Dosen Pengampu:
Bromo Kusumo A., SKM., M.Kes
DISUSUN OLEH:
Ananda Restu
L202101028
B2
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya. Tidak lupa sholawat dan
salam tercurah kepada junjungan kita nabi besar muhammad SAW, sehingga penulis bisa
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Demi kesempurnaan makalah ini, penulis sangat mengharapkan
PENDAHULUAN
Pemberdayaan pada hakekatnya adalah upaya pemberian daya atau peningkatan keberdayaan.
Pemberdayaan masyarakat dapat diartikan sebagai upaya untuk memandirikan masyarakat agar
mampu berpartisipasi aktif dalam segala aspek pembangunan. Kemandirian buka berarti mampu
hidup sendiri tetapi mandiri dalam pengambilan keputusan, yaitu memiliki kemampuan untuk
memilih dan keberanian menolak segala bentuk bantuan dan atau kerjasama yang tidak
menguntungkan.
Dengan pemahaman seperti itu, pemberdayaan dapat diartikan sebagai proses terencana guna
meningkatkan skala/upgrade utilitas dari obyek yang diberdayakan. Karena itu pemberdayaan
masyarakat merupakan upaya untuk terus menerus meningkatkan harkat dan martabat lapisan
masyarakat bawah yang tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan
sebagai pemberdayaan masyarakat kelas bawah (grassroots) yang umumnya dinilai tidak
berdaya.
tercinta. Kedua permasalahan ini memiliki keterkaitan satu sama lain. Kemiskinan adalah situasi
serba kekurangan yang terjadi bukan karena dikehendaki oleh si miskin melainkan karena tak
dapat dihindari dengan kekuatan yang ada. Kemiskinan didefinisikan sebagai standar hidup yang
rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi dibandingkan dengan standar kehidupan
yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Secara ekonomis, kemiskinan juga
dapat diartikan sebagai kekurangan sumberdaya yang dapat digunakan untuk meningkatkan
seperti terbatasnya modal yang dimiliki, rendahnya pengetahuan dan keterampilan, rendahnya
produktivitas, rendahnya pendapatan, lemahnya nilai tukar hasil produksi orang miskin dan
1. Sikap dan tingkah laku yang menerima keadaan yang seakan tak dapat diubah, yang
keadilan, belum terciptanya masyarakat madani, tidak berjalannya demokrasi, dan terjadinya
2. Sebab yang berkait dengan gejala kemiskinan baru yang bisa diakibatkan oleh realisasi
pembangunan proyek-proyek mega, seperti waduk, pabrik, lapanga golf, kompleks pemukiman
mewah, dan sebagainya. (Nico L. Kana. 1994. Percik: Dampak Progran Penanggulangan
Kemiskinan)
3. Secara makro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumberdaya
5. Di daerah perkotaan, derasnya arus migran masuk juga memberi dampak terhadap semakin
banyaknya penduduk dalam katagori miskin. Para migran memanfaatkan hanya sebagian kecil
pendapatannya mereka untuk pengeluaran di daerah tujuan, disamping memang sebagian besar
dari mereka berpendapatan rendah karena kualitas sumberdaya manusianya juga rendah.
6. Masih banyak faktor lain penyebab kemiskinan, baik eksternal maupun internal, seperti
c. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam sumberdaya – sumbedaya yang ada sesuai
dengan kondisi sosial dan budaya masyarakat yang seimbang dari aspek ekologis dan ekonomis.
Sedangkan tujuannya adalah :
PEMBAHASAN
Kemiskinan dan tekanan-tekanan sosial ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat berakar pada
faktor-faktor kompleks yang saling terkait. Ketidakmudahan dalam mengatasi faktor-faktor yang
kompleks tersebut telah mempersulit untuk mengatasi secara efektif dan efisien persoalan
Masyarakat yang didera oleh tekanan-tekanan sosial ekonomi yang terus menerus, sekurang-
kurangnya telah menumbuhkan sejumlah potensi kreatif untuk menghadapi kesulitan hidup.
