Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH.

EKSISTENSI TRADISI SEDEKAH LAUT MASYARAKAT PESISIR JUWANA, KABUPATEN


PATI JAWA TENGAH

Untuk memenuhi salah satu tugas

Disusun Oleh:
Azril Daffi'un N XI IPS 1 (08)

Kelas : Xl IPS 1
ABSTRAK
Sumberdaya alam di negara Indonesia 80 % berasal dari laut, sebagai mana negara
tropis yang kaya akan sumberdaya hayati laut, yang dinyatakan dengan tingkat
keanekaragaman hayati yang tinggi. Sumberdaya lautan lebih dari 8.000 jenis spesies
didunia dan 2000 jenisnya ada di Indonesia. Nelayan merupakan tataran realitas
masyarakat yang telah terbentuk golongan berdasarkan struktur sosial yang ada di
wilayah pesisir. Wilayah pesisir merupakan wilayah terluar dari daratan. Pada wilayah
ini biasanya masyarakat pesisir memiliki sudut pandang yang berbeda dengan
masyarakat yang hidup di kota.Budaya masyarakat pesisir bisa mendominasi karena
tempat dan wilayah di Indonesia lebih besar pada wilayah pesisir pantai. Budaya bahari
merupakan suatu budaya tradisi masyarakat pesisir sebagai wujud rasa syukur atas
kelimpahan rahmat yang diberikan oleh Sang Pencipta. Sedekah laut biasa
dilaksanakan pada satu minggu setelah perayaan lebaran. Perayaan ini akan
melibatkan beberapa golongan pada masyarakat antara lain; sarekat Desa terkait,
masyarakat umum, pemerintah dan pemilik kapal yang berlabunh di Kecamatan
Juwana. Mayoritas Masyarakat Juwana bermata pencaharian sebagai Nelayan. Nelayan
di Juwana sebagian besar akan melakukan upacara sedekah laut sebagai bentuk
perayaan tahunan. Keeksistensian suatu budaya didalam masyarakat dilihat bagiamana
budaya itu bisa bertahan dan berkembang pada zaman yang modern ini. Pada era
globalisasi bagi suatu tradisi sangat berdampak negative karena bisa saja menjadi
tradisi yang berkembang ataupun dapat menjadi tradisi yang hilang. Latar belakang
diatas menggambarkan bahwa bagaimana masyarakat Juwana mengeksistensikan
budaya sedekah laut ini menjadi budaya yang dapat bertahan. Dari peristiwa diatas
disini akan memaparkan bagaimana mengeksistensikan tradisi dan memaparkan
sejarah tradisi sedekah laut serta bagaimana peranannya masyarakat dalam
melaksanakan dan mengupayakan pelestarian dari upacara adat pesisir ini. Tujuan dari
penelitian ini adalah menganalisis sejarah tradisi Sedekah Laut pada masyarakat pesisir
Juwana Kabupaten Pati, eksistensi budaya sedekah laut, peranan masyarakat dalam
melaksanakan dan upaya pelestarian nilai-nilai budaya lokal Tradisi Sedekah Laut. Pada
penelitian ini, menggunakan analisis data deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif
kualitatif merupakan hasil pengumpulan data yang dideskripsikan dengan kata-kata
tertulis, dalam arti bukan angka sehingga dapat memberikan kejelasan terhadap fokus
pemasalahan. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah Sejarah sedekah laut di
Juwana diawali dengan cerita Rakyat asal usul daerah Juwana.Sebagai rasa syukur dan
khawatir atas kelimpahan ikan dan keselamatan saat melaut. Pelarungan “sesaji” yang
digantikan dengan tumpeng ke laut sebagai penghormatan pada laut. Bagi nelayan laut
adalah nadi kehidupan ekonomi mereka. Kelestarian laut sangat berkait dengan
melimpahnya hasil. Dengan menjalin harmoni dengan lingkungan, khususnya laut,
maka kehidupan ekonomi mereka akan terjamin di masa-masa mendatang. Inilah
makna-makna di balik perayaan tradisi terkait. Keberadaan tradisi sedekah laut di
Juwana mungkin akan terus ada dan tidak mungkin akan hilang apabila seseorang di
sana masih mempunyai sugesti atau paradigma mengenai perayaan tersebut. Sedekah
laut di Juwana ini mungkin sangat sulit untuk dihilangkan, akan tetapi semakin adanya
perkembangan zaman dan teknologi mungkin akan sedikit berubah namun tidak hilang
makna dari adanya perayaan tersebut. Keeksistensinya acara ini berhubungan dengan
peranan masyarakat pada tradisi sedekah laut ini. Peran yang dibuat oleh masyarakat
adalah membuat acara ini menjadi acara yang memikat banyak orang, mulai dari kirab
budaya hingga adanya perlombaan Masyarakat memiliki peran penting dalam
membuat budaya itu terus hidup atau malah hilang. Karena masyarakat memiliki
pikiran, dan pikiran dapat berubah tergantung zaman yang dilalui oleh masyarakat
tersebut. Salah satu tugas yang harus diemban oleh para pengelola warisan budaya
adalah membantu masyarakat atau menjadi fasilitator dalam proses pemaknaan atau
pemanfaatan sumberdaya sesuai dengan keahlian dan pengetahuan, sehingga
masyarakat dapat menentukan pilihan mereka sendiri dengan tepat. Upaya dalam
melestarikan Sedekah laut yang ada di Juwana yang memiliki nilai historis akan
memaksimalkan dalam melestarikan budaya daerah. Upaya pelestarian secara
langsung dan tidak langsung akan tetap diupayakan.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT serta shalawat dan salam kami
sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad SAW. Diantara sekian
banyak nikmat Allah SWT yang membawa kita dari kegelapan ke dimensi terang yang
memberi hikmah dan yang paling bermanfaat bagi seluruh umat manusia, sehingga
oleh karenanya kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat
waktu.Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh guru pengampu.Dalam proses
penyusunan tugas ini kami menjumpai hambatan, namun berkat dukungan materil dari
berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan cukup baik, oleh
karena itu melalui kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada semua pihak terkait yang telah membantu terselesaikannya
tugas ini.Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal yang
benar datangnya hanya dari agama berkat adanya nikmat iman dari Allah SWT, meski
begitu tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan
kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan pada
tugas selanjutnya.Harapan kami semoga tugas ini bermanfaat khususnya bagi kami dan
bagi pembaca lain pada umumnya.

