Anda di halaman 1dari 15

Kajian Moral dan Kewarganegaraan.

Volume 02 Nomor 03 Tahun 2015, 530-544

STRATEGI ADAPTASI SOSIAL SISWA PAPUA DI KOTA LAMONGAN

Susi Andriani
10040254223 (PPKn, FIS, UNESA) susi_andriani89@yahoo.co.id
Oksiana Jatiningsih
0001106703 (PPKn, FIS, UNESA) oksianajatiningsih@yahoo.com

Abstrak
Siswa Papua mengikuti program pemerintah yaitu UP4B (Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua
Barat).Sebagai pendatang dengan keadaan minoritas di lingkungan yang baru, siswa Papua dituntut untuk
mampu beradapatasi dengan lingkungan masyarakat Lamongan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengungkapkan strategi adaptasi siswa Papua di kota Lamongan. Penelitian ini menggunakan teori strategi
adaptasi dari John Bennet dan menggunakan pendekatan kualitatif.Teknik pengumpulan data yang
digunakan berupa observasi dan wawancara mendalam.Analisis data yang digunakan dengan pengumpulan
data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa
strategi adaptasi sosial siswa Papua di kota Lamongan yang dikaji dari teori John Bennet dapat
disimpulkan bahwa siswa Papua menggunakan strategi adaptasi perilaku untuk menghadapi perbedaan di
lingkungan yang baru, strategi adaptasi siasat untuk menghadapi resistensi atau penolakan, kemudian
menggunakan strategi adaptasi proses digunakan untuk mencari kesamaan di lingkungan yang baru.
Strategi adaptasi perilaku lebih dominan dilakukan oleh siswa Papua dalam melakukan adaptasi dalam
menghadapi perbedaan.
Kata Kunci: strategi adaptasi sosial

Abstract
Papua students joined a goverment program, UP4B (Unit for the acceleration of Development of Papuan
and west Papua). As minority newcomers in the new environment. The student are required to be able to
adapt with Lamongan society. This study aims to reveal the adaptation strategies of John W. Bennet and
qualitatif approach. Data analysis use data collection, data reduction, data presentation and conclution
using data trianggulasi.This study result that Papua student social adaptation strstegy in Lamongan
studied by using the theory of John W. Bennet states that Papua students used behaviorial adaptation
strategies to deal with the differences in the new environment. A strategy of adaptation strategies to deal
with resistence or rejection, and a process of adaptation strategis to look for similiarites of culture and
language in the ne environment. Of the three strategies of John W. Bennet, behavioral adaptation strategy
was chosen more by Papua student.
Keywords: strategies adaptation social

mempunyai peranan terhadap alam sekitar atau


PENDAHULUAN lingkungan.Artinya, dalam menghadapi dunia sekitar
individu tidak bersifat pasif, tetapi bersifat aktif atau
Wilayah Indonesia terbentang luas dari Sabang sampai dengan kata lain, seorang individu berusaha
Merauke yang ditandai dengan kondisi alam dan iklim mempengaruhi, menguasai, mengubah dalam batas-batas
yang berbeda-beda.Hal ini yang mendasari Indonesia kemungkinannya.Sebaliknya, alam sekitar juga
mempunyai keragaman budaya, adat-istiadat, agama, mempunyai peranan terhadap individu, dalam
suku, dan ras, sehingga dapat disebut sebagai negara mempengaruhi individu, tingkah laku, perbuatan, pikiran,
pluralis. Berbagai karakteristik yang ada setiap wilayah sikap, perasaan, kemauan, dan lain sebagainya.
Indonesia telah menimbulkan perbedaan satu sama lain, Hubungan semacam ini disebut sebagai autoplastis (auto
baik tata cara bergaul adat istiadat maupun budaya, oleh = sendiri, platis = dibantu), yaitu seseorang harus
karena itu setiap individu dituntut untuk mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkunganya dan
beradaptasi agar tidak mengalami cultur shock dan alloplastis (allo = yang lain), yaitu seseorang dapat pula
konflik, sehingga bisa hidup harmonis dengan individu mengubah lingkungannya agar sesuai dengan keinginan
lain di lingkungan sosial. dirinya (Ahmadi, 2009:49)
Dalam melaksanakan kehidupan sehari-hari manusia Menurut Gerungan (2010:59), adaptasi adalah
tidak lepas dari hubungan satu dengan yang lain. Individu penyesuaian diri sekaligus sebagai bentuk mengubah diri
Strategi Adaptasi Sosial

sesuai dengan kondisi lingkungan. Manusia senantiasa masyarakatnya, cuaca dan iklim, serta perbedaan
menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik, psikis, dan keyakinan. Sama halnya yang dirasakan oleh anak- anak
rohaniah.Ada berbagai macam bentuk adaptasi, salah satu yang berasal dari Papua yang harus bisa menyesuaikan
hal yang diperlukan adalah adaptasi sosial.Adaptasi sosial diri dengan karakteristik kota Lamongan. Pada dasarnya
merupakan kesanggupan individu untuk dapat bereaksi antara kota Lamongan dengan pulau Papua mempunyai
secara efektif dan harmonis terhadap realitas dan situasi perbedaan yang sangat jauh mulai dari karakteristik
sosial, serta bisa menjalin hubungan sosial yang sehat. geografis, karakteristik demografi, dan nilai-nilai
Dalam melakukan proses penyesuaian diri, individu kehidupan. Pulau Papua terletak di bagian barat pulau
mengalami proses belajar yaitu belajar memahami, besar Nugini, yang mempunyai luas wilayah 416.129 km2
mengerti dan berusaha untuk melakukan sesuatu yang yang didukung dengan hutan rimba tropis tertua dan
diinginkan dan lingkungannya. Hal ini karena, manusia terluas di Asia Pasifik.Sebagian besar masyarakat Papua
selalu mendambakan kondisi yang seimbang di dalam tinggal di hutan dan mengelola sumber daya hutan secara
memenuhi kebutuhan, dorongan, dan keinginan yang ada lestari. Provinsi Papua mempunyai keragaman suku dan
dalam diri sesuai dengan norma-norma atau aturan yang budaya yang jauh lebih tinggi dari provinsi lain di
berlaku dalam masyarakat. Indonesia. Bahasa-bahasa daerah Papua dikelompokan
Dalam beradaptasi kunci utama yang diperlukan oleh menjadi dua golongan besar, yaitu bahasa Austronesia
individu adalah melakukan interaksi sosial dan dan non Austronesia (sering disebutbahasa Papua)
sosialisasi. Hal ini karena, interaksi sosial merupakan (http://id.wikipedia.org/wiki/Papua diakses pada tanggal,
kunci utama dari semua kehidupan sosial. Pergaulan 23 juli 2014).
hidup dapat terjadi apabila orang-perorangan, atau Penelitian etnografi Kartikasari, (eds.) menyatakan
kelompok-kelompok manusia saling berbicara dan bahwa sistem kepercayaan tradisional di Papua
bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama. menunjukan bahwa Tuhan yang Maha Kuasa atau yang
Selain itu, Gerungan (2010:61) menyebutkan bahwa Tertinggi dianggap sebagai pencipta dan memiliki
interaksi sosial merupakan salah satu bentuk hubungan kekuasaan mutlak atas hidup manusia. Nilai budaya yang
antara individu dan lingkungan terutama lingkungan menghargai upaya-upaya perorangan mendorong banyak
psikis. Menurut Soekanto, (2005:61) interaksi sosial orang Papua untuk bekerja keras, yang akhirnya dapat
merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis menguntungkan kelompok secara keseluruhan.Nilai-nilai
menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara ini juga membangun kemandirian dan rasa percaya diri
kelompok-kelompok manusia, maupun antara perorangan pada sebagian orang, serta membangun rasa tanggung
dan kelompok manusia. jawab pada sebagian orang lainya.
Dari keterangan di atas menunjukkan bahwa individu Berdasarkan uraian di atas, tentang karakteristik pulau
harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan Papua menujukkan perbedaan yang sangat jauh dengan
maupun dengan individu yang lainnya. Mengingat kota Lamongan. Lamongan merupakan salah satu
manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang satu Kabupaten di Jawa Timur yang mempunyai luas 1.812,80
sama lain saling membutuhkan agar dapat bertahan Km2. Wilayah Kabupaten Lamongan mempunyai batas
hidup. Hal ini seperti yang dialami oleh siswa Sekolah fisik langsung dengan garis pantai yang merupakan lokasi
Menengah Umum yang berasal dari Papua yang datang berpotensi dalam perekonomian di bidang sumber daya
ke pulau Jawa, tepatnya di kota Lamongan. Kementrian perikanan.Hal ini ditandai dengan sebagian besar
Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2013 penduduk Lamongan bermata pencarian nelayan. Di
mempunyai program kebijakan tentang Unit Percepatan tinjau dari aspek kesejahteraan dan pemerataan ekonomi
Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat menunjukan kota Lamongan mempunyai pertumbuhan
(UP4B). Program UP4B merupakan pemerataan dan ekonomi yang sangat pesat dibandingkan dengan kota-
keterbukaan akses pendidikan bagi anak- anak di Papua kota lain di Jawa Timur. http://lamongankab.go.id
dan Papua Barat. Sesuai dengan program tersebut anak- (diakses pada tanggal, 02 September 2014).
anak Papua harus mengikuti tugas belajar dan Menurut SK Bupati Daerah Tingkat II Lamongan
mendapatkan beasiswa dari pemerintah ke pulau Jawa tahun 1994 tentang Lamongan Memayu Raharjaning
dan Bali.Hal ini membuat anak- anak yang berasal dari Praja,dari segi agama menunjukan bahwa Lamongan
Papua harus memulai kembali kehidupan sosial di merupakan salah satu Kabupaten yang menempati posisi
lingkungan yang baru. kedua di Jawa Timur sebagai pemeluk agama Islam
Beradaptasi di lingkungan yang baru tentu tidak tertinggi. Hal ini dibuktikan dengan, lembaga pendidikan
mudah untuk dilakukan.Hal ini karena di lingkungan yang mewajibkan murid perempuan menggunakan jilbab
yang baru mempunyai karakteristik yang berbeda, dengan bagi yang beragama muslim, namun tidak diwajibkan
lingkungan yang lama, baik adat istiadat, karakteristik bagi siswa non muslim seperti yang terjadi di SMA

