Anda di halaman 1dari 18

Tugas Kelompok 1

SOSIOLOGI
“Berbagai Permasalahan Sosial Dalam Masyarakat”

Nama Anggota:
 ALVIA QUR’ANI
 FEBRIANI SAHARDJI
 ARSANI RAHMADIANI
 DIDIT ARDIYANTO
 ANDI MUH RAIHAN
 ANDI SEPTIAN BASO
 ERWIN HIDAYAT

SMA NEGERI 9 KENDARI


KENDARI
2017/2018
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadiran Allah SWT Maha Pengasih dan Maha Penyayang
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas kami yaitu penyusunan makalah dengan judul “Berbagai permasalahan social
dalam masyarakat”. Penulisan makalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan
untuk menyelesaikan tugas sekolah.

Dalam penulisan tugas makalah ini, kami sadar bahwa kemampuan menulis kami
masih sangat terbatas, baik dalam isi maupun dalam penyusunan kalimat, oleh karena itu
terdapat banyak kekurangan sehingga tugas makalah ini jauh untuk dikatakan sempurna.
Dan oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran guna perbaikan tugas makalah.
Akhir kata semoga tugas makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihak yang
memerlukannya.

KENDARI,4 September 2017

Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah kependudukan yang dimaksud disini adalah pertambahan jumlah penduduk yang
sangat tinggi. Pertumbuhan ini akan menimbulkan masalah dan hambatan bagi upaya-upaya
pembangunan yang dilakukan karena pertumbuhan penduduk yang tinggi tersebut
menyebabkan cepatnya pertambahan jumlah tenaga kerja , sedangkan kemampuan dalam
menciptakan kesempatan kerja baru sangat terbatas. Hal ini menyebabkan masalah
pengangguran semakin serius.

Menurut para ahli (antara lain Andre Bayo Ala, 1981), kemiskinan itu bersifat multi
dimensional. Artinya, karena kebutuhan manusia itu bermacam-macam, maka kemiskinan
pun memiliki banyak aspek. Dilihat dari kebijakan umum, maka kemiskinan meliputi aspek
primer yang berupa miskin akan aset, organisasi sosial politik dan pengetahuan serta
keterampilan dan aspek sekunder yang berupa miskin akan jaringan sosial, sumber keuangan
dan informasi. Dimensi-dimensi kemiskinan tersebut termanifestasikandalam bentuk
kekurangan gizi, air, perumahan yang sehat, perawatan kesehatan yang kurang baik dan
tingkat pendidikan yang rendah.
Selain itu, dimensi-dimensi kemiskinan saling berkaitan, baik secara langsung mapun tidak
langsung. Hal ini berarti bahwa kemajuan dan atau kemunduran pada salah satu aspek dapat
mempengaruhi kemajuan atau kemuduran pada aspek lainnya.

Kemiskinan dapat diamati sebagai kondisi anggota masyarakat yang tidak/belum ikut
serta dalam proses perubahan karena tidak mempunyai kemampuan, baik kemampuan dalam
pemilikan faktor produksi maupun kualitas faktor produksi yang memadai sehingga tidak
mendapatkan manfaat dari hasil proses pembangunan. Dengan kata lain, masalah kemiskinan
ini bisa selain ditumbulkan oleh hal yang sifatnya alamiah/kultural juga disebabkan oleh
miskinya strategi dan kebijakan pembangunan yang ada, sehingga para pakart pemikir
tentang kemiskinan kebanyakan melihat kemiskinan sebagai masalah struktural yaitu
kemiskinan yang diderita oleh suatu golongan masyarakat karena struktur sosial masyarakat
tersebut tidak dapat ikut menggunakan sumber-sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia
bagi mereka.
1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana masalah kependudukan dalam masyarakat?


b. Bagaimana maslah kemiskinan dalam masyarakat?

1.3 Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui maslah kependudukan dan kemiskinan
dalam masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Masalah Kependudukan


Secara Umum Penduduk adalah masyarakat yang tinggal atau mendiami suatu
wilayah tertentu. Dan dalam sosiologi sendiri, penduduk merupakan kumpulan manusia
yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu.

