Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SOSIOLOGI

GEJALA SOSIAL “KEMISKINAN”

Oleh

Nama: Raditya Febrian Maulana


Kelas: X.1

SMAN 1 ENDE
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia- Nya kepada saya sehingga saya bisa menyelesaikan Makalah
Sosiologi ini yang berjudul “KEMISKINAN”.
Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai kemiskinan, faktor terjadinya
kemiskinan, dampak, serta cara mengatasinya. Saya berharap Makalah ini dapat
memberikan kita informasi mengenai bagaimana cara kita agar dapat menanggulangi
kemiskinan dan membuat Indonesia menjadi lebih baik lagi.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan Makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberkati saya selama mengerjakan makalah ini.

Ende, 3 November 2023

Penyusun
Raditya Maulana
DAFTAR ISI

Judul Makalah .................................................................................................. i


Kata Pengantar ................................................................................................. ii
Daftar Isi .......................................................................................................... iii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 4
1.2 RumusanMasalah ...................................................................................... 5
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 5
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kemiskinan ................................................................................ 6
2.2 Klasifikasi Kemiskinan ............................................................................. 6
2.3 Faktor-faktor Kemiskinan ......................................................................... 7
2.4 Dampak Kemiskinan ................................................................................ 9
2.5 Cara mengatasi Kemiskinan ..................................................................... 10
2.6 Contoh Kemiskinan .................................................................................. 11
BAB III : PENUTUP
Kesimpulan ...................................................................................................... 12
Saran ................................................................................................................ 12
 Lampiran .............................................................................................. 13
 Daftar Pustaka ...................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kemiskinan secara umum merupakan kondisi ketidakmampuan seseorang secara
ekonomi untuk dapat memenuhi standar hidup rata-rata masyarakat di suatu daerah.
Kondisi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan tersebut ditandai oleh
rendahnya kemampuan pendapatan seseorang untuk dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhan pokok seperti sandang, pangan dan papan. Kemiskinan dapat disebabkan
oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap
pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang
memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya
melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari
sudut ilmiah yang telah mapan, dan lain-lain. Jika dilihat dari segi ekonomi
penyebab kemiskinan seperti rendahnya pendapatan, keterbatasan lapangan
pekerjaan, lambatnya pertumbuhan ekonomi dan rendahnya tingkat pendidikan.

Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:

o Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan


pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan.
Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-
barang dan pelayanan dasar.
o Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial,
ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam
masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan
sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup
masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang
ekonomi. Gambaran kemiskinan jenis ini lebih mudah diatasi daripada
dua gambaran yang lainnya.
o Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai.
Makna “memadai” di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian
politik dan ekonomi di seluruh dunia. Gambaran tentang ini dapat diatasi
dengan mencari objek penghasilan di luar profesi secara halal.
Perkecualian apabila institusi tempatnya bekerja melarang.
1.2 Rumusan Masalah
 Apa itu Pengertian Kemiskinan?
 Apa faktor yang menyebabkan kemiskinan?
 Bagaimana dampak dan cara mengatasi kemiskinan?

1.3 Tujuan
 Untuk mengetahui pengertian dari kemiskinan
 Untuk mempelajari cara mengatasi kemiskinan
 Sebagai media pembelajaran materi SOSIOLOGI
 Bertujuan untuk tugas sosiologi tentang masalah sosial
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kemiskinan