Dukuhseti,27 desember 2022

Sheva takbir insanuttaqa


1. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai negara maritim dengan sumberdaya alam 80 % adalah


laut. Bangsa ini dikenal sebagai negara tropis yang kaya akan sumberdaya hayati laut,
yang dinyatakan dengan tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi. Lebih dari 8.000
spesies ikan dan terumbu karang yang ada di dunia dan 2.000 jenis ikan diantaranya
terdapat di negara Indonesia. Potensi lestari sumberdaya perikanan laut di Indonesia
kurang lebih 6,4 juta ton per tahunnya.Potensi tersebut jumlah tangkapan yang
diperbolehkan 5,12 juta ton per tahunnya, atau sekitar 80% dari potensi lestari
perikanan yang ada di laut

Nelayan merupakan tataran realitas masyarakat yang telah terbentuk golongan


berdasarkan struktur sosial yang ada di masyarakat. Nelayan sendiri dibedakan
menjadi: nelayan angkut, nelayan tradisional, nelayan kecil, nelayan penggarap
(buruh/pekerja), nelayan pemilik (juragan), Nelayan merupakan bagian dari
masyarakat pesisir. Aktivitas nelayan meliputi banyak aspek di antaranya adalah
nelayan dengan nelayan lainnya, hubungan-hubungan ekonomi dalam praktik
perdagangan ikan di antara nelayan dengan penjual ikan, maupun keterlibatan para
pelaku ekonomi lokal dalam pengembangan struktur ekonomi di tingkat lokal maupun
nasional Wilayah pesisir merupakan wilayah terluar dari daratan. Pada wilayah ini
biasanya masyarakat pesisir memiliki sudut pandang yang berbeda dengan masyarakat
yang hidup di kota. Masyarakat pesisir pada era ini masih termarjinalkan oleh
pemerintah. Padahal apabila pemerintah memperdayakan masyarakat pesisir maka
akan membantu dalam kontribusi peningkatan ekonomi nasional. Hal tersebut
tentunya harus didukung dengan moril dan materiil dari beberapa pihak. Masyarakat
pesisir memiliki perilaku dan sifat yang berbeda terhadap sumberdaya laut yang ada
disekitarnya

Masyarakat pesisir memiliki budaya dalam kesehariannya. Budaya dalam menjaga


kelestarian lingkungan agar sumberdaya tetap tersedia. Budaya adalah suatu konsep
dalam tatanan masyarakat yang dapat merubah pola didalam masyarakat. Budaya ini
diturunkan dari generasi ke generasi dengan tujuan untuk memperkenalkan tradisi
atau kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat masa lalunya. Kebudayaan adalah
segala sesuatu yang dipelajari dari pola perilaku yaitu mencakup segala cara atau pola
berfikir, merasakan, dan bertindak. Kehidupan sehari – hari, hasil pemikiran manusia
yang merupakan pedoman tingkah laku itu disebut sistem nilai budaya. Nilai budaya ini
merupakan suatu rangkaian dari konsep abstrak yang hidup dalam pikiran sebagian
besar dari warga suatu masyarakat, mengenai kehidupan yang harus dianggap penting
dan berharga dalam hidup. Nilai budaya ini berfungsi sebagai suatu sistem tata
kelakuan dan pedoman tingkah laku manusia seperti aturan sopan santun, adat
istiadat dan hukum adat serta hukum yang mengikat lainnya sebagaimana yang ada
ditatanan masyarakat. Sehingga tatanan hukum yang terdapat dalam kehidupan
sehari-hari akan mempengaruhi tingkah laku dan perbuatan serta sikap manusia dalam
hidup bermasyarakat

Sedekah laut biasa dilaksanakan pada satu minggu setelah perayaan lebaran. Perayaan
ini akan melibatkan beberapa golongan pada masyarakat antara lain; sarekat desa
terkait, masyarakat umum, pemerintah dan pemilik kapal yang berlabuh di Kecamatan
Juwana. Pada Kecamatan Juwana kegiatan ini biasa dilakukan oleh masyarakat Desa
Bendar dan desa sekitarnya. Kecamatan Juwana merupakan bagian kecil dari Kabupaten
Pati. Kota pesisir di pantai utara Jawa ini merupakan daerah transit dengan mobilitas
yang sangat tinggi. Kecamatan Juwana ini dikenal karena budaya pesisirnya yaitu
sedekah laut. Mayoritas masyarakat Juwana bermata pencaharian sebagai nelayan.
Nelayan di Juwana sebagian besar akan melakukan upacara sedekah laut sebagai
bentuk perayaan tahunan. Namun, disisi lain upacara sedekah laut merupakan tradisi
turun temurun yang dilaksanakan oleh masyarakat pesisir Pulau Jawa khususnya
masyarakat Juwana. Berbagai macam acara dilakukan untuk mengucapkan rasa syukur
kepada sang Pencipta. Tradisi ini adalah salah satunya ucapan rasa syukur dan
permintaan dari masyarakat Juwana.

Ritual ini memiliki sugesti apabila perayaan tradisi budaya pesisir ini tidak
diselanggarakan, maka akan terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan atau peryaan ini
biasa disebut sebagai tolak bala (menolak kesialan). Apabila tidak diselenggarakan
biasanya terjadi kericuhan antara warga setempat, karena mereka meyakini bahwa
perayaan ritual itu harus tetap diselenggarakan supaya tidak ada sesuatu yang
melanda mereka dan daerah di sekitarnya. Maka dari itu, ritual ini sangat penting bagi
warga pesisir. Sebagian warga yang tidak percaya dan melarang ritual ini untuk
dijalankan, karena ini sebagai wujud syirik. Banyak sekali perbedaan pendapat dan
perdebatan antara warga satu dengan warga yang lainnya. Pernah sekali perayaan
ritual ini tidak di lakukan, akibatnya tangkapan nelayan berkurang dan bencana datang
air laut pasang hingga ke kampung warga. Orang disana beranggapan bahwa dewi laut
sang penguasa laut marah terhadap warga karena tidak menjalankan ritual itu.

2. Rumusan Masalah

Masyarakat nelayan pesisir Juwana dengan segala modernisasi sekarang tidak


menghilangkan semangat dan peran untuk tetap melestarikan budaya pesisir ini.
Budaya pesisir dapat berwujud sebagai perayaan, sesembahan, aturan norma adat dan
bentuk upacara. Bentuk upacara ataupun perayaan pada masyarakat pesisir biasanya
adalah perayaan melarung sesaji ke tengah laut atau biasa disebut sedekah laut.
Upacara sedekah laut adalah pembuangan sesuatu benda ke dalam laut atau ke dalam
air sungai yang mengalir ke laut. Upacara ini hanya dilakukan orang-orang tertentu
yang mempunyai kepentingan di dalamnya, yaitu masyarakat nelayan yang
menginginkan keselamatan melaut dan memperoleh hasil laut yang melimpah. Hal itu
menjadi salah satu kelebihan menarik. Upacara sedekah laut sudah menjadi milik
umum masyarakat Jawa, khususnya masyarakat yang tinggal di daerah pantai. Upacara
sedekah laut menjadi suatu tradisi yang sangat kuat dilaksanakan oleh nelayan
Bajomulyo tanpa lapuk oleh pengaruh zaman apapun dan memiliki daya tarik yang
kuat untuk dijadikan atraksi wisata budaya sambil menggali dan melestarikan budaya
bangsa. Pembahasan di atas akan dipaparkan ke dalam penelitian ini meliputi
pembahasan sebagai berikut.

1. Bagaimana sejarah tradisi sedekah laut pada masyarakat pesisir Juwana?

2. Bagaimana eksistensi budaya tradisi sedekah laut di Juwana?

3. Bagaimana peran dan upaya masyarakat Juwana dalam pelestarian tradisi sedekah
laut

3. Tujuan
Atas dasar latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menganalisis:
1. Sejarah tradisi sedekah laut pada masyarakat pesisir Juwana Kabupaten Pati
2. Eksistensi budaya sedekah laut pada masyarakat pesisir Juwana Kabupaten Pati
3. Peranan masyarakat dalam melaksanakan serta upaya pelestarian nilainilai budaya
lokal tradisi sedekah laut pada masyarakat pesisir Juwana Kabupaten Pati
2.PEMBAHASAN

Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan, yang memilikiberagam kebudayaan


yang masih hidup saat ini, dan didasarkan dengan adanya beragam suku, dan agama
yang ada, dalam setiap bentuk masyarakat yang dapat di golongkan dengan sederhana
ternyata didalamnya di temukan sistem nilai-nilai budaya (culture volue system) yang
di ketahui sangat efektif pengaruhnya. Dalam masyarakat yangsederhana banyak nilai-
nilai budaya yang saling berkaitan satu sama lain hingga menjadi suatu sistem, dan
sistem itu sendiri menjadi pedoman dari konsep-konsep yang ideal dan baik dalam
memberi dorongan yang kuat terhadap arah tujuan kehidupan masyarakat.

Dengan diadakannya berbagai ritual dan tradisi di jawa yang dilaksanakn sesuai
ajaran Islam, sehingga memperkokoh eksistensi ajaran Islam di tengah masyarakat
Indonesia dan Asia Tenggara, dengan adanya tradisi Islam di Jawa yang telah berkaitan
dengan siklus kehidupan masyarakatnya, dan akhirnya sampai saat ini dapat
berkembang hingga keseliruh pelosok tanah air, bahkan Asia Tenggara. Dimana,
setelah tradisi dan budaya dilaksanakan di tengah kehidupan masyarakat setempat
ajaran Islam menjadi lebih kuat. Dalam hal ini Islam bukan sekedar tidak memiliki isi
dalam sanubari budaya masyarakat. Islam hadir sebagai mercursuar rahmat semesta
dan masyarakat setiap detik kehidupan mereka yang diantaranya diwujudkan dalam
apresiasi atas berbagai ritual dalam siklus kehidupan masyarakat.

Oleh karena itu tradisi dan budaya di Jawa menjadi penentu dalam kelangsungan
syariat Islam. Ketika tradisi dan budaya sudah terakomodasi di dalam suatus agama
sampai menjadi hal yang mendarah daging dalam suatu komunitas masyarakat. Inilah
yang terjadi antara Islam dan jawa yang kemudian membentuk gugus budaya Islam
jawa

Upacara adat atau tradisional merupakan salah satu bentuk ungkapan budaya
yang saat ini masih dipertahankan. Sebagaimana dijelaskan dalam pasal 32 ayat (1)
UUD NRI Tahun 1945 yang berbunyi: “negara memajukan kebudayaan nasional
Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam
memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya. Hal ini menunjukkan bahwa
kita harus menghormati dan menghargai budaya suatu daerah salah satunya adalah
upacara tradisional sebagai cerminan penghargaan terhadap kebudayaan
bangsa.Tradisi merupakan bentuk warisan panjang. Dengan kata lain, tradisi
merupakan warisan leluhur secara turun temurun. Sedangkan sedekah laut merupakan
tradisi yang dilakukan setahun sekali olehmasyarakat pesisir khususnya nelayan, ini
dilaksanakan sebagaiungkapan rasa syukur atas hasil yang diperoleh nelayan dari
menangkap ikan di laut serta berdoa agar hasilnya dalam menangkapikan akan selalu
melimpah dan diberi keselamatan ketika bekerjaMunculnya tradisi Sedekah Laut
memiliki kaitan yang sangat erat dengan keberadaan Islam pada masa lampau

Untuk pelaksanaan sedekah laut sendiri ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dan dipersiapkan seperti dalam wawancara dengan ketua pelaksana sedekah laut yaitu
dipersiapkan ya hanya itu, kalau tadi budaya sejak adanya orang hindu yaitu sesaji, ada
potongan kambingnya, ada hiasan janur kuning, ada kedebok yaitu istilah jawanya itu
pohon pisang semuanya dirias karena itu sudah sejak dulu sejak jaman masih primitif
jaman sejarah budaya hindu digabungkan dengan budaya Islami akhirnya yang
dipersiapkan itu dibawa ke sungai dilarungkan ke muara berdoa bersama-sama.
Dengan adanya potongan kambing atau sedekah sekedarnya dengan tujuan dilarung
itu memberi sedekah kepada makhluk Allah SWT agar supaya diberi selamat oleh Allah
SWT karena mengikuti tadi kolaborasi budaya hindu jawa Islami dipadukan agar yang
di darat semuanya dengan kompak seguyub rukun.

