Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya karya
ilmiah ini dapat diselesaikan.
Karya ilmiah ini ditulis dengan maksud untuk meningkatkan kegemaran masyarakat
mengonsumsi ikan, karena telah terbukti bahwa mengonsumsi ikan akan berdampak positif
bagi kesehatan.
Setelah masyarakat suka mengonsumsi ikan, sebagai akibatnya adalah permintaan ikan
akan meningkat sehingga harus diimbangi dengan peningkatan produksi. Yang pada akhirnya,
diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat atau paling tidak membudidayakan
ikan menjadi alternatif untuk mendapat penghasilan.
Peneliti menyadari karya ilmiah ini disusun sesederhana mungkin dan jauh dari sempurna.
Untuk itu, diharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya ilmiah ini.
Peneliti berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ............................................................................................................1


B. Rumusan masalah ......................................................................................................2
C. Tujuan penulisan ........................................................................................................2
D. Manfaat penulisan ......................................................................................................2
E. Definisi kemiskinan dilihat dari pendapat para ahli ..................................................2
1. Menurut Drewnowski ..........................................................................................2
2. Menurut oscar lewis .............................................................................................3
3. Menurut Amartya Sen ..........................................................................................3
4. Menurut Soerjono Soekanto ................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
1. Faktor kemiskinan ................................................................................................5
2. Indikator kemiskinan ...........................................................................................6
3. Penanggulangan kemiskinan ................................................................................7
4. Kemiskinan Kultural dan Struktural ....................................................................7
a. Kemiskinan Kultural ......................................................................................7
b. Kemiskinan Struktural ...................................................................................8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................................................9
B. Saran ..........................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang mendasar yang dihadapi oleh

Bangsa Indonesia.Hal tersebut ditandai dengan adanya berbagai kekurangan dan

ketidakberdayaan diri.Kemiskinan merupakan hal yang kompleks karena menyangkut berbagai

macam aspek seperti hak untuk terpenuhinya pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, dan

sebagainya.Berbagai kekurangan dan ketidakberdayaan tersebut disebabkan baik faktor

internal maupun eksternal yang membelenggu, seperti adanya keterbatasan untuk memelihara

dirinya sendiri, tidak mampu memanfaatkan tenaga maupun fisiknya untuk memenuhi

kebutuhan dll.

Dengan begitu, segala aktivitas yang mereka lakukan untuk meningkatkan hidupnya sangat

sulit.Pada masa lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi

miskin dalam bentuk minimnya kemudahan atau materi.Dari ukuran kehidupan modern pada

masa kini mereka tidak menikmati fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kemudahan-

kemudahan lainnya yang tersedia pada zaman modern.

Di Indonesia kemiskinan sudah terjadi sejak zaman dahulu dimana Pemerintah Indonesia

tidak dapat menekan angka kemiskinan dari tahun ke tahun bahkan kemiskinan sudah menjadi

pekerjaan yang serius untuk Pemerintah kita. Banyak cara yang telah dilakukan oleh

Pemerintah, tapi untuk menekan atau bahkan mengurangi angka kemiskinan sangatlah sulit.

Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya alamnya, ternyata tidak sedikit

penduduk yang tergolong miskin. Jumlah penduduk miskin tersebut terdiri dari gabungan

penduduk di perkotaan dan di perdesaan.Akibat krisis jumlah penduduk miskin diperkirakan

makin bertambah.
B. RUMUSAN MASALAH

Apa yang menjadi masalah dalam kemiskinan di Indonesia, faktor-faktor dan indikator apa

saja yang menjadi penyebab dari kemiskinan, serta bagaimana cara untuk menanggulangi

masalah kemiskinan.

C. TUJUAN PENULISAN

1. Menumbuhkan kesadaran masyarakat Indonesia yang mampu dalam hal materi agar

ikut berperan serta untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia.

2. Memberikan informasi kepada masyarakat Indonesia untuk menghadapi kemiskinan

yang merupakan tantangan global dunia ketiga.

3. Untuk mengetahui sejauh mana upaya pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan di

Indonesia.

D. MANFAAT PENULISAN

Manfaat penulisan bagi pembaca yaitu untuk memberi pengetahuan tentang bagaimana

cara menanggulangi kemiskinan yang terjadi di Indonesia

E. DEFINISI KEMISKINAN DILIHAT DARI PENDAPAT PARA AHLI:

1. Menurut Drewnowski

Menggunakan indikator-indiktor sosial untuk mengukur tingkat-tingkat kehidupan

(the level of living index). Menurutnya terdapat tiga tingkatan kebutuhan untuk

menentukan tingkat kehidupan seseorang :

a. Kehidupan fisik dasar (basic fisical needs), yang meliputi gizi/ nutrisi,

perlindungan/ perumahan (shelter/ housing) dan kesehatan.


b. Kebutuhan budaya dasar (basic cultural needs), yang meliputi pendidikan,

penggunaan waktu luang dan rekreasi dan jaminan sosial (social security).

c. High income, yang meliputi pendapatan yang surplus atau melebihi takarannya.