Secara umum, kemiskinan merupakan kondisi dimana, seseorang atau sekelompok
orang tidak mampu memenuhi hakhak dasarnya untuk mempertahankan dan
mengembangkan
Kehidupan yang bermartabat. Konsep yang dipakai BPS dan juga beberapa negara lain
adalah kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach), sehingga
kemiskinan merupakan kondisi ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi
kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan (diukur dari sisi Pengeluaran).
Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata
Pengeluaran per kapita perbulan di bawah Garis Kemiskinan (GK),
Yang diperoleh dari hasil survei (sampel). Angka kemiskinan yang
Dirilis BPS merupakan data makro dan merupakan hasil Susenas
(Survey Sosial Ekonomi Nasional) yang menunjukkan persentase
Penduduk miskin terhadap jumlah penduduk dalam suatu hubungan Wilayah.
2.2 Klasifikasi Kemiskinan
1. Kemiskinan Absolut
Kemiskinan absolut adalah kemiskinan yang mendeskripsikan individu-individu yang
tingkat pendapatannya di bawah garis kemiskinan yang ditetapkan oleh negara. Atau
bisa juga diartikan seperti keadaan individu yang penghasilannya tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan primernya.
2. Kemiskinan Relatif
Kemiskinan relatif adalah kemiskinan yang diakibatkan oleh kebijakan pembangunan
yang belum merata sehingga belum dapat menjangkau seluruh masyarakat. Oleh sebab
itu, di sebagian daerah ada penduduknya yang memiliki ketimpangan pendapatan.
Meskipun kondisi seorang penduduk sudah berada di atas batas garis kemiskinan, tetapi
tetap terlihat miskin karena rata-rata pendapatan penduduk daerah tersebut lebih tinggi.
Maka dari itu, kemiskinan jenis ini dinamakan kemiskinan relatif. Kemiskinan relatif
juga bisa diartikan sebagai kemiskinan yang berasal dari perbandingan antara penduduk
dan lingkungannya. Dari kemiskinan relatif ini, maka bisa terbentuk stigma bahwa
personal A relatif lebih miskin dibandingkan personal B karena personal B
pendapatannya lebih tinggi.
3. Kemiskinan Kultural
Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang terbentuk karena kebiasaan masyarakat
yang sudah menjadi budaya, baik itu dari nilai-nilai yang diusung, pemikiran, maupun
cara kerja. Contoh kemiskinan kultural yang banyak terjadi di masyarakat sebagai
berikut:
 Malas
 Etos kerja yang rendah
 Mudah menyerah pada nasib
 Budaya masyarakat yang suka korupsi, kolusi, dan nepotisme
 Menolak adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
 Menggantungkan bantuan dari pihak lain, termasuk pemerintah
 Minder
 Suka foya-foya dan konsumtif berlebihan
 Suka mencuri dan memilih jalan pintas untuk sukses
 Mengandalkan harta warisan orang tua
 Tidak berdiri di atas kaki sendiri alias tidak mandiri
4. Kemiskinan Struktural
Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang berasal dari struktur sosial yang tersemat
pada golongan masyarakat tertentu dan memungkinan terjadinya kondisi di mana
mereka tidak dapat menggunakan sumber daya yang sebenarnya tersedia untuk mereka.
Contoh kemiskinan struktural yang banyak terjadi di masyarakat, yaitu
 Sebuah daerah yang memiliki sumber daya alam melimpah, tetapi
