Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ners LENTERA, Vol. 4, No.

2, September 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS


DENGAN STIGMA TERHADAP ODHA
PADA SISWA KELAS XI SMK VI SURABAYA

(Relationship between Knowledge about HIV/AIDS and Stigma towards


People Living with HIV/AIDS (PLWH) among Grade Eleventh Students
of SMK VI Surabaya)

Ansemus Aristo Parut


STIKES Bali
Jl. Tukad Balian No. 180 Denpasar, Bali; HP. 082338807640
Email: arisparut2@gmail.com

ABSTRAK
Pendahuluan: Infeksi HIV pada anak muda bertambah dengan cepat sama halnya
pada orang dewasa. Beberapa perilaku beresiko, terutama penggunaan narkoba
suntik dimulai pada usia yang sangat muda. Pusat penelitian kesehatan Universitas
Indonesia menemukan bahwa perilaku seksual beresiko dimulai pada usia 13-14
tahun (Kemenkes RI & WHO, 2003). Sebuah penelitian yang dilakukan FHI dan
Pusat Penelitian HIV/AIDS Universitas Katolik Atmajaya (2010) menemukan
bahwa penggunaan obat terlarang termasuk Heroin dimulai pada usia 13-16 tahun.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara pengetahuan
mengenai HIV/AIDS dan stigma terhadap Orang dengan HIV/AIDS (ODHA)
pada siswa SMK VI Surabaya. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian
observasional analisis dengan design cross-sectional. Sampel yang digunakan
adalah 74 orang siswa SMKN VI Surabaya. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuisioner mengenai pengetahuan HIV/AIDS dan kuisioner
mengenai Stigma terhadap orang dengan HIV/AIDS. Hasil: Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan
mengenai HIV/AIDS dan stigma terhadap ODHA , dengan koefisien korelasi -
0,890, dengsn nilai p 0,00 (<0,005). Pembahasan: Pengetahuan yang kurang
menimbulkan miskonsepsi mengenai HIV/AIDS, hal ini akan menjadi penyebab
munculnya stigma terhadap ODHA. Faktor lain yang mempengaruhi adalah mitos
dan kepercayaan (agama). Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara
pengetahuan mengenai HIV/AIDS dengan stigma terhadap ODHA, siswa dengan
pengetahuan yang rendah memiliki stigma yang tinggi terhadap ODHA. Peneliti
menyarankan pendidikan dan promosi kesehatan mengenai HIV/AIDS dilakukan
secara reguler di SMA untuk meningkatkan pengetahuan para siswa.
Kata Kunci: pengetahuan, HIV, AIDS, stigma

ABSTRACT
Introduction: HIV infection among young people may be growing as rapidly as
infections among adults. Some risky behaviour, especially injecting drug use,
began at a young age. Center for Health Research, University of Indonesia found
that high-risk sex was initiated as early as 13-14 years old (MoH & WHO, 2003).

106
 
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 4, No. 2, September 2016

A study by FHI and the Atma Jaya Catholic University HIV and AIDS Research
Center (2010), found that initiation in illicit injecting drug use including heroin
was between the ages 13 to 16 years old. This study aimed to identtify the
relationship between knowledge about HIV/AIDS and stigma towards people
living with HIV/AIDS among SMK VI Surabaya High School Students. Method:
This study was an analitycal observation with cross-sectional design. The sample
was 74 students of SMKN VI Surabaya. The instruments used in this study are
questionare about HIV knowledge and questionare about Stigma towards people
living with HIV/AIDS. Result: The result showed that, there is a significant
association between knowledge about HIV/AIDS and stigma towards people living
with HIV AIDS, with coefficient correlation -0,890 and p value 0,00 (<0,005).
Discussion: Lack of knowledge lead to misconceptions about HIV / AIDS, it will
be a cause of stigma against people living with HIV. Other influencing factors are
myth and belief (religion). Conclusion: There is a significant correlation between
knowledge about HIV/AIDS and stigma towards people living with HIV/AIDS,
students with limited knowledge about HIV/AIDS had higher stigma towards
people living with HIV/AIDS. It is recommended that health education and health
promotion about HIV/AIDS did regularly at high schools, to increased students’
knowledge about HIV/AIDS.
Keywords: knowledge, HIV, AIDS, stigma

PENDAHULUAN posisi kedua dengan jumlah orang


Salah satu tujuan dari yang terinfeksi HIV sebanyak 9.950
Millenium Development Goals orang dan 4.598 orang dengan AIDS,
(MDGs) selain memerangi dengan prevalensi kasus (prevalence
tuberculosis dan malaria adalah rate) 12.27/100.000 penduduk.
memerangi Human Jumlah anak dan remaja (<1 tahun-
Immunodeficiency Virus (HIV)/ 19 tahun) yang terjangkit HIV sejak
Acquired Immunodeficiency tahun 1987 sampai tahun 2011
Syndrome (AIDS) dengan target sebanyak 1.929 orang (Kemenkes
mengendalikan penularan jumlah RI, 2011).
kasus baru (newly infected) pada Salah satu kendala dalam
tahun 2015. pengendalian HIV/AIDS adalah
Data statistik UNAIDS 2011 adanya stigma dan diskriminasi
mengungkapkan bahwa 36,9 juta terhadap Orang dengan HIV/AIDS
orang hidup dengan HIV, 2 Juta (ODHA). Stigma dan diskriminasi
pasien baru terinfeksi dan 1,2 ribu tidak saja dilakukan oleh masyarakat
orang meninggal karena HIV/AIDS awam yang tidak mempunyai
diseluruh dunia. Secara kumulatif pengetahuan yang cukup tentang
sejak tahun 1987 sampai dengan HIV/AIDS, tetapi juga oleh petugas
2011 terdapat 21.031 pasien dengan kesehatan termasuk mahasiswa
HIV, 7.312 pasien dengan AIDS dan kesehatan. Hal ini sesuai dengan
1.139 pasien yang meninggal karena penelitian Waluyo (2011) yang
HIV/AIDS. Jawa Timur berada pada dilakukan terhadap perawat di
beberapa Rumah Sakit di Jakarta,

107
 
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 4, No. 2, September 2016

diketahui bahwa masih tingginya atau sekitar 2 juta infeksi baru


stigma yang dilakukan perawat pertahun (Chen,2008).
terhadap ODHA. Kurangnya informasi yang
Stigma dan diskriminasi benar mengenai HIV/AIDS dan
terhadap ODHA dipengaruhi oleh penularannya disebabkan karena
tingkat pengetahuan dan persepsi. dianggap bahwa membicarakan hal
Stigma dan diskriminasi yang yang berbau sexual dianggap tabu
berhubungan dengan HIV/AIDS menyebabkan adanya halangan
sudah menjadi masalah kunci dalam (barrier) bagi anak muda untuk
pengendalian dan penatalaksanaan melindungi dirinya sendiri dari
HIV/AIDS (Deacon, 2005). Stigma perilaku yang beresiko tinggi
dan diskriminasi dapat mengurangi terjadinya penularan HIV (Agrawal,
akses terhadap pendidikan, 2002). Pengetahuan yang kurang
pengobatan, dan aksesterhadap juga memunculkan miskonsepsi
pelayanan kesehatan (Strode & dimasyarakat, contohnya sebuah
Grant, 2001). Stigma dan penelitian yang dilakukan pada orang
Diskriminasi yang dialami dan yang tidak mendapatkan pendidikan
dilakukan anak-anak dan remaja di India, 45% dari partisipan
berbeda dengan yang dialami dan menyatakan bahwa HIV dapat
dilakukan dewasa. Anak dan remaja ditularkan melaui gigitan nyamuk
sedang dalam proses perkembangan (Singh, 2002).
baik dari segi fisik, kognitif,maupun
sosial. Mereka mengintrepetasikan BAHAN DAN METODE
dan bereaksi terhadap stigma dengan Penelitian ini merupakan
cara yang berbeda dari dewasa (Cree, penelitian analitik cross-sectional,
2004). responden penelitian ini adalah siswa
Meskipun semua golongan SMK VI Surabaya sejumlah 74
usia beresiko tertular HIV tetapi orang. Instrumen penelitian
remaja dan dewasa muda berusia 15- menggunakan kuisioner pengetahuan
25 tahun lebih beresiko tertular. HIV/AIDS KQ-18 (Carey &
Menurut WHO dan the Joint United Schroder, 2002) yang kemudian
Nations Program on HIV/AIDS, dilakukan uji validitas dan
remaja lebih beresiko tertular HIV realibilitas terlebih dahulu dengan
sebagai akibat dari kurangnya nilai Croncbach Alpha 0,904.
informasi (knowledge), terlibat Kuisioner stigma diadaptasi dari
dalam perilaku beresiko, dan Preston et al, 1997, yang kemudian
kurangnya akses terhadap pelayanan dilakukan uji validitas dan reabilitas
kesehatan terutama mengenai dengan nilai Croncbach Alpha 0,923.
kesehatan reproduksi (Thanavanh, Data penelitian kemudian melalui
2013). Setiap hari 5.000 anak muda editing, coding dan analisis. Uji
berusia 15-25 tahun terinfeksi HIV, statistik menggunakan uji korelasi
Pearson, menggunakan SPSS 16.

108
 
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 4, No. 2, September 2016

HASIL
Tabel 1. Gambaran Karakteristik Siswa Kelas XI SMK VI Surabaya

Variabel Frekuensi (n) Presentasi (%)


Jenis Kelamin
Laki-laki 34 46
Perempuan 40 54
Jumlah 74 100
Usia
18 tahun 6 8
17 tahun 65 84
16 tahun 3 4
Jumlah 74 100
Agama
Islam 74 100
Katolik 0 0
Protestan 0 0
Hindu 0 0
Budha 0 0
Jumlah 74 100
Pengetahuan
Baik 15 20
Cukup 38 51
Kurang 21 29
Jumlah 74 100
Stigma
Tinggi 45 61
Sedang 27 36
Rendah 2 3
Jumlah 74 100

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh hasil koefisien korelasi -


diketahui bahwa terdapat 21 orang 0,890 yang berarti bahwa terdapat
(29%) siswa kelas XI SMKN VI hubungan korelasi negatif yang
Surabaya memiliki pengetahuan sangat kuat antara pengetahuan dan
yang kurang mengenai HIV/AIDS, stigma terhadap ODHA pada siswa
38 orang (51%) memiliki kelas XI SMKN VI Surabaya,
pengetahuan yang cukup dan 15 semakin rendah pengetahuan
orang (20%) memiliki pengetahuan mengenai HIV/AIDS, semakin tinggi
yang baik. Berdasarkan stigma stigma terhadap ODHA, dengan nilai
terhadap ODHA, 45 orang (61%) α = 0,00 (<0,005), Confident interval
siswa SMKN VI Surabaya memiliki 95%, yang berarti bahwa terdapat
stigma yang tinggi, 27 orang (36%) hubungan yang signifikan antara
memiliki stigma sedang, dan 2 orang pengetahuan dan stigma terhadap
(3%) memiliki stigma rendah ODHA pada siswa kelas XI SMKN
terhadap ODHA. VI Surabaya.
Berdasarkan uji statistik
menggunakan korelasi pearson,

109
 
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 4, No. 2, September 2016

PEMBAHASAN (2007) dan Pratikno (2008),


Sejak pertama ditemukan, menunjukan bahwa stigma dan
HIV/AIDS menyebabkan berbagai ODHA oleh petugas kesehatan
respon seperti penolakan, ketakutan, dipengaruhi oleh pengetahuan dan
stigma dan diskriminasi yang persepsi tentang HIV/AIDS.
menyebabkan terjadinya kecemasan Penelitian yang dilakukan Cock
dan prasangka terhadap ODHA (2002) menunjukan bahwa stigma
(Frederikson, 2007). dan diskriminasi terhadap ODHA
Berdasarkan hasil uji berhubungan dengan rasa malu
statistic, diperoleh koefisien korelasi (shame) dan menyalahkan (blame)
-0,890 yang berarti bahwa terdapat yang berhubungan dengan
hubungan korelasi negatif yang HIV/AIDS.
sangat kuat antara pengetahuan dan Faktor lain yang
stigma terhadap ODHA pada siswa menyebabkan terjadinya stigma dan
kelas XI SMKN VI diskriminasi adalah kepatuhan
Surabaya,semakain rendah terhadap agama. Pada penelitian ini,
pengetahuan mengenai HIV/AIDS, semua responden (100%) adalah
semakin tinggi stigma terhadap beragama Islam, karena penelitian ini
ODHA, dengan nilai α= 0,00 dilakukan pada saat sekolah yang
(<0,005), Confident interval 95%, menjadi tempat penelitian melakukan
yang berarti bahwa terdapat kegiatan Pondok Ramadhan.
hubungan yang signifikan antara Penelitian yang dilakukan Ahwan
pengetahuan dan stigma terhadap (2014) mengungkapkan bahwa
ODHA pada siswa kelas XI SMKN stigma dan diskriminasi yang
VI Surabaya. dilakukan oleh masyarakat Nahdlatul
Salah satu kendala dalam Ulama (NU) dilatarbelakangi oleh
pengendalian HIV/AIDS adalah kurang pengetahuan tentang
adanya stigma dan diskriminasi HIV/AIDS, persoalan pemahaman
terhadap Orang dengan HIV/AIDS dan cara pandang masyarakat NU
(ODHA). Herek dan apitiano (1999) terhadap persoalan HIV/AIDS dari
mengungkapkan bahwa timbulnya sudut pandang agama yang kurang
stigma dan diskriminasi terhadap tepat, dan yang terakhir adalah
ODHA disebabkan oleh faktor resiko terkait mitos tentang HIV/AIDS
penyakit ini yang berkaitan dengan yang beredar di masyarakat.
perilaku seksual yang menyimpang, Penelitian yang dilakukan Diaz
sekse bebas, dan penyalahgunaan (2012) di Puerto Rico juga
narkotika. menyatakan bahwa adanya peran
Stigma dan diskriminasi agama dalam membentuk konsep
terhadap ODHA dipengaruhi oleh tentang sehat dan sakit serta terkait
tingkat pengetahuan dan persepsi hal dengan adanya stigma teradap
ini sesuai dengan hasil penelitian ODHA. Penelitian lain juga yang
yang dilakukan oleh Mahendra dilakukan Andrewin (2008)

