Anda di halaman 1dari 9

KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE)

DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


PRASEJAHTERA

PURNAMA SARI
Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan
FISIP Universitas Galuh Ciamis

ABSTRAK
Tujuan diadakannya kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah
untuk membentuk Kelompok Usaha Bersama (KUBE) kepada kaum perempuan
yang termasuk ke dalam masyarakat prasejahtera di Dusun Gunungsari RT 05,
memberikan pelatihan kreatifitas sebagai media peluang usaha dan melakukan
pendampingan usaha. Adapun manfaat dari kegiatan ini diharapkan dapat
menumbuhkan semangat berwirausaha bagi masyarakat prasejahtera melalui
pembentukan kelompok usaha bersama, memberdayakan potensi masyarakat
prasejahtera khususnya kaum perempuan dalam meningkatkan pendapatan
keluarga melalui peningkatan usaha ekonomi kreatif dan meningkatkan
pendapatan ekonomi lokal dan wilayah pada umumnya.
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut: (1)
Focus Group Discussion (FGD) untuk tahap evaluasi awal untuk mengatahui
potensi peserta dalam membuat suatu produk yang akan dijadikan media usaha;
(2) Metode ceramah untuk tahap sosialisasi program KUBE; (3) Metode
demonstrasi untuk tahap pelatihan keterampilan pembuatan produk.
Hasil dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dapat diambil
beberapa kesimpula, yaitu: (1) Terbentuknya Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
yang beranggotakan ibu-ibu rumah tangga yang termasuk ke dalam masyarakat
prasejahtera di RT 05 Dusun Gunungsari; (2) Produk makanan kue kering,
keripik pisang dan keripik singkong merupakan produk yang dijadikan media
usaha bagi para peserta; (3) Pendampingan usaha dengan memberikan
pemahaman mengenai bagaimana mengelola dan mengembangkan usaha kecil.

Kata Kunci: Kelompok Usaha Bersama, Masyarakat Prasejahtera

A. PENDAHULUAN mengentaskan kemiskinan tersebut


Kemiskinan merupakan topik pemerintah telah mengeluarkan dana
yang paling sering dibicarakan dalam yang cukup besar. Pada tahun 2004
pembangunan ekonomi Indonesia. telah dikucurkan dana mencapai Rp 18
Dalam RPJM 2010 – 2014 secara triliun, dan kemudian meningkat
spesifik telah disebutkan bahwa target menjadi Rp 23 triliun pada tahun 2005.
yang ingin dicapai adalah menurunkan Sementara selama periode 2006 naik
penduduk miskin dari 16,7 % tahun hampir dua kali lipat menjadi Rp 42
2004 menjadi 8,2 % tahun 2009 triliun dan bertambah menjadi Rp 51
(Bappenas, 2007). Untuk triliun pada tahun 2007 (Bappenas,
2007). Pada akhir Maret tahun 2009