Sesaji memiliki makna yaitu Suatu bentuk perjuangan para masyarakat Desa Bendar
secara ikhlas ingin shodakoh (sedekah) sebagai bukti rasa syukur dan mengharap
semoga Tuhan melihat kebaikan mereka, serta berharap keberkahan atau ingin
mendapatkan nilai tambah untuk mereka. Selain itu sesaji merupakan suatu bentuk
pemberian masyarakat akan barang-barang yang dianggap Aji (berharga) bagi mereka,
barangbarang yang mempunyai nilai lebih yang dianggap mereka pantas
dipersembahkan kepada sang Pencipta dan sang Dewa laut (penjaga laut yang mereka
yakini).
3. PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Prosesi tradisi sedekah laut yang dilaksanakan setahun sekali di Kecamatan Juwana
Kabupaten Pati yaitu mempersiapkan miniatur kapal kecil dengan dihias pohon pisang
yang kemudian semuanya dihias sedemikian rupa dan merupakan tradisi bentuk sesaji
yang sudah ada sejak dahulu di mana sejarah budaya hindu digabungkan dengan
budaya Islam. Setelah semua sesaji atau persiapan disiapkan lalu segala sesaji dibawa
keliling Desa Bendar menuju laut kemudian miniature kapal kecil yang sudah dihias
pohon pisang dilarungkan ke laut disertai dengan berdoa bersama-sama. Tradisi yang
pelaksanaanya dirubah sejak kurun tahun 1999 itu dilaksanakan sedekah laut setelah
hari raya dengan tujuan yaitu masyarakat yang ikut merayakan melestarikan budaya
jawa, nelayan itu ada sedekah laut supaya dinikmati bersama-sama selain sebagai
bentuk ungkapan rasa syukur

B. Saran

Saya ingin memberikan saran yg sekiranya bermanfaat bagi masyarakat maupun


pemerintah setempat di daerah juwana kabupaten pati jawa tengah

1. Pelaksanaan tradisi Sedekah Laut yang akan datang diharapkan semua masyarakat
pesisir tetap menjaga dan melestarikan lingkungan di area laut agar tetap seimbang
dengan alam.

2.Bagi masyarakat hendaknya lebih meningkatkan aktifitas keagamaan agar lebih bisa
memahami hakekat dari selamatan Sedekah Laut
DAFTAR PUSTAKA

Ain, F.H., 2019. Upacara Sedekah Laut Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus
Perbandingan Wilayah Di Pandeglang Provinsi Banten DanBayuwangi Provinsi Jawa
Timur, Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayahtullah Jakarta.

Bayuadhy. 2015. Tradisi-Tradisi Adiluhung Para Leluhur Jawa. (Gesta)

Isnaeni, Adisty Noor. 2020. “Nilai-Nilai Dan Makna Simbolik Tradisi Sedekah Laut Di
Desa Tratebang Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan”. Skripsi. Universitas
Diponegoro Semarang.

Endraswara, S. 2005. Tradisi Lisan Jawa. Yogyakarta: Narasi

Naing, Naidah, Happy Ratna Santosa, and Ispurwono Soemarno. "Kearifan lokal
tradisional masyarakat nelayan pada permukiman mengapung di Danau Tempe
Sulawesi Selatan." Local Wisdom: Jurnal Ilmiah Kajian Kearifan Lokal 1.1 (2009): 19-
26.

WIDATI, Sri. Tradisi sedekah laut di Wonokerto Kabupaten Pekalongan: Kajian


perubahan bentuk dan fungsi. JPP, 2011, 1.2.

Fuaad, Ahmad Zakiyyul. "Kajian Hukum Islam Terhadap Tradisi Sedekah Laut
Masyarakat Desa Bendar Kecamatan Juwana Kabupaten Pati." (2021).

Widati, Sri. "Tradisi sedekah laut di Wonokerto Kabupaten Pekalongan: Kajian


perubahan bentuk dan fungsi." JPP 1.2 (2011).

Anda mungkin juga menyukai