Kelas 23A2/Kelompok :
1. MUHAMMAD RAIHAN (23862061048)
2. YHORDAN GUSWIRANDA (238620610)
3. WAHYU (23862061033)
Kelompok 3
II
DAFTAR ISIS
BAB 1 ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ...................................................................................................... 3
PENUTUP ............................................................................................................... 9
A. KESIMPULAN ............................................................................................ 9
B. SARAN ......................................................................................................... 9
III
BAB 1
PENDAHULUAN
1
3. Bagaimana Menerapkan etnopedagogi pada peserta didik ?
1.3 TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
1) berdasarkan pengalaman
6) bersifat dinamis
3
sebagai bagian dari disiplin pedagogi. Bastein (2004) memandang etnopedagogi
sebagai a uniquely human device for both production and reproduction of culture
dalam bukunya 'Culture and Pedagogy'. Alexander (2000) menemukan hubungan
yang erat antara pedagogi dengan kehidupan sosisal budaya masyarakat. Dalam
hal ini, definisi etnopedagogi secara lebih luas berdasarkan aspek budaya dengan
melampaui konteks pembelajaran didalam kelas. Etnopedagogi memandang
kearifan lokal sebagai sumber inovasi dan keterampilan yang diberdayakan demi
kemaslahatan masyarakat. Kearifan lokal yang berisi fakta, konsep kepercayaan,
dan persepsi masyarakat yang berakaitan dengan dunia sekitar, diharapkan
mampu menjadi alternative penyelesaian masalah sehari-hari
4
pendekatan pedagogi dalam pendidikan merupakan langkah penting untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien. Berikut adalah cara-cara
untuk menerapkan pendekatan pedagogi dalam konteks pendidikan:
5
f. Beradaptasi dengan Kebutuhan Siswa: Setiap siswa memiliki gaya
belajar dan kebutuhan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pendekatan
pedagogi yang efektif harus mampu beradaptasi dengan kebutuhan dan
karakteristik individu siswa. Guru perlu memahami perbedaan ini dan
menyediakan strategi pembelajaran yang sesuai untuk setiap siswa.
g. Evaluasi Formatif: Evaluasi formatif adalah proses yang
berkelanjutan dan berorientasi pada perkembangan, yang bertujuan
untuk memberikan umpan balik kepada siswa dan guru tentang
kemajuan pembelajaran. Dalam pendekatan pedagogi, evaluasi
formatif digunakan untuk membantu memandu proses pembelajaran
dan mengidentifikasi area-area di mana siswa membutuhkan bantuan
tambahan.
6
seni, dan cerita dari berbagai budaya untuk meningkatkan keterlibatan
siswa.
Adopsi Strategi Pengajaran yang Responsif: Guru dapat menggunakan
beragam strategi pengajaran yang responsif terhadap gaya belajar dan
kebutuhan siswa dari latar belakang etnis yang berbeda. Ini bisa termasuk
menggunakan pendekatan kolaboratif, pembelajaran berbasis proyek,
pembelajaran aktif, dan penggunaan teknologi yang relevan secara budaya.
Penggunaan Bahasa yang Dukung: Guru dapat mengakui dan
mendukung penggunaan bahasa kedua atau bahasa ibu siswa dalam proses
pembelajaran. Mereka juga dapat mengintegrasikan kosakata dan konteks
budaya dalam instruksi mereka untuk membuat materi lebih relevan bagi
siswa.
Kolaborasi dengan Komunitas dan Orangtua: Guru dapat
berkolaborasi dengan anggota komunitas dan orangtua siswa untuk
mendukung pembelajaran yang berbasis budaya. Ini bisa melibatkan
mengundang anggota komunitas sebagai sumber daya tamu,
mengorganisir kunjungan lapangan ke tempat-tempat bersejarah atau
budaya, atau mengadakan acara yang melibatkan partisipasi komunitas.
Pengembangan Keterampilan Interkultural: Guru dapat terus
mengembangkan keterampilan interkultural mereka dengan mengikuti
pelatihan, membaca materi yang relevan, dan berpartisipasi dalam
kegiatan profesional yang mempromosikan pemahaman antarbudaya.
7
Mengintegrasikan Budaya dalam Kurikulum: Guru dapat
mengintegrasikan elemen-elemen budaya peserta didik dalam kurikulum
dan materi pembelajaran. Ini bisa berupa contoh, cerita, atau studi kasus
yang relevan dengan pengalaman hidup mereka.
Pembelajaran Kontekstual: Menerapkan pembelajaran yang kontekstual
yang relevan dengan budaya peserta didik. Ini memungkinkan mereka
untuk mengaitkan materi pembelajaran dengan pengalaman mereka
sendiri, membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna dan relevan.
Kolaborasi dalam Pembelajaran: Mendorong kolaborasi antara peserta
didik dalam pengajaran dan pembelajaran. Ini menciptakan lingkungan di
mana mereka dapat saling belajar dari pengalaman dan pengetahuan
budaya masing-masing.
Penggunaan Metode Pembelajaran yang Beragam: Mengadopsi berbagai
metode pembelajaran yang mempertimbangkan preferensi belajar dan
kebutuhan budaya peserta didik. Ini bisa termasuk penggunaan ceramah,
diskusi kelompok, proyek kolaboratif, atau pembelajaran berbasis
pengalaman.
Penilaian yang Sensitif Budaya: Menggunakan metode penilaian yang
mempertimbangkan konteks budaya peserta didik. Ini mencakup
memberikan ruang bagi mereka untuk mengekspresikan pemahaman
mereka dalam berbagai cara yang sesuai dengan budaya mereka.
Pembangunan Identitas Positif: Membantu peserta didik membangun
identitas positif berdasarkan keberagaman budaya mereka. Ini termasuk
memperkuat rasa bangga terhadap latar belakang budaya mereka dan
menghargai kontribusi yang mereka bawa ke dalam lingkungan
pembelajaran.
Pelibatan Komunitas: Melibatkan komunitas lokal dalam proses
pembelajaran, seperti mengundang pembicara tamu atau melakukan
kunjungan lapangan yang terkait dengan budaya peserta didik. Ini
membantu memperluas pengalaman pembelajaran mereka di luar kelas.
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
9
DAFTAR PUSTAKA
10