Anda di halaman 1dari 10

Makalah

KEMISKINAN

Disusun Oleh:
Nama: ALFA REEZA PAHLEVI
Kelas : X-5 Kinestetik 2
KEMENTRIAN AGAMA
MAN 1 MEDAN
Tahun Ajaran: 2023-2024
Guru Pembimbing:
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat


Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmatdan
karunia-Nya, Isi dari makalah ini diambil dari
beberapa sumber yang kemudian dirangkum dan
disusun sehingga berbentuk makalah. saya
ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang terlibat dalam penyusunan makalah ini,
Semoga dengan adanya makalah ini, dapat
membantu pembaca memahami isi yang termuat
di dalamnya. Saya sebagai penulis menyadari
bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu segala kritik dan saran akan
saya terima demi terciptanya suatu makalah yang
lebih baik lagi. Akhir kata, saya mengucapkan
terima kasih semoga makalah mengenai Peranan
Uang Dalam Perekonomian ini dapat berguna bagi
saya dan bagi para pembaca pada umumnya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ABSTRAK
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
BAB II :
2.1 Pengertian Kemiskinan
2.2 Definisi Kemiskinan
BAB III :PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
ABSTRAK
Kemiskinan merupakan suatu masalah yang menyangkut banyak
aspek karena berkaitan dengan pendapatan yang rendah, pendidikan
yang rendah, buta huruf, derajat kesehatan yang rendah dan
buruknya lingkungan hidup. Kemiskinan di pandang sebagai kondisi di
mana seseorang atau sekelompok orang tidak terpenuhi hak-hak
dasarnya secara layak untuk menempuh dan mengembangkan
kehidupan yang bemartabat. Mengatasi masalah kemiskinan tidak
dapat dilakukan secara terpisah dari masalah pengangguran,
pendidikan, kesehatan dan masalah-masalah lain yang secara
eksplisit berkaitan erat dengan masalah kemiskinan.
Kemiskinan adalah salah satu masalah dalam perekonomian
Indonesia yang kompleks dan mendasar. Perlu dicari solusi untuk
mengatasi atau paling tidak mengurangi tingkat kemiskinan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari variabel
tingkat pertumbuhan penduduk, tingkat pengangguran, dan
ketimpangan pendapatan sebagai variabel bebas terhadap tingkat
kemiskinan.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
adalah suatu penelitian ilmiah yang bertujuan untuk memahami
suatu fenomena dalam konteks sosial secara alamiah dengan
mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara
peneliti dan fenomena yang diteliti (Herdiansyah, 2010:9).
Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan
deskriptif. Pendekatan deskriptif disini maksudnya mendeskripsikan
secara rinci dan mendalam mengenai potret kondisi tentang apa yang
sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan studinya
(Sutopo, 2002:111). Dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif deskriptif.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Sebuah negara tidak akan pernah bisa lepas dari berbagai permasalahan
yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara
yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi seperti Indonesia. Masalah
ketenagakerjaan, pengangguran, dan kemiskinan Indonesia sudah menjadi
masalah pokok bangsa inidan membutuhkan penanganan segera supaya
tidak semakin membelit dan menghalangi langkah Indonesia untuk menjadi
mengara yang lebih maju. Indonesia sebenarnya sempat menjadi tempat
favorit bagi para pengusaha dari luar negeri untuk membangun usaha
mereka disini. Ya, dengan alasan murahnya biaya tenaga kerja merupakan
salah satu faktor mengapa Indonesia diincar oleh para pengusaha asing.
Namun, ternyata hal tersebut tidak diimbangi dengan dukungan positif dari
pemerintah tentang pengaturan Undang-Undang investasi dan
ketenagakerjaan sehingga malah memunculkan banyak masalah baru
sehingga mengakibatkan dampak terparah berupa relokasi tempat usaha ke
negara lain. Banyak yang harus dibenahi untuk menyelesaikan masalah
ketenagakerjaan. Diantaranya adalah dengan membekali berbagai macam
ketrampilan bagi para tenaga kerja usia produktif supaya lebih mampu
bersaing di dunia kerja tidak hanya dalam bursa tenaga kerja lokalnamun
juga bursa tenaga kerja dunia. Dampak terbesar dari terjadinya relokasi
tempat usaha adalah meningkatnyaangka pengangguran di Indonesia.
Jumlah pengangguran di Indonesia telah mencapai titik dimana
memerlukan penanganan dari pemerintah dengan sangat serius. Ternyata
langkah pemerintah untuk membuka banyak lapangan kerja baru tidak
banyak membantu mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia. Langkah
yang dianggap paling tepat adalah dengan membekali ketrampilan kepada
para tenaga kerja produktif yang masih belum medapatkan pekerjaan
dengan harapan mereka bisa membuka lapangan kerja baru, tidak hanya
untuk diri mereka sendiri namun juga untuk masyarakat di sekitar mereka.
Oleh karena itu, dukungan penuh dari pemerintah terhadap para
wiraswasta sangat diharapkan supaya angka pengangguran bisa jauh
berkurang.
Masalah yang tidak kalah pentingnya adalah masalah kemiskinan. Kemiskinan
dianggap sebagai akar dari segala permasalahan sosial kependudukan yang
memilikiefek luar biasa bagi Indonesia. Harus diakui bahwa hingga saat ini
jumlah penduduk miskin di Indonesia masih sangat tinggi. Upaya pemerintah
untuk menurunkan jumlah penduduk miskin adalah dengan memberikan
fasilitas rusunawa yang pada kenyataannya banyak salah sasaran, memberikan
BLT (bantuan langsung tunai) yang ternyata tidak banyak membantu
masyarakat, hingga pemberian aneka subsidi untuk masyarakat miskin.
Berbagai langkah tersebut pada kenyataannya tidak bisa membuat jumlah
penduduk miskin di Indonesia menjadi berkurang. Karena solusi idealnya
adalah dengan memberikan mereka pekerjaan tetap dengan gaji yang memadai
sehingga mereka bisa hidup lebih layak. Ini bukan perkara yang mudah bagi
pemerintah.Meski kemiskinan merupakan sebuah fenomena yang setua
peradaban manusia tetapi pemahaman kita terhadapnya dan upaya-upaya
untuk mengentaskannya belum menunjukan hasil yang menggembirakan. Para
pengamat ekonomi pada awalnya melihat masalah kemiskinan sebagai
“sesuatu” yang hanya selalu dikaitkan dengan faktor-faktor ekonomi saja. Hari
Susanto [2006] mengatakan umumnya instrumen yang digunakan untuk
menentukan apakah seseorang atau sekelompok orang dalam masyarakat
tersebut miskin atau tidak bisa dipantau dengan memakai ukuran peningkatan
pendapatan atau tingkat konsumsi seseorang atau sekelompok orang. Padahal
hakikat kemiskinan dapat di lihat dari berbagai faktor. Apakah itu sosial-budaya,
ekonomi, politik, maupun hukum. Menurut Koerniatmanto Soetoprawiryo
menyebut dalam Bahasa Latin ada istilah esse [to be] atau [martabat manusia]
dan habere [to have] atau [harta atau kepemilikan]. Oleh sebagian besar orang
persoalan kemiskinan lebih dipahami dalam kontekshabere. Orang miskin
adalah orang yang tidak menguasai dan memiliki sesuatu.Urusan kemiskinan
urusan bersifat ekonomis semata.
1.2Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas penulis mengambil
beberapa rumusan masalah diantaranya:
1. Kenapa Masyarakat Indonesia Banyak Yang
Miskin?
2. Apa Dampak Yang Ditimbulkan Dari Kemiskinan?
3. Faktor-Faktor Apa Saja Yang Menyebabkan Mereka
Mengalami Kemiskinan?
4. Apa Upaya Indonesia Dalam Memberantas
Kemiskinan?
5. Kenapa Indonesia Belum Bisa Mengatasi
Kemiskinan?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari pada artikel ini adalah:
A. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan kemiskinan.
B. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kemiskinan.
C. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi kemiskinan.
D. Untuk mengetahui dampak dari kemiskinan terhadap kehidupan
Masyarakat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan merupakan masalah yang ditandai oleh berbagai hal antara lain
rendahnya kualitas hidup penduduk, terbatasnya kecukupan dan mutu pangan,
terbatasnya dan rendahnya mutu layanan kesehatan, gizi anak, dan rendahnya
mutu layanan pendidikan. Selama ini berbagai upaya telah dilakukan untuk
mengurangi kemiskinan melalui penyediaan kebutuhan pangan, layanan
kesehatan dan pendidikan, perluasan kesempatan kerja dan sebagainya.
2.2 Definisi Kemiskinan
Definisi Kemiskinan Dilihat dari Pendapat Para Ahli:
1. Menurut Drewnowski
Menggunakan indikator-indiktor sosial untuk mengukur tingkat-tingkat
kehidupan (the levelof living index). Menurutnya terdapat tiga tingkatan
kebutuhan untuk menentukan tingkat kehidupan seseorang :
a. Kehidupan fisik dasar (basic fisical needs), yang meliputi gizi/ nutrisi,
perlindungan/ perumahan (shelter/ housing) dan kesehatan.
b. Kebutuhan budaya dasar (basic cultural needs), yang meliputi
pendidikan, penggunaan waktu luang dan rekreasi dan jaminan sosial
(social security).
c. High income, yang meliputi pendapatan yang surplus atau melebihi
takarannya.