Namun strategi adaptasi seperti ini belum memberikan solusi terbaik untuk meningkatkan
kesejahteraan hidup mereka. Pilihan rasional dan kontekstual yang bisa dikembangkan untuk
masyarakat telah digulirkan, namun hasil yang dicapai belum sepadan dengan biaya yang telah
dikorbankan dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya serta belum membawa hasil yang
1. Pola pengentasan kemiskinan yang cenderung kurang mendidik seperti BLT (Bantuan
Langsung Tunai) diduga memberi andil terhadap banyaknya masyarakat terutama kelompok abu-
abu (hampir miskin) yang ingin tetap miskin agar mendapat bantuan.
2. Motorisasi armada nelayan skala kecil untuk menghapuskan pukat harimau pada awal tahun
3. Program pengembangan nilai tambah melalui penerapan system rantai dingin (cold chain
system) pada tahun 1980-an, kurang berhasil karena sosialisasi system ini kurang bagus dan
4. Program pembangunan prasarana perikanan khususnya pelabuhan perikanan berbagai tipe dan
ukuran, tetapi ternyata prasrana tersebut masih belum dimanfaatkan secara optimalbahkan
5. Gerakan Peningkatan Ekspor Perikanan pada tahun 2003, namun program ini berakhir dengan
6. Pengembangan kelambagaan seperti, koperasi perikanan, KUD Mina, Kelompok Nelayan,
Kelompok Wanita Nelayan dan lain-lain, namun hanya sedikit yang mampu bertahan.
Partisipasi masyarakat terutama grass root dalam pembangunan selama 50 tahun terakhir ini
adalah adalah sesuatu yang artificial, sebatas slogan, direkayasakan dan dipaksakan. Dengan pola
Pada akhir tahun 1990-an, program pemberdayaan masyarakat sebagai ganti program pembinaan
masyarakat mulai mendapat tempat karena bukti dan pengalaman empiris di banyak Negara.
adalah program pelibatan dan peningkatan partisipasi masyarakat, yang berpangkal dan berbasis
masyarakat karena sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi mereka, program yang berasal dari
bawah (bottom up planning) yang berarti masyarakatlah yang mengusulkannya, serta program
yang bersifat advokasi karena peran orang luar hanya sebatas mendampingi dan memberikan
kemiskinan. Dengan pemberdayaan masyarakat maka pembangunan tidak mulai dari titik nadir,
tetapi berawal dari sesuatu yang sudah ada pada msyarakat. Pemberdayaan berari apa yang telah
dimiliki masyarakat adalah sumberdaya pembangunan yang perlu dikembangkan sehingga makin
1. Tersedianya dan terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang terdiri dari sandang, pangan,
2. Tersedianya prasarana dan sarana produksi secara lockal yang memungkinkan masyarakat
3. Meningkatnya peran kelembagaan masyarakat sebagai wadah aksi kolektif (collective action)
4. Terciptanya hubungan kegiatan-kegiatan ekonomi produktif di daerah yang memiliki cirri-ciri
berbasis sumberdaya local (resource based), memiliki pasar yang jelas (market-based),
based), dimiliki dan dilaksanakan serta berdampak bagi masyarakat local (local society-based),
dan dengan menggunakan teknologi maju tepatguna yang berasal dari proses pengkajian dan
penelitian (scientific-based).
5. Terciptanya hubungan transportasi dan komunikasi atau dasar hubungan ekonomi antar daerah.
6. Terwujudnya struktur ekonomi Indonesia yang berbasis pada kegiatan ekonomi dengan wujud
1. Pemihakan dan pemberdayaan masyarakat dalam arti bahwa pemberdayaan diutamakan untuk
2. Pemantapan otonomi dan pendelegasian wewenang dalam pengelolaan pembangunan yang
mengembangkan peranserta masyarakat, dalam arti semakin memberikan kesempatan yang lebih
besar terhadap masyarakat kelas bawah yang selama ini terpinggirkan dan tidak pernah
3. Modernisasi melalui penajaman arah perubahan struktur sosial, ekonomi, budaya, dan politik
yang bersumber pada partisipasi masyarakat dalam arti semakin meningkatkan transparansi dan
berpartisipasi. Partisipasi di sini tidak terbatas pada keterlibatan dalam memberikan korbanan
dan atau pelaksanaan kegiatan, melainkan keterlibatan masyarakat secara sukarela sejak
dengan kapasitas adalah kemampuan individu dan atau organisasi untuk menunjukkan
efektivitas, efisiensi, dan keberlanjutan fungsi-fungsinya sesuai dengan status dan peran masing-
masing. Kapasitas bukan sesuatu yang pasif, melainkan merupakan bagian dari sustu proses yang
berkelanjutan. Kapasitas menyangkut mutu SDM dan pemanfaatannya. Karena itu fungsi-fungsi
Merupakan pembinaan manusia/kelompok tani sehingga terwujud SDM yang berkualitas melalui
peningkatan sosial, politik, dan budaya agar mampu dan dapat menjangkau akses sumber daya
alam, permodalan, teknologi, dan pasar sehingga mampu memenuhi kebutuhan dasar sandang,
menghilangkan ketergantungan dan tumbuh keswadayaan serta berusaha dalam sistem pasar.
Penguatan modal usaha dapat diberikan dalam bentuk dana cuma-cuma atau pinjaman
tergantung kemampuan kelompok. Dana ini dikelola secara langsung oleh kelompok untuk
Pengembangan kelembagaan ekonomi rakyat tumbuh dari, oleh, dan untuk kepentingan rakyat
berdasarkan asas kekeluargaan yang dapat dilakukan melalui pembinaan kepada petani di bidang
ekonomi secara berkelompok yang diharapkan mereka saling mengenal, percaya, dan
mempunyai kepentingan yang sama akan tumbuh kerjasama yang baik dan serasi sehingga
mampu menumbuhkan keswadayaan dan kemandirian. Di samping itu pembinaan diarahkan agar
kelompok mampu mengelola usaha bersama melalui kursus-kursus, pelatihan teknis, manajemen,
kewirausahaan, dan magang sehingga mampu mengembangkan usahanya melalui kegiatan temu
1. Penciptaan lapangan pekerjaan alternatif sebagai sumber pendapatan lain bagi keluarga.
2. Mendekatkan masyarakat dengan sumber modal dengan penekanan pada penciptaan mekanisme
3. Mendekatkan masyarakat dengan sumber teknologi baru yang lebih berhasil dan berdaya guna,
Keberhasilan pembangunan atau pemberdayaan masyarakat adalah resultante dari semua upaya
pembangunan yang dilaksanakan atau diprogramkan setiap instansi, sehingga menuntut adanya
sinegitas dan koordinasi yang benar-benar terjalin antara berbagai instansi pemerintah. Hal ini
Tanggung jawab pembangunan masyarakat lebih banyak berada pada pundak pemerintah daerah,
dan bukan didominasi oleh pemerintah pusat. Hal ini disebabkan karena pemerintah daerahlah
Tanggung jawab pemberdayaan masyarakat bukan hanya pada tangan pemerintah tetapi juga
pihak-pihak non pemerintah yaitu, masyarakat sendiri, pengusaha swasta, usaha milik Negara
Tanggung jawab membangun masyarakat pada hakekatnya merupakan tanggung jawab utama
masyarakat itu sendiri. Supaya pembangunan masyarakat berlangsung dengan tepat maka
pemerintah hanya mempersiapkan dan memfasilitasi lingkungan yang sehat bagi peningkatan,
perluasan serta pendalaman kegiatan-kegiatan yang telah dimiliki oleh masyarakat sendiri. Hal
ini merupakan makna perberdayaan, yaitu mengembangkan apa yang telah ada pada masyarakat
menjadu lebih besar skalanya, lebih ekonomis dan lebih berdaya guna dan berhasil guna.
produksi serta pengelolaan sumberdaya perikanan yang menjamin kelangsungan usaha perikanan
1. Mereduksi kenaikan harga BBM dan inflasi melalui peningkatan dan penciptaan usaha
dan transparan.
