuan yang tepat Untuk keperluan analisa tulisan ini
dapat memberikan manfaat yang baik. Begitu menggunakan data dari hasil Survey
pula dengan pengetahuan tentang HIV/AIDS. Demografi Dan Kesehatan Indonesia 2017:
Pengetahuan orang terhadap HIV-AID akan Kesehatan Reproduksi Remaja (SDKI).
mempengaruhi sikap dan perilaku, orang Dilaksanakan bersama oleh Badan Pusat
dengan pengetahuan tentang HIV-AID yang Statistik (BPS), Badan Kependudukan dan
kurang maka akan bersikap dan berperilaku Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan
menjauhi orang yang terinfeksi penyakit Kementerian Kesehatan (KEMENKES).
tersebut,bahkan ada yang beranggapan Batasan usia remaja yang digunakan dalam
penyakit tersebut tidak berbahaya dan tidak SDKI yaitu penduduk yang berusia 15-24
mematikan. Sebaliknya apabila tahun dan belum kawin.
pengetahuannya cukup maka sikap yang SDKI 2017 menggunakan empat macam
diberikan pada penderita berbeda, mereka kuesioner, salah satunya kuesioner Remaja.
dalam hal ini masyarakat akan lebih Seluruh kuesioner SDKI 2017 mengacu pada
menerima kehadiran penderita. Padahal bila kuesioner DHS (Demographic Health Survey)
pengetahuan dan pemahaman tentang HID- 2015 versi terbaru yang sudah
AID benar maka penularannya dapat dicegah. mengakomodasi beberapa isu internasional
Data yang ditunjukkan UNICEF (United terbaru. Data yang digunakan untuk keperluan
Nations International Children’s Emergency tulisan ini hanya mengambil informasi yang
Fund), tahun 2005 sebanyak 71.000 remaja ada keterkaitan dengan pengetahuan dan sikap
usia 10-19 tahun meninggal akibat virus HIV remaja terhadap HIV-AID. Selanjutnya data
jumlah ini meningkat menjadi 110.000 remaja tersebut dikelompokkan berdasarkan
pada tahun 2012. Selama periode 2005-2012 kelompok social demoghafi, kemudian
telah mengalami kenaikan sebesar 50 persen ditampilkan dalam bentuk tabel frekuensi .
(UNICEF, 2017). Selanjutnya dari masing-masing tabel
diintepretasi secara kualitatif.
Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan
RI hingga 2015 remaja yang terinfeksi HIV
berjumlah 28.060 orang (15,2 persen). Pembahasan
Sebanyak 2089 orang (3 persen) di antaranya Masa remaja merupakan masa peralihan
sudah dengan AIDS. Remaja selalu berisiko antara masa anak-anak ke masa dewasa. Pada
tinggi karena mereka memiliki hubuungan masa perkembangan ini, remaja mencapai
yang singkat dan pasangan yang banyak, atau kematangan fisik, mental, sosial dan
pacar atau tunangan dengan perilaku berisiko. emosional (Mohammad Ali dan Mohammad
Penularan HIV terjadi dinilai salah satunya Asrori.,2012.). Pada masa perkembangan
karena kurangnya pengetahuan terkait remaja juga merupakan tahapan pubertas.

2
Prosiding Penelitian
e ISSN : 2581-1126
& Pengabdian Vol 5, No: 3 Hal: 288 - 293 Desember 2018
p ISSN : 2442-
Kepada
448X
Masyarakat