Masalah Kependudukan bisa disebut juga sebagai masalah sosial, karena masalah itu
terjadi di lingkungan sosial atau masyakarat. Masalah tersebut bisa terjadi kapan saja dan
dimana saja, baik di negara maju maupun di negara yang sedang berkembang seperti
negara indonesia. Masalah kependudukan bisa terjadi oleh/faktor-faktor tertertu salah
satunya adalah karena perkembangan penduduk yang tidak seimbang.
Dari faktor di atas kemudian akan muncul beberapa masalah lain sepeti kemiskinan,
kesehatan, pendidikan dan masalah lain yang umumnya timbul akibat masalah
perkembangan penduduk yang tidak seimnbang.
Bagi negara maju seperti amerika mungkin masalah kependudukan tidak akan menjadi
momok yang begitu rumit untuk negaranya tersebut, karena kualitas penduduk dan
sumber daya manusia mereka yang jauh lebih baik di bandingkan dengan negara
berkembang seperti Indonesia, meskipun negara tersebut menempati urutan ke-3 dengan
penduduk terbanyak. Sedangkan di indonesia sendiri masalah penduduk yang terjadi
masih menjadi benang kusut dan belum menemukan cara untuk menguraikannya.

Masalah kependudukan terbagi dalam 2 garis besar yaitu masalah Kuantitas dan kualitas.

1. Permasalahan Kuantitas diantaranya :

 Jumlah Penduduk
 Pertumbuhan Penduduk
 Kepadatan Penduduk
 Susunan Penduduk
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kuantitas yaitu dengan
pengendalian jumlah dan pertumbuhan penduduk serta pemerataan persebaran
penduduk.

1. Pengendalian jumlah dan pertumbuhan penduduk Dilakukan dengan cara menekan


angka kelahiran melalui pembatasan jumlah kelahiran, menunda usia perkawinan
muda, dan meningkatkan pendidikan.
2. Pemerataan Persebaran Penduduk Dilakukan dengan cara transmigrasi dan
pembangunan industri di wilayah yang jarang penduduknya. Untuk mencegah
migrasi penduduk dari desa kekota, pemerintah mengupayakan berbagai program
berupa pemerataan pembangunan hingga ke pelosok, perbaikan sarana dan
prasarana pedesaan, dan pemberdayaan ekonomi di pedesaan.

2. Permasalahan Kualitas diantaranya :

 Masalah Tingkat Pendidikan


 Masalah Kesehatan
 Masalah Tingkat Penghasilan/Pendapatan

upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah kualitas yaitu dengan
cara: Dalam masalah pendidikan bisa dilakukan dengan cara menggalakkan lagi wajib belajar
9 tahun, atau ditingkatkan menjadi 12 tahun, meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan,
menyempurnakan kurikulum sesuai dengan perkembangan zaman, memberikan beasiswa bagi
siswa yang berprestasi. kemudian untuk masalah kesehatan bisa dilakukan dengan cara
mengadakan perbaikan gizi dimasyarakat, membangun sarana kesehatan seperti puskesmas,
rumah sakit, dan lain-lain, mengadakan program penyuluhan tentang pengawasan obat dan
makanan. dan untuk masalah pendapatan bisa dilakukan upaya menekan laju pertumbuhan
penduduk, merangsang kemauan berwirausaha, meningkatkan usaha kerajinan rumah
tangga/industrialisasi, dan lain sebagainya.

Masalah penduduk dan kependudukan dapat kita soroti dengan pendekatan sistem. Sistem
adalah suatu totalitas bagian (satuan komponen) yang terdiri dari berbagai sub komponen yang
saling berkaitan, saling tergantung, berinteraksi, saling menentukan sehingga membentuk
suatu kesatuan yang terpadu dan harus diperhitungkan dalam setiap mengambil keputusan.

Kebijaksanaan kependudukan nasional pada hakikatnya bertujuan mempengaruhi sistem


demografi baik secara langsung maupun tidak langsung melalui sistem-sistem yang lain dalam
makrosistem kependudukan, untuk membawa penduduk kepada suatu keadaan di mana ciri
dan perilaku demografinya menguntungkan bagi pembangunan nasional yang pada hakikatnya
merupakan usaha untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk itu sendiri.

