Disusun Oleh
Kelompok 11:
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah- Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Konsep Psikologi pada
Komunitas Pesisir dan Sumber Daya Manusia Kelautan" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas. Selain itu, makalah ini bertujuan
menambah wawasan tentang “Konsep Psikologi pada Komunitas Pesisir dan Sumber Daya
Manusia Kelautan” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada para pengajar yang telah memberikan
bimbingannya. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................................1
Daftar Isi..............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................3
A. Latar Belakang......................................................................................................…….3
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................7
A. Kesimpulan.....................................................................................................................14
B. Saran...............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................16
2
Komunitas Masyarakat Pesisir dan Sumber Daya Manusia Kelautan
BAB I
PENDAHULUAN
Wilayah pesisir dan lautan memiliki arti strategis karena merupakan wilayah peralihan antara
ekosistem darat dan laut, serta memiliki potensi sumber daya alam dan jasa-jasa lingkungan
yang sangat kaya. Namun, karakteristik laut tersebut belum sepenuhnya dipahami dan
diintegrasikan secara terpadu. Kebijakan pemerintah yang sektoral dan bias daratan, akhirnya
menjadikan lautan sebagai kolam sampah raksasa. Dari sisi social ekonomi, pemanfaatan
kekayaan laut masih terbatas pada kelompok pengusaha besar dan pengusaha asing. Nelayan
sebagai jumlah terbesar merupakan kelompok profesi paling miskin di Indonesia. Kekayaan
sumber daya laut tersebut menimbulkan daya tarik dari berbagai pihak untuk memanfaatkan
Bila dibandingkan dengan kelompok pelaku ekonomi lainnya, kelompok ekonomi yang
mengalami kondisi keterasingan dari dinamika perekonomian nasiaonal lebih parah terjadi
pada kelompok nelayan. Hal ini banyak bersumber dari sifat dasar arena aktifitas yang
dimiliki yang tidak memiliki dukungan perangkat hokum yang memadai, seperti tidak
dimungkinkannya pemilikan laut atau kawasan pantai sebagai asset produksi, kebutuhan
investasi yang relatif besar dan beresiko tinggi, serta luas pemasaran yang cenderung hanya
untuk memenuhi kebutuhan local. Kondisi seperti ini mengakibatkan kelompok masyarakat
didaratan.
3
Hal ini yang muncul di permukaan dalam hubungannya dengan peningkatan kualitas hidup
penetrasi nelayan asing terhadap sumber daya dan pasar domestic. Pengusaha dalam bidang
marine-bisnis nasional dengan modal besar dengan jaringan pasar yang luas dan pemanfaatan
teknologi yang hmpir mustahil tersaingi oleh kelompok masyarakat nelayan nasional. Upaya
perlindungan melalui peraturan daerah dan peningkata kemandirian kelompok masyarakat ini
merupakan agenda yang mendesak untuk segera dise;esaikan sebagai bagian integral
tidak hanya nampak pada tingkat pendapatan yang dimiliki, melainkam juga pada kualitas
hidup, pola aktifitas ekonomi, skala dan jenis output yang dihasilkan. Tentu saja pergantian
generasi pada kelompok masyarakat ini juga berlangsung secara marjinal dengan segala
konsekwensi social yang terbawa serta. Bila kieadaan seperti ini berlanjut, maka investasi
yang dibutuhkan untuk pengelolaan sumber daya kelautan, dan upaya pengembangan
B. Rumusan Masalah
Menurut Brian dan White dalam Widodo, menyatakan ada 4aspek yang terkandung dalam
1. Pembangunan harus memberikan penekanan pada kapasitas kepada apa yang harus
2. Pembangunan harus menekankanpada pemerataan (equity) perhatian yang tidak merata
pada masyarakat, akan memecahkan masyarakat dan akan menghancurkan kapasitas mereka.
3. Pembangunan mengandung arti pemberian kuasa dan wewenang yang lebih besar pada
rakyat. Hal pembangunan baru cukup bermanfaat bagi masyarakat bila mereka memiliki
4
wewenang yang sepadan. Pembangunan harus mengandung upaya peningkatan wewenang
pada kelompok masyarakat lemah. Koreksi terhadap keputusan-keputusan yang tidak adil
tentang alokasi hanya dapat dilakukan bila kelompok lemah ini mempunyai wewenang yang
sangat besar.
kendala sumber daya yang bterbatas dan langka akan menjadi pertimbangan pertama dalam
Pemberdayaan pada hakikatnya merupakan suatu usaha untuk mengatasi ketidak berdayaan
individu dan masyarakat, mengatasi adanya perasaan inpotensial – emosional dan sosial
pemberdayaan adalah peningkatan potensi atau daya individu dan masyarakat atas dasar
aspirasi dan kebutuhannya dan bertumpuh pada kemampuan dan perkembangan individu dan
Menurut Widodo, untuk dapat memberdayakan sumberdaya manusia dapat digunakan salah
satu paradigma yang disebut dengan paradigma pembanguna yang bertumpuh pada manusia.
Paradigma yang bertumpuh pada manusia ini, memberikan peran individu bukan sebagai
objek pembangunan, tetapi sebagai subjek (pelaku) yang menentukan tujuan, menguasai
pembangunan yang dipusatkan pada kepentingan rakyat sebagai lawan bagi pembangunan
5
Pokok pikiran dari paradigma pembangunan yang bertumpuh pada manusia, dijadikan
tumpuan dari pengelolaan sumber daya local yang disebut dengan community based
menekankan pada teknologi social learning, dan strategi perumusan program yang bertujuan
6
BAB II
PEMBAHASAN
Sektor kelautan mulai diperhatikan oleh pemerintah Indonesia dalam pembangunan sejak
Repelita VI rezim Orde Baru. Sejak kemerdekaan sampai awal Repelita VI tersebut,
pemerintah lebih memperhatikan eksploitas sumber daya daratan, karena pada masa tersebut
daratan mempunyai potensi yang sangat besar, baik sumber daya mineral maupun sumber
daya hayati, seperti hutan. Namun setelah hutan ditebang habis sumber minyak dan gas baru
Potensi kelautan Indonesia sangat besar dan beragam, yakni memiliki 17.508 pulau dengan
garis pantai sepanjang 81.000 Km dan 5,8 juta kilometer laut atau sebesar 70% dari luas total
Namun potensi kelautan yang besar tersebut baru dimanfaatkan sebagian kecilnya saja.
Sebagai contoh, potensi perikanan laut baru dimanfaatkan sebersar 62% saja. Potensi
perikanan pantai dan lautan juga baru dimanfaatkan sebagian kecil saja. Demikian juga
pariwisata bahari baru dimanfaatkan pada pulau-pulau tertentu saja. Biota laut untuk
pengembangan industri pangan, kosmetik, dan farmasi baru sebagian kecil dimanfaatkan.
Jasa perhubungan laut antara pulau di tanah air maupun dengan negara-negara lain sebagian
7
besar masih didominasi oleh pelayaran asing. Sumber minyak dan gas buni dilaut sudah
banyak dimanfaatkan, namun baru sebagian kecil dari potensi yang ada.
1. Masalah
Ada beberapa masalah yang dilihat dari beberapa aspek yang dihadapi dalam pemanfaatan
2. Masih kurangnya keterlibatan dan kemampuan masyarakat lokal untuk berpartisipasi secara
aktif dan diberdayakan dalam upaya berbagai pelestarian lingkungan serta dalam proses
a. Belum dilaksanakannya secara optimal dan berkelanjutan kegiatan pemanfaatan dan
pengelolaan sumber daya pesisir karena keterbatasan modal, sarana produksi, pengetahuan
dan keterampilan, serta faktor eksternal seperti keterbatasan pelayanan dan penyediaan
b. Masih perlu ditingkatkannya koordinasi dalam penyusunan perencanaan dan pengambilan
pesisir.
8
Masih rendahnya pengertian dan kesadaran masyarakat untuk melindungi, menjaga
perencanaan dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya
pesisir dan perairan karena selama ini masih terdapat banyak tumpang tindih wewenang dan
tanggung jawab diantara lembaga-lembaga pemerintah dan nono pemerintah yang terkait.
c. Belum dikelolahnya potensi sumber daya pesisir khususnya perikanan secara optimal
sebagai suatu usaha yang dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap peningkatan
d. Belum dikembangkan secara optimal potensi pariwisata sebagai salah satu sektor andalan
9
3. Studi Kasus
Pada umumnya, kerusakan tumbuh karang yang ada pada wilayah Indonesia disebabkan oleh
bahan beracun dan juga aktifitas penambangan karang untuk bahan bangunan, reklamasi
pantai, kegiatan pariwisata yang kurang bertanggung jawab, dan sedimentasi akibat
Tingkat pencemaran di beberapa kawasan pesisir dan lautan di Indonesia pada saat ini telah
berada pada kondisi yang sangat memprihatinkan. Kawasan yang termasuk kategori tingkat
pencemaran yang tinggi adalah Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah,
Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalimatan Timur, Riau, Lampung, dan sulawesi Selatan.
Kalimantan Selatan, DI Aceh, Jambi, Maluku, Sulawesi Utara. Sedangkan kawasan yang
Dari seluruh perairan di Indonesia, wilayah yang rentan terhadap pencemaran yang
diakibatkan oleh tumpahan minyak adalah selat malaka, selat makassar, dan jalur-jalur yang
dilalui kapal tangker. Posisi strategi tersebut disamping memberikan manfaat secara ekonomi,
dilain pihak juga mengundang resiko terhadap bahaya kerugian dari segi ekologis. Kerugian
secara ekologis tersebut berdampak cukup luas baik secara ekonomis maupun sumber daya
alam.
