Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS JURNAL

HIV/AIDS

Disusun Oleh :

TITUS PERDANA PUTA


2120036
D3 KEP REGULER TK.II

Dosen : Ns. Nur Muji Astuti, S.Kep., M.Kep.

D3 KEPERAWATAN REGULER
STIKES HANG TUAH SURABAYA
TAHUN AJARAN 2022-2023
Analisis Jurnal

Latar Belakang
Salah satu hambatan paling besar dalam pencegahan dan penanggulangan Human
Imunnodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) di Indonesia
adalah masih tingginya stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
Stigma berasal dari pikiran seorang individu atau masyarakat yang memercayai bahwa penyakit
AIDS merupakan akibat dari perilaku amoral yang tidak dapat diterima oleh masyarakat. Stigma
terhadap ODHA tergambar dalam sikap sinis, perasaan ketakutan yang berlebihan, dan
pengalaman negatif terhadap ODHA. Banyak yang beranggapan bahwa orang yang terinfeksi
HIV/AIDS layak mendapatkan hukuman akibat perbu- atannya sendiri. Mereka juga
beranggapan bahwa ODHA adalah orang yang bertanggung jawab terhadap penu- laran
HIV/AIDS.1 Hal inilah yang menyebabkan orang dengan infeksi HIV menerima perlakuan yang
tidak adil, diskriminasi, dan stigma karena penyakit yang diderita. Isolasi sosial, penyebarluasan
status HIV dan penolakan dalam pelbagai lingkup kegiatan kemasyarakatan seperti dunia
pendidikan, dunia kerja, dan layanan kesehatan merupakan bentuk stigma yang banyak terjadi.1-
3 Tingginya penolakan masyarakat dan lingkungan akan kehadiran orang yang terinfeksi
HIV/AIDS menye- babkan sebagian ODHA harus hidup dengan menyem- bunyikan status.

2
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan riset explanatory un- tuk menemukan penjelasan tentang suatu
kejadian stig- ma ODHA dengan pendekatan potong lintang. Pengambilan data penelitian
dilakukan selama satu bu- lan, yaitu bulan Agustus sampai dengan September 2014, sedangkan
pengambilan sampel dilakukan dengan meng- gunakan tabel Isaac and Michael dengan derajat
kemak- naan 10%. Dalam tabel Isaac and Michael, dengan jum- lah populasi antara 20.000 –
25.000 orang dan derajat kemaknaan sebesar 10%, jumlah sampel yang dapat di- ambil sebanyak
270 orang. Untuk menghindari drop out sample, maka sampel ditambah sebesar 10% sehingga
jumlah sampel menjadi 297 dan dibulatkan menjadi 300 sampel. Sebanyak 300 kepala keluarga
dipilih secara propotional random sampling dari tiga kelurahan dengan jumlah penderita HIV
tertinggi di Kabupaten Grobogan. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner terstruktur
dengan mewawancarai responden. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah kepala rumah
tangga yang tinggal di salah satu dari tiga kelurahan terpilih dan bersedia men- jadi responden
dengan menandatangani informed con- sent. Sedangkan kriteria eksklusi dalam penelitian ini
adalah kepala keluarga yang tinggal di tiga kelurahan ter- pilih, namun menolak untuk
diwawancarai serta tidak berada di tempat atau di rumah saat penelitian di- lakukan.
Penelitian ini berlokasi di tiga kelurahan yaitu Kelurahan Purwodadi, Kelurahan Danyang, dan
Kelurahan Kuripan yang merupakan kelurahan dengan angka kejadian HIV terbanyak di antara
kelurahan lain. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan ku- esioner terstruktur
melalui wawancara tatap muka kepa- da 300 kepala rumah tangga terpilih.
Penelitian ini menggunakan teori Lawrence Green se- bagai referensi kerangka konsep dengan
melibatkan vari- abel faktor predisposing, enabling, dan reinforcing, yang meliputi pengetahuan
tentang IMS dan HIV/AIDS serta persepsi terhadap ODHA, akses sumber informasi HIV/AIDS,
persepsi responden terhadap sikap dan peri- laku tetangga, keluarga, dan tokoh masyarakat
terhadap ODHA. Sedangkan karakteristik responden meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, dan penda- patan.
Stigma diukur berdasarkan beberapa pertanyaan, di antaranya bila tinggal dekat dengan ODHA,
menyentuh tubuh ODHA, tidur dalam satu ruangan dengan ODHA, anak bermain dengan anak
ODHA, merawat ODHA dengan pilihan jawaban takut, tidak takut. Selain itu, ju- ga ditanyakan
bila keluarga, tetangga, teman, teman anak menjadi ODHA; pendapat responden bila ODHA
diku- cilkan oleh masyarakat, didiskriminasi oleh petugas apa- bila nama ODHA disebarluaskan
agar dapat dihindari dengan pilihan jawaban mendukung, tidak mendukung.
Analisis data dilakukan dengan uji statistik univariat memakai distribusi frekuensi, hubungan
antarvariabel yang diuji dengan menggunakan uji statistik kai kuadrat dan uji statistik multivariat
dengan menggunakan uji re- gresi logistik berganda.

3
Hasil Penelitian
Stigma terhadap ODHA masih banyak terjadi di masyarakat. Hal ini terlihat dari hasil
penelitian yang me- nunjukkan hampir separuh dari responden (49,7%) memiliki sikap negatif
terhadap ODHA. Bentuk stigma di antaranya tidak bersedia makan makanan yang disediakan
atau dijual oleh ODHA, tidak membolehkan anaknya bermain bersama dengan anak HIV, tidak
mau menggunakan toilet bersama dengan ODHA, bahkan menolak untuk tinggal dekat dengan
orang yang menun- jukkan gejala HIV/AIDS. Apabila terdapat ODHA dalam keluarga, mereka
merasa takut untuk tidur bersama de- ngan ODHA dan tidak bersedia merawat seperti menyi-
apkan makanan dan membersihkan peralatan makan, serta duduk dekat dengan orang-orang
terinfeksi HIV yang tidak menunjukkan gejala sakit.
Distribusi hasil uji statistik univariat berdasarkan karakteristik menunjukkan bahwa responden
dalam penelitian ini terbagi dalam dua kelompok usia dengan jumlah yang hampir sama, jumlah
responden laki-laki enam kali lipat lebih banyak daripada responden perem- puan. Responden
dengan pendidikan tinggi hanya sebe- sar 11,3% dan sebagian besar responden berpendidikan
rendah (tamat sekolah dasar).
Hasil uji multivariat dengan menggunakan regresi lo- gistik menunjukkan bahwa persepsi
responden terhadap ODHA dan faktor sikap keluarga terhadap ODHA meru- pakan variabel yang
berpengaruh pada stigma terhadap ODHA. Keluarga yang memiliki sikap negatif terhadap
ODHA memiliki kemungkinan empat kali lebih besar memberikan stigma dibandingkan dengan
keluarga yang memiliki sikap positif terhadap ODHA. Demikian juga responden yang memiliki
persepsi negatif terhadap ODHA memiliki kemungkinan dua kali lebih besar mem- berikan
stigma terhadap ODHA dibandingkan dengan responden yang memiliki persepsi positif.

4
Pembahasan Penelitian
Stigma terhadap ODHA dalam penelitian ini adalah sikap dan perilaku negatif seseorang
apabila berhadapan dengan ODHA. Fokus penelitian ini adalah mengidenti- fikasi bentuk stigma
masyarakat terhadap ODHA dan menganalisis hubungan faktor determinan yang berkon- tribusi
terhadap stigma masyarakat pada ODHA yang masih banyak terjadi di masyarakat.
Stigma muncul karena tidak tahunya masyarakat ten- tang informasi HIV yang benar dan
lengkap, khususnya dalam mekanisme penularan HIV, kelompok orang berisiko tertular HIV dan
cara pencegahannya termasuk penggunaan kondom.13,15 Stigma merupakan pengha- lang
terbesar dalam pencegahan penularan dan pengo- batan HIV. Selain itu, stigma terhadap ODHA
juga menyebabkan orang yang memiliki gejala atau diduga menderita HIV enggan melakukan
tes untuk mengetahui status HIV karena apabila hasilnya positif, mereka takut akan ditolak oleh
keluarga dan khususnya oleh pasangan. Munculnya stigma di masyarakat juga merupakan salah
satu kendala yang dihadapi dalam penanggulangan HIV/AIDS.1,16,17
Dalam hidup bermasyarakat, stigma juga menghala- ngi ODHA untuk melakukan aktivitas
sosial. ODHA menutup diri dan cenderung tidak bersedia melakukan interaksi dengan keluarga,
teman, dan tetangga. Hal ini disebabkan karena sebagian masyarakat beranggapan bahwa orang
dengan HIV positif adalah orang berperi- laku tidak baik seperti perempuan pekerja seksual,
peng- guna narkoba, dan homoseksual. Kelompok ini oleh se- bagian masyarakat dianggap
memengaruhi epidemi HIV/AIDS dan membuat masyarakat menjadi menolak dan membenci
kelompok tersebut.13,15,16,18
Lebih dari separuh responden dalam penelitian ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang
IMS dan HIV/AIDS dengan adanya beberapa pemahaman yang masih salah, seperti HIV dapat
ditularkan melalui pakaian atau benda-benda yang dipakai oleh ODHA dan orang yang
menderita HIV dapat menunjukkan gejala penyakitnya. Meskipun demikian, mayoritas
responden juga memahami dengan baik bahwa HIV dapat ditu- larkan melalui hubungan seksual
dan transfusi darah.
Pengetahuan tentang HIV/AIDS sangat memengaruhi sikap seseorang terhadap penderita
HIV/AIDS. Stigma terhadap ODHA muncul berkaitan dengan tidak tahunya seseorang tentang
mekanisme penularan HIV dan sikap negatif yang dipengaruhi oleh adanya epidemi
HIV/AIDS.14 Kesalahpahaman atau kurangnya penge- tahuan masyarakat tentang HIV/AIDS
sering kali berdampak pada ketakutan masyarakat terhadap ODHA, sehingga memunculkan
penolakan terhadap ODHA. Pemberian informasi lengkap, baik melalui penyuluhan, konseling
maupun sosialisasi tentang HIV/AIDS kepada masyarakat berperan penting untuk mengurangi
stig- ma.19
Pemberian pengetahuan atau informasi terkait HIV
adalah salah satu cara yang efektif untuk menjelaskan tentang pencegahan dan penularan HIV.
Seseorang de- ngan pengetahuan yang baik dan benar terkait HIV di- harapkan dapat
menurunkan bahkan menghilangkan stigma pada ODHA.18,20 Persepsi masyarakat terhadap
ODHA memiliki pengaruh terhadap sikap dan perilaku memberikan stigma. Hasil penelitian
sebelumnya menye- butkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian stigma
HIV/AIDS dengan pengalaman sese- orang dalam berinteraksi dengan ODHA, juga
berhubungan dengan pengalaman tentang adanya rasa malu dan menyalahkan yang berhubungan

5
dengan penyakit AIDS.21,22 Demikian juga persepsi terhadap penderita AIDS akan sangat
memengaruhi cara orang tersebut bersikap dan berperilaku terhadap ODHA.16
Terkait dengan akses media informasi tentang HIV/AIDS, mayoritas responden pernah
mendapatkan informasi terkait HIV/AIDS. Media televisi merupakan akses informasi yang
dipilih sebagian besar responden untuk mendapatkan informasi tentang HIV. Selain media
televisi, responden juga memperoleh informasi terkait HIV/AIDS melalui koran, radio, majalah,
dan internet.
Media telah lama digunakan untuk memberikan in- formasi terkait HIV/AIDS dengan tujuan
untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku pence- gahan penularan HIV/AIDS. Selain
itu, informasi ten-tang HIV/AIDS melalui media juga memberikan dampak dalam penurunan
stigma masyarakat terhadap ODHA, meskipun hal tersebut belum terjadi di semua negara dan
semua kalangan masyarakat. Masyarakat di daerah perkotaan cenderung lebih banyak
memanfaatkan media dibandingkan dengan masyarakat pedesaan. Kelompok masyarakat dengan
akses media lebih sering memiliki stigma yang lebih rendah dibandingkan dengan kelom- pok
masyarakat dengan akses media yang kurang.

6
Kesimpulan Penelitian
Faktor yang memengaruhi stigma terhadap ODHA di Kabupaten Grobogan adalah sikap
keluarga terhadap ODHA dan persepsi responden terhadap ODHA. Keluarga dengan sikap
negatif terhadap ODHA memili- ki kemungkinan empat kali lebih besar memberikan stig- ma
terhadap ODHA, sedangkan responden dengan sikap negatif terhadap ODHA memiliki
kemungkinan dua kali lebih besar dalam memberikan stigma terhadap ODHA.

Kelebihan dan Kekurangan Penelitian


Penulis menggunakan sumber-sumber literatur yang banyak, tersusun secara sistematis, dan
bahasa yang digunakan mudah dipahami dan Dalam jurnal tersebut penulis hanya
menyampaikan materi, tanpa ada pemaparan dalam bentuk tabel, grafik, maupun gambar
dokumentasi pada jurnal.

Anda mungkin juga menyukai