Sebagai fenomena yang sudah menjadi masalah dapat disebut antara lain:

1. Tekanan-tekanan pada usaha peningkatan ekonomi karena jumlah penduduk yang besar
dan laju pertumbuhan penduduk yang cepat.
2. Tekanan-tekanan pada usaha pembangunan, pendidikan dan tenaga kerja karena
komposisi penduduk yang muda dan pertambahan yang cepat dari golongan penduduk
usia sekolah dan tenaga kerja.
3. Masalah-masalah pada usaha keamanan dan pembangunan daerah karena tidak
terpenuhinya kesempatan kerja dan kepadatan penduduk yang tinggi yang tidak merata.
Kebijaksanaan dalam bidang-bidang pembangunan yang lain pada hakikatnya tertujuan pada
peningkatan kualitas hidup melalui sistem-sistem diluar sistem demografi tersebut dan sebagian
dari kebijaksanaan tersebut selain tertuju untuk mengatasi masalah juga dapat secara langsung
mempengaruhi sistem demografi.

1. Kebijaksanaan Kependudukan

Kebijaksanaan itu meliputi penyediaan lapangan kerja untuk penduduk yang


menghendakinya, memberikan kesempatan pendidikan, meningkatkan kesehatan serta usaha-
usaha menambah kesejahteraan penduduk lainnya. Selanjutnya secara terperinci mengenai
kebijaksanaan kependudukan di Indonesia pada masa lalu dinyatakan sebagai berikut:

a). Kebijaksanaan kependudukan yang menyeluruh dan terpadu perlu dilanjutkan dan makin
ditingkatkan serta diarahkan untuk menunjang peningkatan taraf hidup, kesejahteraan dan
kecerdasan bangsa serta tujuan-tujuan pembangunan lainnya.

b). Pelaksanaan kebijaksanaan dan program-program kependudukan yang meliputi antara lain


pengendalian kelahiran, penurunan tingkat kematian anak-anak, perpanjangan harapan hidup,
penyebaran penduduk dan tenaga kerja yang lebih serasi dan seimbang.

c). Program keluarga berencana berperan ganda, ialah untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan
anak serta mewujutkan keluarga kecil sejahtera serta mengendalikan pertumbuhan penduduk.

d). Dalam rangka pengendalian pertumbuhan penduduk perlu diambil langkah-langkah untuk


mempercepat turunnya tingkat kelahiran.

e). Jumlah peserta keluarga berencana perlu makin ditingkatkan atas dasar kesadaran dan secara
sukarela dengan mempertimbangkan nilai-nilai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.

f). Penanganan dan pendidikan mengenai masalah kependudukan bagi seluruh lapisan masyarakat
terutama generasi muda, perlu ditingkatkan dan lebih diperluas.

2. Pertambahan Penduduk dan Lingkungan Pemukiman

Dari segi lingkungan, masalah pemukiman adalah masalah penduduk. Ketika manusia berjumlah
terbatas dan hidup serba sahaja, maka cara hidup dan bermukin manusia diserasikan dengan
lingkungan alam. Waktu itu kita tidak mengenal masalah lingkungan hidup. Tapi manusia
bertambah banyak dan akal pikirannya berkembang, sehingga cara hidup dan bermukim tidak lagi
diserasikan dengan lingkungan alam. Malah sebaliknya lingkungan yang diubah untuk
dicocokkan dengan cara hidup dan bermukim manusia. Ruang dirombak untuk membangun
berbagai bentuk perumahan dengan fasilitas pelayanan hidup yang bermacam-macam, seperti
pelayanan kesehatan, pendidikan, hiburan atau pasar yang harus ditunjang oleh prasarana jalan,
angkutan, listrik, air minum dan sebagainya.

Sebagai suatu rangkaian, jumlah penduduk Indonesia terus bertambah, permukimannya terus
berkembang, dan pengaruhnya kepada lingkungan hidup makin besar pula. Peledakan penduduk
menyebabkan pula membesarnya lagi urbanisasi, sehingga tidak ada satu kotapun yang mampu
menampung arus penghuni baru yang datang dari daerah pedesaan. Karena kota tidak mampu
menampung arus yang datang akibatnya pengangguran di kota makin lama makin membengkak.
Daerah pemukiman bertambah luas, sampah berserakan dimana-mana, persediaan air yang sehat
tidak dapat memenuhi kebutuhan dan akibatnya wabah penyakit menyerang masyarakat.

