Anda di halaman 1dari 10

LANDASAN ANTROPOLOGI PENDIDIKAN

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

1. Meliyana Siregar ( 2120500033 )


2. Nessa Arbiah Ritonga ( 2120500118 )
3. Siti Maulidah ( 2120500011 )

Dosen Pengampuh :

Lia Junita Harahap, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYEKH ALI HASAN AHMAD ADDARY
PADANGSIDIMPUAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyekesaikan makalah yang berjudul “Landasan Pendidikan Antropologi”
tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan dari makalah ini guna untuk memenuhi tugas ibu
Lia Junita Harahap, M.pd. pada mata kuliah Landasan pendidikan.

Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Landasan
Antropologi Pendidikan” penulis. Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampuh
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat memenuhi pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami pelajari.

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah
yang disusun ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah kami ini.

Padangsidimpuan,17 oktober 2022

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I ........................................................................................................................

PENDAHULUAN.....................................................................................................

A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan ...........................................................................................................

BAB II.......................................................................................................................

PEMBAHASAN.......................................................................................................

A. Dasar Antropologi Pendidikan.......................................................................


B. Pengaruh Lingkungan terhadap Masyarakat..................................................
C. Sistem Nilai Budaya.......................................................................................
D. Implikasi Pendidikan yang Berlandaskan Antropologi di Indonesia.............

BAB III......................................................................................................................

PENUTUP.................................................................................................................

A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kegiatan pendidikan tidak mungkin dan tidak dapat dilepaskan dari latar belakang
yang melingkupinya. Salah satu latar yang penting, namun selama ini jarang sekali
dibahas latar antropologi pendidikan. Selama ini dalam buku-buku pendidikan yang
sering dikaji sebagai landasan adalah landasan psikologi, landasan sosiologi dan landasan
filsafati. Apa bila kita cermati keadaan masyarakat Indonesia yang terdiri beribu suku
bangsa dengan adat istiadat, kebudayaan dan bahasa yang beragam, tentu pendidikan
tidak dapat dipisahkan dari latarnya yang beragam.
Sentralisasi kurikulum pendidikan merupakan cerminan akan kurangnya
penghayatan pentingnya landasan antropologi dalam pendidikan secara pihak, sentralisasi
kurikulum akan memudahkan proses belajar, namun tanpa memperhatikan latar belakang
budaya daerah pendidikan tersebut tidak akan terserap kembali kedalam masyarakat.
Selain itu, adanya kebijakan dan upaya pengembangan kurikulum sekolah merpakan
salah satu perwujudan akan pentingnya tinjauan latar social antopologi dalam pendidikan.

B. Rumusan masalah
1. Apa itu dasar antropologi?
2. Apa pengaruh lingkungan terhadap masyarakat?
3. Bagaimana sistem nilai budaya?
4. Bagaimana implikasi pendidikan yang berlandaskan antropologi di Indonseia?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu dasar antropologi pendidikan
2. Mnengetahui pengaruh lingkungan terhadap masyarakat
3. Mengetahui sistem nilai budaya
4. Mengetahui implikasi pendidikan yang berlandaskan antropologi di Indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

1. Dasar Antropologi Pendidikan


Manusia adalah makhluk sosial,artinya dalam hidupnya,manusia memerlukan
kerja sama dengan orang lain.sejak manusia lahir ke dunia,mereka membutuhkan bantuan
dan hubungan dengan orang lain agar mereka tetap hidup(survival).Hal iniberbeda
dengan beberapa makhluk lain,yang dikaruniai kemampuan untuk terus hidup walaupun
tanpa bantuan induknya
Dalam upaya mempertahankan hidupnya,manusia berusaha mengembangkan
kemampuan penalarannya,guna mengolah lingkungan alam sekitar bagi kepentingan
hidupnya.untuk itu,diperlukan keterampilan dan pengetahuan dalam sumber alam
sekitarnyayang akan diturunkan orangtua kepada anaknya. Dengan demikian,terciptalah
kebudayaan manusia,dalam arti kebudayaan adalah semua hasil karsa,cipta dan karya
manusia yang diperoleh melalui proses belajar.
Disamping pengetahuan dan ketempilan untuk mengolah lingkungan baik
lingkungan alam maupun lingkungan sosial,manusi mengatur suatu proses interaksi
tersebut dalam suatu pola perilaku bermasyarakat. Pola aturan perilaku ini disebut norma
atau nilai nilai yang merupakan wujud kebudayaan pula.
Dengan demikian,pola aturan perilaku serta hasil perilaku tersebut merupakan
proses yang wajar dan alamiah,dan telah berlangsung sejak manusia tersebut ada di muka
bumi. Bumi yang tergelar dengan amat luasnya ini mempunyai ciri ciri geografis sendiri
yang khas. Sememtara itu,daerah pantai akan lain dengan daerah kotinental. Daerah
tropis akan lain dengan daerah subtropics ataudaerah kutub.