531
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2015, 530-544

Negeri 1, 2 dan SMA Negeri 3 Lamongan, serta peranan dengan lingkungan yang baru ditinjau dari teori adaptasi
Majelis Ulama dalam menyebarkan ajaran agama Islam. dari John Bannet.Dalam teori adaptasi yang dikemukakan
Berbeda di Papua, bahasa yang digunakan oleh penduduk oleh John Bannet mengungkapkan bahwa strategi adaptif
Lamongan dalam berkomunikasi adalah bahasa Jawa. merupakan suatu pola-pola yang dibentuk dengan
Perbedaan karakteristik antara pulau Papua dengan pulau berbagai penyesuaian yang direncanakan oleh manusia
Jawa membuat anak-anak Papua harus bisa untuk mendapatkan serta sumber-sumber daya untuk
menyesuaikan diri di Lamongan baik dari segi memecahkan masalah yang dihadapi.
lingkungan alamiah, lingkungan psikis, iklim alami, ide- Strategi adaptasi dalam membangun hubungan
ide, teori-teori, dan hasil kebudayaan yang berlainan sosialsecara kodrati manusia adalah makhluk yang
dengan kebudayaan di tempat tinggal asalnya agar dapat memiliki kecenderungan untuk hidup dalam kebersamaan
bertahan hidup dan menciptakan kehidupan yang sebagai bentuk pelajaran hidup. Manusia selalu
harmonis dengan masyarakat lainnya. membutuhkan orang lain untuk menjalankan
Hal ini didukung dengan penelitian terdahulu yang kehidupanya, hal ini sesuai dengan pendapat Aristoteles
menjelaskan tentang peran penting strategi dan dalam ajaranya bahwa manusia disebut sebagai Zoon
kemampuan individu dalam beradaptasi di lingkungan Politicon, yang artinya manusia adalah makhluk sosial
sosialnya pada lingkup pendidikan formal.Penelitian yang ingin selalu bergaul dan berkumpul dengan manusia
pertama, dilakukan oleh Agustin (2012) tentang “Strategi lainya, atau disebut sebagai makhluk bermasyarakat.
Adaptasi Mahasiswa Luar Jawa di Universitas Negeri Kebutuhan untuk bermasyarakat atau berkumpul dengan
Surabaya”. Isi penelitian ini menjelaskan bahwa strategi sesamanya merupakan kebutuhan dasar (naluri) manusia
adaptasi mahasiswa luar Jawa di Universitas Negeri itu sendiri yang dinamakan Gregariousness.Dengan
Surabaya (UNESA) dalam menghadapi perilaku demikian manusia merupakan makhluk sosial
mahasiswa Jawa adalah berkomunikasi, pergaulan (homosocius) yaitu makhluk yang selalu ingin
melakukan akulturasi diri, serta perasaan minoritas antara berinteraksi dengan sesama dan bergaul.Manusia sebagai
lain dilakukan dengan diam, berhati- hati dalam berbicara mahluk sosial memiliki 2 hasrat yaitu (1) keinginan untuk
dan bersikap, serta berteman dengan semua mahasiswa. menjadi satu dengan manusia yang lain disekelilingnya
Penelitian ini menggunakan teori pilihan rasional James (masyarakat); (2) keinginan untuk menjadi satu dengan
S. Coleman yang memiliki asumsi dasar bahwa tindakan suasana alam sekitarnya. (Soekanto, 2005: 25)
perseorangan mengarah kepada suatu tujuan dan tujuan Dalam menjalankan kehidupan sosial seorang
itu (dan juga tindakan) ditentukan oleh nilai dan pilihan. individu tidak hanya dituntut untuk mampu
Berdasarkan dengan itu, peneliti menekankan pada menyesuaikan diri dengan lingkungan, akan tetapi
strategi yang dilakukan oleh seorang siswa SMA yang individu penting untuk mempunyai kemampuan dalam
berasal dari Papua untuk menyesuaikan diri di interaksi sosial. Interaksi sosial adalah bagian dari
lingkungan baru seperti Lamongan. Pada dasarnya dari adaptasi. Menurut Soekanto (2005:61), interaksi adalah
waktu ke waktu lingkungan hidup seseorang dalam hubungan-hubungan sosial yang dinamis menyangkut
segala aspek senantiasa berubah-ubah, oleh karena itu hubungan antara orang perorangan, antara kelompok-
manusia tersebut harus mampu menyesuaikan diri dengan kelompok manusia, maupun antara orang perorangan
lingkungan, baik dalam arti aktif maupun pasif agar dengan kelompok manusia. Sedangkan konsep interaksi
individu tersebut dapat mempertahankan hidup di sosial menurut Ahmadi (2007:49) adalah suatu hubungan
lingkungan baru dan menjalin hubungan yang harmonis antara individu atau lebih, di mana kelakukan individu
dengan individu yang lain. yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, kelakuan individu yang lain atau sebaliknya.
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Pada dasarnya, salah satu sifat manusia adalah
bagaimanakah strategi adaptasi siswa Papua di kota keinginan untuk hidup bersama dengan manusia yang
Lamongan. Setiap penelitian mempunyai tujuan tertentu lainya, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
sehingga setiap langkah penelitian terfokus untuk Melalui hubungan tersebut, manusia ingin
mencapai tujuan tersebut. Berdasarkan latar belakang dan menyampaikan maksud, tujuan dan keinginan masing-
rumusan masalah di atas, penelitian ini dibuat dengan masing, hal ini dapat diwujudkan melalui hubungan
tujuan untuk mendeskripsikan strategi adaptasi yang timbal balik. Interaksi sosial merupakan kunci utama
dilakukan oleh siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) kehidupan sosial, karena dalam membangun dan
yang berasal dari Papua di kota Lamongan Jawa memelihara suatu hubungan, terjadi suatu proses
Timur.Guna memberikan sumbangan pemikiran dan interaksi, dalam proses tersebut individu menginginkan
pengetahuan bagi pengembangan disiplin Ilmu Sosial suasana yang dapat menciptakan suatu keharmonisan,
mengenai strategi individu dalam menyesuaikan diri sehingga secara psikologis kesejahteraan dan
Strategi Adaptasi Sosial

kebahagiaan lahir batin individu dapat tercapai. Kunci yang berubah dengan mengikuti alur yang ada dalam
utama dalam membangun dan mewujudkan hubungan lingkungan tersebut. Dengan demikian, adaptasi perilaku
harmonis hanya dapat dilakukan apabila manusia itu sebagai suatu tindakan yang dilakukan oleh organisme
mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. (individu maupun kelompok) dalam upaya mengalami
Interaksi sosial sangat kompleks. Menurut Gillin dan perubahan.
Gillin ( dalam Soekanto 2012:55) interaksi atau proses Kedua adaptasi siasatmerupakan perilaku yang
sosial (hubungan timbal-balik yang dinamis di antara dilakukan oleh individu digunakan sebagai cara-cara
unsur-unsur sosial) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu untuk menyiasati suatu perubahan yang terdapat di
pola interaksi asosiatif dan pola interaksi disosiatif. Pola lingkungan sekitar. Hal ini dilakukan karena melalui
interaksi asosiatif merupakan proses-proses yang perubahan yang terjadi dalam lingkungan maupun
mendorong dicapainya akomodasi, kerjasama dan keadaan sekitar membutuhkan suatu solusi untuk
asimilasi, yang pada giliran selanjutnya menciptakan mengatasi hambatan tersebut, karena cara-cara yang
keteraturan sosial. Pola interaksi disosiatif merupakan digunakan oleh organisme (individu-kelompok) pada
proses-proses yang mengarah kepada terciptanya bentuk- umumnya tidak dapat lepas dari masalah yang mendasari,
bentuk hubungan sosial yang berupa persaingan walaupun perubahan-perubahan tersebut tidak
(kompetisi), kontravensi ataupun konflik (pertikaian), menimbulkan sutau hal yang buruk (negatif), akan tetapi
yang pada giliran berikutnya menghambat terjadinya organisme (individu- kelompok) perlu untuk
keteraturan sosial. Interaksi sosial merupakan bentuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada dengan
utama dari proses sosial, karena adanya aktivitas-aktivitas melakukan pemeriksaan yang sesuai agar dapat berada
individu yang berhubungan dengan individu lain. Apabila pada posisi yang tepat, sehingga dapat mempertahankan
interaksi sosial terjadi secara berulang-ulang menurut hidup.
pola yang sama dan berlangsung cukup lama, maka dapat Ketiga, adaptasi proses merupakan proses adaptasi
terwujud hubungan sosial (social relation). Menurut yang dibagi menjadi dua level, yaitu individu dan
Pramono (1998: 32), hubungan sosial merupakan suatu kelompok. Individu lebih mengarah pada kemampuan
pola hubungan yang sama. Di samping itu,hubungan seseorang untuk mengatasi hambatan dalam suatu
sosial merupakan hubungan yang terwujud antara lingkungan alam. Hal ini karena tujuan untuk
individu dengan individu, individu dengan kelompok, mendapatkan sumber daya dianggap sebagai alat pemuas
serta kelompok dengan kelompok sebagai hasil dari kebutuhan. Sedangkan pada level kelompok, adaptasi
interaksi. bisa dikatakan sebagai suatu cara yang digunakan untuk
Dengan demikian, keberhasilan manusia dalam mempertahankan hidup (survival). Pada dasarnya,
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan hidup individu- individu akan hidup bersama dalam suatu
harmonis ditentukan oleh kemampuan manusia dalam lingkungan sosial, maka dari itu, antar individu harus
menjaga hubungan baik dengan lingkungan fisik, yaitu dapat mempertahankan hidup dengan melakukan
alam, benda-benda yang konkret, maupun lingkingan pemecahan permasalahan bersama yang ada dalam
psikis yaitu jiwa raga orang-orang didalam lingkungan, lingkungan sosial. Hal ini karena masalah yang timbul
ataupun lingkungan rohaniah, yaitu Objective Geist, tidak selamanya dapat dipecahkan oleh individu sendiri,
berartikeyakinan-keyakinan, ide-ide, filsafat-filsafat yang akan tetapi dalam penyelesaian masalah selalu
ada di lingkungan individu tersebut, baik yang membutuhkan orang lain.
terkandung oleh orang-orangnya sendiri dilingkungannya Selain itu teori adaptasi Bennet (249-250) (dalam
maupun yang tercantum dalam buku atau hasil salamah, 2012: 14) menyatakan bahwa:
kebudayaan. Dengan itu, maka ketika seseorang “Manusia selalu berusaha untuk
memilikii cara yang berbeda maka cara yang lakukan menyesuaikan diri dengan lingkungan
adalah beruhasa untuk membangun hubungan-hubungan sekitarnya, baik secara biologis atau
sosial yang baik dalam proses interaksi tersebut. genetik maupun secara budaya. Hal ini
Menurut Bennet adaptasi dibagi menjadi tiga bagian dikarenakan proses adaptasi dalam evolusi
yaitu adaptasi perilaku (adaptive behavior), adaptasi melibatkan seleksi genetik dan varian
siasat (adaptive strategy), dan adaptasi proses (adaptive budaya sebagai jalan yang terbaik untuk
processes). Pertama, adaptasi perilaku merupakan menyelesaikan permasalahan lingkungan.
perilaku yang dianggap sebagai sesuatu yang dinamis dan Selain itu Bennet juga mengungkapkan
terus menerus berubah, seiring dengan berjalanya waktu. bahwa strategi adaptif merupakan suatu
Perilaku yang muncul biasanya digunakan sebagai suatu pola- pola yang dibentuk dengan berbagai
alat oleh individu maupun kelompok untuk penyesuaian yang direncanakan oleh
mempertahankan diri terhadap lingkungan dan kelompok manusia untuk mendapatkan sumber-

533
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2015, 530-544

sumber daya untuk memecahkan masalah


Siswa Papua
yang dihadapi” di Lamongan
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
adaptasi merupakan suatu proses yang dilakukan oleh Problematika
perbedaan,
seseorang dalam menyesuaikan diri dengan keadaan Penyesuaian lingkungan,
lingkungan, yang dilakukan dengan cara mengubah atau diri budaya, adat
melakukan penyesuaian (perilaku, sifat, sikap, gaya istiadat dan agama

hidup) dalam rangka mengatasi hambatan dan kesulitan


yang dihadapi dilingkungan sekitarnya. Selain itu,
strategi
sebagian besar dari proses penyesuaian diri yang Strategi adaptasi siasat
(Adaptiv Strategy), perilaku
dilakukan oleh individu-individu maupun kelompok pada yang digunakan oleh
umumnya ditunjukkan melalui perilaku yang individu digunakan sebagai
Strategi adaptasi cara-cara untuk menyiasati
diperlihatkan dalam menghadapi suatu permasalahan sosial di suatu perubahan yang
yang ada di lingkungan. Hal ini dapat dilakukan dengan lingkungan kota terdapat dilingkungan
Lamongan sekitar.(John Bennet)
cara membangun hubungan sosial yang baik dengan
lingkungan sekitar.Dalam penelitian ini lebih
memfokuskan pada adaptasi siasat (Adaptiv Strategy),
perilaku yang digunakan oleh individu digunakan sebagai
cara-cara untuk menyiasati suatu perubahan yang
terdapat dilingkungan sekitar. Skema 2.1
Seseorang tidak mampu beradaptasi dengan kerangka berfikir penelitian
lingkungan sekitar, maka individu akan menghadapi
masalah dalam kehidupan sosialnya, sebab individu Keterangan dari gambar di atas menunjukkan bahwa
merasa sebagai orang yang terasing, tidak di terima, dan individu harus mampu menyesuaikan diri dengan
dikucilkan oleh masyarakat, serta ketika menghadapi lingkungan maupun dengan individu yang lainnya.
masalah individu cenderung sulit dalam mendapatkan Mengingat manusia diciptakan sebagai makhluk sosial
bantuan dari lingkunga sosial. Padahal manusia yang satu sama lain saling membutuhkan agar dapat
diciptakan selain sebagai makhluk individu juga sebagai bertahan hidup. Hal ini seperti yang dialami oleh siswa
makhluk sosial. Berdasarkan hal tersebut, seseorang Sekolah Menengah Umum yang berasal dari Papua yang
dituntut untuk mampu beradaptasi. datang ke pulau Jawa, tepatnya di kota Lamongan.
Kerangka Berfikir Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun
Program pemerintah Kementrian Pendidikan dan 2013 mempunyai program kebijakan tentang Unit
Kebudayaan pada tahun 2013 mempunyai program Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi
kebijakan tentang Unit Percepatan Pembangunan Papua Barat (UP4B). Program UP4B merupakan
Provinsi Papua dan Provinsi Papua barat (UP4B), yaitu pemerataan dan keterbukaan akses pendidikan bagi anak-
unit akses pemerataan pendidikan bagi siswa Papua yang anak di Papua dan Papua Barat. Sesuai dengan program
tersebar di pulau Jawa dan Bali. Kota Lamongan tersebut anak- anak Papua harus mengikuti tugas belajar
merupakan salah satu tempat yang terpilih untuk siswa dari pemerintah ke Pulau Jawa.Hal ini membuat anak-
Papua menjalakan program UP4B, sehingga perpindahan anak yang berasal dari Papua harus memulai kembali
tempat dari Papua ke Kota Lamongan membutuhkan kehidupan sosial di lingkungan yang baru.
strategi untuk beradaptasi sosial. Siswa Papua dituntut Ditinjau dari teori dari John Bennet yang menjelaskan
untuk mampu beradaptasi sosial agar dapat menerima bahwa strategi adaptasi merupakan suatu pola- pola yaitu
dan diterima dilingkungan yang beru sebagai pendatang suatu rangkaian unsur-unsur yang sudah menetap
yang memiliki perbebaan latar belakang budaya, bahasa, mengenai suatu gejala dan dapat dipakai sebagai contoh
agama dan kebiasaan-kebiasaan. dalam hal menggambarkan atau mendeskripsikan gejala
itu sendiri yang dibetuk dengan berbagai penyesuaian
yang direncanakan oleh manusia untuk mendapatkan
serta sumber- sumber daya untuk memecahkan masalah
yang dihadapi, maka siswa papua memiliki cara dan
proses untuk beradaptasi. Beradaptasi di lingkungan yang
baru tentu tidak mudah untuk dilakukan. Hal ini karena di
lingkungan yang baru mempunyai karakteristik yang
berbeda, dengan lingkungan yang lama, baik adat
Strategi Adaptasi Sosial

istiadat, karakteristik masyarakatnya , cuaca dan iklim, No Nama Sekolah


serta perbedaan keyakinan. Sama halnya yang dirasakan Leonila Nasranita SMA N 1
1
oleh anak- anak yang berasal dari Papua yang harus bisa Huby LAMONGAN
menyesuaikan diri dengan karakteristik kota Lamongan. Silpester Kasipka SMA N 2
2
Pada dasarnya antara kota Lamongan dengan pulau LAMONGAN
Papua mempunyai perbedaan yang sangat jauh mulai dari Sergius Yewen SMA N 2
karakteristik geografis, karakteristik demografi, dan nilai- 3
LAMONGAN
nilai kehidupan. Naca Elga Imbir SMA N 3
4
LAMONGAN
METODE
Penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan Tabel 3.1
kualitatif. Pendekatan kualitatif yaitu prosedur Data informan
pemecahan masalah yang diselidiki dengan Siswa Papua yang tinggal dikota Lamongan tersebut
menggambarkan fenomena subyek atau obyek penelitian memiliki perbedaan dengan masyarakat Lamongan baik
berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana dari segi fisik, agama, bahasa, jenis kelamin, status sosial,
adanya. Dalam penelitian ini, pendekatan kualitatif ekonomi asal, daerah, dan latar belakang suku. Dari data
digunakan untuk meneliti suatu fenomena kelompok ini dimulai akan digali data yang baru sehingga
tertentu yaitu siswa Sekolah Menengah Umum yang penelitian ini dapat menjawab rumusan masalah.
berasal dari pulau Papua yang tinggal di kota Lamongan Untuk mendapatkan informasi yang diharapkan
Jawa Timur, dengan tujuan untuk mengikuti tugas belajar peneliti melakukan getting in secara perlahan-lahan untuk
dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam dekat dengan siswa Papua yang bertempat tinggal di
penelitian ini akan dilakukan: (1) penggalian data dengan Lamongan dengan cara ingin mengetahui tentang
mengamati dan mendengarkan secara seksama setiap program pemerintah tentang UP4B, dengan cara ini maka
penuturan informan yang berkaitan dengan strategi peneliti akan bisa lebih mudah untuk dekat dan mengenal
adaptasi siswa Papua di kota Lamongan Jawa Timur. siswa Papua. Peneliti melakukan kesepakatan untuk
(2) penelitian ini mengambil lokasi di kota Lamongan mengunjungi siswa Papua dengan cara datang ke asrama
jl. Veteran dan jl. Tanjung Lamongan yang merupakan dan kos tempat anak Papua tinggal di Lamongan, hingga
lingkungan asrama dan kos tempat tinggal siswa Papua. peneliti mengenal dengan beberapa orang yang
Adapun alasan metodologis untuk menentukan kota berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung
Lamongan jl. Veteran dan jl. Tanjung Lamongan sebagai dengan siswa Papua. Cara tersebut membantu peneliti
lokasi penelitian adalah kota Lamongan yang merupakan untuk mengetahui kegiatan sehari-hari mengenai cara
tempat belajar di jawa timur yang dipilih oleh beradaptasi siswa papua. Dari proses itulah peneliti bisa
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan untuk memulai penelitian hingga mendapatkan data yang
melaksanakan program Unit Percepatan Pembangunan dibutuhkan. (3) Teknik pengumpulan data yang
Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (UP4B), digunakan dalam penelitian ini adalah (a) Observasi
khususnya pemerataan akses pendidikan bagi anak-anak dalam penelitian kualitatif merupakan pengamatan
Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. (3) Subjek langsung yang dilakukan peneliti secara langsung turun
penelitian ini adalah siswa dari Papua SMA N 1, SMA N ke lapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas
2, dan SMA N 3 Lamongan yang terbagi dari Provinsi individu-individu di lokasi penelitian (Creswell, 2010:
Papua dan Provinsi Papua Barat. 267).
Adapun alasan metodologis memilih siswa Papua Dalam pengamatan ini peneliti pengamatan dilakukan
sebagai subjek dalam penelitian ini karena beberapa terhadap strategi adaptasi siswa Papua dalam berinteraksi
pertimbangan dan kriteria. Pertama merujuk pada dengan masyarakat di lingkungan yang baru di kota
permasalahan mengenai gambaran siswa Papua yang Lamongan mengenai perbedaan agama, budaya, dan juga
merupakan kelompok minoritas di kota Lamongan dan kedaan ekonomi yang berbeda dengan tempat asal
memungkinkan terjadinya segresi. Kedua, dipandang dari mereka yaitu Papua. (b) Wawancara adalah teknik
segi status sosial, ekonomi dan lokasi, subjek penelitian pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti untuk
tersebut dapat memberikan gambaran yang utuh mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui
bagaimana identitas dan berpengaruh pada strategi bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang-
beradaptasi. Informan dalam penelkitian ini adalah: orang yang memberikan keterangan kepada peneliti
(Margalis, 2006:64). Dalam wawancara mendalam,
peneliti menyusun beberapa pertanyaan pokok sebagai

