Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KEARIFAN LOKAL LUBUK LARANGAN DI KABUPATEN ROKAN


HULU TERHADAP PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN
LINGKUNGAN HIDUP

DOSEN PENGAMPU:

Abdullah, S. Si, M. Si

Putri Adita Wulandari, M. Pd

DISUSUN OLEH:

Nurul Qomariah (2205110597)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS RIAU

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Kearifan Lokal Lubuk Larangan Di
Kabupaten Rokan Hulu Terhadap Pengelolaan Dan Pemanfaatan Lingkungan
Hidup” tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Lingkungan dan Mitigasi Bencana.

Tujuan disusunnya makalah ini agar pembaca dapat memperluas ilmu dan
pengetahuan tentang “Kearifan Lokal Lubuk Larangan Di Kabupaten Rokan Hulu
Terhadap Pengelolaan Dan Pemanfaatan Lingkungan Hidup”. Ucapan terimakasih
kami haturkan kepada Dosen pengampu mata kuliah Ilmu Lingkungan dan
Mitigasi Bencana, teman-teman dan semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini, terutama pertolongan Allah SWT yang memberikan
kami kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Dengan segala kerendahan hati, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun, agar kami dapat menyusun makalah lebih baik
lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada khususnya
dan masyarakat umum.

Pekanbaru, 21 Juni 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I..................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 2
C. Tujuan......................................................................................................... 2
BAB II....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.................................................................................................... 3
A. Kearifan Lokal Lubuk Larangan Dalam Pemanfaatan Dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup di Kabupaten Rokan Hulu....................................................3
B. Nilai Dari Tradisi Kearifan Lokal Lubuk Larangan Yang Ada di Kabupaten
Rokan Hulu.........................................................................................................4
BAB III.................................................................................................................. 6
PENUTUP..............................................................................................................6
A. Kesimpulan..................................................................................................6
B. Saran............................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kearifan lokal adalah pengetahuan, pemahaman dan kebiasaan yang
mengarahkan kehidupan manusia dalam bermasyarakat dalam komunitas
ekologis. Kekayaan bangsa Indonesia akan kearifan lokal sudah ada dari nenek
moyang masyarakat Indonesia terdahulu. Hanya implementasinya sudah semakin
terdegradasi oleh perubahan zaman dan pengaruh budaya asing. Seharusnya
kearifan lokal ini tidak hanya dipandang sebagai mozaik yang indah tapi dapat
dimanfaatkan sebagai kekuatan untuk menyelenggarakan pembangunan yang
selaras dan harmoni dengan alam.
Dalam kehidupan masyarakat pedesaan sungai merupakan sumber
pemenuhan air sehari-hari. Sungai dijadikan sebagai sumber air minum, mata
pencaharian masyarakat, transportasi, pertanian dan lain sebagainya. Sungai
adalah bagian dari ekosistem yang sangat penting bagi manusia, dimana sungai
merupakan tempat hidup organisme perairan. Di masa sekarang ini dapat kita lihat
bahwa keadaan lingkungan kita terutama sungai telah masuk dalam keadaan
krisis, interaksi manusia dengan lingkungan ditandai dengan watak yang berubah-
ubah. Sehingga kerusakan terjadi dimana-mana dan hal ini disebabkan oleh
kurangnya kesadaran dan perhatian masyarakat dalam pemanfaatan dan
pengelolaan sumberdaya yang ada.
Kabupaten Rokan Hulu khususnya di Desa Sialang Jaya, Kecamatan
Rambah yang memiliki luas ± 12 km² yang mayoritas dihuni oleh Suku
Mandailing Luhak Napitu Huta yakni Desa Kubu Baru, Kaiti, Menaming,
Tangun, Pawan, Tanjung Berani, dan Sungai Pinang. Mata pecaharian masyarakat
tersebut mayoritas sebagai petani. Di Desa Sialang Jaya terdapat beberapa sungai
yaitu sungai kaiti, sungai pagadis, sungai murai, sungai koruh, sungai malaccar
dan beberapa sungan kecil lainnya. Sungai-sungai ini sebagian berfungsi sebagai
sumber air bersih dan budidaya ikan. Adanya lingkungan perairan di daerah ini
dapat membuat berbagai masalah lingkungan yang akan merusak lingkungan,
sehingga muncul kearifan lokal seperti lubuk larangan yang bertujuan untuk
menjaga wilayah sungai yang ada sehingga dapat dimanfaatkan dan dikelola
dengan baik.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kearifan lokal lubuk larangan dalam pemanfaatan dan
pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten Rokan Hulu?
2. Apa saja nilai dari tradisi kearifan lokal lubuk larangan yang ada di
Kabupaten Rokan Hulu?