2. Menurut Oscar Lewis (1983)

Orang-orang miskin adalah kelompok yang mempunyai budaya Kemiskinan sendiri

yang mencakup karakteristik psikologis sosial, dan ekonomi.Kaum liberal memandang

bahwa manusia sebagai makhluk yang baik tetapi sangat dipengaruhi oleh

lingkungan.Budaya kemiskinan hanyalah semacam realistic and situational adaptation

pada linkungan yang penuh diskriminasi dan peluang yang sempit.Kaum radikal

mengabaikan budaya kemiskinan, mereka menekankan peranan struktur ekonomi, politik

dan sosial, dan memandang bahwa manusia adalah makhluk yang kooperatif, produktif

dan kreatif.

3. Menurut Amartya Sen

Seseorang dikatakan miskin bila mengalami "capability deprivation" dimana

seseorang tersebut mengalami kekurangan kebebasan yang substantive.

4. Menurut Soerjono Soekanto

Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup

memlihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak

mampu memanfaatkan tenaga mental, maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN

Kemiskinan memang adalah pekerjaan besar bagi pemerintah kita, tapi pekerjaan itu tidak

pernah di prioritaskan untuk mengurangi angka kemiskinan, berbagi cara telah di lakukan tapi

malah tidak dapat mengurus permasalahan ini.

Kemiskinan merupakan masalah yang ditandai oleh berbagai hal antara lain rendahnya

kualitas hidup penduduk, terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, terbatasnya dan rendahnya

mutu layanan kesehatan, gizi anak, dan rendahnya mutu layanan pendidikan. Selama ini

berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi kemiskinan melalui penyediaan kebutuhan

pangan, layanan kesehatan dan pendidikan, perluasan kesempatan kerja dan sebagainya.

Berbagai upaya tersebut telah berhasil menurunkan jumlah penduduk miskin dari 54,2 juta

(40.1%) pada tahun 1976 menjadi 22,5 juta (11.3%) pada tahun 1996. Namun, dengan

terjadinya krisis ekonomi sejak Juli 1997 dan berbagai bencana alam seperti gempa bumi dan

tsunami pada Desember 2004 membawa dampak negatif bagi kehidupan masyarakat, yaitu

melemahnya kegiatan ekonomi, memburuknya pelayanan kesehatan dan pendidikan,

memburuknya kondisi sarana umum sehingga mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk

miskin menjadi 47,9 juta (23.4%) pada tahun 1999. Kemudian pada 5 tahun terakhir terlihat

penurunan tingkat kemiskinan secara terus menerus dan perlahan-lahan sampai mencapai 36,1

juta (16.7%) di tahun 2004.

Pemecahan masalah kemiskinan memerlukan langkah-langkah dan program yang

dirancang secara khusus dan terpadu oleh pemerintah dan merupakan tanggung jawab bersama

antara pemerintah dan masyarakat.

1. Faktor Penyebab Kemiskinan


Ternyata kemiskinan itu tidak terjadi begitu saja melainkan memiliki faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya kemiskinan. Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya kemiskinan

dapat dikategorikan dalam beberapa hal berikut ini:

a. Merosotnya Standar Perkembangan Pendapatan Perkapita secara Global.

Yang perlu digaris bawahi di sini adalah bahwa standar pendapatan per-kapita bergerak

seimbang dengan produktivitas yang ada pada suatu sistem. Jikalau produktivitas berangsur

meningkat maka pendapatan per-kapita pun akan naik. Begitu pula sebaliknya, seandainya

produktivitas menyusut maka pendapatan per-kapita akan turun beriringan. Berikut beberapa

faktor yang mempengaruhi kemerosotan standar perkembangan pendapatan per-kapita:

1)Naiknya standar perkembangan suatu daerah.

2)Politik ekonomi yang tidak sehat.

3)Faktor-faktor luar negeri, diantaranya:

– Rusaknya syarat-syarat perdagangan

–Beban hutang

– Kurangnya bantuan luar negeri, dan Perang

b. Menurunnya Etos Kerja dan Produktivitas Masyarakat.

Faktor ini sangat penting dalam pengaruhnya terhadap kemiskinan. Oleh karena itu, untuk

menaikkan etos kerja dan produktivitas masyarakat harus didukung dengan SDA dan SDM

yang bagus, serta jaminan kesehatan dan pendidikan yang bisa dipertanggung jawabkan dengan

maksimal

c. Biaya Kehidupan yang Tinggi.