6. Meningkatkan kemampuan aparat dan masyarakat pesisir dalam mengelola pembangunan di
wilayahnya.
8. Pengembangan dan partisipasi masyarakat melalui pembentukan dan penguatan kelompok
sasaran.
12. Sosialisasi, pemantauan, evaluasi dampak sebagai umpan balik, persipan pembinaan pasca
proyek.
(acceptability).
16. Pengelolaan kegiatan dilakukan secara terbuka dan diketahui oleh masyarakat (transparency.)
18. Pengelolaan kegiatan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat secara berkelanjutan
(sustainability)
19. Kegiatan dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian atas beban penduduk miskin
(responsiveness)
21. Proses pemilihan peserta dan kegiatan PEMP dilakukan secara musyawarah (Democracy)
22. Pemberian kesempatan kepada kelompok lain yang belum memperoleh kesempatan, agar
23. Setiap ketentuan dalam pemanfaatan Dana Ekonomi Produktif masyarakat diharapkan dapat
mendorong terciptanya kompetisi yang sehat dan jujur dalam mengajukan usulan kegiatan yang
layak (Competitiveness)
b. Program Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN RHL/Gerhan)
Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN RHL/Gerhan) pada dasarnya merupakan
gerakan moral yang bersifat missal dan melibatkan berbagai lapisan masyarakat untuk
memulihkan kerusakan hutan dan lahan termasuk di dalamnya hutan mangrove di Indonesia.
pencarian bentuk pengelolaan dan pemanfaatan hutan yang berkeadilan. Masyarakat desa di
dalam dan sekitar hutan yang secara turun temurun menjadi bagian dari ekosistem hutan sudah
saatnya memperoleh peranan dan manfaat secara wajar dalam pengelolaan hutan di
lingkungannya. Dengan demikian orientasi ekonomi jangka pendek yang ditandai oleh
eksploitasi hutan alam secara besar-besaran tanpa usaha pelestarian hutan yang memadai sudah
saatnya dihentikan.
Untuk mewujudkan upaya tersebut di atas perlu diupayakan reorientasi kebijakan pengelolaan
hutan yang mengacu pada prinsip keadilan dan pemerataan dalam memperoleh manfaat
sumberdaya hutan, prinsip demokrasi dalam proses pengelolaan hutan, serta prinsip
tersebut, perlu disimak lebih mendalam bahwa community based development dapat menjadi titik
tolak dalam memperbaharui system pengelolaan hutan yang lebih mendukung bagi
Pembangunan kehutanan baik bangunan civil teknis maupun pembuatan hutan rakyat serta hutan
mangrove ini meliputi di dalam kawasan (milik pemerintah/Perum Perhutani) maupun di luar
kawasan (lahan milik rakyat). Bisa dibayangkan betapa masyarakat akan makmur bila program
ini berhasil. Di samping kekayaan hasil hutan yang mereka miliki yang memiliki nilai jual tinggi
juga adanya pemberdayaan masyarakat yang begitu gencar disosialisaikan adalah merupakan
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kemiskinan telah membuat jutaan anak-anak tidak bisa mengenyam pendidikan yang
kurangnya akses ke pelayanan public, kurangnya lapangan pekerjaan, kurangnya jaminan social
dan perlindungan terhadap keluarga, menguatnya arus urbanisasi ke kota, dan menyebabkan
jutaan rakyat memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan papan secara terbatas.
keadilan, belum terciptanya masyarakat madani, tidak berjalannya demokrasi, dan terjadinya
degradasi lingkungan.
2. Sentralistik
yang besifat :
b. Desentralistik
B. SARAN
Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu kritik yang sifatnya