535
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2015, 530-544

pedoman untuk membuka pertanyaan. Selanjutnya, memberikan pandangan (insights) yang berbeda untuk
pertanyaan didasarkan pada jawaban atas pertanyaan memperoleh kebenaran yang handal.
pokok tersebut. Pertanyaan ditujukan kepada informan (5)Dalam penelitian ini, menggunakan model
penelitian. Wawancara mendalam dalam penelitian ini trianggulasi sumber data, artinya melakukan
bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang perbandingan data hasil observasi dengan data hasil
strategi adaptasi yang dilakukan siswa Papua di kota wawancara. Selain itu juga membandingkannya dengan
Lamongan. hasil masukan atau informasi yang diberikan oleh pihak-
Wawancara banyak dilakukan dalam situasi yang pihak informan yaitu orang-orang terdekat siswa Papua
tidak formal dengan menggunakan alat bantu perekam yang mengetahui aktivitas siswa Papua di sekolah
suara. Wawancara dilakukan di tmpat dan waktu yang maupun di lingkungan sosial yang meliputi pemilik kos,
tidak ditentukan sebelumnya, sesuai dengan keberadaan pengurus asrama, teman kos, dan teman sekolah siswa
siswa Papua melakukan aktivitasnya seperti pandangan Papua.
terhadap iklim dan cuaca kota Lamongan, cara berbahasa, Pada penelitian ini digunakan trianggulasi data yaitu
cara yang dilakukan pada saat mengetahui perbedaan teknik pemeriksaan keabsahan data dengan
fisik, mengatasi perbedaan keyakinan, cara untuk memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data tersebut
mengatasi saat kesulitan ekonomi, cara membina hidup untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
yang harmonis dengan masyarakat Lamongan, adat serta data tersebut. Tujuan dari trianggulasi bukan untuk
budaya yang berbeda di lingkungan baru. (4) penelitian mencari kebenaran beberapa fenomena, tapi lebih pada
inimenggunakan analisis data yang diadopsi dari Miles peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah
dan Huberman (1992, 20) yang mencakup tiga kegiatan ditemukan. Trianggulasi dibedakan menjadi empat yaitu
antara lain, reduksi data, penyajian data, dan penarikan dengan sumber, metode, penyidik dan teori.
kesimpulan. Penelitian tentang strategi adaptasi siswa Papua di
Langkah analisis data dalam penelitian ini antara lain kota Lamongan memanfaatkan melalui sumber data.
(a) Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, Metode ini dapat ditempuh dengan beberapa langkah,
pemusatan perhatian pada penederhanaan, pengabstrakan yaitu (a) Membandingkan data hasil pengamatan dengan
dan transformasi data yang muncul dari catatan-catatan data hasil wawancara. (b) Membandingkan apa yang
lapangan. Reduksi data berlangsung secara terus menerus dikatakan orang didepan umum dengan apa yang
selama pengumpulan atau berlangsung. (b) Penyajian dikatakan secara pribadi. (c) Membandingkan apa yang
atau display yang di maksudkan sebagai sekumpulan dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan
informs tersusun yang memberikan kemungkinan adanya apa yang dikatakan sepanjang waktu. (d)
penarikan gambaran dan pengambilan makna atau Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang
pengertian dalam bentuk teks naratif. Melalui penyajian dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti
data maka akan diperoleh dekskripsi atau gambaran rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau
bentuk penggabungan informasi yang tersusun dari tinggi, orang berada, atau pemerintah. (e)
keseluruhan atau bagian-bagian data tertentu dari Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu
lapangan, secara lebih menarik dan akurat. (c) Penarikan dokumen yang berkaitan. (f) Tahap akhirsetelah tahap-
kesimpulanmerupakan satu bagian dari konvigurasi yang tahap tersebut adalah tahap penafsiran data yaitu
utuh selama penelitian berlangsung. Penarikan mengkritisi teori dari data yang ada sesuai dengan
kesimpulan sebaagian dari suatu kegiatan dari tinjauan teori yang telah diberikan.
konfigurasi yang utuh dan pembuktian kembali atau Dalam membandingkan data melalui orang-orang
verifikasi yang dilakukan untuk mengecek kebenaran disekitar tempat tinggal atau kos yakni antara lain (a)
data.Dalam langkah ini, yang dimaksud dalam penelitian Pemilik kos, merupakan ibu kos yang memiliki kos-
ini adalah menggunakan berbagai sumber-sumber data kosan tempat tinggal siswa papua tinggal. (b) Pengurus
yang berbeda yang dapat digunakan untuk mengelaborasi asrama, merupakan petugas atau pesuruh di asrama
dan memperkaya hasil penelitiantentang strategi adaptasi tempat tinggal siswa papua laki-laki tinggal. (c) Teman
siswa Papua di kota Lamongan. Dalam penelitian ini sekolah, merupakan orang yang sehari-hari melakukan
menggunakan trianggulasi data, jadi dalam penelitian ini interaksi dengan siswa Papua disekolah. (d) Teman kos
selain melalui wawancara mendalam data observasi atau asrama, merupakan orang yang melakukan aktifitas
partisipan, yang dilakukan dalam penelitian untuk sehari hari dengan siswa Papua ketika di kos.
memperkaya hasil penelitian ini adalah menggunakan
dokumen tertulis arsif, catatan atau tulisan pribadi, HASIL DAN PEMBAHASAN
gambar atau foto. Masing-masing cara tersebut akan Kabupaten Lamongan merupakan salah satu kota di Jawa
Timur, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten
Strategi Adaptasi Sosial

Gresik,Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten dalam menghadapi perbedaan suku, ras bahasa dan
Jombang dan Kabupaten Mojokerto, sebelah barat agama.Hasil penelitian menunjukan bahwa siswa Papua
berbatasan dengan Kabupten Bojonegoro dan Kabupaten mengalami kesulitan dalam beradaptasi, karena tidak
Tuban. Lamongan memiliki luas wilayah kurang lebih semua perbedaan memerlukan adaptasi, hanya hal
1.812,8 km2 atau +3.78% dari luas wilayah Provinsi tertentu yang diperlukan adaptasi. (a) Cuek dan
Jawa Timur. Dengan panjang garis pantai sepanjang diamsebagai pendatang di tempat yang baru yang belum
47 km, maka wilayah perairan laut Kabupaten Lamongan pernah diketahui sebelumnya, maka membuat siswa
adalah seluas 902,4 km2. papua harus menyesuaikan diri, begitu pula dalam
Kota Lamongan merupakan kota dengan moyoritas menghadapi pebedaan karakter dan sifat masyarakat yang
masyarakatnya beragama Islam dan salah satu tempat bermacam-macam. Karakter dan sikap seseorang dalam
yang dipilih oleh pemerintah yang dipercaya untuk mengamati atau menanggapi sesuatu yang baru terkadang
dijadikan tempat program Unit Percepatan Pembangunan terlalu berlebihan, sehingga siswa Papua dalam
Papua dan Papua Barat (UP4B). UP4B merupakan menghadapi masyarakat lamongan yang berlebihan
pemerataan dan keterbukaan akses pendidikan bagi anak- dengan sikap cuek. Pernyataan subjek penelitian
anak di Papua dan Papua Barat yang didalamnya tedapat mengungkapkan bahwa strategi yang digunakan siswa
dua program, yaitu Afirmasi Pendidikan Menengah Papua sebagai pendatang baru di kota Lamongan dalam
(ADEM) dan Afiirmasi Pendidikan Tinggi (ADIK) yang menghadapi respon masyarakat yang negatif adalah
diharapkan dapat mencetak sumberdaya manusia Papua dengan sikap cuek atau diam, dalam hal ini siswa Papua
yang dapat berperan aktif dalam mengelola sumberdaya tidak melakukan perlawanan dalam menghadapi respon
alam, juga diharapkan dapat tercipta alkuturasi budaya masyarakat lamongan karena menyadari keberadaanya
bangsa, pembentukan karakter dan kedisiplinan serta yang minnoritas.
kemandirian yang akan ditanamkan sejak dini. Sesuai Hal itu dilakukan karena mengingat tujuan utama dari
dengan program tersebut anak- anak Papua harus keberadaan siswa Papua di Lamongan yaitu untuk
mengikuti tugas belajar dan mendapatkan beasiswa dari menuntut ilmu yang telah diberikan oleh pemerintah.
pemerintah ke pulau Jawa dan Bali. (b) Sikap Terbuka Masyarakat Jawa pada dasarnya
Di pulau Jawa, kota Lamongan sekolah menengah memiliki karakter ramah, sopan santun, begitu juga
atas terdiri dari Sekolah Menengah Atas Terdiri Dari dengan sikapnya yang selalu ramah dalam menyambut
Sman 1 Babat, Sman 1 Bluluk, Sman 1 Karangbinangun, tamu atau orang yang baru.Sama halnya ketika siswa
Sman 1 Kedungpring, Sman 1 Kembangbahu, Sma Papua datang ke Lamongan respon masyarakat lamongan
Negeri 1 Lamongan, Sman 1 Mantup, Sman 1 Ngimbang, yaitu ingin tahu alasan siswa Papua yang sekolah di
Sman 1 Paciran, Sman 1 Sekaran, Sma Negeri 2 Lamongan.siswa pun menganggapi masyarakat
Lamongan, Sman Sukodadi, Dan Sma Negeri 3 Lamongan dengan sikap yang terbuka, menjelaskan
Lamongan. bahwa siswa Papua di Lamongan melakukan program
Pada tahun 2013 program UP4B yang UP4B dan dari hal itu maka interaksi antara masyarakat
diselenggarakan untuk di kota Lamongan pada angkatan Lamongan dan siswa Papua dapat terjalin dengan baik.
yang sama melalui program Affirmasi Pendidikan Memiliki sikap yang terbuka menjadi salah satu
Menengah (ADEM) tepatnya di tiga sekolah yaitu SMA strategi adaptasi yang dilakukan oleh siswa Papua,
Negeri I Lamongan di jalan Veteran Lamongan, SMA dengan sikap seperti itu maka apabila terjadi suatu
Negeri II Lamongan di jalan Veteran Lamongan, SMA masalah yang dihadapi akan mendapatkan kemudahan.
Negeri III Lamongan di jalan Tanjung Lamongan. Kota Salah satunya yang di alami oleh Sergio, siswa asal
Lamongan pada tahun 2013 menjadi tempat pelaksanaan Papua Utara, Sergio menjadi pendiam ketika mempunyai
program UP4B untuk pertama kali. Terpilihnya sejumlah masalah dan dipendam sendiri, kemudian teman-teman
sekolah di kota Lamongan yang menjadi tempat dari UP4B yang lain datang dan memberikan penguatan
terlaksanaanya program ini atas pertimbangan bahwa dan selalu mengingatkan tujuan sekolah di Jawa yaitu
kondisi sekolah yang mempunyai lokasi di perkotaan dan untuk mendapatkan ilmu yang baik. Masalah yang
paling banyak di minati oleh sejumlah masyarakat di kota dialami Sergio adalah ia merasa rindu tehadap
Lamonan. Setiap siswa berada pada kelas dan jurusan keluarganya. Merindukan keluarga, semua siswa UP4B
masing- masing pada tingkat minat dan bakatnya. juga merasakan namun, Sergio tidak mudah untuk
Berdasarkan hasil penelitian, strategi adaptasi sosial mengatasi masalah tersebut. Lain halnya dengan Silpester
siswa Papua di kota Lamongan dilakukan dalam siswa asal Papua Utara yang selalu memiliki semangat
menghadapi perbedaan suku, ras, bahasa dan agama, tinggi untuk mendapatkan ilmu yang banyak dan
pergaulan, berkomunikasi, dan menghadapi perilaku membanggakan kedua orang tuanya dan juga pemerintah,
masyarakat Jawa.Pertamastrategi adaptasi siswa Papua bahwa dia akan membawa segudang ilmu yang akan

537
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2015, 530-544

dibawa ke tanah Papua setelah belajar selama 3 tahun di Mengisi waktu luang saat tidak ada aktifitas sekolah,
kota Lamongan. siswa Papua mencari cara untuk memanfaatkan waktu
(c) Menghargai perbedaan agama berdasarkan yang ada.(c) Mengikuti eksrakulikuler aktifitas yang
wawancara ditemukan bahwa siswa Papua memiliki dilakukan siswa Papua selain di lingkungan masyarakat
perasaan minoritas ketika berada di Lamongan mayoritas adalah di lingkungan sekolah, cara atau strategi yang
masyarakatnya adalah beragama Islam. Namun dilakukan siswa Papua dalam menambah wawasan dan
keberadaan mereka yang minoritas tidak menjadikanya memperluas pergaulan salah satuya dengan menikuti
sebagai siswa yang pesimis, namun dengan adanya organisasi ekstrakulikulier.Dengan mengikuti organisasi
perbedaan tersebut menjadikan siswa Papua lebih dikenal maka akan lebih dikenal oleh orang banyak, dengan cara
dan menonjol diantara teman-temanya. Saling lebih menonjolkan logat khas Papua yang berbeda
menghormati dan menghargai dijadikan suatu strategi dengan logat Jawa sehingga lebih diingat oleh anggota
adaptasi oleh siswa Papua, karena dengan demikian kelompok yang lain. Perilaku yang aktif dan selalu
terciptalah kehidupan yang rukun, damai dan demi bersemangat yang ditunjukan oleh siswa Papua akan
kepentingan bersama, seperti yang diungkapkan oleh lebih menonjol dibandingkan dengan siswa yang lainya,
Nitha, walaupun berbeda keyakinan namun kebersamaan jika siswa Papua lebih menonjol maka dengan sendirinya
bersama teman-teman tidak ada batasan yang berarti dan siswa Papua akan lebih dikenal dan dianggap
terjadilah kehidupan yang harmonis. keberadaanya oleh siswa lainya.
Kedua, strategi adaptasi siswa papua dalam pergaulan Ketiga,Strategi adaptasi siswa Papua dalam
menjalankan kehidupan sehari-hari sebagai manusia komunikasi sebagai pendatang dilingkungan yang baru
sosial tidak lepas dari manusia lain. Perlu adanya yang memiliki perbedaan salah satunya adalah
interaksi dan sosialisasi dalam pergaulan.Untuk komunikasi dan tata cara berbahasa. Perbedaan
melakukan pergaulan di lingkungan yang baru bagi komunikasi ini membutuhkan strategi bagai siswa Papua
seorang pendatang yang mempunyai perbrdaan maka di agar dapat diterima di lingkungan sosial. (a) Meniru
butuhkan srategi-strategi. Berikut strategi yang dilakukan Logat Jawa berdasarkan hasil wawancara, siswa Papua
oleh siswa Papua di kota Lamongan dalam pergaulan. (a) pelan-pelan mengerti bahasa Jawa namun mengalami
Meniru gaya orang jawa strategi adaptasi yang dilakukan kesulitan dalam pengucapan, bahasa Jawa yang gampang
oleh siswa Papua dengan cara meniru gaya orang Jawa, di ingat dan diikuti adalah kosa kata yang sering di
seperti meniru logat bahasa Jawa dan juga perilaku dengarkan di lingkungan pertemanan yaitu bahasa yang
tingkah laku orang Jawa. Siswa Papua mengikuti logat kasar yang lebih mudah untuk di katakan.Ungkapan
Jawa dan tingkah laku orang Jawa diharapkan agar bisa siswa Papua tersebut menunjukan bahwa strategi yang
diterima dalam pertemanan dan lebih bisa berbaur dengan digunakan dalam berkomunikasi adalah meniru logat
teman sebaya dan masyarakat Lamongan pada umumnya. Jawa. Menurut siswa Papua meniru kata-kata yang sering
Melihat logat khas Jawa dan perilaku yang orang Jawa didengarkan akan lebih mudah mengakrapkan diri degan
lakukan seperti menghormati orang tua dan guru dengan teman, namun ada pula yang menggunakan bahasa
salim atau mencium tangan serta menundukan kepala Indionesia khas Papua yang dicampur dengan logat Jawa
ketika berpaprasan membuat siswa Papua ingin yang terkesan lucu dan menjadikan semakin akrab
mengikuti dan mengerti bahwa budaya Jawa pertemanan antara siswa Jawa dan siswa Papua. (b)
mengutamakan kesopanan dan keramahan terhadap orang Mengubah cara berbicara mengubah cara berbicara
yang lebih tua, sehingga siswa Papua sebagai pendatang digunakan siswa Papua dalam berkomunikasi, yaitu
ditempat baru yang memiliki budaya dan kebiasaan yang untuk menghadapi cara berbahasa masyarakat Lamongan
berbeda dapat diterima oleh masyarakat dengan baik. yang mayoritas memakai bahasa Jawa yang sama sekali
(b) menyapa terlebih dahulu sebagai siswa pendatang tidak dipahami oleh siswa Papua dan mengubah cara
baru dan keberadaanya minoritas, maka siswa Papua berbicara pelan, karena kebiasaan di Papua sangat keras,
berusaha untuk bisa mendapatkan teman di lingkungan terdapat kata yang disingkat dan pengucapanya sangat
sekolahnya, dengan karakter orang Jawa yang ramah cepat, sehinga ketika masyarakat Jawa berkomunikasi
maka siswa Papua cepat dalam mendapatkan teman dengan siswa Papua kurang adanya tanggapan. Berbeda
dengan cara menyapa terlebih dahulu temanya dan dengan cara berbicara di Jawa yang pelan jadi siswa
mengajak kenalan. Cara menyapa terlebih dahulu yang Papua melakukan perubahan pada cara berbicaranya.
digunakan oleh siswa Papua memiliki alasan, yaitu untuk Berdasarkan hasil wawancara mengubah cara
mencegah atau menghindari siswa Jawa membicarakan di berbicara merupakan salah satu strategi adaptasi siswa
belakang, siswa Papua tidak suka apabila dibicarakan di Papua agar dapat diterima di masyarakat Lamongan.
belakang, lebih baik langsung perkenalan dan menjadi Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan di Papua perlahan
teman yang baik. menyesuaikan dengan kondisi di lingkungan masyarakat
Strategi Adaptasi Sosial