Proyek seperti perumahan dibangun, pasar diperbaiki, pedagang kakilima dilokalisasi, jalan-jalan
diperbesar dan diperbaiki, akan tetapi bersamaan dengan pembangunan tersebut timbul masalah
lain, masalah harga tanah yang terus-menerus meningkat yang menimbulkan spekulasi dan
masalah penyediaan perumahan bagi golongan yang kurang mampu.

3. Pertumbuhan Penduduk dan Tingkat Pendidikan

Di negara-negara yang anggaran pendidikannya paling rendah, biasanya menunjukkan


angka kelahiran yang tinggi. Tidak hanya persediaan dana yang kurang, tetapi komposisi usia
secara piramida pada penduduk yang berkembang dengan cepat juga berakibat bahwa rasio antara
guru yang terlatih dan jumlah anak usia sekolah akan terus berkurang. Akibatnya, banyak negara
yang sebelumnya mengarahkan perhatian terhadap pendidikan universitas, secara diam-diam
mengalihkan sasarannya.

Helen Callaway, seorang ahli antropologi Amerika yang mempelajari masayakat buta huruf,
menyimpulkan bahwa perkembangan ekonomi dan perluasan pendidikan dasar telah memperluas
jurang pemisah antara pria dan wanita. Hampir di mana-mana pria diberikan prioritas untuk
pendidikan umum dan latihan-latihan teknis. Mereka adalah orang-orang yang mampu
menghadapi tantangan-tantangan dalam dunia. Sebaliknya pengetahuan dunia ditekan secara
tajam pada tingkat yang terbawah.

Pertambahan penduduk yang cepat, lepas daripada pengaruhnya terhadap kualitas dan kuantitas
pendidikan, cenderung untuk menghambat perimbangan pendidikan. Kekurangan fasilitas
pendidikan menghambat program persamaan/perimbangan antara laki-laki dan wanita, pedesaan
dan kota, dan antara bagian masyarakat yang kaya dan miskin.

Pengaruh daripada dinamika penduduk terhadap pendidikan juga dirasakan pada keluarga.
Penelitian yang dilakukan pada beberapa negara dengan latar belakang budaya yang berlainan
menunjukkan bahwa jika digabungkan dengan kemiskinan, keluarga dengan jumlah anak banyak
dan jarak kehamilan yang dekat, menghambat perkembangan berfikir anak-anak, berbicara dan
kemauannya, di samping kesehatan dan perkembangan fisiknya. Kesulitan orang tua dalam
membiayai anak-anak yang banyak, lebih mempersulit masalah ini.
Pertambahan penduduk yang cepat menghambat program-program perluasan pendidikan, juga
mengarah pada aptisme di dunia yang kesulitan untuk mengatasinya.

Tingkat pendidikan adalah sangat menentukan sebagai alat menyampaikan informasi kepada
manusia tentang perlunya perubahan dan untuk meransang penerimaan gagasan-gagasan baru.

4. Masalah Kemiskinan

Salah satu wabah penyakit yang menyerang negara-negara sedang berkembang dewasa
ini adalah kemiskinan berserta saudara kembarnya keterbelakangan. Karena dalam kenyataannya
kedua hal itu melemahkan fisik dan mental manusia yang tentunya mempunyai dampak negatif
terhadap lingkungan.

Pembangunan di negara-negara sedang berkembang bukan hanya meningkatan pendapatan


nasional, tidak lagi hanya menambah produksi barang-barang dan jasa-jasa, tetapi pembangunan
mengandung pula unsur membangun manusia jasmaniah, rohaniah dan mengubah nasib manusia
untuk keluar dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Untuk mengatasi ini pemerintah
Indonesia telah mengambil beberapa upaya diantaranya; BIMAS, BUUD/KUD, Kredit Candak
Kulak, SD INPRES, dimasa orde baru dicanangkan 8 jalur pemerataan, dan terakhir ini
dicanangkan Inpres Desa Tertinggal (IDT). Pada masa reformasi dikembangkan berbagai jenis
kebijakan pembangunan, antara lain: kredit koperasi primer untuk anggota (KKPA) untuk petani
di pedesaan, usaha ekonomi desa (UED), kredit usaha rakyat (KUR). Begitu juga untuk memacu
kualitas sumberdaya manusia pemerintah mewajibkan setiap penduduk Indonesia minimal
pendidikannya setingkat dengan sekolah lanjutan pertama (SLTP) atau dikenal dengan program
wajib belajar sembilan tahun (Wajar 9 tahun), bahkan beberapa daerah di Indonesia telah
mengembangkan wajib belajar 12 tahun.

5. Sebab-sebab Kemiskinan

Sebab-sebab kemiskinan yang pokok bersumber dari empat hal, yaitu mentalitas si
miskin itu sendiri, minimnya keterampilan yang dimiliki, ketidakmampuannya untuk
memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang disediakan, dan peningkatan jumlah penduduk yang
berlebihan. Sesungguhnya keempat hal ini dalam kenyataannya kait mengait.

Apabila orang telah terperangkap dalam jurang kemiskinan, dan tidak lagi melihat untuk keluar
dari jurang itu, maka ia cenderung mengambil sikap “nerimo” dalam bahasa Jawanya
atauaccommodation. Sikap ini bukanlah sikap yang seluruhnya irasional.

Dari pandangan lain kemiskinan juga identik dengan keterbelakangan. Hal ini akan menyulitkan
atau menjadi penghambat dalam pembangunan ekonomi. Keterkaitan ini dapat dilihat pada
Gambar 10. Masyarakat yang berpenghasilan renadah kemampuan menabung dan pembentukan
investasi baik dari sisi modal maupuan keterampilam sangat kecil. Kondisi ini berdampak
terhadap daya saing meraih peluang kerja. Dari sisi lain masyarakat yang berpenghasilan rendah,
lebih banyak memanfaatkan tenaganya disbanding pemanfaatan pemikirannya, sehingga
berdampak kepada tingkat kesuburannya yang tinggi. Kondisi tersebut akan mempertinggi tingkat
reproduksi sehingga tingkat kelahiran juga tinggi dilingkungannya.

2.2 KEMISKINAN

Kemiskinan adalah - Secara harfiah kamus besar Bahasa Indonesia, miskin itu berarti tidak
berharta benda. Miskin juga berarti tidak mampu mengimbangi tingkat kebutuhan hidup standard
dan tingkat penghasilan dan ekonominya rendah. Secara singkat kemiskinan dapat didefenisikan
sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah yaitu adanya kekurangan materi pada sejumlah
atau segolongan orang dibandingkan dengan standard kehidupan yang berlaku dalam masyarakat
yang bersangkutan. (Wikipedia, http: //id.Wikipedia.org/Wiki/Ekonomi, 12/03/09, 10.15 P.M). 

Sedangkan Secara umum kemiskinan diartikan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi
kebutuhan hidup pokok atau dasar. Mereka yang dikatakan berada di garis kemiskinan adalah
apabila tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok.            

Istilah Kemiskinan selalu melekat dan begitu popular dalam masyarakat yang sedang
berkembang. Istilah itu sangat mudah diucapkan tetapi begitu mudah untuk menentukan yang
miskin itu    yang bagaimana siapa yang tergolong penduduk miskin. Untuk memberi pemahaman
konseptual,  akan dikemukan dua pengertian kemiskinan, yaitu: 

1. Secara kualitatif, definisi kemiskinan adalah suatu kondisi yang didalamnya hidup
manusia tidak layak sebagai manusia, dan  
2. Secara kuantitatif, kemiskinan adalah suatu keadaan dimana hidup manusia serba
kekurangan, atau dengan bahasa yang tidak lazim “tidak berharta benda”   (Mardimin,
1996:20) 

Jenis-Jenis Kemiskinan  

Dalam membicarakan masalah kemiskinan, kita akan menemui beberapa jenis-jenis kemiskinan
yaitu: 

1. Kemiskinan absolut. Seseorang dapat dikatakan miskin jika tidak mampu memenuhi
kebutuhan minimum hidupnya untuk memelihara fisiknya agar dapat bekerja penuh dan
efisien, 
2. Kemiskinan relatif . Kemiskinan relatif muncul jika kondisi seseorang atau sekelompok
orang dibandingkan dengan kondisi orang lain dalam suatu daerah,  
3. Kemiskinan Struktural.    Kemiskinan struktural lebih menuju kepada orang atau
sekelompok orang yang tetap miskin atau menjadi miskin karena struktur masyarakatnya
yang timpang, yang tidak menguntungkan bagi golongan yang lemah, 
4. Kemiskinan Situsional atau kemiskinan natural. Kemiskinan situsional terjadi di daerah-
daerah yang kurang menguntungkan dan oleh karenanya menjadi miskin.  
5. Kemiskinan kultural. Kemiskinan penduduk terjadi karena kultur atau budaya
masyarakatnya yang sudah turun temurun yang membuat mereka menjadi miskin
(Mardimin, 1996:24).   

Faktor-faktor penyebab kemiskinan 


Kemiskinan terjadi tentunya pasti ada faktor-faktor penyebabnya. Dibawah ini ada 2
Faktor-faktor penyebab manusia, yaitu: 

a. Faktor-Faktor penyebab kemiskinan secara manusia: 

Adapun Faktor-Faktor penyebab kemiskinan secara manusia, yaitu: 


1.  Sikap dan pola pikir serta wawasan yang rendah, Malas berpikir dan bekerja,  
2.  Kurang keterampilan,  
3.  Pola hidup konsumtif,  
4.  Sikap apatis/egois/pesimis, 
5.  Rendah diri,  
6.  Adanya gep antara kaya dan miskin, 
7.  Belenggu adat dan kebiasaan,  
8.  Adanya teknologi baru yang hanya menguntungkan kaum tertentu (kaya),  
9.  Adanya perusakan lingkungan hidup,  
10.   Pendidikan rendah,  
11.  Populasi penduduk yang tinggi,  
12.  Pemborosan dan kurang menghargai waktu,  
13.   Kurang motivasi mengembangkan prestasi,  
14.  Kurang kerjasama,  
15.  Pengangguran dan sempitnya lapangan kerja,  
16.  Kesadaran politik dan hukum,  
17.  Tidak dapat memanfaatkan SDA dan SDM setempat, dan 
18.  Kurangnya tenaga terampil bertumpun  ke kota.  
  (Manurung, dalam Bulletin YDS, 1993:4) 

b. Faktor-Faktor penyebab kemiskinan secara non manusia: 

Adapun Faktor-Faktor penyebab kemiskinan secara non manusia: 


1)  Faktor alam, lahan tidak subur/lahan sempit,  
2)  Keterampilan atau keterisolasi desa,  
3)  Sarana pehubungan tidak ada,  
4)  Kurang Fasilitasi umum,  
5)  Langkanya modal,  
6)  Tidak stabilnya harga hasil bumi,  
7)  Industrialisasi sangat minim 
8)  belum terjagkau media informasi, 
9)  Kurang berfungsinya lembaga-lembaga desa,  
10) Kepemilikan tanah kurang pemerataan.  
    (Manurung, dalam Bulletin YDS, 1993:5) 

KEMISKINAN SEBAGAI MASALAH SOSIAL


Kemiskinan adalah suatu keadaan seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri
sesuai dengan taraf kehidupan kelompokndan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental
maupun fisiknya dalam kelompok tersebut. Pada masyarakat yang bersahaja, kemiskinan identik
dengan kesulita memenuhi kebutuhan primer (sandang dan pangan) tetapi pada masyarakat kota
yang lebih modern, kemiskinan berarti harta bendanya tidak cukup untuk memenuhi standar
kehidupan yang ada dilingkungannya.

Faktor penyebab terjadinya kemiskinan adalah karena faktor pribadi, faktor geografis, faktor
ekonomi dan faktor sosial.
1. a) Faktor pribadi

Dilihat dari faktor pribadi, kemiskinan disebabkan oleh penyakit fisik, penyakit mental, dan
pendidikan seseorang. Penyakit fisik yaitu penyakit jasmani yang diderita oleh seseorang, yang
menyebabkan seseorang tidak mampu bekerja secara maksimal dalam mencari nafkah. Misalnya
sesorang yang kecelakaan hingga menyebabkan kecacatan, misal nya kecelakaan yang
menyebabkan buta dan lain-lain. Sementara itu penyakit mental adalah sifat, karakter atau
kebiasaan seseorang.  Sifat malas, boros serta karakter yang buruk seperti judi, mabuk-mabukan
juga dapat menyebabkan kemiskinan. Dan faktor pendidikan yang dapat menyebabkan
kemiskinan misalnya buta huruf dapat menyebabkan seseorang menjadi miskin.
b) Faktor geografis