2. Pengaruh Lingkungan Terhadap Masyarakat


Penagaruh daerah subtropis terhadap pola kerja manusia akan berbeda daerah
tropis.pada daerah subtropis ada musim dimana manusia kurang atau tidak dapat bekerja
secara penuh, terutama pada musim dingin sehingga keadaan ini memaksa manusia
daerah subtropis untuk bekerja keras mempersiapkan cadangan makanan untuk musim
dingin demikian pula masyarakat di daearah gersang akan terpaksa bekerja lebih keras
untuk mempertahankan hidupnya dibanding dengan daerah subur.
Perbedaan tersebut melahirkan perbedaan kebudayaan,baik dalam wujud ide-ide
pola tingkah laku maupun kebudayaan. Daerah subur seperti di Indonesia,dimana
manusia tidak perlu berjuang keras untuk mempertahankan hidupnya di mana sumber-
sumber alam relatif lebih muda didapatkan,perasaan gotong royong antarwarga
masyarakat sangat tinggi.
Hal-hal tersebut memengaruhi sistem nilai budaya yang dianut oleh warga
masyarakat,yang dengan sendirinya akan berlangsung di masyarakat yang bersangkutan
karena proses pendidikan tersebut tidak dapat dilepaaskan dari lingkungan geografis dan
sosiokultural masyarakat.

3. Sistem Nilai Budaya


Sistem nilai budaya adalah bentuk paling abstrak dari kebudayaan suatu
masyarakat yang berisi konsepsi yang hidup dalam alam pemikiran sebagian besar
masyarakat mengenai hal-hal yang mereka anggap amat bernilai dalam hidup. Karna
itu,sistem nilai budaya berfungsi sebagai pedaoman tertinggi bagi perilaku warga
masyarakat tersebut. Dengan demikian, upaya pendidikan yang berfungsi mewariskan
dan melestarikan sistem nilai yang dianggap luhur oleh suatu masyarakat tidaklah dapat
dilepaskan dari latar sistem nilai yang dianut oleh masyarakat yang bersangkutan,
Dapat kita bedakan sistem yang dianut oleh masyarakat sebagai berikut :
1. Sistem nilai terhadap hubungan manusia dengan alam.
2. Sistem nilai terhadap hubungan manusia dengan kerja
3. Sistem nilai terhadap hubungan manusia dan waktu
4. Sistem nilai terhadap hubungan manusia dengan manusia lain
5. Sistem nilai terhadap hakikat hidup

4. Implikasi Pendidikan Yang Berlandaskan Antropologi Di Indonesia


Wilayah nusantara kita sangat luas jika direntangkan dapat menutupi benua
Eropa. Wilayah yang luas, tersebut terdiri dari 12.000 pulau yang dirangkaikan oleh
lautan dan selat, sedangkan relief diantaranya sendiri tidak merata, namun penuh
bergunung yang tinggi dan berbagai yang dalam. Sebaliknya, terutama diluar Jawa,
pulau-pulau tersebut masih tertutup oleh hutan belantara. Hal-hal itu menyebabkan
sulitnya komunikasi dan transportasi antar daerah baik dalam suatu pulau atau antar
pulau.
Akibatnya, sulitnya berkomunikasi antarsatu rumpun masyarakat dengan
masyarakat, lain pada zaman purba maka meskipun sebagian besar bangsa Indonesia
yanag ras melayu mempunyai asal usul yang sama, yaitu dari daerah Yunan di Tiongkok
dalam perjalanan waktu sejarah, berkembanglah suku-suku bangsa berdasarkan daerah
geografis dimana mereka dulu tiba di tanah air kita. Misalnya, suku Jawa, Sunda,
Madura, Dayak, Minang, Batak dan sebagainya. Sementara itu, dari ras Polynesia yanag
mendiami Indonesia bagian timur berkembang menjadi suku-suku bangsa Ambon,
Timor, Irian dan sebagainya.
Adanya “isolasi” antarpemukiman di suatu dareah dengan daerah lain, serta
lingkungan geografis yang berbeda dalam perjalan waktu yang ratusan bahkan ribuan
tahun menyebabkan perubahan adat istiadat, bahasa serta sistem nilai yang anut oleh
masing-masing suku bangsa tersebut. Dengan demikian, proses pendidikan yang
berlangsung di suatu suku bangsa tidak sama dengan bangsa lain. Misalnya, upacara
dimana seorang anak beralih menjadi orang dewasa, upacara perkawinan, upacara
kematian merupakan ciri kebudayaan yang mudah dilihat dan masing-masing suku
bangsa mempunyai tata cara tersendiri untuk melakaukannya. Proses rangkaian upacara
tersebut, pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang berlatar nilai-nilai kebudayaan
yanag dianut warga masyarakat setempat. Sementara itu, proses pendidikan yang
demikian tersebut sudah berlangsung sejak zaman purba jauh sebelum bangsa Eropa
datang ke Indonesia.
Dilihat dari proses perkembangan, kemajuan masyarakat ternyata proses
kemajuan yang dialami oleh masing-masing susku bangsa tersebut tidaklah sama.
Pusatperdagangan berkembang pesat setelah didatangi oleh pedagang-pedagang asing
membawa pengaruh terhadap kebudayaan masyarakat didaerah pedalaman yang relatife
kurang berhubungan dengan masyarakat luar relatife lebih terbelakang.
Demikianpula di luar Jawa, pusat keajuan terutama didaerah pelabuahan, dan
kemudian berkembang didaerah perkotaan karena kota merupakan pusat pemerintahan
dan perdagangan. Dimana di luar Jawa itu masih sulit ditempuh dengan transportasi
darat. Perbedaan tingkat kemajuan juga mempengaruhi tingkat kebutuhan. Pola pikir dan
perilaku serta konsumsi suatu masayarakat.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam landasan antropologi adalah sebagai
betikut:
1) Identifikasi kebutuhan belajar masyarakat
Identifikasi kebutuhan masyarakat ini bersumber dari informasi
dari masyarakat sekitar. Masyarakat tersebut dari tokoh masyarakat, baik
secara formal maupun informal, tokoh agama, dan perwakilan masyarakat
kelas bawah.
2) Keterlibatan partisipasi masyarakat
Setelah mengidentifikasi kebutuhan belajar, maka masyarakat ikut
serta merancang kurikulum, menyediakan sarana dan prasarana
menentukan narasumber sebagai fasilitator, dan ikut menilai hasil belajar
3) Pemberian pendidikan kecakapan hidup
Pendidikan kecakapan hidup merupakan pendidikan dalam bentuk
pemberian keterampilan dan kemampuan dasar pendukung fungsional,
membaca, menulis, berhitung, memecahkan masalah, mengelola sumber
daya, bekerja dalam kelompok, dan menggunakan teknologi.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.Landasan pendidikan berfungsi sebagai titik tolak atau tumpuan bagi para pendidik
(guru) dalam rangka melaksana-kan pendidikan dan/atau pembelajaran.
2.Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang
bermanfaat tentang manusia dan perilakunya dan untuk memperoleh pengertian yang
lengkap tentang keanekaragaman manusia.
3.Antropologi menjadi landasan dalam pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber
dari kaidah-kaidah antropo-logi yang dijadikan titik tolak pendidikan.
4. Antropologi dipahami sebagai pemahaman tentang manusia itu sendiri, berkaitan
dengan hakikat manusia, potensi manu-sia dan dimensi manusia.
5.Pendidikan sebagai proses sosialisasi dan enkulturasi. Individu di dalam bermasyarakat
diperlukan adanya interaksi, dan komunikasi antar individu sehingga terjadilah proses
sosialisasi (proses pendidikan) agar mereka dapat menjalan-kan status dan perannya di
masyarakat, sedangkan untuk proses enkulturasi (pembudayaan) suatu proses dimana
indi-vidu belajar cara berpikir, cara bertindak, dan merasa yang mencerminkan
kebudayaan masyarakatnya

DAFTAR PUSTAKA

Efendi, M.2009. kurikulum dan pembelajaran: pengantar kea rah pemahaman KBK,KTSP,dan
SBI. Malang; UniversitasNegeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai