TUGAS 1
1. Pelajaran IPS telah dianggap perlu untuk diberikan kepada para anak SD dikarenakan IPS
adalah sebuah ilmu yang di dalamnya tersebut telah mempelajari mengenai sebuah cara
untuk dapat melakukan sebuah interaksi social, serta bertujuan membina perserta didik
menjadi warga yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kepedulian social
yang berguna bagi diri sendiri serta bagi masyarakat dan negara.
2. Perkembangan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada jenjang Sekolah Dasar
(SD) cukup signifikan karena selalu mengikuti perkembangan kondisi masyarakat.
Terdapat berkali - kali pergantian kurikulum mata pelajaran IPS SD, mulai dari pertama kali
masuk dalam dunia pendidikan sekolah pada tahun 1972 sampai Sekarang.
Berikut ini perkembangan mata pelajaran IPS berdasarkan tahun kurikulum yang pernah
berlaku di Indonesia.
1. Tahun 1972 - 1973 IPS sebagai mata pelajaran pertama kali masuk dalam dunia
pendidikan sekolah dalam kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) IKIP
Bandung. Kurikulum untuk jenjang SD termasuk didalamnya dengan menggunakan
istilah pendidikan kewargaan negara atau studi sosial sebagai mata pelajaran sosial
terpadu.
2. Kurikulum 1975, pendidikan IPS untuk SD adalah IPS Terpadu Integrated.
3. Kurikulum 1984 yang mengusung process skill approach dengan penyempurnaan
kelemahan-kelemahan kurikulum 1975. Jenjang SD menggunakan pendekatan
Integrative (Integrated Approach) dengan salah satu ciri khususnya adalah pendekatan
pengajaran melalui Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).
4. Kurikulum 1994, menyempurnakan kurikulum 1984 berdasarkan Undang-Undang
nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dampaknya adalah perubahan
priode belajar dari sistem semester ke sistem caturwulan yang memberi kesempatan
siswa untuk menerima materi pelajaran yang lebih banyak.
5. Kurikulum 2004, kembali terjadi perubahan dengan menggunakan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK). Fokus pengajar dalam kurikulum ini tidak lagi hanya materi atau teori
saja tetapi sudah menggiring siswa untuk mempraktekkan teori yang dipelajari.
6. Kurikulum 2006 atau dikenal sebagai Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP),
berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, kurikulum ini semakin
menyederhanakan kurikulum sebelumnya dengan menggunakan Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar. Dalam kurikulum ini diberlakukan PAKEM (Pembelajaran Aktif
Kreatif dan Menyenangkan) yang memungkinkan siswa untuk mendapatkan jam
pelajaran lebih sedikit setiap minggunya. Sementara guru mengembangkan kreasi dan
kreativitasnya dalam mengasah kompetensi siswa.
7. Kurikulum 2013, khusus untuk SD bersifat Tematik Integratif. Dalam kurikulum ini, IPA
dan IPS digabungkan dengan proses semua tema yang ada dalam dua mata pelajaran itu
diintegrasikan dalam sejumlah mata pelajaran. Untuk pelajaran IPS menjadi materi
pembahasan pelajaran PPKN, Bahasa Indonesia, dll.
8. Dan Sekarang 2022 yaitu dengan Kurikulum Merdeka dengan proses pembelajaran era
digitalisasi yang berhubungan alat-alat komputerisasi yang di terapkan pada sekarang
ini.
Dalam perubahan setiap kurikulumnya, selain terjadi perubahan standar pembelajaran
siswa, juga terdapat perubahan standar kelulusan.
6. Indonesia adalah negara yang sangat kaya dengan sumber daya alam baik sumber daya alam
hayati maupun non hayati. Tanahnya yang subur dengan 14% wilayah yang ditanami
tanaman dan tumbuhan serta hutan yang menjadi salah satu paru-paru dunia. Tidak salah jika
Indonesia memiliki beraneka ragam jenis flora.
Jika dikaitkan letak geografis dengan kondisi alam seperti banyaknya jenis flora dengan 3 nilai
dari professor notonegoro dengan 3 sikap yang ditumbuhkembangkan berdasarkan materi
ips kelas 5 yang dibahas sangat berhubungan erat sekali. Manusia mengadaptasi nilai-nilai
yang cetuskan prof Notonegoro dalam sikap, tindakan dan prilaku dalam pemanfaatan
sumber daya alam hayati. Nilai-nilai tersebut merupakan nilai yang bersumber dari falsafah
pancasila secara filosofis.
Adapun 3 nilai dari prof.Notonegoro berdasarkan kategori terdiri dari:
• Nilai Material : merupakan suatu hal yang memberi manfaat atau berguna bagi
kebutuhan manusia secara jasmani.
• Nilai Vital : merupakan suatu hal yang bermanfaat dan membantu manusia dalam
melakukan kegiatan atau aktivitas.
• Nilai Kerohanian: merupakan segala sesuatu yang memberi manfaat secara
batiniah (rohani atau jiwa) bagi manusia.
Dari 3 nilai tersebut diatas terdapat 3 sikap yang dapat ditumbuh kembangkan yaitu
antara lain:
• Siswa akan memiliki sikap dan prilaku yang lebih peduli dan memperhatikan serta
menjaga kelestarian linkungan hidup yang ada disekelilingnya.
• Menumbuhkan daya kreativitas siswa dalam memanfaatkan flora atau tumbuh-
tumbuhan dengan membuat penghijauan dilingkungan sekolah dan rumah.
• Menumbuhkan kecintaan terhadap makhluk ciptaan Tuhan misalnya dengan
memelihara, memberi pupuk dan menyiram tanaman setiap harinya.
Kesimpulan :
Nilai Material
Flora yang merupakan segala jenis tanaman atau tumbuhan yang ada di Indonesia memiliki
kegunaan seperti memenuhi kebutuhan dasar manusia sebagai sumber makanan, memiliki
nilai ekonomis dengan memperdagangkan atau mengolahnya menjadi suatu produk makanan
atau obat yang untuk menyembuhkan penyakit.
Nilai Vital
Flora atau tumbuhan juga bisa memberi manfaat bagi manusia dalam melaksanakan kegiatan
dan aktivitas sehari-hari misalnya kayu pohon dari tumbuhan bisa memberi perlindungan
bagi manusia dalam memenuhi kebutuhan akan papan, produk kertas hasil produksi
membantu manusia dalam proses belajar, membuat laporan keuangan dan administrasi.
Nilai Kerohanian
Nilai kerohanian ini terbagi lagi atas 4 macam yaitu:
• Nilai kebenaran : nilai yang bersumber dari logika (rasio) atau akal budi manusia.
Misalnya manusia dikasih akal untuk berpikir dan membuat keputusan dengan benar
untuk menjaga kelestarian flora dan menjaga lingkungan dari kerusakan.
• Nilai keindahan (estetika) : nilai yang muncul dari perasaan yang dimiliki manusia.
Misalnya sebuah rumah akan terasa lebih indah, asri, teduh dan memiliki udara yang
segar jika halamannya di tanami bunga dan pepohonan.
• Nilai moral (kebaikan) : nilai yang muncul dari sebuah kemauan dan kehendak (karsa
dan etika). Misalnya manusia melakukan kegiatan menanam 1000 pohon dalam rangka
melakukan reboisasi.
Nilai religius: nilai yang berhubungan dengan Ketuhanan yang sifatnya mutlak dan abadi.
Misalnya manusia menyadari akan kebesaran Tuhan dalam menciptakan beraneka ragam
jenis flora dengan segala manfaat dan kegunaannya.