2. Menurut Oscar Lewis (1983)


Orang-orang miskin adalah kelompok yang mempunyai budaya
Kemiskinan sendiri yang mencakup karakteristik psikologis sosial, dan
ekonomi. Kaum liberal memandang bahwa manusia sebagai makhluk
yang baik tetapi sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Budaya kemiskinan
hanyalah semacam realistic and situational adaptation pada lingkungan
yang penuh diskriminasi dan peluang yang sempit. Kaum radikal
mengabaikan budaya kemiskinan, mereka menekankan peranan struktur
ekonomi, politik dan sosial, dan memandang bahwa manusia adalah
makhluk yang kooperatif, produktif dan kreatif.
3. Menurut Amartya Sen
Seseorang dikatakan miskin bila mengalami "capability deprivation"
dimana seseorang tersebut mengalami kekurangan kebebasan yang
substantive.
4. Menurut Soerjono Soekanto
Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak
sanggup memlihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan
kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental, maupun
fisiknya dalam kelompok tersebut
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemiskinan di indonesia, sampai saat sekarang masih banyak dan
masihbelum bisa ditangani secara keseluruhan, Tapi semogadengan
adanya penangulangan kemiskinan yang diadakan pemerintah,
kemiskinan akan lebih berkurang dan warga masyarakat akan lebih
sejahtera dan makmur.

Berdasar uraian di atas dapat dikemukakan, bahwa dalam mengatasi


masalah kemiskinan diperlukan kajian yang menyeluruh sehingga dapat
dijadikan acuan dalam merancang program pembangunan kesejahteraan
sosial yang lebih menekankan pada konsep pemberdayaan dan
pengentasan, bukan pertolongan.

Pada konsep pemberdayaan, pemberdayaan dapat diartikan sebagai


upaya untuk menggerakkan masyarakat yang lemah atau tidak
berdayauntuk berusaha agar mampu baik secara fisik, mental dan pikiran
untuk mencapai kesejahteraan sosial hidupnya. Dalam konteks ini,
mereka dipandang sebagai aktor yang mempunyai peran penting untuk
mengatasi masalahnya.

B. SARAN
kebijakan pemerintah hendaknya diarahkan pada peningkatan
pertumbuhan ekonomi yang disertai pemerataan, penguatan sistem
pendidikan nasional yang berorientasi pada penciptaan lapangan kerja,
mengatur pembangunan suatu kelembagaan perlindungan sosial bagi
warga negara, dan kebijakan yang memungkinkan adanya akses untuk
menyuarakan aspirasi dan pendapat dari kalangan miskin.

Anda mungkin juga menyukai