Tahapan pubertas (puberty) adalah sebuah dihadapinya.Sikap akan mendorong untuk


periode dimana kematangan fisik berlangsung berperilaku. Jika sikap terhadap objek
cepat, yang melibatkan perubahan hormonal negative, biasanya akan menghindari
dan tubuh, yang terutama berlangsung dimasa melakukan perilaku tersebut. Jika pernyataan
remaja awal (Jhon W. Santroct.2011). Piaget ini dikaitkan dengan kontek kajian ini, maka
(dalam Moh Ali :2012), menyatakan pada remaja yang yang memiliki pengetahuan yang
tahapan ini remaja sudah mulai berinteraksi baik , artinya bahwa ,remaja akan tahu dan
dengan lingkungan, teman sebaya dan orang paham apa itu HIV-AID, bagaimana
dewasa. Masa remaja mulai timbul ada rasa pencegahannya dan dimana tempat layanan
tertarik terhadap lawan jenis, bila dibiarkan kesehatan yang manu menerima penderita
tanpa ada control dari keluarga maupun HIV-AID dan hal-hal apa saja yang perlu
masyarakat, biasanya remaja akan “bebas diperhatikan jika berteman dengan penderita
berpacaran”,berganti-ganti pasangan (orang dengan HIV-AID). Sebaliknya apabila
berpotensi untuk terjangkit virus HIV-AID. pengetahuan tentang HIV-AID kurang,
Berdasarkan hasil SDKI mayoritas remaja biassanya akan bersikap negative terhadap
wanita maupun pria pernah mendengar HIV-AID. Artinya karena ketidaktahuannya
tentang HIV-AID, namun demikian masih ada tersebut, remaja akan bersikap menghindari
remaja yang tidak pernah mendengar, dan menganggap bahwa HIV-AID adalah
walaupun persentasenya kecil jika tidak penyakit menakutkan dan mematikan serta
segera diberi pengetahuan dan pemahaman dapat menular, sehingga akan berusaha tidak
HIV-AID terutama penanganan dan mau berteman dan bergaul dengan penderita
pencegahannya akan menimbulkan dampak, (orang dng HIV-AID).
misalnya karena ketidak tahuannya maka Tabel 1
remaja sering melakukan hubungan seksual Persentase Remaja yang pernah mendengar
dengan lebih dari satu pria. tentang HIV-AIDS, menurut Umur
Tabel 1 menunjukkan semakin tinggi
kelompok umur maka semakin tinggi pula Umur Wanita Pria
Pernah Tdk Pernah Tdk
persentase yang pernah mendengar informasi
pernah pernah
tentang HIV-AID, tampaknya remaja
15-19 89,9 10,1 83,9 16,1
kelompok umur 20-24 persentasenya lebih
20-24 95,8 4,2 89,5 10,5
tinggi dibanding dengan remaja kelompok
umur 15-19 tahun. Berdasarkan jenis kelamin Sumber; Diolah dari data SDKI, 2017
tampaknya remaja wanita lebih banyak yang Remaja yang berada dan tinggal di perkotaan
pernah mendengar tentang HIV-AID memiliki pengetahuan tentang HIV-AID lebih
dibanding remaja pria.Informasi ini bisa baik disbanding dengan remaja yang berada di
dijadikan sebagai salah satu indicator, daerah pedesaan. Tabel 2 menunjukkan
semakin banyak pengetahuan terkait dengan remaja wanita yang tinggal di perkotaan
HIV-AID yang didengar dan diperoleh remaja hamper seluruhnya pernah mendengar dan
maka diharapkan mampu untk mencegahnya, mengetahui tentang HIV-AID dan hanya
dan lebih berhati-hati dalam pergaulan.Seperti sedikit yang belum pernah mendengar HIV-
yang dikemukakan oleh Lestyani (2015) AID.Keadaan seperti ini juga ditemukan pada
bahwa pengetahuan yang diperoleh seseorang remaja pria, mayoritas yang tinggal di
dapat mempengaruhi sikap dan perilakunya. perkotaan pernah mendengar dan memiliki
Sikap dan perilaku yang diperlihatkan pengetahuan tentang HIV-AID disbanding
seseorang ada yang negative atau positive, ini dengan yang tidak pernah mendengar.
tergantung dari pengetahuan dan pemahaman
seseorang terhadap objek yang Remaja yang berada dan tinggal di daerah
pedesaan baik wanita maupun pria mayoritas

3
Prosiding Penelitian
e ISSN : 2581-1126
& Pengabdian Vol 5, No: 3 Hal: 288 - 293 Desember 2018
p ISSN : 2442-
Kepada
448X
Masyarakat

pernah dan mengetahui tentang HIV-AID dan Pendidikan ternyata berpengaruh terhadap
hanya sedikit sekali yang tidak pernah pengetahuan remaja tentang HIV-AID, table 3
mendengar hal tersebut. Informasi ini menunjukkan secara umum remaja yang
menunjukkan bahwa tempat tinggal memiliki berpendidikan lebih tinggi akan memiliki
pengaruh pada pengetahuan tentang HIV- pengetahuan HIV-AID lebih baik daripada
AID, hal ini dimungkinkan sumber informasi remaja dengan pendidikan rendah.Informasi
relative lebih banyak dan mudah ini sangat berguna untuk melakukan edukasi
mengaksesnya di perkotaan daripada di dan atau intervensi kepada remaja harus
pedesaan.Keterbatasan sumber informaasi ini disesuaikan dengan pendidikan. Tentunya
yang diduga penyebab kurangnya materi dan cara atau metode edukasinyapun
pengetahuan remaja tentang HIV-AID. harus berbeda. Biasanya remaja dengan
Sebenarnya hal ini tidak menjadi penyebab tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan
utama, karena dari Badan Kependudukan dan mudah diedukasi, karena wawasannya sudah
Keluarga Berencana serta dari Dinas berkembang, lain hal dengan remaja yang
Kesehatan Setempat telah melaksanakan berpendidikan rendah (SD atau tidak sekolah)
pogram- program yang bertujuan untuk materi dan cara harus lebih simple dan
memberikan pengetahuan dan pemahaman sederhana dengan bahasa yang mudah
pada seluruh masyarakat temasuk remaja dimengerti oleh mereka. Dengan demikian
tentang pencegahan dan penularan virus HIV- pendidikan sangat berperan dalam hal
AID.Di beberapa sekolah pengetahuan menyerapan informasi HIV-AID.
tentang kesehatan reproduksi remaja
didalamnya termasuk materi tentang HIV- Tabel 3
AID sudah dijadikan sebagai muatan lokal, Persentase Remaja yang pernah mendengar
tujuan agar remaja paham apa itu kesehatan tentang HIV-AIDS, Menurut Pendidikan
Pendidikan Wanita Pria
reproduksi dan HIV-AID, sehingga tidak akan Pernah Tdk Pernah Tdk
terbawa arus oleh pergaulan yang melanggar pernah pernah
nilai dan norma yang berlaku. Tdk sekolah 26,0 74 53,6 46,4
Tdk tamat 26,4 73,6 39,4 60,6
Namun demikian jika mencermati data di SD
tabel 1 maupun 2, masih ada remaja yang Tamat SD 46,6 53,4 55,5 45,5
pernah mendengar HIV-AID, tampaknya Tdk tamat 89,5 10,5 84,7 15,3
program tersebut perlu diefektifkan lagi, SLTA
Tamat 91,8 8,2 97,4 2,6
tentunya perlu bekerja sama dengan berbagai SLTA ke
elemen masyarakat setempat, karena atas
pecegahan HIV-AID tidak bisa dilakukan Sumber; Diolah dari data SDKI, 2017
hanya oleh 1 dinas atau departemen saja,
karena permasalahan yang ditimbulkannya Data yang tersaji di SDKI 2017 yaitu tentang
akan menjadi komplek. sumber informasi HIV-AID, pertanyaan
ditujukan kepada remaja yang pernah
Tabel 2 mendengar tentang HIV-AID saja baik remaja
Persentase Remaja yang pernah mendengar wanita maupun pria. Dari table 4 ditunjukkan
tentang HIV-AIDS, Menurut Tempat mengenai sumber informasi, tampak cukup
Tinggal beragam, remaja wanita sebagian besar
Daerah Wanita Pria
mendapat informasi HIV-AID dari guru atau
Pernah Tdk Pernah Tdk
pernah pernah sekolah, hal ini dimungkinkn karena di
Perkotaan 94,7 5.3 91,0 9 sekolah-sekolah sudah ada mata pelajaran
Perdesaan 87,6 12,6 80,2 19.8
muatan local yaitu Kesehatan Reproduksi
Remaja.selain itu TV, internet dan teman atau
Sumber; Diolah dari data SDKI, 2017

4
Prosiding Penelitian
e ISSN : 2581-1126
& Pengabdian Vol 5, No: 3 Hal: 288 - 293 Desember 2018
p ISSN : 2442-
Kepada
448X
Masyarakat

keluarga juga menjadi sumber informasi HIV- Di daerah perkotaan informasi tentang HIV-
AID bagi remaja wanita. AID relatih lebih mudah di akses dan
Remaja pria sumber informasi HIV-AID pergaulan remaja lebih terbuka dibandingkan
hampir 2/3 berasal dari TV dari TV, tampak dengan remaja yang berada di perdesaan.
keberadaan TV bagi remaja pria bisa Pergaulan remaja di perdesaan masih dibatasi
dijadikan sebagai sumber segala informasi. dengan norma, nilai yang lebih ketat, namun
Berbeda dengan remaja wanita yang akses ke informasi tentang HIV-AID masih
masoritas bersumber dari guru atau sekolah. sedikit.
Sumber informasi yang banyak digunakan Fakta ini bisa dijadikan dasar untuk
oleh remaja pria yakni yang berasal dari menyusun program penyuluhan atau edukasi
internet dan teman atau keluarga. Keberadaan tentang HIV-AID, yang harus di edukasi tidak
teman cukup berperan bagi remaja untuk hanya remaja saja tetapi keluarga dalam hal
dijadikan sebagai sumber informasi, hal ini ini orang tua juga perlu di edukasi agar dapat
sejalan dengan masa remaja, dimana mereka memberikan informasi yang benar.
lebih berani dan tidak merasa malu jika
mencari tahu tentang HIV- AID kepada teman Tabel 4
daripada kepada tenaga kesehatan.Informasi Persentase Remaja Berdasarkan Sumber
yang disampaikan oleh teman belum tentu informasi Tentang HIV-AID
Sumber Informasi Wanita Pria
benar,seharusnya tenaga kesehatan atau guru Radio 6,7 6,3
sekolah yang lebih berperan dalam TV 58,8 73,8
menjelaskan HIV-AID agar mereka terhindar Koran/majalah 10,4 11,8
dari virus HIV-AID, begitu pula dengan Poster 6,5 8,2
keluarga, budaya di Indonesia masih Tenaga kesehatan 13,7 7
Lembaga keagamaan 0,8 0
menganggap tabu bila orang tua Guru/sekolah 60,5 17,7
membicarakan reproduksi dengan anak. Perkumpulan massyarakat 4,4 3,3
Seperti yang dikemukakan oleh Siti Kamsiah Teman/keluarga 23,1 44,3
(2014), teman sebaya merupakan tempat Tempat bekerja 3,3 10,8
remaja untuk memperoleh informasi yang Internet 37,5 37,2
lainnya 0,6 0
tidak mereka dapatkan di dalam lingkungan
keluarga, pendapat ini sama seperti yang Sumber; Diolah dari data SDKI, 2017
disampaikan oleh Papalia (2014) teman Remaja yang memiliki pengetahuan HIV-AID
sebaya merupakan suatu kelompok baru, yang umumnya mengatakan, cara untuk mencegah
memiliki ciri, norma, dan kebiasaan yang jauh penularan HIV-AID yaitu dengan
berbeda dengan apa yang ada di lingkungan menggunakan kondom setiap kali melakukan
keluarga. hubungan seksual. Selain itu, yakni dengan
Secara umum,data hasil SDKI 2017 membatasi hubungan seksual hanya dengan
menginformasikan, tidak seluruh remaja di satu pasangan saja.
Indonesia paham dan tahu tentang HIV-AID, Informasi tersebut menggambarkan bahawa
karena ketidaktahuan ini yang diduga menjadi alat kontrasepsi berupa kondom sudah
salah factor tingginya angka penderita. familiar di kalangan remaja, untuk
Tampaknya masih diperlukan penyebaran mendapatkannya sangat mudah karena di
atau sosialisasi tentang HIV-AID perlu lebih seluruh toko atau warung menyediakan alat
diintensifkan lagi, termasuk materi dan cara kontrasepsi tersebut. Beberapa waktu yang
pelaksanaan kegiatan, orang atau lembaga lalu pemerintah melalui BKKBN
yang melaksanakannya.Selain itu, yang perlu menyediakan ATM Kondom di beberapa
diperhatikan yakni tempat tinggal remaja tempat yang cukup mudah dijangkau oleh
antara perkotaan dan perdesaan, karena kota remaja. Awalnya tujuan dari diadakannya
dan desa memiliki karakteristik yang berbeda. ATM Kondom untuk mencegah penyebaran

5
Prosiding Penelitian
e ISSN : 2581-1126
& Pengabdian Vol 5, No: 3 Hal: 288 - 293 Desember 2018
p ISSN : 2442-
Kepada
448X
Masyarakat

virus HIV-AID, tetapi disalah gunakan oleh Lestyani, U. 2015. Hubungan Tingkat
remaja. Kecemasan dengan Sikap dalam
Simpulan Menghadapi Menarche pada Siswi
Kelas V di SD Wilayah Kec.
Remaja wanita memiliki tingkat pengetahuan
Karangnongko Kab. Klaten. STIKES
yang lebih tinggi tentang HIV-AIDS
Aisyiyah Yogyakarta
dibanding dengan remaja pria. Pengetahuan
tentang HIV-AID di kalangan remaja sudah Mohammad Ali dan Mohammad
baik, dan mengetahui cara pencegahan Asrori.,2012.Psikologi Remaja
penularannya. Sumber informasi HIV-AID Perkembangan Peserta didik. Jakarta
bagi remaja wanita sebagian besar dari guru : PT. Bumi Aksara. Hal 67
atau sekolah dan teman atau keluarga , Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Prinsip-prinsip
sedangkan remaja pria lebih banyak Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.
mendapatkannya dari TV dan dari teman atau Jakarta : Rineka Cipta.
keluarga.
Mayoritas remaja baik wanita maupun pria Papalia, Diane E. dkk. 2014. Menyelami
mengatakan bahwa penularan HIV-AIDS Perkembangan Manusia (Alih
dapat dicegah dengan menggunakan kondom Bahasa: Fitriana Wuri Herarti).
setiap kali melakukan hubungan seksual atau Jakarta: Salemba Humanika.
dengan membatasi hubungan seksual hanya Potter, P., Perry, A., Stockert, P., Hall, A., &
dengan satu pasangan saja. Peterson, V. 2016. Fundamentals of
Dengan demikian, ada hubungan antara Nursing
pengetahuan dengan sikap. Remaja dengan
pengetahuan HIV-AID cukup bagus, (9th ed.). St. Louis, Missouri: Mosby, Elsevier
cenderung akan bersikap lebih berhati-hati Siti Kamsiah. 2014. Pengaruh Interaksi
dan lebih paham terhadap cara pencegahan Teman Sebaya terhadap Perilaku
dan penularan virus HIV/AIDS. Konsumtif Mahasiswa Fakultas Ilmu
Agama Islam Universitas Negeri
DAFTAR PUSTAKA Yogyakarta. Fakultas Ilmu Agama
Badan Kependudukan dan Keluarga Islam Universitas Islam Indonesia.
Berencana Nasional,Badan Pusat , Yogyakarta.
Kementrian Kesehatan, USAID. UNICEF. (2017). HIV and AIDS. Retrieved
2018. Survei Demografi Dan from www.unicef.org/hiv
Kesehatan Indonesia. Jakarta.
Indonesia
Jhon W. Santroct.2011. Life Span
Development : perkembangan masa
hidup jilid 1.Jakarta : Erlangga. Hal
404
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
2016. Situasi HIV/AIDS di
Indonesia.
Retrieved from
www.depkes.go.id/article/view/1701
0600004/situasi-hiv-aids-di-
indonesia.htm

Anda mungkin juga menyukai