Lamongan. (c) Menggunakan bahasa indonesia dan siswa papua ketika tinggal di lingkungan baru dan
memahami bahasa Jawa berdasarkan hasil wawancara, menghadapi orang yang tidak dikenal agar dapat diterima
siswa Papua secara perlahan memahami bahasa Jawa, dilingkungan tersebut. (b) Berhati-hati dalam bersikap.
namun tidak berarti siswa Papua menggunakan bahasa Berdasarkan hasil wawancara, berhati-hati dalam
Jawa dalam berkomunikasi, siswa Papua masih bersikap merupakan cara yang digunakan siswa Papua
menggunakan bahasa Indonesia karena merasa sebagai pendatang dengan kondisi lingkungan dan
pengucapan bahasa Jawa sulit walaupun bisa mengerti masyarakat serta budaya yang berbeda. Berhati-hati
apabila orang berbicara bahasa Jawa, namun untuk dalam bersikap digunakan sebagai cara agar dapat
menjawab siswa papua menggunakan bahasa diterima di lingkungan masyarakat dan tidak
Indonesia.(d) Bertanya jika tidak tahu sebagai pendatang memunculkan konflik yang berarti. berhati-hati dalam
yang belum mengetahui tata cara berbahasa Jawa, maka bersikap digunakan oleh siswa Papua karena ingin
siswa Papua memerlukan strategi adaptasi agar dapat menghindari perilaku dan perbuatan yang dapat
berinteraksi dan membaur dengan masyarakat Lamongan, menyinggung atau kesalahan dalam bersikap dan juga
maka dengan cara bertanya tentang sesuatu yang belum untuk menghindari adanya pembicaraan atau gosip di
diketahuinya akan membantu siswa Papua untuk belakang yang sangat merugikan.(c) Berteman dengan
mengerti tentang lingkungan tempat tinggalnya yang semuasebagai kelompok minoritas dan memiliki
baru. perbedaan baik dari segi fisik dan latar belakang budaya,
Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek maka siswa Papua memerlukan strategi adaptasi di
penelitian, dapat dikatakan bahwa cara yang digunakan lingkungan yang baru, terutama dalam mencari teman
dalam beradaptasi dalam menghadapi hal baru yang karena dalam masa ini siswa Papua berada pada tahap
belum diketahui adalah bertanya dengan sungguh- yang labil yaitu pada masa berkembang dan mencari jati
sungguh agar dapat mengerti bahasa Jawa dan kebiasaan diri untuk menentukan kepribadian masing-masing. Maka
masyarakat Lamongan, ketika siswa Papua mengerti akan dalam berteman akan cenderung lebih memilih teman
bahasa Jawa yang digunakan masyarakat Lamongan yang sesuai dengan sifat dan karakter yang sama. Namun
dalam kehidupan sehari-hari maka pelan-pelan siswa tidak demikian dengan yang dilakukan oleh Nitha siswa
Papua dapat berbaur dengan teman atau masyarakat dapat asal Papua Barat,
terjadi kehidupan yang harmonis. (4) Strategi adaptasi Naca dan Silpester siswa asal Papua Utara, mereka
siswa papua dalam menghadapi perilaku masyarakat lebih menganggap semua adalah teman.Berteman dengan
jawa. Masyarakat memiliki sifat dan karakter yang semua teman lebih dipilih oleh siswa Papua karena
berbeda. dengan kondisi mereka sebagai pendatang yang sangat
Siswa Papua sebagai pendatang baru harus minoritas membutuhkan teman untuk berinteraksi dan
menyesuaikan diri dengan masyarakat karena lingkungan melaksanakan kehidupan sehari-hari di lingkungan
yang baru berbeda dengan lingkungan asal. Ada beberapa sekolah maupun lingkungan sosial.(d) Patuh dengan ibu
strategi adaptasi yang dilakukan siswa Papua dalam kos merupakan siasat yang dilakukan sebagai siswa
menghadapi perilaku masyarakat Jawa agar diterima di minoritas. Keberadaan mereka sebagai pendatang dan
lingkungan masyarakat, diantaranya adalah (a) lebih banyak tidak tahu tentang kondisi lingkungan baru
Tersenyum hasil penelitian menunjukan bahwa siswa membuat siswa Papua patuh karena sebagai siswa
Papua memiliki persepsi bahwa dalam menghadapi pendatang baru perlu penyesuaian diri. Patuh dengan
perbedaan di lingkungan yang baru tidak semua perilaku nasehat bisa dikatakan bahwa mereka menuruti apa yang
memerlukan adaptasi. Ungkapan yang dikemukakan oleh disarankan oleh guru.Alasan dikemukakan oleh subjek
subjek tersebut menunjukan bahwa siswa Papua dalam penelitian yang menyatakan mengapa subjek patuh
melakukan adaptasi di lingkunngan baru memerlukan terhadap saran dan nasehat guru adalah mereka sebagai
suatu siasat tersendiri agar dapat diterima dan ditanggapi siswa pendatang yang karena memang siswa tidak tahu
dengan positif oleh masyarakat lingkungan mereka dan sebelumnya tentang keadaan dan lingkumham kota
juga teman-temanya dalam menghadapi perbedaan Lamongan. Maka mereka dalam mengawali kehidupan
lingkungan dan masyarakat dengan tanggapan sinis yang baru ditempat yang baru adalah selalu patuh dengan
terhadap mereka. nasehat dan saran orang terdekat mereka.
Siswa Papua dalam menghadapi hal tersebut ada cara Sebelum menuju tempat kos yang diantarkan oleh
yang digunakan siswa Papua sebagai strategi adaptasi guru siswa Papua sudah mendapatkan pembekalan dari
yaitu “tersenyum”.Tersenyum merupakan cara yang pemerintah bahwa keberadaan siswa Papua yang
digunakan siswa Papua untuk menghadapi perilaku minoritas untuk selalu mendengarkan apa yang di berikan
masyarakat Lamongan yang melihat mereka dengan sinis oleh orang yang dipercaya untuk memantau
dan tersenyum merupakan strategi yang digunakan oleh perkembangan siswa Papua, salah satunya adalah pemilik

539
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2015, 530-544

kos yang dipercaya untuk selalu mematau perkembangan Berbagai alasan diungkapkan oleh siswa Papua untuk
dan perilaku siswa Papua. membaur dengan masyarakat Lamongan, selain
Berdasarkan keterangan yang diungkapkan oleh mengingat akan tujuan utama siswa Papua berada di
pemilik kos yang mengungkapkan bahwa siswa Papua Lamongan juga untuk mendapatkan pengetahuan tentang
pada awalnya merasa syok dengan keadaan Jawa budaya Jawa dan juga untuk diterima oleh masyarakat
khususnya kota Lamongan yang memiliki cuaca sangat lamongan sebagai pendatang yang memiliki perbedaan
panas, namun pelan-pelan siswa mampu menyesuaikan fisik dan latar belakang budaya.
diri dengan lingkungan yang berbeda dengan lingkungan Menjalankan hidup dengan tentram dan harmonis
asal siswa Papua. Nitha berasal dari Papua Barat sangat diharapkan oleh semua orang untuk menjalani
berdaerah pegunungan rendah hampir sama dengan hidupnya. Untuk mencapai kehidupan yang harmonis
kondisi dan cuaca di Jawa, namun Silpester yang berasal tersebut haruslah seorang individu dapat menyatu dengan
dari Papua Utara mengungkapkan bahwa dirinya berasal masyarakat dan lingkungan. Menyatu dengan lingkungan
dari daerah pegunungan dengan cuaca sangat dingin. (e) yang baru tidak mudah untuk sebagain orang. Terdapat
Ikut serta dalam kegiatan masyarakat. Menjalankan kendala-kendala atau masalah-masalah seperti perbedaan
kehidupan sehari-hari di lingkungan baru pasti latar belakang budaya, fisik, agama dan kebiasaan-
membutuhkan adaptasi sosial. Hal seperti itu juga kebiasaan sebelumnya yang harus dihadapi, untuk itu
dilakukan oleh siswa asal Papua agar bisa menjalani seseorang memerlukan suatu stategi adaptasi untuk dapat
hidup dengan masyarakat Lamongan maka strategi menyesuaikan diri dilingkungan yang baru agar dapat
adaptasi yang digunakan adalah dengan berbaur bersama diterima oleh masyarakat.
dengan masyarakat. Untuk melakukan adaptasi tidak semua upaya-upaya
Berdasarkan ungkapan siswa Papua sebagai subjek strategi adaptasi itu bisa membuat mereka diterima, salah
penelitian, perasaan minoritas yang dialami terjadi ketika satu persoalan yang dihadapi oleh mereka adalah terdapat
tidak ada aktifitas sekolah, atau hari libur panjang. Dalam siswa Papua yang tidak mampu menjalankan strategi
mengatasi hal tersebut yang dilakukan oleh siswa Papua adaptasi, hal itu diketetahui ketika mencoba untuk
adalah dengan cara membaur dengan masyarakat mencari tahu tenyata siswa Papua yang bernama Diana
Lamongan. Cara ini dianggap paling baik digunakan, Meylan Kambu mengalami hambatan secara pribadi yang
karena siswa Papua tersebut adalah kelompok minoritas. dialami dalam melakukan strateghi adaptasi.
Berbagai alasan diungkapkan oleh siswa Papua untuk Berdasarkan wawancara terhadap siswa UP4B,
membaur dengan masyarakat Lamongan, selain pemilik kos dan teman sekolah mengungkapkan bahwa
mengingat akan tujuan utama siswa Papua berada di terdapat siswa yang tidak mampu untuk melakukan
Lamongan juga untuk mendapatkan pengetahuan tentang adaptasi, karena tidak dapat menjalankan kehidupan yang
budaya Jawa dan juga untuk diterima oleh masyarakat harmonis dilingkungan masyarakat Lamongan. Diana
lamongan sebagai pendatang yang memiliki perbedaan tidak dapat mampu untuk beradaptasi. Ketidakmampuan
fisik dan latar belakang budaya. Diana dalam melakukan adaptasi ditandai dengan sikap
Menjalankan hidup dengan tentram dan harmonis yang egois, tidak bisa mengikuti aturan dan tiba-tiba
sangat diharapkan oleh semua orang untuk menjalani menghilang tanpa adanya ijin dan pemberitahuan.
hidupnya. Untuk mencapai kehidupan yang harmonis Ketidakberhasilan dalam melakukan adaptasi dapat di
tersebut haruslah seorang individu dapat menyatu dengan tandai dengan munculnya berbagai konflik yang
masyarakat dan lingkungan. Menyatu dengan lingkungan berkepanjangan. Banyaknya nasehat dan motivasi tidak
yang baru tidak mudah untuk sebagain orang. Terdapat membuat Diana merubah sikap dan perilakunya. Lebih
kendala-kendala atau masalah-masalah seperti perbedaan jelas akan digambarkan dalam bagan berikut ini:
latar belakang budaya, fisik, agama dan kebiasaan-
kebiasaan sebelumnya yang harus dihadapi, untuk itu
seseorang memerlukan suatu stategi adaptasi untuk dapat
menyesuaikan diri dilingkungan yang baru agar dapat
diterima oleh masyarakat.
Berdasarkan ungkapan siswa Papua sebagai subjek
penelitian, perasaan minoritas yang dialami terjadi ketika
tidak ada aktifitas sekolah, atau hari libur panjang. Dalam
mengatasi hal tersebut yang dilakukan oleh siswa Papua
adalah dengan cara membaur dengan masyarakat
Lamongan. Cara ini dianggap paling baik digunakan,
karena siswa Papua tersebut adalah kelompok minoritas.
Strategi Adaptasi Sosial

Strategi pertama strategi adaptasi perilaku yang digunakan untuk


Adaptasi Cuek dan Diam menghadapi perbedaan SARA, perilaku yang ditunjukan
dalam
Menghadapi adalah sikap cuek dan diam,menunjukan sikap terbuka,
Strate
Perbedaan Sikap Terbuka gi menghargai perbedaan agama, dalam pergauan perilaku
SARA adapta yang ditunjukan adalah dengan berperilaku meniru gaya
si
perila
orang jawa, menyapa terlebih dahulu dan mengikuti
Menghargai Perbedaan
Agama
ku ekstrakulikuler. Dalam komunikasi perilaku yang
dilakukan adalah meniru logat Jawa, dan dalam
menghadapi perilaku masyarakat Jawa perilaku yang
dilakukan adalah patuh dengan ibu kos dan ikut serta
Meniru Gaya Orang Jawa dalam kegiatan masyarakat perilaku ini di lakukan oleh
Strategi siswa Papua untuk menghadapi berbagai perbedaan yang
Adaptasi
dalam Menyapa Terlebih Dahulu ada di lingkungan baru yang berbeda dengan lingkungan
Pergaulan asal yaitu Papua. Kedua strategi adaptasi proses yang
digunakan sebagai strategi dalam komunikasi siasat yang
Mengikuti Ekstrakulikuler dilakukan adalah mengubah cara berbicara,
Strate menggunakan bahasa Indonesia, bertanya jika tidak tahu.
gi Dalam menghadapi perilaku masyarakat Jawa siasat yang
adapta
si dilakukan adalah dengan tersenyum dan betreman dengan
Meniru Logat Jawa siasat semua.Ketiga strategi adaptasi proses terdapat strategi
Strategi yang dilakukan secara individu yang menyangkut semua
Adaptasi
dalam Mengubah Cara Berbicara strategi yang yang dilakukan oleh siswa Papua,
Komunikasi sedangkan strategi adaptasi proses secara kelompok
dilakkan siswa Papua alam menghadapi perbedaan
Menggunakan bahasa SARA dengan berhati-hati dalam bersikap dan sikap
Indonesia
terbuka.
Bertanya Jika Tidak Tahu Hasil penelitian yang diperoleh dari wawancara di
atas dapat dijadikan suatu garis besar yang akan dibahas
mengenai strategi adaptasi sosial siswa Papua di kota
Strate
tersenyum gi Lamongan dalam menghadapi perbedaan, strategi
adapta adaptasi sosial siswa Papua di kota Lamongan untuk
si
proses mencari kesamaam di masyarakat dan strategi adaptasi
Strategi
Hati-hati dalam bersikap siswa Papua dalam menghadapi resistensi atau penolakan
Adaptasi
dalam di lingkungan masyarakat Lamongan
Menghadapi
Berteman dengan semua individ Melalui teori dari John Bennet akan dijelaskan
Perilaku
u
Masyarakat beberapa strategi adaptasi yang dilakukan siswa Papua,
Jawa
yang pertama adalah strategi adaptasi perilaku yaitu
Patuh dengan ibu kos
kelomp perilaku yang dianggap sebagai suatu yang dinamis dan
ok
terus menerus berubah seiring dengan berjalanya waktu.
Ikut serta dalam kegiatn Dari teori yang pertama ini telah dijelaskan bahwa
masyarakat
seseorang melakukan srategi adaptasi perilaku untuk
menghadapi perbedaan.Perbedaan yang dialami oleh
Bagan 4.1 strategi adaptasi siswa Papua di kota Lamongan siswa Papua mulai dari perbedan fisik, budaya agama
serta bahasa secara terus menerus. Strategi yang
Berdasarkan bagan diatas maka dapat di lihat bahwa dilakukan yaitu dengan sikap cuek dan diam namun di
dalam melakukan adaptasi, siswa Papua membutuhkan sisi lain siswa Papua memiliki sikap terbuka dalam
suatu strategi-strategi seperti yang ada pada bagan di atas. menghadapi perbedaan, sikap cuek dan diam dilakukan
Hal ini di lakukan oleh siswa Papua engan tujuan dapat ketika menghadapi perbedaan tanggapan dari masyarakat
diterima ditempat yang baru dan dapat menjalani yang memperlakukan siswa Papua dengan sinis, namun
kehidupan yang harmonis di lingkungan yang berbeda disisi lain siswa Papua memiliki sikap terbuka yaitu sikap
dengan lingkungan asal yang memiliki karakteristik baik menganggapi perbedaan perlakuan yang positif dari
dari segi kondisi alam dan juga masyarakatnya. Strategi masyarakat.
adaptasi yang dilakukan siswa Papua ada tiga yaitu

