Anda di halaman 1dari 4

Kesenjangan antara kawasan perkotaan dan perdesaan serta

kemiskinan di perdesaan juga telah mendorong percepatan


pembangungan di kawasan perdesaan dengan berbagai upaya. Dari
32,53 juta jumlah orang miskin di Indonesia, lebih dari separuhnya
tinggal di perdesaan, yaitu 22,2 juta jiwa, dengan garis kemiskinan di
perdesaan tahun 2009 sebesar Rp179.835 per kapita per bulan (BPS,
2009). Kemiskinan di perdesaan terjadi karena adanya masalah
ekonomi, karena kondisi fisik daerahnya yang terpencil, dan
keterbatasan sarana dan prasarana sosial ekonomi yang tersedia
sehingga mengakibatkan terbatasnya akses masyarakat untuk
memperoleh kemampuan dan keterampilan, termasuk informasi dan
teknologi tepat guna. Keadaan tersebut menjadi tantangan bagi
Pemerintah untuk terus memperbaiki kebijakan, strategi dan
pelaksanaan pembangunan perdesaan yang diarahkan pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Berbagai upaya terus dilakukan secara bertahap yaitu melalui
kegiatan peningkatan kapasitas aparat pemerintahan desa dan
kelurahan, peningkatan kapasitas kelembagaan, pelatihan
masyarakat, pemberdayaan adat dan sosial budaya masyarakat,
peningkatan usaha ekonomi masyarakat, serta pemanfaatan sumber
daya alam dan teknologi tepat guna. Upaya lainnya berupa
peningkatan usaha ekonomi masyarakat melalui pengembangan
ekonomi lokal dengan meningkatkan kegiatan ekonomi produktif
masyarakat dan kelembagaan sosial ekonomi masyarakat dalam
rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
Ketersediaan dan akses pemanfaatan terhadap sarana
prasarana perdesaan yang masih terbatas dan ditambah dengan masih
rendahnya kualitas tingkat pelayanan yang dapat dinikmati seperti
jalan, irigasi, listrik, air minum, telematika, fasilitas pendidikan,
kesehatan, serta pasar merupakan kendala bagi percepatan
pembangunan perdesaan terutama untuk pengembangan ekonomi
masyarakat perdesaan, pengembangan sarana prasarana produksi
hasil-hasil perdesaan serta peningkatan kualitas sumber daya
manusia perdesaan.
Peningkatan ketahanan pangan dan pengembangan agribisnis
berperan penting dalam memicu pertumbuhan ekonomi perdesaan
yang berkaitan erat dengan terciptanya lapangan kerja berkualitas di
perdesaan, ditandai dengan berkurangnya angka pengangguran
terbuka dan setengah terbuka dan meningkatnya kesejahteraan
petani, nelayan dan masyarakat perdesaan, yang tercermin pada
peningkatan pendapatan dan produktivitas pekerja di sektor
pertanian.

1 Strategi Dasar
a. Mengintensifkan upaya-upaya pemberdayaan untuk meningkatkan
kemampuan dan kemandirian masyarakat.
b. Menjalin kemitraan yang seluas-luasnya dengan berbagai pihak
untuk bersama-sama mewujudkan keberdayaan dan kemandirian
masyarakat.
c. Menerapkan keterpaduan dan sinergi pendekatan pembangunan
sektoral, pembangunan kewilayahan, dan pembangunan partisipatif.
2 Strategi Operasional
a. Mengoptimalkan seluruh potensi dan sumber daya yang dimiliki
masyarakat, pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, asosiasi,
perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, organisasi
masyarakat, dan kelompok peduli lainnya secara sinergis.
b. Menguatkan peran pemerintah kota/kabupaten sebagai pengelola
program-program penanggulangan kemiskinan di wilayahnya;
c. Mengembangkan kelembagaan masyarakat yang dipercaya ,
mengakar, dan akuntabel.
d. Mengoptimalkan peran sektor dalam pelayanan dan kegiatan
pembangunan secara terpadu di tingkat komunitas.
e. Meningkatkan kemampuan pembelajaran di masyarakat dalam
memahami kebutuhan dan potensinya serta memecahkan berbagai
masalah yang dihadapinya.
f. Menerapkan konsep pembangunan partisipatif secara konsisten
dan dinamis serta berkelanjutan.

Kesimpulan : Dari sejarah perubahan dalam mengonseptualisasikan


pembangunan, terdapat berbagai variasi cara mendefinisikan
pembangunan. Mula-mula pembangunan hanya diartikan secara
ekonomi, kemudian berkembang bahwa pembangunan juga dilihat
sebagai suatu konsep yang dinamis dan bersifat multidimensional atau
mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, seperti ekonomi, politik,
sosial budaya, dan sebagainya.
Berbagai istilah yang sering digunakan dalam menjelaskan
pengertian pembangunan, seperti perubahan, pertumbuhan, kemajuan,
dan modernisasi. Akan tetapi istilah-istilah tersebut tidak sama arti dan
maknanya dengan pembangunan, karena pembangunan merupakan
rujukan semua yang baik, positif, dan menyenangkan. Sementara
perubahan, pertumbuhan, kemajuan, maupun modernisasi dapat saja
terjadi tanpa unsur pembangunan.
Dilihat dari arti hakiki pembangunan, pada dasarnya menekankan
pada aspek nilai-nilai kemanusiaan, seperti menunjang kelangsungan
hidup atau kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup (basic needs),
harga diri atau adanya perasaan yang layak menghormati diri sendiri dan
tidak menjadi alat orang lain saja, dan kebebasan atau kemerdekaan dari
penjajahan dan perbudakan yang terkait dengan kemampuan untuk
memilih. Selain itu, arti pembangunan yang dalam juga menyangkut
kemampuan orang untuk mempengaruhi masa depannya, yang
mencakup kapasitas, keadilan, penumbuhan kuasa dan wewenang, dan
saling ketergantungan.

Anda mungkin juga menyukai