Anda di halaman 1dari 16

“PENELITIAN PATOLOGI DAN MASALAH SOSIAL PADA KASUS

KEMISKINAN”

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Patologi dan Masalah Sosial

Dosen Pengampu :.
Fredy Hermanto, S.Pd., M.Pd.
Noviani Achmad Putri, S.pd., M.pd.

Disusun Oleh :
Septian Jatniko Isfandika (3601417004)

Rombel : 2

PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019

1
DAFTAR ISI

Cover    ……………………………………………………………… 1

Daftar Isi ………………………………………………………........ 2

Kata Pengantar ………………………………………….........…….. 3

Bab I Pendahuluan …………………………………………..…........ 4

I.I Latar Belakang ……………………………………………. 4

I.II Rumusan Masalah ………………………………...……… 5

I.III Tujuan Pembahasan ………………………………......…. 5

Bab II Kajian Pustaka………………………………………………... 6

Bab III Pelaksanaaan Observasi……………………………………….10

Bab IV Hasil dan Pembahasan…………………………………………11

Bab V Simpulan dan Saran……………………………………………..14

Daftar Pustaka………………………………………………………..…15

Lampiran………………………………………………………………..16

2
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayahnya pada kita semua, sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah kajian wilayah yang bertema “Penelitian
Patologi Dan Masalah Sosial Pada Kasus Kemiskinan”.
Terima kasih atas bantuan dari semua pihak yang telah membantu dan
terlibat dalam pembuatan makalah ini. Makalah ini telah saya kerjakan dengan
maksimal dengan mencari sumber-sumber yang ada dan semoga dapat
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Dengan keterbatasan pengetahuan maupun wawasan saya, saya yakin di
dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya
sangat mengharapkan saran dan kritikan yang membangun dari pembaca guna
memperoleh kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat dan inspirasi bagi pembaca. Selain itu, kita dapat mengetahui tentang
bagaimana manfaat Penelitian Patologi Sosial ini.

Semarang, 13 Desember 2019

Penulis

3
BAB I

PENDAHULUAN

1. Pendahuluan

Kemiskinan merupakan masa-lah yang selalu dihadapi manusia.


Masalah kemiskinan memang sama tuanya dengan usia kemanusiaan itu
sendiri dan implikasi permasalahan-nya dapat melibatkan berbagai segi
kehidupan manusia. Dengan kata lain bahwa kemiskinan ini merupa-kan
masalah sosial yang sifatnya mendunia, artinya masalah kemis-kinan sudah
menjadi perhatian dunia, dan masalah tersebut ada di semua negara,
walaupun dampak dari kemiskinan berbedabeda.

Walaupun begitu, kadang-kadang kemiskinan sering tidak disadari


kehadirannya sebagai masalah oleh manusia yang bersangkutan. Bagi mereka
yang tergolong miskin, kemiskinan adalah sesuatu yang nyata ada dalam
kehidupan mereka seharihari karena mereka merasakan hidup dalam
kemiskinan. Meskipun demikian belum tentu mereka sadar akan kemiskinan
yang mereka jalani.

Kemiskinan sudah tidak asing bagi masyarakat di Indonesia dan


bahkan sudah menjadi perbincangan dunia. Hampir di semua Negara
berkembang , hanya sebagian penduduknya yang dapat menikmati
pembangunan, sedangkan sebagian lagi, sisanya, mayoritas penduduk hidup
miskin. Artinya, strategi pembangunan yang dibangun selama ini tidak
memberikan sumbangan yang banyak bagi kesejahteraan rakyat miskin.
Sebaliknya membuat mereka menjadi semakin sengsara.

4
Korten (2001: 19-21) mengemukakan, selama tahun 1980-an terdapat
krisis global yang terpatri dalam kesadaran umat manusia. Krisis tersebut
adalah kemiskinan. Meskipun telah banyak upaya penanganan kemiskinan di
lakukan, kemiskinan tetap merupakan masalah utama di negara dunia ketiga.