H a l a m a n | 99
anggaran kemiskinan sudah bertambah Indonesia. Berdasarkan data BPS
menjadi Rp 66,2 T dengan penurunan hingga September 2013, terlihat,
angka kemiskinan hanya sebesar 1,27% jumlah penduduk dengan pengeluaran
dari tahun 2008 (BPS,2009). Anggaran per kapita per bulan di bawah garis
kemiskinan yang besar tersebut kemiskinan mencapai 28,55 juta.
diharapkan mampu menurunkan angka Sebanyak 11,47 persen dari total
kemiskinan yang signifikan. penduduk Indonesia, masih hidup di
Pemerintah Indonesia telah bawah garis kemiskinan. "Angka ini
memberi perhatian yang besar dan bertambah 480.000 orang dibanding
sangat serius terhadap penanggulangan survei terakhir pada Maret 2013," ujar
kemiskinan. Seluruh upaya dan Kepala BPS, Suryamin di Jakarta,
kebijakan afirmatif untuk mempercepat Kamis (2/1, 2014).
dan memperluas upaya pengurangan Di Indonesia pembangunan
kemiskinan di Indonesia sejak 2012 desa merupakan bagian integral dari
diintegrasikan ke dalam rencana induk pembangunan nasional yang dititik
(masterplan) percepatan dan perluasan beratkan pada pembangunan ekonomi
pengurangan kemiskinan Indonesia dengan peningkatan tarap hidup
(MP3KI). Kebijakan ini mencakup masyarakat. Dalam usaha
seluruh program penanggulangan meningkatkan taraf dan kualitas hidup
kemiskinan yang selama ini telah ada. masyarakat di pedesaan perlu digali
Mulai dari pemberian bantuan dan cara-cara pengelolaan usaha yang
perlindungan sosial, pemberdayaan paling sesuai. Salah satu potensi yang
masyarakat, pengembangan usaha kecil dapat dikembangakan adalah
dan mikro, serta program prorakyat pembinaan kelompok-kelompok
penyediaan prasarana/sarana murah. masyarakat sebagai media peningkatan
Program-program bantuan kemiskinan, taraf dan kualitas hidup mereka.
diantaranya seperti Program Kartu Mubyarto dalam Yuniarti (2014)
Miskin, Program Beras Miskin, menyatakan bahwa kualitas manusia
Program Bantuan Produktif seperti memang menjadi tujuan pembangunan
Kredit modal Usaha, Kredit Usaha dan kualitas tersebut yang di mengerti
Tani, Bantuan Bibit Pertanian Subsidi sebagai manusia yang mandiri dan
Pupuk, dll, Program bantuan bermanfaat, manusia yang lebih
Pendidikan dan Kesehatan, dan produktif, efisien dan bermoral.
program-program kemiskinan lainnya. Langkah yang sangat penting
Namun sayang, program dalam proses pelibatan masyarakat itu
pemberantasan kemiskinan itu tidak adalah pembentukan kelompok usaha
sejalan dengan fakta di lapangan. bersama. Melalui kelompok akan
Terlihat belum memberikan dampak dibina solidaritas, kerjasama,
yang besar terhadap penurunan angka musyawarah, rasa aman dan percaya
kemiskinan. Sampai saat ini tingkat kepada diri sendiri. Hal-hal tersebut
kemiskinan masih tetap tinggi di dapat pula merujuk kepada ajaran

H a l a m a n | 100
agama. Salah satu cara yang efektif berfungsi melakukan persiapan sosial
untuk membentuk kelompok adalah menjadi penting. Persiapan sosial tidak
melalui pendekatan agama atau lain adalah mengajak segenap anggota
kepentingan yang sama secara kelompok sasaran untuk mulai bersedia
primordial (Yuniarti, 2014). melakukan kegiatan mempersiapkan
Keompok Usaha Bersama diri dengan mengidentifikasi kebutuhan
(KUBE) merupakan salah satu upaya dan mencari solusinya (Karsidi, 2005).
pemerintah dalam hal pengentasan Hasil penelitian Marwanti
kemiskinan melalui Kementerian (2011) menemukan bahwa rumusan
Sosial Republik Indonesia (Kemsos model pemberdayaan masyarakat
RI). Program KUBE ini terbentuk melalui pembelajaran pendidikan
dalam dua versi, yakni kelompok yang keaksaraan terintegrasi dengan life
terbetuk oleh keinginan anggota atau skills berbasis potensi daerah dapat
masyarakat yang bersangkutan, adapula meningkatkan antusiasme dan motivasi
yang terbentuk secara dadakan karena peserta didik karena mereka tidak
akan menerima bantuan dana KUBE. hanya memperoleh kemampuan
Pembentukan KUBE ini diperlukan pedagogis melainkan juga kemampuan
pendampingan kepada masyarakat ekonomis. Dari hasil penelitian dengan
miskin oleh berbagai pihak terkait pendekatan research and development
seperti pemerintah, organisasi sosial yang dilakukan direkomendasikan agar
maupun dari kalangan akademisi dan pendidikan life skills berbasis potensi
pihak lainnya, dikarenakan masyarakat daerah perlu dikembangkan di seluruh
yang menjadi sasaran program ini tidak wilayah Indonesia dengan
mengetahui adanya program seperti ini memperhatikan perbedaan potensi
dan tidak tau cara membentuknya. lokal daerah dan life skills yang
Pemberdayaan masyarakat diminati peserta didik. Pemberian
perlu digalakan untuk meningkatkan pelatihan life skills yang diberikan
ekonomi keluarga. Pembentukan kepada masyarakat prasejahtera
kelompok masyarakat yang mandiri diharapkan dapat dipakai sebagai bekal
secara ekonomi berdasarkan untuk bekerja ataupun membuka usaha
kepentingan yang sama akan mandiri.
menciptakan terbina solidaritas, Dari pernyataan di atas dapat
kerjasama, musyawarah, rasa aman dan disimpulkan bahwa tidak hanya
percaya kepada diri sendiri. Melalui melakukan pendampingan
kelompok, para anggota akan pemberdayaan kepada masyarakat saja
menyusun program dan merasakan dalam upaya membentuk KUBE,
adanya perkembangan dan kemajuan melainkan harus disertai dengan
sebagai hasil kegiatan mereka. Mereka pembekalan kreatifitas sebagai media
akan dibawa beralih dari situasi untuk menciptakan peluang usaha.
rutinitas ke situasi kerja kelompok. Tujuan penulisan artikel ini adalah
Disinilah peran motivator luar yang

H a l a m a n | 101
untuk memberikan gambaran atau sekelompok orang, laki-laki dan
pelaksanaan program KUBE. perempuan, dalam menjalani
kehidupan secara bermartabat. Faktor
B. LANDASAN TEORITIS Ekstern penyebab terjadinya
Kemiskinan adalah suatu kemiskinan antara lain:
kondisi yang menggambarkan • Ketidak merataan kesempatan untuk
ketidakmampuan orang baik sebagai mengakumulasikan basis kekuatan
individu maupun kelompok untuk sosial, yang tidak terbatas pada
memenuhi hak-hak dasar secara layak modal produktif atau aset (tanah,
dan mengembangkan kehidupan yang perumahan, kesehatan dan lain-lain),
bermartabat. tetapi juga meliputi sumber-sumber
Pendekatan yang dipakai dalam keuangan (penghasilan dan kredit).
menelaah permasalahan kemiskinan Jaringan sosial untuk memperoleh
sekarang ini lebih mendudukan posisi pekerjaan, barang-barang,
kelompok miskin itu sebagai center pengetahuan dan ketrampilan yang
subject. Konsep-konsep untuk memadai, serta informasi yang
penanganan masalah kemiskinan mulai bermanfaat untuk meningkatkan
menggeser pola yang pada awalnya kesejahteraan hidup.
lebih pada upaya pemenuhan • Keterbatasan informasi, ketidak
kebutuhan dasar manusia atau terjangkauan komunikasi,
kebutuhan minimum menjadi menyebabkan tidak terjangkaunya
pendekatan yang lebih memanusiakan. pelayanan dan bantuan dari lembaga
Secara umum kemiskinan sekarang pemberi bantuan.
dipandang sebagai kondisi dimana • Lingkungan sosial budaya yang
seseorang atau sekelompok orang, laki- mengakibatkan kurang tingginya
laki dan perempuan, tidak terpenuhi hasrat untuk lebih maju dalam
hak-hak dasarnya secara layak untuk kehidupan duniawi.
menempuh dan mengembangkan • Adanya kebijakan publik yang bias
kehidupan yang bermartabat. Cara pihak dan mengorbankan posisi
pandang kemiskinan ini beranjak dari rakyat sebagai implikasi
pendekatan berbasis hak yang pembangunan.
mengakui bahwa masyarakat miskin, (Sumber: Ditjen Dayasos & PK, 2014)
baik laki-laki maupun perempuan, Pengentasan kemiskinan
mempunyai hak-hak dasar yang sama dilakukan dengan berbagai strategi
dengan anggota masyarakat lainnya. yang sistematis, terpadu dan
Kemiskinan tidak lagi dipahami berkesinambungan diantaranya dengan
hanya sebatas ketidak mampuan melakukan kegiatan pemberdayaan
ekonomi, tetapi juga kegagalan sosial. Salah satunya dengan
pemenuhan hak-hak dasar dan meningkatkan kapasitas dan
perbedaan perlakuan bagi seseorang mengembangkan kemampuan dasar