Faktor geografis yanf menyebabkan kemiskinan antara lain:


 Iklim dan cuaca yang kurang baik menyebabkan produktivitas menurun
 Tidak adanya sumber daya alam yang memadai, misalnya tidak ada tanah yang subur,
mineral dan air yang cukup.
 Bencana alam, seperti letusan gunung berapi, angin topan, banjir dan gempa bumi
menyebabkan kerusakan serius pada perumahan dan pertanian.
c) Faktor ekonomi

Kemiskinan yang disebebkan oleh faktor ekonomis yaitu :


 Sebab-sebab pertanian, seperti pupuk yang tidak cukup, perbaikan dan mesin yang tidak
mutakhir, penyakit, tidak adanya sarana untuk melindungi ladang dari hama dan hewan,
takhayul,serta eksploitasi petani oleh tuan tanah
 Distribusi kekayaan yang tidak merata, dalam sistem kapitalis, yang kaya terus kaya, dan
yang miskin terus miskin
 Depresi ekonomi  yang dapat menyebabkan penurunan dalam perdagangan, penutupan
pabrik dan pengangguran jutaan buruh dan pedagang kecil
 Pengangguran adalah penyebab kemiskinan yang paling serius
 Penimbunan kekayaan yang tidak produktif, seperti pembelian perhiasan.
d) Faktor  sosial

Dilihat dari faktor sosial, adapun penyebab terjadinya kemiskinan yaitu :


 Sistem pendidikanyang kurang baik dapat menyebabkan orang yang berpendidikan
menganggur dan menjalani kemiskinan
 Perumahan yang tidak cukup dapat orang terpaksa tinggal ditempatpemukiman kumuh yang
kotor yang tidak sehat, konsekuensinya kapasitas untuk mereka bekerja berkurang sehingga
menyebabkan kemiskinan
 Salah kelola dalam rumah tangga juga dapat menyebabkan kemiskinan. Kita sering
mengenal peribahasa besar pasak daripada tiang, akibatnya tabungan tidak ada dan hutang
semakin bertambah dan menjerat kehidupan.

Pengertian kemiskinan menurut para ahli


1. Menurut Hall dan Midgley kemiskinan adalah kondisi deprivasi materi dan sosial yang
menyebabkan individu hidup di bawah standar kehidupan yang layak, atau kondisi
individu yang mengalami deprivasi relatif dibandingkan dengan individu yang lainnya
dalam masyarakat.
2. Menurut Soekanto kemiskinan adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup
memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan dan juga tidak mampu
memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.

2. Menurut BAPPENAS, kemiskinan adalah situasi serba kekurangan karena keadaan yang tidak
dapat dihindari oleh seseorang dengan kekuatan yang dimilikinya.

3. Menurut Reitsma dan Kleinpenning, kemiskinan adalah ketidakmampuan individu untuk


memenuhi kebutuhannya, baik yang bersifat material maupun non-material.

4. Menurut Suparlan, kemiskinan adalah standar tingkat hidup yang rendah karena kekurangan
materi pada sejumlah atau golongan orang bila dibandingkan dengan standar kehidupan yang
berlaku di masyarakat sekitarnya.

5. Menurut Friedman, kemiskinan adalah ketidaksamaan kesempatan untuk memformulasikan


kekuasaan sosial berupa asset, sumber keuangan, organisasi sosial politik, jaringan sosial, barang
atau jasa, pengetahuan dan keterampilan, serta informasi.

6. Menurut Faturachman dan Marcelinus Molo, kemiskinan adalah ketidakmampuan seseorang


atau beberapa orang (rumah tangga) untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.

7. Menurut Ellis, kemiskinan adalah sebuah gejala multidimensional yang bisa dikaji dari
dimensi ekonomi dan sosial politik.
8. Menurut Levitan, kemiskinan adalah kekurangan barang dan pelayanan yang dibutuhkan
untuk mencapai standar hidup yang layak.