Sebagai Negara yang memiliki penduduk cukup padat, Indonesia


tengah dihadapkan pada kemiskinan penduduknya, masalah kesejahteraan
masyarakat yang tidak merata di negeri ini selalu menjadi isu utama. Hal ini
dapat kita lihat dari meningkatnya angka kemiskinan dari masa ke masa.
Terlebuh secara pascakrisis multidimensional yang berkepanjangan melanda
bangsa Indonesia, persoalan kemiskinan sudah sangat mendesak untuk
ditangani.

2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peranan pemerintah dalam mengatasi kemiskinan di Indonesia?
2. Faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya kemiskinan?
3. Tujuan

1. Untuk mengetahui peranan pemerintah dalam mengatasi kemiskinan di


Indonesia.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya


kemiskinan.

4. Manfaat

1. Dapat mengetahui peranan pemerintah dalam mengatasi kemiskinan di


Indonesia

2. Dapat mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya


kemiskinan

5
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kemisinan

Menurut Mubyarto (2004) bahwa: “Kemiskinan di gambarkan sebagai


kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok atau
kebutuhan hidup minimum yaitu sandang, pangan, perumahan, pendidikan dan
kesehatan.

Menurut Lincolin Arsyad (2010) ukuran indikator kemiskinan antara lain :

1. Tingkat komsumsi beras perkapita per tahun.


2. Tingkat pendapatan
3. Indikator kesejahteraan rakyat. Menurut publikasi PBB tahun
1961 yang berjudul international definition and measurement of levels of living:
an interim guid dikemukakan ada sembilan komponen kesejahteraan, antara
lain: kesehatan, konsumsi makanan dan gizi, pendidikan, kesempatan kerja,
perumahan, jaminan sosial, sandang, rekreasi dan kebebasan. UNDP (United
Nation Development Program) memperkenalkan indeks kemiskinan manusia.
Menurut UNDP adalah bahwa tolak ukur kemiskinan dari seseorang adalah jika
dia tidak mampu menjangkau (atau bahkan tidak mempunyai akses) terhadap
sarana publik dasar dan tingkat kualitas hidup mereka sendiri rendah, bukan
berapa banyak pendapatan per dolar perkapita yang mampu mereka raih setiap
harinya. (Lincolyn Arsyad, 2010:305)

Konsep lingkaran kemiskinan menganggapbahwa:


ketidakmampuan untuk mengerahkan tabungan yang cukup, kurangnya
keahlian masyarakat yang relatif masih rendah, dan kurangnya faktor pendorong
untuk kegiatan penanaman modal, adalah merupakan tiga faktor utama yang
menghambat proses pembentukan modal dan pembangunan ekonomi di negara
sedang berkembang.

6
B. Pendidikan

Dalam UU SISDIKNAS NO. 20 tahun 2003 disebutkan bahwa


Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat.

Teori pertumbuhan endogen yang di kemukakan oleh Lucas dan Romer


adalah suatu teori yang didalamnya menjelaskan akan pentingnya
pendidikan/human capital terhadap tingkat pendapatan perkapita maupun
pertumbuhan ekonomi suatu wilayah atau negara.

C. Penganggguran

Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong


dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat
memperolehnya. Ditinjau dari sudut individu, pengangguran menimbulkan
masalah ekonomi dan sosial kepada siapa yang mengalaminya. Ketiadaan
pendapatan menyebabkan para penganggur harus mengurangi pengeluaran
konsumsinya. Selain itu pengangguran juga dapat mengganggu taraf kesehatan
keluarga (Sadono Sukirno, 2004:14).