C. Tujuan
1. Mengetahui kearifan lokal lubuk larangan dalam pemanfaatan dan
pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten Rokan Hulu.
2. Mengetahui nilai dari tradisi kearifan lokal lubuk larangan yang ada di
Kabupaten Rokan Hulu.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kearifan Lokal Lubuk Larangan Dalam Pemanfaatan Dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kabupaten Rokan Hulu
Lubuk larangan adalah satu atau beberapa area pada suatu sungai yang
dilarang menangkap ikan. Kawasan tersebut yang kedalaman airnya lebih dalam
daripada kawasan di sekitarnya, maka disebut “lubuk” yang artinya lebih dalam.
Sialang Jaya karena mampu menjaga kelestarian sungai. Kawasan lubuk larangan
ini terletak di sungai Kaiti dengan panjang sungai Kaiti adalah sekitar 20 km
dengan lebar 10-20 m, adapun panjang sungai yang dijadikan sebagai lubuk
larangan adalah ±1 km. Kawasan ini dilarang mengambil ikan yang ada selama
masa panen tiba yang biasanya dilakukan acara tahunan oleh masyarakat Desa
Sialang jaya.
Adanya lubuk larangan oleh masyarakat Desa Sialang Jaya dipahami
sebagai bentuk pengamanan sungai dan sebagai bentuk pelestarian ikan terutama
ikan lokal yang sudah mulai langka di sungai Kaiti tersebut. Keberadaan
pelestarian kearifan lokal lubuk larangan tersebut juga tidak terlepas dari adanya
mitos tentang pantangan yaitu apabila seseorang melanggar akan mengalami
demam (tartomos) yang diakibatkan oleh makhluk halus yang ada disekitar sungai
tersebut. Mitos ini yang membuat warga tidak berani untuk mengambil ikan di
lubuk larangan tersebut, mitos ini juga diperkuat dengan sanksi yang akan
diberikan kepada pelanggar. Hal ini membuat masyarakat di Desa Sialang Jaya
tetap mengelola, menjaga kelestarian, dan memelihara wilayah lubuk larangan.
Pemeliharaan lubuk larangan dilakukan secara gotong royong atau kerja secara
bersama-sama.
Lubuk larangan ini biasanya akan dipanen sekali dalam setahun yaitu
ketika mendekati bulan puasa. Alat yang digunakan dalam pemanenan ikan
menggunakan alat tradisional seperti jala, pancing, dan tangguk supaya dapat
menjaga kelestarian sungai sehingga ikan-ikan kecil tidak mudah punah.
Keberadaan lubuk larangan juga memberi dampak positif bagi masyarakat, hasil
dari penjualan ikan yang dipanen akan dimanfaatkan untuk pembangunan

3
infrstruktur di desa. Sampai saat ini hasil pemanfaatannya masih berjalan dan
menjadi sumber pendapatan bagi desa. Peraturan mengenai lubuk larangan ini
dibuat dengan musyawarah bersama antar masyarakat, sehingga seluruh
masyarakat merasakan pengaruh positif dari adanya lubuk larangan.
Hal ini dapat dibuktikan dengan kondisi sungai Kaiti yang dulunya kotor
saat ini sudah bersih karena adanya larangan untuk tidak merusak dan menganggu
keberadaan ikan yang ada di sungai tersebut. Tujuan dari lubuk larangan ini
adalah untuk menjaga kondisi sungai agar tidak cepat tercemar, mengembangkan
ikan-ikan asli sungai yang sudah jarang dijumpai, dan mendisiplinkan agar tidak
membuang sampah sembarangan di sungai. Masyarakat Desa Sialang Jaya
Kabupaten Rokan Hulu memiliki cara sendiri dalam hal pemanfaatan sungai
beserta pengelolaannya. Keberadaan lubuk larangan membuktikan betapa arifnya
warga Desa Sialang Jaya dalam melestarikan lingkungan sungai mereka. Dengan
adanya lubuk larangan dapat mengurangi pencemaran sungai dan menjaga jenis
ikan tertentu yang ada di sungai tersebut.