H a l a m a n | 102
serta berusaha masyarakat miskin. anggota, memecahkan masalah sosial
Pemberdayaan sosial juga yang dialaminya dan menjadi wadah
memfokuskan pada menggerakkan
pengembangan usaha bersama (Ditjen
partisipasi sosial masyarakat miskin
dengan melibatkan seluruh sasaran Dayasos & PK, 2014).
diantaranya dengan kegiatan KUBE merupakan salah satu
pengembangan kewirausahaan. Pada target pembangunan pedesaan dengan
dasarnya pemberdayaan sosial adalah pemberdayaan masyarakat pedesaan,
semua upaya yang diarahkan untuk terutama masyarakat miskin. Menurut
menjadikan warga negara yang Bachtiar & Jamaludin (2011) KUBE
mengalami masalah sosial mempunyai dimaksudkan untuk meningkatkan
daya sehingga mampu memenuhi kesejahteraan sosial para kelompok
kebutuhan dasarnya (Ditjen Dayasos & miskin yang meliputi:
PK, 2014). 1. Terpenuhinya kebutuhan hidup
Salah satu cara untuk sehari-hari,
menanggulangi kemiskinan adalah 2. Meningkatnya pendapatan
dengan meningkatkan usaha ekonomi keluarga,
produktif. Usaha ekonomi produktif 3. Meningkatnya pendidikan, dan
adalah serangkaian kegiatan yang 4. Meningkatnya derajat kesehatan.
ditujukan untuk meningkatkan Dinsos daerah memiliki
kemampuan dalam mengakses sumber beberapa penyesuaian-penyesuaian
daya ekonomi, meningkatkan syarat mendirikan KUBE, sehingga
kemampuan usaha ekonomi, biasanya secara umum syarat
meningkatkan produktivitas kerja, membentuk Kelompok Usaha Bersama
meningkatkan penghasilan dan adalah:
menciptakan kemitraan usaha yang 1. Anggota KUBE terdiri dari 5-10
saling menguntungkan. anggota masyarakat.
Kelompok Usaha Bersama 2. Memiliki anggota kepengurusan
(KUBE) adalah himpunan dari atau panitia yang nantinya akan
mengelola kegiatan usaha yang
keluarga yang tergolong masyarakat
direncanakan, terdiri dari 1 ketua, 1
miskin yang dibentuk, tumbuh dan sekretaris, 1 bendahara, dan sisanya
berkembang atas dasar prakarsanya berpean sebagai anggota.
sendiri, saling berinteraksi antara satu 3. Anggota KUBE saling mengenal
satu sama lain dan memiliki jenis
dengan lain, dan tinggal dalam satuan
usaha yang seragam (sama), misal
wilayah tertentu dengan tujuan untuk anggota KUBE terdiri dari
meningkatkan produktivitas kelompok nelayan atau para petani.
Namun jenis usaha yang nantinya
anggotanya, meningkatkan relasi sosial
akan digeluti boleh beragam,
yang harmonis, memenuhi kebutuhan semisal kelompok KUBE pedagang,