110
 
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 4, No. 2, September 2016

menyatakan bahwa terdapat terhadap ODHA, hal ini juga sama


hubungan antara kepatuhan dengan hasil penelitian yang
beragama dengan stigma dan dilakukan Dias (2006). Penelitian
diskriminasi kepada penderita yang dilakukan di Botswana oleh
HIV/AIDS. Letamo (2001) mengungkapkan
Stigma dan diskriminasi yang bahwa 68% dari pelajar yang diteliti
berhubungan dengan HIV/AIDS tidak meu membeli sayuran dari
sudah menjadi masalah kunci dalam seorang pedagang sayuran yang
pengendalian dan penatalaksanaan mengidap HIV/AIDS, dan 54 %
HIV/AIDS (Deacon, 2005). Stigma menolak diajar oleh guru yang
dan diskriminasi dapat mengurangi terinfeksi HIV, hal ini disebabkan
akses terhadap pendidikan, karena kurangnya pengetahuan siswa
pengobatan, dan akses terhadap mengenai cara penularan HIV.
pelayanan kesehatan (Strode & Kurangnya informasi yang
Grant, 2001). Stigma dan benar mengenai HIV/AIDS dan
Diskriminasi yang dialami dan penularannya disebabkan karena
dilakukan anak-anak dan remaja dianggap bahwa membicarakan hal
berbeda dengan yang dialami dan yang berbau sexual dianggap tabu
dilakukan dewasa. Anak dan remaja menyebabkan adanya halangan
sedang dalam proses perkembangan (barrier) bagi anak muda untuk
baik dari segi fisik, kognitif, maupun melindungi dirinya sendiri dari
sosial. Mereka mengintrepetasikan perilaku yang beresiko tinggi
dan bereaksi terhadap stigma dengan terjadinya penularan HIV (Agrawal,
cara yang berbeda dari dewasa 2002). Pengetahuan yang kurang
(Cree,2004). juga memunculkan miskonsepsi
Menurut penelitian Sosodoro dimasyarakat, contohnya sebuah
(2009) mengungkapkan bahwa penelitian yang dilakukan pada orang
terdapat hubungan yang signifikan yang tidak mendapatkan pendidikan
antara pengetahuan dan stigma di India, 45% dari partisipan
terhadap ODHA, dengan nilai Odds menyatakan bahwa HIV dapat
Ratio crude 3,37 yang berarti bahwa ditularkan melaui gigitan nyamuk
stigma terhadap ODHA ditemukan (Singh, 2002).
3,37 kali lebih banyak pada pelajar Penelitian yang dilakuka
dengan tingkat pengetahuan tentang Ahwan (2012) di lakukan pada
HIV/AIDS yang rendah daripada masyarakat basis anggota Nahdlatul
pelajar yang mempunyai tingkat Ulama (NU) Bangil mengungkapkan
pengetahuan tentang HIV/AIDS bahwa salah satu faktor pemicu
yang tinggi. tindakan stigmatisasi terhadap
Penelitian Brendan (2006) ODHA adalah kurangnya
mengungkapkan bahwa pengetahuan pengetahuan/informasi yang
tentang cara penularan HIV diperoleh masyarakat NU bangil
merupakan prediktor adanya stigma mengenai HIV/AIDS. Kurangnya

111
 
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 4, No. 2, September 2016

pengetahuan mengenai HIV/AIDS SIMPULAN DAN SARAN


ini menyebabkan masyarakat Simpulan
memiliki kesimpulan-kesimpulan Terdapat hubungan yang
yang tidak sesuai dengan signifikan antara pengetahuan
pengetahuan mengenai HIV/AIDS mengenai HIV/AIDS dengan stigma
yang sebenarnya. Terdapat beberapa terhadap ODHA, siswa dengan
pemahaman yang keliru mengenai pengetahuan yang rendah memiliki
HIV/AID, seperti HIV/AIDS bisa stigma yang tinggi terhadap ODHA.
menular melalui kontak sosial seperti Saran
bersalaman, makan bersama, Peneliti menyarankan
menghirup udara disekitar ODHA, pendidikan dan promosi kesehatan
dan lain-lain. Pemahaman yang mengenai HIV/AIDS dilakukan
keliru ini menyebabkan timbulnya secara regular di Sekolah Menegah
stigmatisasi terhadap ODHA. Faktor Atas untuk meningkatkan
penyebab stigmatisasi lain menurut pengetahuan para siswa mengenai
Ahwan adalah Mitos yang HIV/AIDS.
berkembang di masyarakat dan
pandangan agama. KEPUSTAKAAN
Pada penelitian ini
pengetahuan memiliki hubungan Agrawal,L.2002. Multiple
determinants are involved in HIV
yang sangat kuat dengan stigmatisasi
coreceptor use as demonstrated by
terhadap ODHA. Para siswa yang CCR4/CCL22 interaction in
menjadi responden penelitian tidak peripheral blood mononuclear cells
pernah mendapatkan pengetahuan (PBMCs). Journal of Leukocyte
tentang HIV/AIDS sebelumnya. Biology. 72(5): 1063-1074.
Siswa yang menjadi responden
penelitian 100% beragama Islam. Ahwan, Zainul. 2012. Stigma dan
diskriminasi HIV/AIDS pada ODHA
Menurut penelitian Ahwan (2012)
di masyarakat basis anggota
salah satu faktor penyebabnya Nahdlatul Ulama Bangil. Journal
adanya stigmatisasi terhadap ODHA Yudharta, 6(1):1-5.
adalah pandangan agama, agama
memiliki pengaruh yang kuat Andrewin, A. 2008. Stigmatization
terhadap cara pandang dan pola of Patients with HIV/AIDS among
perilaku manusia, atas nama agama Doctors and Nurses in Belize. AIDS
Patient Care and STDs.22 (11). 897-
bisa dijadikan sebagai justifikasi dan
906
kegitimasi untuk memberikan sikap
dan tindakannya, salah satunya Brendan, G, Maughan-Brown. 2006.
stigmatisasi. Padahal agama tidak Attitudes towards people with
mengajarkan tindakan stigmatisasi HIV/AIDS: Stigma and its
daam hal apapun, justru agama determinants amongst young adults
mengajarkan tentang nilai-nilai kasih in Cape Town, South Afric. South
African Review of sociology.
sayang kepada sesama manusia.
37(2):165-87.