7
Teori Pengangguran
Lewis menyatakan tujuan dari teori mengenai proses pembangunan
yang khusus di peruntukan bagi Negara yang menghadapi masalah kelebihan
tenaga kerja. Lewis menganggap di banyak Negara berkembang terdapat
tenaga kerja yang berlebih, akan tetapi sebaliknya menghadapi masalah
kekurangan modal, dan keluasan tanah yang belum digunakan sangat terbatas.
(Sadono Sukirno, 2006:196)
Teori Ranis dan Fei

Teori ini dikembangkan oleh dua ahli ekonomi, yaitu Gustav Ranis dan John
Fei. Analisis teori Ranis dan Fei dimaksudkan sebagai teori pembangunan
untuk Negara yang menghadapai masalah kelebihan jumlah penduduk
sehingga menghadapi masalah pengangguran yang serius, dan kekayaan alam
yang tersedia dan dapat dikembangkan sangat terbatas. (Sadono Sukirno,
2006:202)
D. Inflasi

Inflasi dapat didefinisikan sebagai kenaikan harga-harga yang berlaku


dalam suatu perekonomian. Tingkat inflasi berbeda dari satu periode ke periode
yang lain. Dan tingkat inflasi berbeda antara Negara yang satu dengan Negara
yang lain. Dimana tingkat inflasi itu di bagi tiga, 1) tingkat inflasi rendah yaitu
mencapai dibawah 2 atau 3 persen. Tingkat inflasi moderat mencapai di antara 4
sampai 10 persen sedangkan tingkat inflasi yang serius dapat mencapai tingkat
beberapa puluh atau beberapa ratus persen dalam setahun (Sadono Sukirno,
2004:14).

Teori Inflasi Keynesian model

Menurut pemikiran Keynes, dia mengatakan bahwa inflasi terjadi karena


masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonomisnya, sehingga dari
keadaan tersebut kemudian nantinya akan menyebabkan permintaan masyarakat
terhadap barang-barang akan melebihi jumlah barang-barang yang tersedia,
akibatnya akan terjadi inflationary gap. Keadaan Keterbatasan jumlah persediaan

8
barang ini terjadi karena dalam jangka pendek kapasitas produksi tidak dapat
dikembangkan untuk mengimbangi kenaikan permintaan, Dengan kata lain, dalam jangka
pendek kapasitas produksi tidak mengalami peningkatan secepat kenaikan permintaan
yang terjadi. (Adwin S. Admaja, 1999).

Pandangan golongan strukturalis


Dengan semakin banyaknya jumlah penduduk dan ditambah lagi dengan
meningkatnya sektor industri akibat dari perkembangan ekonomi, akan
membuat perpindahan penduduk dari sektor pertanian menuju sektor industri.
keadaan tersebut kemudian akan menyebabkan kenaikan permintaan akan bahan
makanan namun di satu sisi jumlah produksi akan bahan makanan menurun
sehingga akan mengakibatkan harga bahan makanan mengalami kenaikan.
dengan meningkatnya harga bahan makanan akan menimbulkan tuntutan untuk
menaikan tingkat upah di sektor industri dan selanjutnya akibat dari
meningkatnya upah maka akan meningkatkan pula biaya produksi yang
nantinya akan mengakibatkan barang-barang industri juga akan mengalami
kenaikan (Sadono Sukirno, 2006 : 320).

9
BAB III

PELAKSANAAN OBSERVASI

A. Lokasi dan Waktu Observasi

Lokasi dalam observasi Patologi Sosial kali ini tepat di sebelah lampu
merah wilayah Tugu Muda Kecamatan Semarang Tengah Kota Semarang.
Dimana lokasi ini sangat ramai oleh wisatawan dan pengunjung untuk menikmati
Kota Semarang dengan berfoto ataupun menikmati pemandangan dari hati tetapi
malah jadi kesempatan untuk masyarakat kurang mampu untuk berjualan koran,
mengemis dan sebagainya. Adapun pengamatan ini dilakukan hanya satu hari
yaitu pada hari Sabtu, 23 November 2019 pukul 15.00 s.d 16.30 WIB.