H a l a m a n | 103
Kelompok Usaha Bersama dengan pelaksanaan program
Peternakan Lele, dll Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
4. Anggota Kelompok Usaha Bersama dalam memberdayakan masyarakat
merupakan kelompok yang memiliki prasejahtera.
usaha atau kemampuan dalam Metode pengumpulan data
menjalankan suatu usaha. dilakukan dengan studi kepustakaan
5. Anggota Kelompok Usaha Bersama yang dilakukan dengan mengumpulkan
(KUBE) merupakan anggota yang literatur terkait dengan peranmanajerial
berasal dari desa atau dusun yang pengelolaan keuangan daerah terhadap
sama dan memiliki visi serta misi kinerja pemerintah daerah.
yang sama. Teknik analisis data, dilakukan
6. Memiliki satu kantor sebagai pusat dengan langkah awal dari analisis data
pertemuan degan perlengkapan adalah mengumpulkan data yang ada,
kantor yang dibutuhkan. Kantor menyusun secara sistematis, kemudian
tersebut nantinya berfungsi sebagai menyajikan hasil.
fasilitas rapat dan diskusi sesama
anggota KUBE. D. PEMBAHASAN DAN
7. Anggota Kelompok Usaha Bersama PENELITIAN
(KUBE) merupakan warga Negara Kementerian Sosial memiliki
asli Indonesia yang memiliki tugas dan fungsi mengentaskan
identitas resmi (KTP dan KK). kemiskinan sebagaimana diamanatkan
8. Anggota Kelompok Usaha Bersama dalam UU No 11 tahun 2009 tentang
(KUBE) merupakan masyarakata Kesejahteraan Sosial dan UU No 13
yang menjaga tanggungjawab, Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir
artinya agar nantinya program Miskin. Salah satu programnya adalah
KUBE ini tidak berjalan sia-sia KUBE, yang sudah lama dikenal
(berhenti di tengah jalan karena sebagai trademark dan Icon program di
alasan pesimisme). Kementerian Sosial RI, khususnya
9. Harus ada legalitas dari kepala desa untuk pemberdayaan warga miskin.
atau lurah setempat mengenai KUBE adalah wadah berkumpul warga
kegiatan KUBE ini "Surat miskin yang memiliki kesamaan tujuan
Keterangan dari desa atau membangun kesejahteraan melalui
Kelurahan". wadah kelompok. KUBE merupakan
(Sumber: UMKM online, 2016) Program Kesejahteraan Sosial
(Prokesos) yang diluncurkan
C. METODE PENELTIAN Pemerintah RI sejak tahun 1983.
Penulisan artikel ini KUBE ini dibentuk dengan harapan
menggunakan metode deskriptif. agar para Penyandang Masalah
Penggunaan metode deskriptif dalam Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang
artikel ini adalah untuk menjelaskan
dan menjabarkan fenomena terkait

H a l a m a n | 104
terdapat di Indonesia dapat tereliminir kebutuhan dan memecahkan masalah
sedikit demi sedikit. yang dihadapi oleh kelompok.
Program KUBE merupakan Keterlibatan pendamping ditengah-
salah satu strategi Kementerian Sosial tengah KUBE bukan sebagai guru
untuk memberdayakan keluarga miskin tetapi sebagai mitra dan bekerja sama
guna meningkatkan pendapatan dengan anggota KUBE. Prinsip dasar
keluarga mereka melalui kegiatan pendampingan adalah “bekerja
ekonomi produktif dan pembentukan bersama” bukan “bekerja untuk”.
lembaga keuangan mikro. Pendampingpun diharapkan mampu
Pembentukan KUBE dimulai dengan menggali dan mengorganisir berbagai
proses pembentukan kelompoksebagai potensi dan sumber daya yang dapat
hasil bimbingan sosial, pelatihan dimanfaatkan untuk kegiatan
keterampilan berusaha, bantuan pemberdayaan masyarakat miskin
stimulans dan pendampingan. Prinsip sesuai dengan peraturan dan
pelaksanaan KUBE adalah: karakteristik masyarakat setempat.
1. Memperkuat organisasi/lembaga Peran pendamping dalam
tradisional yang ada di masyarakat . keberhasilan dan keberlangsungan
2. Menumbuhkan lembaga KUBE cukup besar, namun dari hasil
pemberdayaan sosial baru melalui penelitian yang dilakukan oleh Balai
inisiatif lokal. Besar Penelitian dan Pengembangan
3. Anggotanya adalah fakir miskin Pelayanan Kesejahteraan Sosial
yang memiliki kemauan berusaha . (B2P3KS) Yogyakarta tahun 2013,
4. Bertempat tinggal di area yang keberadaan pendamping tidak
berdekatan. didukung/difasilitasi secara memadai.
5. Kepala Keluarga berusia produktif Temuannya, antara lain:
18-58 tahun. 1. Sebagian besar insentif pendamping
6. Pendamping sebagai agen di bawah Rp 500.000,- (lima ratus
perubahan (agent of change) ribu) per bulannya, merupakan
Untuk memfasilitasi KUBE honor yang sangat kecil sekali dan
dalam mengelola Usaha Ekonomi tidak seimbang dengan kebutuhan
Produktif diperlukan tenaga hidup yang serba mahal di saat ini.
pendamping yang memiliki Di samping itu besarnya honor
pengetahuan, keterampilan dan tersebut berada di bawah Upah
memiliki komitmen terhadap Minimum Regional di seluruh
Penanggulangan Kemiskinan. Indonesia yang sudah di atas Rp
Pendamping merupakan ujung tombak 1.000.000,-, bahkan di Jakarta UMR
dalam pelaksanaan program sudah mencapai di atas Rp
penanggulangan kemiskinan baik di 2.000.000,-. Bagi yang sudah
pedesaan maupun di perkotaan. berkeluarga honor tersebut tentu
Pendamping berperan mempermudah saja semakin tidak mencukupi.
anggota KUBE untuk mengidentifikasi

H a l a m a n | 105
2. Pekerjaan sebagai pendamping Perubahan Paradigma
sosial hanyalah merupakan merupakan salah satu upaya mengatasi
pekerjaan sambilan saja, karena permasalahan yang dihadapi
hampir seluruhnya mempunyai pendamping, yaitu adanya kebijakan
pekerjaan tetap, ada yang sebagai baru (hasil kesepakatan pertemuan
guru, swasta, bahkan dosenpun juga sosialisasi program penanggulangan
ada. Sedangkan mereka yang kemiskinan perkotaan antara Direktorat
menganggap tugas pendamping Jenderal Pemberdayaan Sosial dan
sebagai pekerjaan pokok adalah para Penanggulangan Sosial dengan Dinas
ibu rumahtangga yang tidak Sosial seluruh Indonesia pada tanggal
mempunyai pekerjaan lainnya 11 – 14 September 2013 di Bandung)
sehingga pekerjaan sebagai mengenai pendampingan KUBE yang
pendamping sosial merupakan berkelanjutan yang sedianya 6 bulan
pekerjaan mereka. menjadi 2 tahun 6 bulan lamanya.
3. Sebagian besar pendamping sosial Dalam kesepakatan tersebut tertulis:
tidak pernah mengikuti pelatihan “Jangka waktu pendampingan pada
ataupun bimbingan teknis, KUBE mulai tahun 2013 minimal
sedangkan idealnya seorang selama 3 tahun, dengan ketentuan,
pendamping sosial adalah tak honorarium pendamping ditanggung
ubahnya seperti pekerja sosial yang oleh Kementerian Sosial baik melalui
harus melewati masa pelatihan dasar APBN pada DIPA Pusat atau
yang diperlukan dalam menangani Dekonsentrasi dan pada tahun ke 3
Penyandang Masalah Kesejahteraan ditanggung oleh APBD, dengan
Sosial, sehingga ia akan memiliki ketentuan tahun pertama honorarium
pengetahuan dasar tentang dibayarkan 6 bulan dan pada tahun
pelayanan sosial dan metode kedua dan ketiga honorarium
pekerjaan sosial. Memiliki dibayarkan penuh (12 bulan)”.
ketrampilan teknis dalam Sementara itu, untuk mengubah
memberikan pelayanan sosial serta paradigma lama dengan menghadirkan
memiliki etika sosial dan budaya kebijakan baru tersebut memerlukan
masyarakat setempat. pemahaman pendamping tentang:
4. Setelah lulus seleksi sebagai 1. Proses pertolongan pekerjaan
pendamping sosial biasanya mereka sosial yang dimiliki pendamping,
relatif rendah.
langsung diikutkan pada kegiatan
2. Proses pendampingan KUBE
program. hanya fokus pada KUBE yang
5. Waktu pendampingan sangat baru dibentuk dan pengelolaan
terbatas hanya 6 bulan, sedangkan bantuan, selesai pada kurun waktu
monitoring dan supervisi yang 6 bulan dan tidak dilanjutkan.
dilakukan oleh Dinas Sosial 3. Pendamping masih berfokus pada
Kabupaten/Kota, lemah. apa yang dimiliki oleh kelompok.

H a l a m a n | 106
4. Belum jelas standar kompetensi kebijakan pendampingan KUBE yang
pendamping. efektif dan berkelanjutan.
5. Waktu pelaksanaan terbatas.
6. Sarana dan prasarana kerja sangat
terbatas.
7. Laporan pelaksanaan tugas tidak F. DAFTAR PUSTAKA
terstandar. Bachtiar & Jamaludin. 2011.
8. Belum terbangun data base Eefektivitas Program Kelompok
pendamping. Usaha Bersama Fakir Miskin.
Permasalahan yang terjadi pada Makasar: Universitas
kegiatan pendampingan KUBE ini Hasanudin.
menjadikan efektivitas kinerja Ditejn Sumber Daya Sosial &
pendamping memerlukan kajian lebih Pengentasan Kemiskinan. 2014.
dalam pada ranah kebijakan Pembentukan Kelompom Usaha
pelaksanaan pendampingan KUBE Bersama Dalam Rangka
yang dilaksanakan selama ini. Pengentasan Kemiskinan.
Jakarta.
E. KESIMPULAN DAN SARAN Karsidi, R. 2005. Sosiologi Pendidikan.
KUBE merupakan salah satu Surakarta: LPP UMS & UNS
program pemerintah dalam rangka Pers.
pengentasan kemiskinan. Namun dalam Marwanti. 2011.
pelaksanaannya masih mengalami UpayaMeningkatkanKemampua
beberapa kendala dan permasalahan, nBerbahasaAnakMelaluiPermai
terutama dalam hal pendampingan nanKalengBersuara di Taman
program tersebut. Berdasarkan hal Kanak-kanak Islam Bakti VI
tersebut, Biro Perencanaan, Direktorat Kelompok A Tahun Ajaran
Jenderal Pemberdayaan Sosial dan 2011/2012. Surakarta:
Penanggulangan Kemiskinan dan Pusat Universitas Muhammadiyah
Penelitian Kesejahteraan Sosial harus Surakarta.
menyelenggarakan kegiatan analisis Yiniarti, E. 2014. Pemberdayaan
kebijakan penyelenggaraan Usaha Ekonomi Produktif Bagi
kesejahteraan sosial. Kegiatan tersebut Masyarakat Prasejahtera Di
diharapkan akan menghasilkan Kelurahan Harapan Jaya
rekomendasi kebijakan dalam rangka Bandar Lampung. IbM
penyempurnaan dan perbaikan Ristekdikti. Politeknik Negeri
Lampung.

H a l a m a n | 107

Anda mungkin juga menyukai