112
 
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 4, No. 2, September 2016

Carey, Schroder. 2002. Development www.avert.org/aidsstigma.htm,


and psychometric evaluation of the Diakses pada12 Juni 2016.
brief HIV Knowledge Questionnaire.
Aids Education Preventive. Kemenkes RI. 2011. Statistik kasus
14(2):820172. HIV/IDS di Indonesia Dilapor s/d
September 2011. Ditjen PP & PL
Chen,M.2012. Prevalence of Kemenkes RI
undiagnosed HIV infection among
persons aged ≥13 years--National Letamo, G. 2001. HIV/AIDS-
HIV Surveillance System, United Related Stigma and Discrimination
States. Morbidity and Mortality among Adolescent in Botswana.
Weekly Report. 61(02): 57-64. African Population Studies.
2(19):192-203.
Cock. 2002. Shadow on the
continent: public health and Singh,S.2002. Knowledge, attitude,
HIV/AIDS in Africa in the 21st the perceived risks of infection and
century. The Lancet Journal. sources of information about
360(9326):67-72. HIV/AIDS among pregnant women
in an urban population of Delhi.
Cree, VE.2004. Stigma and Parental Journal Communicable Diseases.
HIV: Qualitative Social Work. 3(1): 34(1):23-34
7-25
Sosodoro, Ossie. 2009. Hubungan
Deacon H, Stephney I, Prosalendis S. Pengetahuan Tentang HIV/AIDS
2005. Understanding HIV/AIDS dengan Stigma Orang Dengan
stigma: A theoretical and Hiv/AIDS di Kalangan Pelajar SMA.
methodological analysis. Cape Berita Kedokteran Masyarakat.
Town: HSRC, Social Cohesion and 25(4): 210-217.
Integration Unit (SCI).
Strode A. 2001. The Role of Stigma
Dias, SF, Margarida, G, Matos, and Discrimination in Increasing
Aldina C,Goncalves. 2006. Aids- Vulnerability of Children and Youth
related stigma and attitude toward Infected With and Affected with
AIDS-infected people among HIV/AIDS. UK: Save The Children.
adolescents. AIDS Care. 18(3):208-
214. Thanavanh,B.2013. Knowledge,
attitudes and practices regarding
Diaz, Varaz. 2012. The Role of HIV/AIDS among male high school
Gender on HIV/AIDS Stigma students in Lao People's Democratic
Among Medical Students in Puerto Republic. Journal of The
Rico: Implications for Training and International AIDS Society. 16: 1-7.
Servise delivery. P R Health Science
Journal.31(4):220-2 Waluyo, Agung. 2014.
Understanding HIV-related Stigma
Frederikson, J and Kanabus. 2007. Among Indonesian Nurse. Journal
A HIV/AIDS Stigmam and Of The Association of Nurse in AIDS
discrimination. Available on: http:// Care. 26(1):69-

113
 

Anda mungkin juga menyukai