masyarakatnya tidak dapat menikmati kekayaan tersebut.
 Penggusuran atau pembersihan lahan yang dilakukan oleh pemerintah di suatu
daerah sehingga menyebabkan masyarakat sekitar tidak memiliki tempat tinggal
dan kehilangan pekerjaan.
 Masyarakat di satu daerah tidak sempat memiliki pekerjaan atau kehilangan
pekerjaan karena sumber daya alam daerah tersebut dikuasai oleh investor asing
yang memakai tenaga kerja asing.
 Negara yang miskin karena tidak mampu membayar utang luar negeri.
2.3 Faktor Penyebab Kemiskinan
1. Laju Pertumbuhan Penduduk yang Tinggi
Angka kelahiran yang tinggi di suatu daerah dapat mengakibatkan laju pertumbuhan
penduduk suatu negara menjadi lebih besar. Sehingga, dapat menyebabkan lapangan
pekerjaan yang tersedia menjadi terbatas untuk dapat merekrut masyarakat yang
membutuhkan pekerjaan demi mendapatkan gaji agar dapat membeli kebutuhan
pokoknya. Selain itu, apabila laju pertumbuhan penduduk tinggi tetapi tidak sebanding
dengan laju pertumbuhan ekonomi. Maka akan mengakibatkan angka kemiskinan
semakin meningkat.
2. Masyarakat Pengangguran Meningkat
Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat menyebabkan lapangan kerja yang ada
di suatu negara menjadi terbatas. Sehingga, angka pengangguran di daerah tersebut akan
meningkat. Semakin banyak masyarakat yang pengangguran, maka angka kemiskinan
pun akan meningkat.
3. Pendidikan yang Rendah
Individu yang memiliki pendidikan yang rendah, cenderung tidak memiliki
keterampilan, wawasan maupun pengetahuan yang memadai untuk mendapatkan
pekerjaan. Sehingga, masyarakat yang berpendidikan rendah tidak dapat bersaing
dengan masyarakat yang memiliki pendidikan tinggi di dunia kerja maupun usaha. Hal
inilah yang membuat masyarakat berpendidikan rendah kalah saing dan membuat angka
pengangguran serta kemiskinan menjadi bertambah.
4. Terjadi Bencana Alam
Bencana alam dapat menjadi faktor penyebab terjadinya kemiskinan yang tidak dapat
dihindari. Bencana alam seperti banjir, tanah longsor maupun tsunami dapat
menimbulkan kerusakan pada infrastruktur serta kerusakan psikologis masyarakat yang
tertimpa bencana. Selain itu, bencana alam dapat menjadi penyebab kemiskinan, karena
masyarakat yang terdampak bencana tersebut akan kehilangan harta bendanya.
5. Distribusi Pendapatan yang Tidak Merata
Distribusi pendapatan yang tidak merata dapat menyebabkan terjadinya ketimpangan
pada pola kepemilikan sumber daya. Umumnya, masyarakat yang memiliki sumber
daya terbatas serta rendah umumnya berada di bawah garis kemiskinan.
Selain lima faktor penyebab kemiskinan tersebut, beberapa ahli berpendapat bahwa
kemiskinan dapat disebabkan oleh kepemilikan pribadi maupun eksploitasi kaum
pekerja. Beberapa ahli seperti Henry George, Karl Marx berpendapat mengenai
penyebab kemiskinan.
Menurut Henry George, penyebab utama dari kemiskinan adalah kepemilikan pribadi
serta monopoli yang dilakukan oleh individu atas tanah. Pandangan George ini muncul,
ketika kepemilikan tanah telah menjadi alat ukur untuk melihat kekayaan pribadi
seorang individu.
Karl Marx berpendapat bahwa penyebab kemiskinan adalah eksploitasi yang terjadi
kepada para kaum pekerja yang dilakukan oleh kaum kapitalisme.