Melonjak tingginya biaya kehidupan di suatu daerah adalah sebagai akibat dari tidak

adanya keseimbangan pendapatan atau gaji masyarakat.Tentunya kemiskinan adalah

konsekuensi logis dari realita di atas.Hal ini bisa disebabkan oleh karena kurangnya tenaga

kerja ahli dan banyaknya pengangguran.

d. Pembagian Subsidi Income Pemerintah yang Kurang Merata.

Hal ini selain menyulitkan akan terpenuhinya kebutuhan pokok dan jaminan keamanan

untuk para warga miskin, juga secara tidak langsung mematikan sumber pemasukan warga.

Bahkan di sisi lain rakyat miskin masih terbebani oleh pajak Negara.

2. Indikator – Indikator Kemiskinan

Untuk menuju solusi kemiskinan penting bagi kita untuk menelusuri secara detail indikator-

indikator kemiskinan tersebut. Adapun indikator-indikator kemiskinan sebagaimana di kutip

dari Badan Pusat Statistik, antara lain sebagi berikut :

1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandang, pangan dan papan).

2. Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, dll).

3.Tidak adanya jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk pendidikan dan

keluarga).

4. Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia dan terbatasnya Sumber Daya Alam.

5. Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan.

6. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.

3. Penanggulangan Kemiskinan
Untuk mengatasi masalah kemiskinan, pemerintah memiliki peran yang besar.Namun nyatanya

program yang dijalankan oleh pemerintah belum mampu menyentuh pokok yang menimbulkan

masalah kemiskinan. Beberapa program pemerintah yang sudah dijalankan untuk mengatasi

masalah kemiskinan diantaranya adalah program Bantuan Langsung Tunai serta bantuan

dibidang kesehatan yaitu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Namun kedua hal

tersebut tidak memiliki dampak signifikan terhadap pengurangan angka kemiskinan, bahkan

beberapa pakar kebijakan Negara menganggap bahwa hal tersebut sudah seharusnya dilakukan

pemerintah. Untuk itu pemerintah perlu membuat ketegasan dan kebijakan dalam rangka

menyelesaikan masalah kemiskinan ini. Diantaranya yaitu:

1. Menciptakan lapangan kerja yang mampu menyerap banyak tenaga kerja sehingga

mengurangi pengangguran, karena pengangguran adalah salah satu sumber penyebab

kemiskinan terbesar di Indonesia.

2. Memberikan subsidi pada kebutuhan pokok manusia sehingga setiap masyarakat bisa

menikmati makanan yang berkualitas, hal ini akan berdampak pada meningkatnya

angka kesehatan masyarakat.

4. kemiskinan kulturan dan struktural

a. kemiskinan kultural

kemiskinan dalam Presektif ekonomi, didefinisikan sebagai kekurangan sumber

daya yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan

kesejahteraan.

Contoh: Tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, papan,

beserta akses lain seperti kesehatan pekerjaan maupun pendidikan

b. kemiskinan Struktural
Adalah kemiskinan yang muncul bukan diakibatkan karena ketidakmampuan

simiskin untuk bekerja(malas) melainkan karena ketidakmampuan sistem dan struktur

sosial dalam menyediakan kesempatan yang memungkinkan simiskin dapat bekerja.

Mereka tergolong dalam kelompok buruh tani, pemulung, penggali pasir dan yang tidak

terpelajar atau terlatih


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, dapat

disimpulkan bahwa masalah dasar pengentasan kemiskinan bermula dari sikap pemaknaan kita

terhadap kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu hal yang alami dalam kehidupan, yang berarti

bahwa semakin meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka kebutuhan pun

akan semakin banyak. Pengentasan masalah kemiskinan ini bukan hanya kewajiban dari

pemerintah, melainkan masyarakat pun harus menyadari bahwa penyakit sosial ini adalah tugas

dan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat. Ketika terjalin kerja sama yang

romantis baik dari pemerintah, non pemerintah dan semua lini masyarakat. Dengan

digalakkannya hal ini, kemungkinan kemiskinan akan mencapai hasil yang seminimal

mungkin.

B. Saran

Dalam menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan usaha-usaha yang lebih kreatif,

inovatif, dan eksploratif.Selain itu, globalisasi membuka peluang untuk meningkatkan

partisipasi masyarakat Indonesia yang unggul untuk lebih eksploratif. Di dalam menghadapi

zaman globalisasi ke depan mau tidak mau harus meningkatkan kualitas SDM dalam

pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas, dan moralitas yang standarnya adalah standar global.
DAFTAR PUSTAKA

http://appifrend.wordpress.com/2011/12/25/makalah-masalah-kemiskinan-dan-

penanggulangannya

http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan

http://joents.blogspot.com/2012/04/makalah-tentang-kemiskinan.html

Anda mungkin juga menyukai