10
Pengembangan kelompok nelayan tidak dapat hanya didekati dari sudut yang sempit atau
secara sektoral. Pengembangan suatu sistem yang didasari oleh pendekatan pembangunan
masyarakat, merupakan cara yang terbaik. Dalam hubunga ini, pengembangan kualitas
kelembangaan, kualitas sumber daya manusia, dan infrastruktur penunjang dan atau
pemanfaatan infrastruktur yang telah ada kedalam skenario pengembangan, merupakan suatu
mempertahankan diri dan terlindungi dari pola interaksi yang sehat dengan kelembagaan lain
D. Strategi Pengembangan
Terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam strategi pengembangan, yaitu :
a. Penentuan kelompok sasaran yakni keluarga nelayan dengan melakukan pemetaan kulitas
b. Selanjutnya ditentukan sasaran wilayah pengembangan yang merupakan pemetaan sumber
daya biota laut yang paling layak untuk dikembangkan baik dari sudut daya dukung yang
dimiliki maupun terhadap daya saing pada pasar regional, nasional, dan global.
c. Kemudian dirumuskan kendala kelembagaan yang dimiliki, baik yang telah melekat secara
kendala kelembagaan.
d. Langkah penting lainnya adalah penentu mitra usaha bagi para kelompok nelayan, baik
dari lembaga pemerintah maupun swasta nasional atau asing. Dalam hubungan ini dilakukan
11
e. Perumusan model monitoring dan evaluasi dan lembaga-lembaga terkait.
Terdapat beberapa aspek yang perlu mendapat perhatian dan dirumuskan, baik dalam bentuk
peraturan pemerintah, maupun aturan main koperasi nelayan dan atau unit usaha nelayan
yang terbentuk sebagai tindak lanjut pembentukan kelompok nelayan yang telah dilakukan
sebelumnya. Adapun aspek-aspek tersebut, paling tidak menyangkut beberapa hal utama :
a. Rumusan bentuk profit shering antara anggota kelompok nelayan, koperasi dan pelaku
b. Hak dan kewajiban anggota dan pola manajemen kelompok / koperasi / unit usaha.
c. Sebagai lembaga yang menjembatani pihak nelayan dengan lembaga financial /
d. Perluasan pelayan koperasi atau kelompok nelayan yang bersifat non ekonomis, seperti
pelayanan jasa financial, bantuan teknis baik terhadap usaha ekonomi ekonomi yang
dilakukan maupun terhadap pemeriharaan asset produksi yang dimiliki, maupun terhadap
12
Pengembangan model adaptasi teknologi, khususnya pembudidayaan hasil laut, merupakan
tahapan yang paling strategis. Adaptasi teknologi yang dimaksud disini bukan hanya yang
peningkatan kemampuan manejerial. Adapun tahapan dari materi yang akan ditawarkan
a. Pelatihan dan percontohan dalam bidang budidaya hasil laut. Aktifitas ini dilakukan secara
bertahap dan bergilir terhadap kelompok masyarakat nelayan pada wilayah sasaran.
b. Pemagangan bagi kelompok nelayan yang merupakan target pada tahap lebih lanjut pada
kelompok yang telah terlatih sebelumnya atas pengawasan kelompok penyuluhan, akan akan
c. Studi banding di daerah yang lebih maju, kelompok nelayan yang kemudian hari
dianggapsanggup sebagai pengerak kelompok akan dipilh untuk berkunjung pada daerah
d. Materi dasar yang akan merupakan titik bertkan proses adaptasi teknologi adalah :
Keterkaitan fungsional antara kegiatan budidaya hasil laut dan lingkungan hidup.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang menjadi kesimpulan
Pemberdayaan pada hakikatnya merupakan suatu usaha untuk mengatasi untuk mengatasi
Bila dilihat dari studi kasus, maka dapat disimpulkan bahwa masih kurangnya masyarakat
pesisir terhadap ancaman kerusakan pesisir dan laut, seperti kegiatan-kegiatan perikanan
yang bersifat desktruktif, yaitu penggunaan bahan-bahan peledak, bahan beracun, dan
lain-lain
Bila dibandingkan dengan kelompok ekonomi lainnya, kelompok pelaku ekonomi yang
mengalami keterasingan dari dinamika perekonomian nasional lebih parah terjadi pada
kelompok nelayan.
14
Rendahnya pemanfaatan potensi sumber daya pesisir dan lautan yang sedemikian besar
terutama disebabkan karena berbagai macam Kendala yang dihadapi terutama pada
B. Saran
Makalah ini masih memiliki kekurangan olehnya itu kritik yang sifatnya membangun sangat
kami harapkan.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim, 2003. Pedoman Umum Perberdayaan Masyarakat di Dalam dan Di Sekitar Hutan,
Jakarta.
3. Dewi Mayavanie Susanti, TT. Peranan Perempuan Dalam Upaya Penanggulangan
Kemiskinan.
5. Gregorius Sahdan, 2008. Menanggulangi Kemiskinan Desa. Jurnal Ekonomi Rakyat.
16