2.4 Dampak Kemiskinan


Kemiskinan sebagai mana permasalahan sosial dapat memberikan dampak pada
individu tersebut serta masyarakat luas. Kemiskinan juga dapat memberikan dampak-
dampak lain, berikut penjelasannya.
A. Meningkatnya Kriminalitas di Suatu Daerah
Kemiskinan dapat menjadi salah penyebab terjadinya kriminalitas. Hal ini dikarenakan
masyarakat miskin akan cenderung ingin memenuhi kebutuhan pokoknya dengan
menggunakan cara apa pun, termasuk dengan kriminalitas. Beberapa bentuk
kriminalitas yang dapat dilakukan oleh seorang individu adalah penipuan, pencurian,
perampokan serta pembunuhan.
B. Angka Kematian Meningkat
Masyarakat miskin yang tidak mampu memenuhi kebutuhan pokoknya akan kesulitan
untuk mendapatkan akses kesehatan yang memadai untuk dirinya dan keluarganya.
Akses kesehatan yang sulit tersebut dapat menyebabkan angka kematian suatu
penduduk menjadi meningkat, terutama angka kematian masyarakat miskin.
C. Akses Mendapatkan Pendidikan Tertutup
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, biaya pendidikan yang harus
dibayarkan oleh seorang individu cukup tinggi, sehingga hal tersebut akan menutup
akses masyarakat miskin untuk mendapatkan pendidikan.
Salah satu penyebab kemiskinan adalah rendahnya tingkat pendidikan. Sehingga akses
pendidikan yang tertutup dapat memperparah kondisi kemiskinan yang ada di suatu
daerah maupun negara.
D. Meningkatnya Angka Pengangguran
Masyarakat yang miskin akan kesulitan untuk mendapatkan akses pendidikan yang
layak. Sehingga, masyarakat miskin akan kesulitan untuk bersaing untuk mendapatkan
pekerjaan dengan masyarakat kaya atau berkecukupan. Hal tersebutlah yang dapat
memicu peningkatan angka pengangguran.
E. Konflik yang Terjadi di Masyarakat akan Bermunculan
Masyarakat miskin umumnya akan mendapatkan perlakuan yang berbeda dari
masyarakat kaya. Contohnya seperti mendapatkan akses ke beberapa fasilitas tertentu.
Kesenjangan yang terjadi di masyarakat tersebut akan memicu terjadinya konflik di
kehidupan bermasyarakat karena kecemburuan yang muncul.

2.5 Cara Mengatasi Kemiskinan


Kemiskinan merupakan permasalahan sosial yang akan sulit untuk diurai apabila tidak
ditangani sejak dini. Kemiskinan dapat menyebar ke daerah-daerah yang sebelumnya
memiliki tingkat kemiskinan kecil, karena dalam beberapa tahun apabila kemiskinan
tersebut tidak segera diatasi maka akan terjadi peningkatan melalui faktor penyebab
kemiskinan yang lain.
A. Melakukan Pembaharuan Pada Data Penduduk
Pemerintah dapat melakukan pembaharuan data penduduk, terutama melengkapi data
penduduk miskin serta rentan miskin yang kemudian dikategorikan untuk pantas
mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah.
Sehingga, dana anggaran pemerintah yang telah dialokasikan untuk untuk bantuan
sosial dapat disalurkan kepada warga yang tepat dan benar membutuhkan dana bantuan
sosial tersebut. Selain itu usai melakukan pembaharuan data, pemerintah dapat
meningkatkan anggaran bantuan sosial serta memperluas jumlah penerima bantuan
kepada para warga yang telah jatuh miskin karena faktor-faktor yang memengaruhi,
contohnya seperti pandemi Covid-19.
B. Melakukan Integrasi Penyaluran Bansos
Di berbagai tempat, ada bermacam-macam bentuk bantuan sosial yang berbeda dengan
jenis serta jumlah yang telah diukur oleh pemerintah. Namun, perbedaan tersebut,
ternyata justru menimbulkan ketegangan sosial di beberapa daerah.
Ketegangan sosial tersebut kemudian semakin parah, karena adanya basis data bantuan
sosial, khususnya Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang digunakan oleh
pemerintah daerah dan belum mencakup masyarakat yang sebelumnya tidak terdata.
Namun, kondisi ekonomi masyarakat yang belum terdata tersebut telah memburuk
karena beberapa faktor.
Untuk dapat mengatasi masalah tersebut, maka pemerintah dapat melakukan update
data seperti pada solusi pertama dan melakukan integrasi penyaluran bantuan sosial,
melalui kerjasama antar bank-bank pemerintah agar dana bantuan sosial tersebut dapat
langsung masuk dan diterima oleh penerima bantuan.
Integrasi penyaluran dana bantuan sosial dapat mempermudah proses pembagian, serta
penerima bantuan tidak akan tumpang tindih.
C. Mengurangi Beban Pengeluaran Masyarakat Miskin dan Hampir Miskin
Salah satu cara untuk menangani kemiskinan adalah dengan mengurangi beban
pengeluaran kepada masyarakat, khususnya masyarakat miskin serta hampir miskin.
Terutama mengurangi biaya yang dikontrol oleh pemerintah atau administered prices.
Ada empat biaya yang dikontrol pemerintah dan dapat dikurangi untuk meringankan
beban masyarakat miskin serta hampir miskin. Antara lain adalah tarif air untuk rumah
tangga, tarif listrik, harga LPG, serta harga BBM.
D. Memberikan Insentif di Bidang Pertanian, Peternakan dan Perikanan
Pemerintah dapat menangani kemiskinan dengan cara meningkatkan insentif bagi
petani, peternak serta nelayan melalui skema pembelian produk yang dilakukan oleh
pemerintah. Selain itu, pemerintah juga dapat memperbaiki jalur logistic untuk hasil
pertanian, peternakan maupun perikanan. Sehingga para warga yang bekerja di bidang
tersebut, dapat meningkatkan produksinya dan menghadapi minimnya serapan pasar.
E. Mengelola APBN dengan Cermat
Pemerintah perlu mengelola APBN negaranya dengan cermat, agar dapat meningkatkan
anggaran untuk bantuan sosial yang akan diberikan kepada masyarakat miskin serta
hampir miskin. Dengan mengelola APBN lebih cermat, pemerintah dapat
mengalokasikan dana khusus untuk masyarakat miskin dan hampir miskin agar dapat
memenuhi kebutuhan pokoknya.