B. Subyek Observasi

Penulis langsung menemukan masyarakat kurang mampu di sekitar Tugu


Muda Semarang yang mempunyai usaha kecil tambal ban keliling yaitu Bpk.
Irmanto.

C. Teknik Observasi

Teknik Partisipan dimana penulis mewawancarai narasumber dan


mengorek informasi secara langsung atau terlibat dengan subyek pengamatan.

10
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pengertian Kemiskinan

Kemiskinan merupakan suatu masalah krusial yang hampir dialami oleh


seluruh negara di dunia. Secara umum definisi kemiskinan dapat diartikan,
sebagai ketidak mampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasar standar
atas setiap aspek kehidupan. Menurut Sen (1999) kemiskinan lebih terkait pada
ketidak mampuan untuk mencapai standar hidup tersebut dari pada apakah standar
hidup tersebut tercapai atau tidak.

Nama bapak siapa? Pak Irmanto

Usia? 47 tahun

Asal dari mana? Madiun

Pekerjaan? Bengkel keliling

Bapak irmanto merupakan pendatang di kota semarang yang berniat


mencari uang demi biaya hidup. Beliau datang di kota semarang sejak tahun 2000.
Dari tahun 2000 bapak irmanto mencari pekerjaan sangatlah susah dikarenakan
bermodalkan ijasah SMP. Oleh karena itu, beliau berinisiatif membuka tambal
ban keliling di tugu muda. Penghasilan dari tambal ban per hari kurang lebih
seratus ribu dan terkadang tidak mendapat sepeserpun. Dan sampai saat ini bapak
irmanto tidak pernah kembali ke kampung halaman dengan alasan banyak saudara
di semarang.

Pertumbuhan ekonomi yang berkembang pesat membuat bapak irmanto


mendapatkan persaingan secara ketat. Lapangan pekerjaan yang sangat sempit
menyebabkan beberapa orang seperti bapak irmanto kesulitan mencari kebutuhan

11
hidup. Ditambah kebutuhan hidup yang sangat mahal itu membuat orang yang
miskin tidak sejahtera.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pesat dalam lima tahun terakhir


dibandingkan dengan negara-negara kawasan, ternyata belum mampu untuk
mengurangi tingkat kemiskinan yang signifikan, pertumbuhan ekonomi
Indonesia yang didorong oleh sektor konsumsi rumah tangga ternyata tidak
menghasilkan pertumbuhan e konomi yang berkualitas yang dapat mengentaskan
kemiskinan secara signifikan dan menciptakan lapangan pekerjaan yang luas,
serta belum menghilangkan tingkat disparitas antara golongan kaya dan
golongan miskin, hal ini tercermin dalam indeks gini yang mencapai 0,4,
artinya adalah terjadi disparitas yang sangat besar dalam pengusaan
kekayaan atau kesejahteraan antara golongan terkaya dengan golongan yang
termiskin dalam masyarakat Indonesia.

Di Indonesia, kemiskinan merupakan masalah yang sangat krusial, tidak


hanya karena tendensinya yang semakin meningkat, namun juga
konsekuensinya yang tidak hanya meliputi ruang lingkup ekonomi semata
namun juga masalah sosial dan instabilitas politik dalam negeri. Oleh
karena itu, pengentasan masalah kemiskinan harus menjadi prioritas utama
dalam pembangunan ekonomi, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Sejarah menunjukan, sejak Indonesia merdeka konsep trilogy


pembangunan dengan menggunakan teori trickle down effect yang diadopsi
oleh Indonesia pada jaman Presiden Soeharto ternyata hanya menghasilkan
pertumbuhan ekonomi yang semu dan menghasilkan disparitas yang tinggi
antara golongan kaya dan miskin. Pertumbuhan ekonomi yang tidak berkelanjutan
dikarenakan sebagian besar pendapatan nasional dihasilkan dari komoditas
sumber daya Minyak dan Gas bukan dari sector manufaktur maupun sektor
industry lainnya yang banyak menyerap tenaga kerja. Akibatnya ketika
sumber daya tersebut tidak lagi mencukupi konsumsi dalam negeri dan
akhirnya Negara harus mengekspor kebutuhan Migasnya. Hal inilah yang

12
mengkibatkan Negara mengalami devisit anggaran, seperti yang terjadi dewasa
ini. Berikut data kemiskinan yang diambil dari Badan Pusat Statistic tahun
2003 hingga 2010.

Berdasarkan grafik diatas menunjukkan bahwa tahun 2003 kemiskinan


Indonesia sebanyak 37 juta jiwa yang mengalami kemiskinan, tahun 2004
sebanyak 36 juta jiwa kemiskinan, tahun 2005 berjumlah sekitar 35 juta jiwa
yang mengalami kemiskinan, tahun 2006 mengalami peningkatan menjadi 39,3
juta jiwa, tahun 2007 mengalami penurunan lagi menjadi 37,2 juta jiwa rakyat
miskin, tahun 2008 mengalami menurunan lagi menjadi 35,0 juta jiwa
rakyat miskin, tahun 2009 sekitar 32,5 juta jiwa kemiskinan, tahun 2010
mengalami penurunan menjadi 31,0 juta jiwa kemiskinan. Jadi, data
kemiskinan tersebut menunjukkan perubahan dari tahun ke tahun, untuk
tahun 2006 kemiskinan di Indonesia mengalami peningkatan hingga 5 % dari
tahun sebelumnya. Akan tetapi untuk tahun 2007 hingga tahun 2010 selalu
mengalami perubahan penurunan jumlah penduduk yang miskin.

13
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Di Indonesia, kemiskinan merupakan masalah yang sangat krusial, tidak


hanya karena tendensinya yang semakin meningkat, namun juga
konsekuensinya yang tidak hanya meliputi ruang lingkup ekonomi semata
namun juga masalah sosial dan instabilitas politik dalam negeri. Oleh
karena itu, pengentasan masalah kemiskinan harus menjadi prioritas utama
dalam pembangunan ekonomi, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Bapak Irmanto yang menjadi korban dari kemiskinan akibat pertumbuhan


penduduk yang kian banyak sehingga banyak persaingan akan tetapi lapangan
pekerjaan yang tidak sesuai dengan penduduk yang ada. Kebutuhan hidup yang
kian mahal seperti bahan pokok dalam kebutuhan sehari-hari juga ikut
mempengaruhinya.

5.2 Saran

Menurut saya, masih banyak hal-hal di Indonesia yang perlu diperbaiki


demi menyambut era globalisasi. Bidang-bidang dasar seperti politik, ekonomi,
sosial & budaya, serta hukum harus banyak mengalami perubahan mengarah
kepada yang lebih baik. Kemiskinan tidak bisa kita hindari, tetapi kita perlu untuk
tetap menanggulangi tingkat kemiskinan demi terciptanya Indonesia yang lebih
maju.

14
DAFTAR PUSTAKA

Maryono, DS. 2001, “Perkembangan Pengangguran Dan Kemiskinan di


Indonesia”,STIE Stikubank: Semarang.

Marliantoro, AY, Oelin. 2004, “Memahami Kemiskinan Melalui Pembangunan


Pendidikan dan Kesehatan”, Ganesha, LIPI: Jakarta

Mubyarto. 2004“Kemiskinan, Pengangguran, dan Ekonom Indonesia” Vol.


III, No 2 : Jurnal Dinamika Masyarakat.

Nasrullah Jamaludin Adon. 2016. “Dasar-dasar Patologi Sosial”, CV Pustaka


Setia: Bandung.

Arsyad, Lincolin. 2010.“Ekonomi Pembangunan”. UPP STIM YKPN,


Yogyakarta.

15
LAMPIRAN

16

Anda mungkin juga menyukai