B. Nilai Dari Tradisi Kearifan Lokal Lubuk Larangan Yang Ada di


Kabupaten Rokan Hulu

Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi panen ikan lubuk


larangan adalah sebagai berikut:
1. Kebersamaan dan kekeluargaan
Dengan adanya tradisi panen ikan ada rasa kebersamaan antara pemuda,
induk adat, kepala desa, dan seluruh masyarakat yang ikut berperan dalam acara
panen ikan. Dimana seluruh masyarakat ikut serta dan berkumpul dalam
mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan saat memanen, membersihkan ikan,
memasak sampai acara makan bersama.
2. Nilai Rukun atau Persatuan
Dalam pelaksanaan tradisi panen ikan lubuk larangan, banyak masyarakat
berdatangan dimana bukan hanya dari masyarakat Desa Sialang Jaya namun ada
masyarakat luar lainnya. Mereka berinteraksi dan mampu menyesuaikan dengan
keadaan yang ada di Desa Sialang jaya, kemudian mereka berkumpul menjadi

4
satu yaitu untuk terlaksananya tradisi ini tanpa memandang status sosial mereka
masing-masing.
3. Nilai Gotong Royong
Manusia sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan dalam hal
apapun dan dalam bekerja pasti melakukan tolong menolong. Kegiatan yang
dilakukan berazaskan kebersamaan, bahwa tradisi ini merupakan kegiatan
komunal yang menjadi kepentingan bersama. Tradisi ini tidak akan terlaksana
apabila hanya dilakukan beberapa orang saja, melainkan melibatkan seluruh
masyarakat sekitarnya sesuai dengan perannya masing-masing.
4. Nilai Kepatuhan
Dari pembentukan lubuk larangan di Desa Sialang Jaya ini, dapat
diketahui pula bahwa adanya kepatuhan masyarakat terhadap norma-norma adat
yang berlaku, sistem pemerintahan seperti kepala adat (induk adat) sebagai
pemimpin yang memegang peranan yang sangat besar di desa sangat dipatuhi oleh
masyarakat.

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Lubuk larangan adalah satu atau beberapa area pada suatu sungai yang
dilarang menangkap ikan. Kawasan tersebut yang kedalaman airnya lebih dalam
daripada kawasan di sekitarnya, maka disebut “lubuk” yang artinya lebih dalam.
Kearifan lokal lubuk larangan ini dapat kita temukan di Desa Sialang Jaya,
Kecamatan Rambah, Kabupaten Rokan Hulu. Tradisi lubuk larangan sangat
berpengaruh terhadap pemanfaatan dan pengelolaan lingkungan hidup. Hal ini
karena tujuan dari lubuk larangan salah satunya adalah untuk menjaga sungai agar
tidak mudah tercemar sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
Proses terbentuknya lubuk larangan adalah untuk memulihkan kembali
kondisi sungai Kaiti yang ada di Kabupaten Rokan Hulu yang mulai tercemar
karena banyaknya penduduk yang bertempat tinggal di sepanjang sungai Kaiti dan
menggunakan sungai sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

B. Saran

Sebagai masyarakat harus dapat menjaga dan melestarikan tradisi lubuk


larangan agar tidak memudar dan memperhatikan manfaat yang dirasakan dengan
adanya lubuk larangan. Menjaga kelestarian lingkungan hidup juga kewajiban
bagi setiap orang bukan hanya kewajiban orang yang tinggal di suatu wilayah.
Masyarakat dapat melakukan pemanfaatan dan pengelolaan lingkungan hidup
dengan kearifan lokal atau tradisi yang ada di wilayahnya, sehingga lingkungan
hidup yang ada tidak rusak dan tetap terjaga.

6
DAFTAR PUSTAKA

Hambali, H., Wahyuni, S., & Arianto, J. 2019. Persepsi Masyarakat Tentang
Kearifan Lokal Lubuk Larangan Di Desa Padang Sawah Kecamatan
Kampar Kiri. Pelita Bangsa Pelestari Pancasila, 14(1).

Rosdah, A. 2017. Kearifan Lokal Masyarakat Desa Sialang Jaya Dalam Tradisi
Lubuk Larangan di Kecamatan Rambah Kabupaten Rokan Hulu. Jurnal
Online Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 4(2), 1-
15.

Sarodi, A., & Mashur, D. 2022. Pengelolaan Lubuk Larangan Masyarakat Desa
Sialang Jaya Kecamatan Rambah Kabupaten Rokan Hulu.Jurnal PPKN
& Hukum, 5(2), 1039-1056.

Yuliaty, C., & Priyatna, F. N. (2014). Lubuk larangan: dinamika pengetahuan


lokal masyarakat dalam pengelolaan sumber daya perikanan perairan
sungai di Kabupaten Lima Puluh Kota. Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan
Dan Perikanan, 9(1), 115-125.

Anda mungkin juga menyukai