2.6 Contoh Kemiskinan


Berikut beberapa contoh kemiskinan menurut jenis-jenisnya.
 Kemiskinan Subjektif : Terjadi karena pemikiran sendiri dengan anggapan
bahwa kebutuhan individu tersebut tidak dapat dipenuhi dengan cukup.
Walaupun sebenarnya individu tersebut sebenarnya tidak miskin. Contoh :
pengemis musiman.
 Kemiskinan Absolut : Terjadi pada keluarga atau individu yang tidak
memiliki penghasilan. Contoh : keluarga kurang mampu.
 Kemiskinan Relatif : Terjadi karena pengaruh pembangunan yang tidak
merata di masyarakat. Contoh : masyarakat pengangguran karena kurangnya
lapangan pekerjaan yang tersedia.
 Kemiskinan Alamiah : Terjadi karena langkanya sumber daya alam. Contoh:
penduduk yang berada di wilayah benua Afrika.
 Kemiskinan Kultural : Terjadi karena individu tersebut tidak ingin
memperbaiki taraf hidupnya. Contoh : masyarakat di pedalaman yang masih
memegang teguh adat istiadat dan tidak membuka peluang pada modernitas,
seperti masyarakat suku Baduy.
 Kemiskinan Struktural : Terjadi karena struktur sosial. Contoh : Masyarakat
Papua yang kurang mendapatkan manfaat dari Freeport.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah yang telah diuraikan di atas,
dapatdisimpulkan bahwa masalah dasar pengentasan kemiskinan bermula dari sikap
pemaknaan kitaterhadap kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu hal yang alami dalam
kehidupan. Dalam artian bahwa semakin meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi maka kebutuhan punakan semakin banyak. Pengentasan masalah kemiskinan
ini bukan hanya kewajiban dari pemerintah, melainkan masyarakat pun harus menyadari
bahwa penyakit sosial ini adalahtugas dan tanggung jawab bersama pemerintah dan
masyarakat.
3.2 Saran
1. Pemerintah sebaiknya menjalankan program terpadu secara serius dan bertanggung
jawab agar dapat segera mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia
2. Sebagai warga negara Indonesia yang baik, mari kita dukung semua program
pemerintah dengan sungguh-sungguh demi masa depan bangsa dan negara Indonesia
terbebas dari kemiskinan.
3. Sebaiknya peserta didik lebih memahami tentang masalah kemiskinan ini dan bisa
mengetahui bagaimana masalah kemiskinan di Indonesia dan cara mengatasinya.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.gramedia.com/literasi/kemiskinan/

2. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan

Anda mungkin juga menyukai