KEMISKINAN DI INDONESIA
DISUSUN OLEH :
170310120036
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2013
1
KATA PENGANTAR
Jatinangor
2
DAFTAR ISI
Kata pengantar............................................................................................. 2
Daftar isi........................................................................................................ 3
Bab I Pendahuluan........................................................................................ 5
Latar Belakang.............................................................................................. 5
Manfaat.......................................................................................................... 6
Tujuan............................................................................................................ 6
2.3.Penyebab Kemiskinan............................................................................ 9
BAB IV Kesimpulan................................................................................... 17
Daftar Pustaka............................................................................................. 18
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATARBELAKANG
Itu yang memang kategori orang miskin yang artinya hidup di bawah
standart garis yang di tetapkan. Memang berkurang dari periode yang sama di
tahun kemarin. , tetapi apabila kita melihat dengan cerdas dan dengan ruang
lingkup yang lebih luas bahwa ada sekitar 40 juta masyarakat Indonesia yang
berada di kategori rawan miskin, apa yang di maksud dengan kategori rawan
miskin disini juga akan di bahas selain itu penulis juga membahas bahwa adanya
ketimpangan sosial yang mempunyai jarak yang jauh. Di samping juga membahas
faktor – faktor penyebab kemiskinan mulai dari faktor internal dan eksternal nya
dan dampak serta solusi kemiskinan.
4
1.2. RUMUSAN MASALAH
1.3. MANFAAT
Manfaat penulis membuat makalah ini khusus nya adalah agar penulis
lebih paham dan dapat mengkaji mengenai permasalahan kemiskinan di Indonesia
yang notaben nya akar dari kebanyakan masalah ilmu sosial yang paling komleks
, dan umumnya para pembaca agar mengerti paling tidak garis besar dari
pengertian kemiskinan dan gambaran kemiskinan di Indonesia.
1.4. TUJUAN
Tujuan utama penulis membuat makalah ini adalah penulis ingin mencari
suatu kebenaran, dalam arti fakta dari kemiskinan itu sendiri dan kebenaran
memang merupakan hakekat dari filsafat yang di implementasikan penulis ke 4
buah butir tujuan.
5
BAB II
TINJAUAN KONSEPTUAL
A.Kemiskinan Absolut
Konsep kemiskinan pada umumnya selalu dikaitkan dengan pendapatan
dan kebutuhan, kebutuhan tersebut hanya terbatas pada kebutuhan pokok atau
kebutuhan dasar ( basic need ).
Kemiskinan dapat digolongkan dua bagian yaitu :
a.Kemiskinan untuk memenuhi bebutuhan dasar.
b.Kemiskinan untuk memenuhi kebutuhan y6ang lebih tinggi.
6
Indonesia memakai ukuran kemiskinan jenis ini
B. Kemiskinan Relatif
Menurut Kincaid ( 1975 ) semakin besar ketimpang antara tingkat hidup
orang kaya dan miskin maka semakin besar jumlah penduduk yang selalu
miskin. Yakni dengan melihat hubungan antara populasi terhadap
distribusi pendapatan.
Perbedaan waktu dan tempat juga mendasari seperti garis indikator kemiskinan di
Eropa dan Indonesia pastilah berbeda karena terpaku ruang, waktu dan tempat yang
berbeda
7
atau keahlian pergeseran pekerjaan dari manusia ke mesin pasti akan menimbulkan
kemiskinan.
8
a. Keterbatasan pendapatan modal dari sarana untuk memenuhi kebutuhan dasar
(Modal sumberdaya manusia, misalnya pendidikan formal, ketrampilan dasar,
kesehatan yang memadai, Modal
produksi, misalnya lahan dan akses terhadap kredit. Modal sosial, misalnya
jaringan sosial dan akses terhadap kebijakan dan keputusan politik, sarana
fisik, misal akses terhadap prasarana dasar jalan, listrik dan air bersih,
termasuk hidup di daerah yang terpencil).
keluarga.
sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan
dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan
sekitar;
lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi. Karena ciri dan keadaan
9
masyarakat dalam suatu daerah sangat beragam (berbeda) ditambah
dengan kemajuan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang masih rendah.
10
Yaitu pajak yang dikenakan semakin berat kepada mereka yang
pendapatannya semakin kecil. Contoh : pajak penjualan, pajak tontonan
dan sebagainya.
11
Mengingat LSM memiliki fleksibilitas yang baik dilingkungan
masyarakat sehingga mampu memahami komunitas masyarakat dalam
menerapkan rancangan dan program pengentasan kemiskinan.
Penyuluhan lingkungan untuk menghindari praktek distribusi yang
menggunakan barang-barang yang merusak masyarakat. Misalnya,
minuman keras, obat terlarang, dan pembajakan, lantaran dalam Islam
distribusi tidak hanya didasarkan optimalisasi dampak barang tersebut
terhadap kemampuan orang. Tapi, pengaruh barang tersebut terhadap
prilaku masyarakat yang mengkonsumsinya.
Redistribusi Pendapatan secara lebih baik
Negara akan ikut bertanggungjawab terhadap mekanisme distribusi
dengan mengedepankan kepentingan umum daripada kepentingan
kelompok, atau golongan lebih-lebih kepentingan perorangan. Dengan
demikian, sektor publik yang digunakan untuk kemaslahatan umat jangan
sampai jatuh ke tangan orang yang mempunyai visi kepentingan
kelompok, golongan dan kepentingan pribadi.
Pembangunan Infrastruktur
Negara akan menyediakan fasilitas-fasilitas publik yang
berhubungan dengan masalah optimalisasi distribusi pendapatan. Seperti
sekolah, rumah sakit, lapangan kerja, perumahan, jalan, jembatan dan lain
sebagainya.
Namun terdapat 5 (lima) permasalahan dalam pengentasan
kemiskinan yaitu :
1. Lemahnya instusi pengelola program pengentasan kemiskinan
2. Kebijakan penggunaan data basis keluarga miskin belum secara
operasional dipergunakan
12
terbatas
Harus ada sinergisitas antara program pengentasan kemiskinan
yang diprogramkan oleh pemerintah pusat dengan pemerintah provinsi dan
pemerintah kabupaten/kota. Selama ini program pengentasan kemiskinan
oleh pemerintah pusat tidak maksimal diterapkan oleh pemerintah provinsi
dan pemerintah kabupaten/kota, karena tidak disiapkannya infrastruktur
pendukung untuk program tersebut.
13
BAB III
PEMBAHASAN
14
Tindakan atau kebijakan preventif kepada mereka yang rawan miskin sangat perlu
dilakukan agar mereka tidak terjun dalam katagori miskin., karena apabila mereka
menjadi miskin mereka akan menambah permaslahan baru, serta menambah
angka kemiskinan baru. Hal itu kalau tidak di atasi akan berdampak pada visi
bersama bahwa bangsa ini tahun 2045 akan menjadi bangsa yang maju.
15
BAB IV
KESIMPULAN
16
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Pengertian kemiskinan
17
18
19