DISUSUN OLEH:
PUTRI NOPITA SARI (A1F018001)
DOSEN PENGAMPU:
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang. Puji syukur kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Pancasila dengan judul “Upaya Pengentasan Kemiskinan Melalui
Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Kearifan Lokal”.
Makalah ini telah disusun dengan maksimal berdasarkan kajian pustaka dari
berbagai sumber. Penulis mengucapka terima kasih kepada Bapak... selaku Dosen
Pengampu mata kuliah Pancasila yang telah memberikan arahan serta
bimbingannya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi isi, susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, Penulis
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini menjadi lebih baik lagi dan dapat memberikan manfaat untuk kita
semua.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat untuk penulis
pribadi serta dapat memberikan manfaat maupun inpirasi bagi pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
2.1 Konsep Pemberdayaan Masyarakat Miskin ........................................................ 3
2.2 Kearifan Lokal .................................................................................................... 4
2.3 Konsep Pemberdayaan Masyarakat Miskin Berbasis Kearifan Lokal ................ 6
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 8
3.2 Saran ................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 9
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Menjelaskan konsep pemberdayaan masyarakat miskin.
2. Mengetahui serta memahami istilah kearifan lokal.
3. Menjelaskan upaya pemberdayaan masyarakat miskin berbasis kearifan
lokal.
3
BAB II
PEMBAHASAN
terbentuk dari proses yang sama pula dimana mereka saling berinteraksi dalam
lingkungan yang sama. Menurut teori Human Ecology terdapat hubungan timbal
balik antara lingkungan dengan tingkah laku manusia. Lingkungan dapat
mempengaruhi tingkah laku atau sebaliknya, tingkah laku juga dapat
mempengaruhi lingkungan.
Bangsa Indonesia dianugrahi dengan berbagai ragam dan bidang kearifan
lokal dalam berbagai bentuk di seluruh nusantara. Pengrajin Batik atau tradisi
memproduksi batik baik di Jawa dan telah berkembang di luar pulau Jawa,
kerajinan ukir patung suku Asmat di Papua juga merupakan bagian dari kearifan
lokal (local wisdom) atau kearifan tradisional dalam masyarakat kita yang telah
menjadi tumpuan aktivitas ekonomi komunitas tertentu. Dalam bidang
lingkungan, bagaimana masyarakat Lampung mempunyai cara melestarikan hutan
damar yang getahnya merupakan sumber penghasilan. Masyarakat Bali dengan
subaknya yang terkenal, sampai sekarang memelihara tradisi tersebut untuk terus
menjamin hasil pertanian padi dari sawahnya.
Dalam bidang-bidang lainnya, satu deretan panjang mengenai kearifan
lokal/traditional dapat dikembangkan menjadi kekuatan yang berarti dalam
mendorong keberdayaan masyarakat khususnya secara ekonomi. Dalam bidang
jasa, kita temui di kota-kota besar tukang sol (perbaikan) sepatu yang berkeliling
menyusuri gang-gang sempit menawarkan jasanya untuk memperbaiki berbagai
jenis alas kaki. Sebagian besar mereka merupakan pendatang dari daerah Garut
Selatan. Kita juga dapati pengusaha barang bekas khususnya besi/baja (scrap)
yang kebanyakan berasal dari Madura. Di pasar tradisional dan pusat-pusat
pertokoan kecil, kita sering menemui seseorang dengan buku catatan kecil yang
mendatangi pedagang satu persatu. Mereka ini adalah tukang kredit yang
kebanyakan datang dari Tasikmalaya. Jadi Tasikmalaya terkenal bukan hanya
dengan kerajinan bambu dan pandan, tapi juga dengan tukang kredit.
Apa yang telah diutarakan diatas dan masih banyak lagi, adalah bagian
dari budaya kita yang berbentuk kearifan lokal. Kearifan lokal tersebut telah lahir
dan berkembang dari generasi ke generasi seolah-olah bertahan dan berkembang
dengan sendirinya. Kelihatannya tidak ada ilmu atau teknologi yang
mendasarinya, tetapi sesungguhnya, telah terjadi proses transfer of knowledge
yang berlangsung secara alami. Tanpa ada pendidikan atau pelatihan formalpun
penerusan keahlian itu terus berkembang, meskipun dalam beberapa dekade
terakhir telah diperkuat dengan berbagai pelatihan formal yang diselenggarakan
pemerintah. Kearifan tersebut telah terpelihara dan tumbuh dalam masyarakat itu
sendiri. Awalnya jangkauan pasar mereka adalah pasar lokal dan kebutuhan
masyarakat setempat dan kadang-kadang meluas kedesa-desa tetangganya. Tapi
sekarang ini kita dapat melihat jangkauan mereka sudah menjadi nasional malah
terkadang internasional. Ini menampakkan bahwa kearifan lokal menjadi suatu
wujud tulang punggung aktivitas ekonomi dalam komunitas tertentu.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Strategi pendekatan yang ditempuh dalam melaksanakan proses
pemberdayaan yaitu (1) needs oriented, ialah pendekatan yang didasarkan
kepada kebutuhan masyarakat; (2) endogenous, ialah pendekatan dengan
cara menggunakan dan menggali apa yang dimiliki oleh masyarakat
setempat; (3) self reliant, ialah sikap yang perlu diciptakan pada setiap
orang atau setiap warga belajar agar percaya diri atau memiliki sikap
mandiri; dan (4) ecologically sound, ialah suatu pendekatan yang
memperhatikan dan mempertimbangkan aspek lingkungan.
2. Kearifan lokal merupakan entitas yang sangat menentukan harkat dan
martabat manusia dalam komunitasnya. Hal itu berarti kearifan lokal yang
di dalamnya berisi unsur kecerdasan kreativitas dan pengetahuan lokal dari
para elit dan masyarakat yang menentukan pembangunan peradaban
masyarakatnya. Untuk melestarikan kearifan lokal yang berkembang dan
tetap bertahan sampai saat ini, diperlukan pemahaman dasar mengenai
proses-proses kejiwaan yang membangun dan mempertahankannya.
Proses-proses itu meliputi pemilihan perhatian, penilaian, pembentukan
dan kategorisasi konsep, atribusi-atribusi, emotion, serta memori.
3. Demi melaksanakan program pengentasan kemiskinan guna meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, maka perlu kiranya melakukan beberapa
aktivitas yang berangkat dari usaha menginventarisasikan konsep-konsep
atau persepsi tentang masalah sosial dan juga kemiskinan dari sudut
pandang komuniti atau masyarakat yang mengalaminya. Disamping itu,
sebagai pemerintah yang melaksanakan dan menerapkan program
pemerintah tersebut maka perlu diperhatikan sistem penerapan yang ada
yang terkait dengan sistem birokrasi pemerintah yang mendominasi
budaya nasional.
3.2 Saran
Perlu dilakukan kajian lebih lanjut mengenai pengentasan kemiskinan
melalui penguatan kearifan lokal serta perlu dilakukannya penyusunan program-
program pemberdayaan mayarakat secara kongkrit dapat mengatasi permasalahan
kemiskinian.
9
DAFTAR PUSTAKA