541
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2015, 530-544

Strategi yang berikutnya adalah menghargai siasat yang diyakini sebagai strategi untuk menghadapi
keyakinan atau agama, menurut John Bennet strategi penolakan karena dengan berteman dengan semua maka
perilaku digunakan sebagai alat untuk menyesuaikan diri tidak adanya pengucilan atau perbedaan dijadikan jurang
dengan lingkungan, Kemudian perilaku yang dilakukan pemisah, namun dengan berteman dengan semua akan
siswa Papua dalam sebagai pendatang yang keberadaanya menjadikan perbedaan tersebut sebagai alat pemersatu.
minoritas adalah dengan berperilaku patuh, strategi Sesuai dengan teori John Bennet adaptasi siasat
tersebut dilakukan sesuai dengan teori John Bennet digunakan sebagai cara-cara untuk menghadapi
bahwa perilaku di gunakan sebagai alat untuk penolakan, strategi yang digunakan adalah salah satunya
menghadapi perbedaan di lingkungan yang baru. Strategi dalam berkomunikasi, siswa Papua mengubah cara
meniru sering dilakukan siswa Papua terutama dalam hal berbicara menyesuaikan lawan bicara agar tidak ada
pergaulan dan cara berbahasa. Pergaulan dan bahasa penolakan atau tidak dihiraukan oleh masyarakat karena
didaerah asal yaitu Papua sangat berbeda dengan di kebiasaan-kebiasaan yang di lakukan siswa saat di Papua
lingkungan kota Lamongan yang menggunakan budaya berbeda dengan di kota Lamongan yang masyarakatnya
dan bahasa Jawa, maka dengan teori strategi perilaku dari adalah orang Jawa. Kemudian siswa menggunakan siasat
John Bennet menjelakan bahwa perilaku meniru dengan menggunakan bahasa Indonesia ketika
digunakan sebagai cara untuk menghadapi perbedaan. berkomunikasi, namun juga memahami bahasa Jawa
Menyapa terlebih dahulu juga dilakukan oleh siswa karena ketika hambatan atau penolakan muncul maka
papua dalam menghadapi perbedaan.Hal ini dilakukan siasat akan dimunculkan pula.
agar tidak terjadi konflik yang berarti dalam menjalani Untuk menghindari terjadinya konflik yang
kehidupan. mendalam sebagai pendatang baru yang memiliki banyak
Siswa Papua memiliki perbedaan yang paling perbedaan maka siswa Papua memiliki strategi yaitu
menonjol adalah pada fisiknya.Hal ini membuat siswa dengan bertanya apabila tidak mengetahui hal tertentu
Papua memiliki alat untuk mendapatkan pengetahuan dan seperti budaya dan bahasa masyarakat Jawa.Hal ini
wawasan yang luas melalui kegiatan ekstrakulikuler di ditujukan agar tidak adanya kesalah pahaman diantara
sekolah, siswa Papua meyakini bahwa perbedaan bukan siswa Papua maupun dengan masyarakat Lamongan yang
menjadi penghalang atau ditolak untuk saling berbagi dapat memunculkan konflik yang berarti.Tersenyum juga
ilmu dan saling membantu.Maka strategi perilaku dengan digunakan oleh siswa Papua untuk menghindari konflik
mengikuti ekstrakulikuler di minati oleh siswa Papua karena ketika siswa Papua mengalami perlakuan yang
untuk mendapatkan banyak teman menunjukan bahwa sinis dari masyarakat, Siasat tersenyum
siswa dari Papua juga memiliki bakat dan keahlian dimunculkan.Berteman dengan semua juga ditunjukan
sendiri yang tidak dimiliki oleh orang Jawa dan tidak lagi oleh siswa Papua sebagai bentuk siasat yang diyakini
tersisih atau tidak diterima oleh masyarakat dan sebagai strategi untuk menghadapi perbedaan karena
lingkungan.Untuk bisa membaur dengan masyarakat dan dengan berteman dengan semua maka tidak adanya
menepis atau menghadapi perbedaan maka siswa Papua pengucilan atau perbedaan dijadikan jurang pemisah,
memilih untuk ikut serta dalam kegiatan mayarakat untuk namun dengan berteman dengan semua akan menjadikan
mengakrabkan diri sehingga dapat diterima diligkungan perbedaan tersebut sebagai alat pemersatu.
masyarakat Lamongan. Sesuai dengan teori John Bennet strategi adaptasi
Dari teori John Bennet yang kedua adalah strategi proses yang terbagi menjadi dua level yaitu yang pertama
adaptasi siasat, perilaku digunakan sebagai cara-cara pada level individu yang lebih mengarah pada
untuk menyiasati suatu perubahan yang terdapat di kemampuan seseorang untuk mengatasi hambatan dalam
lingkungan sekitar. Teori ini menjelaskan bahwa siasat suatu lingkungan alam. Pada level indivudu ini secara
digunakan siswa Papua sebagai cara untuk menghadapi tidak sadar dilakukan oleh siswa Papua dengan
penolakan yang terjadi di lingkungan yang baru. melakukan strategi adaptasi, siswa Papua mengalami
Penolakan atau hambatan yang dialami siswa Papua culture shock dengan lingkungan yang baru, maka pada
memerlukan suatu solusi untuk mengatasi hambatan level individu melakukan strategi untuk membuatnya
tersebut, karena cara-cara yang digunakan tidak lepas nyaman dan dapat bertahan hidup dengan harmonis
dari masalah yang mendasar. Cara- cara yang digunakan dilingkungan yang baru. Strategi proses yang digunakan
siswa papua dalam mengatasi atau menghadapi dalam level individu adalah meniru, strategi ini
penolakan tersebut adalah, sebagai pendatang yang baru digunakan sebagai bentuk penyesuaian diri dengan
dan memiliki perbedaan karakter baik dari segi fisik, mencari kesamaan perilaku dilingkungan yang baru
budaya dan bahasa. Hal ini digunakan siswa Papua untuk dengan tujuan dapat diterima. Yang pertama adalah
agar dapat diterima di lingkungan baru. Berteman dengan meniru cara berbicara atau logat orang Jawa. Kedua pada
semua juga ditunjukan oleh siswa Papua sebagai bentuk level kelompok adaptasi dikatakan sebagai cara untuk
Strategi Adaptasi Sosial

mempertahankan hidup. Pada dasarnya individu-individu proses digunakan ntuk mencari kesamaan di lingkungan
akan hidup bersama-sama dalam suatu lingkungan sosial, yang baru. Strategi adaptasi perilaku lebi dominan
maka dari itu antar individu harus dapat mempertahankan dilakukan oleh siswa Papua dalam melakukan adaptasi
hidup dengan melakukan pemecaan permasalahan dalam menghadapi perbedaan.
bersama yang ada di dalam lingkungan sosial. Teori
strategi adaptasi proses kelompok dari John Bennet ini Saran
menjelaskan bahwa seseorang dalam menjalankan Perbedaan yang terdapat pada tiap individu dalam
kehidupan sehari-hari tidak lepas dari manusia lain atau masyarakat khususnya siswa Papua yang berada di kota
seperti yang diungkapkan oleh Aristoteles Zoon Lamongan. Strategi adaptasi yang digunakan siswa Papua
Politicon. Ketika seseorang menemukan masalah dalam digunakan sebagai strategi untuk bertahan sebegai
kehidupanya tidak selamanya dapat dipecahkan oleh pendatang yang dimiliki oleh Indonesia sangat beragam,
indivudu sendiri, akan tetapi dalam penyelesaian masalah juga tiap individu yang memiliki perbedaan, maka
selalu membutuhkan orang lain. Hal inilah yang terjadi dengan itu diperlukan strategi adaptasi. Menanggapi
pada siswa Papua ketika mendapati masalah, strategi perbedaan seharusnya menghilangkan anggapan bahwa
yang dilakukan adalah dengan melakukan perkumpulan perbedaan akan menjadikan masalah baru namun dengan
kelompok siswa UP4B se-Lamongan kemudian perbedaan diharapkan menjadikanya suatu hubungan
melakukan shraring sesama siswa Papua yang akhirnya yang harmonis antar individu. Sikap saling menghargai
mendapatkan solusi dari strategi kelompok tersebut. antar individu sangat diharapkan untuk mencapai tujuan
Berhati-hati dalam bersikap terutama di dalam bersama dengan rasa persatuan dengan tekad dan cita-cita
pergaulan, karena dalam melakukan adaptasi yang ingin yang tinggi.
dicapai adalah kehidupan yang harmonis di lingkungan
masyarakat, maka melalui strategi berhati-hati dalam DAFTAR PUSTAKA
bersikap dilakukan agar tidak membuat kesalahan dan
tidak menimbulkan konflik yang berarti.Siswa Papua Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka
Cipta
dalam menjalani kehidupan sehari-hari mempunyai
strategi untuk bertahan hidup dan beradaptasi di Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu
lingkungan yang baru. pendekatan Praktik. Bandung: Rineka Cipta.
Teori adaptasi sosial dari John Bennet di atas Bennet, W. John. 2005. The Ecological Transsition
digunakan untuk beradaptasi siswa Papua yaitu strategi Cultural Antrhropology And Human Adaption.
adaptasi perilaku digunakan untuk menghadapi Washingtin University at st Louis,
perbedaan, strategi adaptasi siasat digunakan untuk Gerungan, W.A. 2010.Psikologi Sosial. Bandung: Refika
menghadapi penolakan, dan strategi adaptasi proses Aditama
digunakan untuk mencari persamaan. Semua strategi Kartika, Sri Nurani. 2012. Ekologi Papua. Jakarta:
telah dilakukan oleh siswa Papua strategi adaptasi Pustaka Obor Indonesia
perilaku lebih dominan dilakukan oleh siswa Papua untuk
Margalis.2006. Metode Penelitian Suatu Pendekatan
menghadapi perbedaan di lingkungan yang baru.
Proposal.Jakarta : Bumi Aksara.
PENUTUP Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Kesimpulan
Siswa Papua yang berada di kota Lamongan merupakan Pustaka Anani Creswell, John W. (penyuting). 2010.
siswa yang mengikuti program pemerintah yaitu UP4B Research Design: Pendekatan Kualitatif, kuantitatif,
dan Mixed. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Pustaka
(Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat).
Pelajar.
Keberadaan siswa Papua sebagai pendatang yang
minoritas dengan perbedaan latar belakang budaya, suku, Pramono.1988. sosiologi Indonesia. University press
ras, dan agama membuat siswa Papua dituntut untuk IKIP Surabaya.
mampu beradaptasi dilingkungan yang baru. Agar terjadi SK Bupati Daerah Tingkat II Lamongan. 1994.
kehidupan yang harmonis di lungkungan dan masyarakat. Lamongan Memayu Raharjaning Praja. Lamongan
Berdasarkan hasil pembahasan yang dikaji dari teori Sunarto, Kamanto. 1993. Pengantar Sosiologi. fakultas
John Bennet dapat disimpulkan bahwa siswa Papua ekonomi universitas indonesia. Jakarta.
menggunakan strategi adaptasi perilaku untuk
Soekanto, soerjono.1970.Sosiologi Suatu Pengantar.
menghadapi perbedaan di lingkungan yang baru, strategi Universitas indonesia.
adaptasi siasat untuk menghadapi resistensi atau
penolakan, kemudian menggunakan strategi adaptasi

543
Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2015, 530-544

Soekanto, soerjono.1990.Sosiologi Suatu Pengantar.


Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Soekanto, soerjono.2010.Sosiologi Suatu Pengantar.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kurniawan, Edi. 2009. Siasat Pedagang Kaki Lima di
Pelabuhan Tanjung Perak dalam menghadapi Dampak
Beroperasinya Jembatan Surabaya-Madura. Skripsi
tidak diterbitkan. Surabaya: JURUSAN PMP-KN FIS
UNESA.
Lutfiana, Ela. 2012. Strategi Adaptasi Mahasiswa Luar
Jawa Di Universitas Negeri Surabaya.Skripsi tidak
diterbitkan. Surabaya: JURUSAN PMP-KN FIS
UNESA.
Salamah, Siti Afiyatus. 2012. Strategi Adaptif Santriwati
Terhadap Peraturan Tata Tertib Asrama IV
IAINUSYSYAM Pondok Pesantern Darul Ulum,
Peterongan Jombang.Skripsi tidak
diterbitkan.Surabaya : JURUSAN PMP-KN FIS
UNESA.
Yohana, Reziane. 2011. Strategi Adaptasi Siswa Suku
Jawa Di Tengah Komunitas Siswa Suku Cina SMK
Santo Thomas Aquino Mojokerto.Skrispsi tidak
diterbitkan.Surabaya : JURUSAN PMP-KN FIS
UNESA.
Sumber Internet
http://lamongankab.go.id (diakses pada tanggal, 02
September 2014).
http://id.wikipedia.org/wiki/Papua (diakses pada tanggal,
23 juli 2014).

Anda mungkin juga menyukai