9. Menurut Syaifuddin, membagi cara berpikir yang memandang kemiskinan sebagai gejala


absolut dan sebagai gejala relatif. Cara berfikir (model) mengenai kemiskinan sebagai gejala
absolut memandang kemiskinan sebagai kondisi serba berkekurangan materi, hanya memiliki
sedikit atau bahkan tidak memiliki sarana untuk mendukung kehidupan sendiri. Cara pandang
relativistik ini terdiri atas dua cara pandang, yakni cara pandang (model) kebudayaan, dan cara
pandang (model) Structural.

Ciri-Ciri Kemiskinan
1. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.
2. Ketiadaan jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk pendidikan dan
keluarga).
3. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massal.
4. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (pangan, sandang dan
papan).Ketiadaan akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan,pendidikan,
sanitasi, air bersih dan transportasi).
5. Ketidakterlibatan dalam kegiatan sosial masyarakat.
6. Ketiadaan  akses  terhadap  lapangan  kerja  dan  mata  pencaharian  yang
berkesinambungan.
7. Ketidakmampuan dan ketidakberuntungan sosial (anak terlantar, wanita korban tindak
kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marjinal dan terpencil).
8. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia dan keterbatasan sumber alam.

Pola Kemiskinan secara Sosiologis di Indonesia


1. Kemiskinan Struktural. Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh
struktur sosial ekonomi yang sedemikian rupa sehingga masyarakat menjadi bagiannya.
Kemiskinan struktural dipahami sebagai kemiskinan yang terjadi akibat ketidakmerataan
sumberdaya karena struktur dan peran seseorang dalam masyarakat.
2. Kemiskinan Individu. Kemiskinan individu terjadi karena adanya kekurangan-
kekurangan yang dipandang oleh seseorang mengenai syarat-syarat yang diperlukan
untuk mengatasi dirinya dari lembah kemiskinan.
3. Kemiskinan Relatif. Kemiskinan relatif merupakan pengertian yang disebut dengan social
economics status atau disingkat dengan SES (biasanya untuk keluarga atau
rumahtangga). Dalam hal ini diadakan perbandingan antara kekayaan materil dari
keluarga atau rukun tetangga di dalam suatu komunitas teritorial.
Dimensi Kemiskinan
1. Kemiskinan konsekuensial. Kemiskinan yang terjadi akibat kejadian-kejadian lain atau
faktor-faktor eksternal diluar si miskin, seperti konflik, bencana alam, kerusakan
lingkungan, dan tingginya jumlah penduduk.
2. Kemiskinan yang diakibatkan globalisasi. Globalisasi menghasilkan pemenang dan yang
kalah. Pemenang umumnya adalah negara-negara maju. Sedangkan negara- negara
berkembang seringkali semakin terpinggirkan oleh persaingan dan pasar bebas yang
merupakan prasyarat globalisasi.
3. Kemiskinan sosial. Kemiskinan yang dialami oleh perempuan, anak-anak, dan kelompok
minoritas.
4. Kemiskinan  yang berkaitan dengan pembangunan. Kemiskinan  subsisten (kemiskinan
akibat rendahnya pembangunan), kemiskinan pedesaan (kemiskinan akibat peminggiran
pedesaan dalam proses pembangunan), kemiskinan perkotaan (kemiskinan yang
disebabkan oleh hakekatdan kecepatan pertumbuhan perkotaan).
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dengan semakin majunya zaman, maka masalah kependudukan dan kemiskinan yang
terjadi semakin banyak. Semua karena meningkatnya pertambahan jumlah penduduk dan
kurangnya perhatian dari pemerintah. Dalam mengatasi masalah yang terjadi, penduduk juga
berperan penting mengambil bagian pada beberapa program pemerintah.

Maka dari itu, masyarakat harus disadarkan dan sering-sering menghadiri programsosialisasi


program pemerintah dalam mengatasi berbagai masalah yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
http://hasmunfamily.blogspot.co.id/2014/10/makalah-masalah-kependudukan.html

http://hamimincore.blogdetik.com/2013/05/25/masalah-kependudukan-di-indonesia/

http://aliefhamzahiya.blogspot.com/2013/09/makalah-permasalahan-kependudukan-dan.html
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………...........
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………..

BAB II. PEMBAHASAN


2.1 Masalah kependududkan………………………………………
2.2 Kemiskinan……………………………………...

BAB III. PENUTUP


3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai