Anda di halaman 1dari 13

MENERAPKAN ETNOPEDAGOGI PADA PENDIDIKAN

Makalah ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Etnopedagogi
Yang diampu Oleh Andi Wibowo, M.Pd.

Kelas 23A2/Kelompok :
1. MUHAMMAD RAIHAN (23862061048)
2. YHORDAN GUSWIRANDA (238620610)
3. WAHYU (23862061033)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT MALANG
Maret 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan


pada kami untuk menulis guna menyelesaikan makalah pada mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan ini. Tak lupa sholawat serta salam kami haturkan
kepada Nabi agung junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang senantiasa kita
harapkan syafaat dan karunianya pada hari akhir kelak. Atas rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Menerapkan Etnopedagogi
Pada Pendidikan”

Makalah “Menerapkan Etnopedagogi Pada Pendidikan ” kami susun guna


memenuhi tugas mata kuliah Etnopedagogi di Universitas Islam Raden Rahmat
Malang. Disisi lain kami juga berharap agar makalah ini dapat bermanfaat serta
dapat menambah wawasan bagi para pembaca khususnya untuk teman-teman
sekalian mengenai topik “Menerapkan Etnopedagogi Pada Pendidikan ”.
Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada
dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Terkait dengan tugas
yang telah diberikan ini karena dapat menambah pengetahuan dan wawasan
terkait bidang mata kuliah Etnopedagogi yang kami tekuni. Kami selaku penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah “Menerapkan Etnopedagogi Pada Pendidikan”.
Kami selaku penulis menyadari bahwasannya makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
terima demi kesempurnaan makalah ini.

Kepanjen, 20 Maret 2024

Kelompok 3

II
DAFTAR ISIS

KATA PENGANTAR ............................................................................................ II

DAFTAR ISIS ....................................................................................................... III

BAB 1 ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

1.1 LATAR BELAKANG .............................................................................. 1

1.2 RUMUSAN MASALAH .......................................................................... 1

1.3 TUJUAN ................................................................................................... 2

BAB II ..................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ...................................................................................................... 3

2.1 PENERAPAN ETNOPEDAGOGI PADA PENDIDIKAN ..................... 3

2.2 PENERAPAN ETNOPEDAGOGI PADA PENDIDIK ........................... 6

2.3 PENERAPAN ETNOPEDAGOGI PADA PESERTA DIDIK ................ 7

BAB III .................................................................................................................... 9

PENUTUP ............................................................................................................... 9

A. KESIMPULAN ............................................................................................ 9

B. SARAN ......................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 10

III
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Etnopedagogi secara literal dapat diartikan membimbing anak. Berdasarkan


bahasa Yunani kuno, etnopedagogi terdiri dari dua kata, yaitu kata etos yang
berarti "ilmu" dan kata paidagogeo yang berarti "membimbing". Pendidikan
merupakan kata yang berhubungan dengan pedagogi, yang saat ini digunakan
untuk merujuk kepada keseluruhan konteks pembelajaran dan berbagai kegiatan
yang berhubungan dengan membimbing anak. Etnopedagogi merupakan praktek
pendidikan berbasis kearifan lokal yang membahas berbagai ranah seperti seni
bela diri, pengobatan, lingkungan hidup, pertanian ekonomi dan hal-hal lain yang
bersumber dari nilai - nilai kultural suatu etnis yang menjadi standar perilaku.

Pada era globalisasi akhir-akhir ini kearifan lokal mendapatkan perhatian


khusus, terutama dalam mendukung kemajuan bangsa. Berbagai analisis yang
meyakinkan bahwa kearifan lokal memiliki kontribusi dalam menentukan
kemajuan suatu bangsa. Pada era milenial saat ini, menggali kearifan lokal
merupakan upaya strategis dalam membangun karakter bangsa.

Kearifan lokal merupakan identitas atau kepribadian budaya, pandangan hidup


dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan berwujud aktivitas yang
dilakukan oleh masyarakat lokal dalam pemenuhan kebutuhan mereka. Apabila
pembelajaran berbasis kearifan lokal tidak diterapkan sejak dini maka dimasa
yang akan datang, di era globalisasi yang mengalami perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi sangat pesat dapat menggeser kearifan lokal dalam
masyarakat.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Bedasarkan latar belakang di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam


makalah ini adalah :

1. Bagaimana Menerapkan etnopedagogi pada pendidikan ?


2. Bagaimana Menerapkan etnopedagogi pada pendidik ?

1
3. Bagaimana Menerapkan etnopedagogi pada peserta didik ?

1.3 TUJUAN

Dengan rumusan masalah di atas diharapkan dapat mengetahui tujuan


penulisan dari makalah ini. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan memahami tentang Menerapkan


etnopedagogi pada pendidikan.
2. Untuk mengetahui dan memahami tentang Menerapkan
etnopedagogi pada pendidik.
3. Untuk mengetahui dan memahami tentang Menerapkan
etnopedagogi pada peserta didik.
4. Untuk mengetahui dan memahami tentang Nilai HAM dalam UUD
1945.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENERAPAN ETNOPEDAGOGI PADA PENDIDIKAN

Etnopedagogi merupakan sebuah pendekatan dalam pendidikan yang


menawarkan sebuah konsep berbasis budaya atau persisnya kearifan lokal.
Menurut Alwasilah et al., (2009) kearifan lokal merupakan potensi yang mesti
diberi tafsir baru agar fleksibel dalam menghadapu tantangan zaman yang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) berdasarkan pengalaman

2) teruji secara empiris selama bertahun-tahun

3) dapat diadaptasi oleh budaya modern

4) melekat dalam kehidupan pribadi dan institusi

5) lazim dilakukan oleh individu maupun kelompok

6) bersifat dinamis

7) terkait dengan system kepercayaan.

Konsep etnopedagogi layak untuk dipertimbangkan dalam upaya reorientasi


pada praksis pendidikan di Indonesia, salah satunya yakni karakteristik
kebhinekaan yang dimiliki bangsa Indoensia dengan keberagaman suku, bahasa.
seni, budaya, dan adat istiadat yang merupakan potensi luar biasa yang dapat
dijadikan daya dukung bagi keberhasilan proses pendidikan secara keseluruhan.
Namun demikian, berdasarkan ciri dan potensi kearifan lokal, penerapan
etnopedagogi dalam pendidikan tidak dapat berdiri sendiri dan steril dari pengaruh
budaya kontemporer. Penerapan etnopedagogi dalam pendidikan yang kental
dengan kearifan lokal harus senantiasa mempertimbangkan kehadiran budaya
global agar proses pendidikan dapat terlaksana secara komprehensif sehingga
hasil pendidikan dapat tercapai secara optimal.

Etnopedagogi bertujuan untuk menguji dimensi pedagogi melalui perspektif


sosiologi pedagogi (Linguard, 2010), sehingga etnopedagogi dapat ditempatkan

3
sebagai bagian dari disiplin pedagogi. Bastein (2004) memandang etnopedagogi
sebagai a uniquely human device for both production and reproduction of culture
dalam bukunya 'Culture and Pedagogy'. Alexander (2000) menemukan hubungan
yang erat antara pedagogi dengan kehidupan sosisal budaya masyarakat. Dalam
hal ini, definisi etnopedagogi secara lebih luas berdasarkan aspek budaya dengan
melampaui konteks pembelajaran didalam kelas. Etnopedagogi memandang
kearifan lokal sebagai sumber inovasi dan keterampilan yang diberdayakan demi
kemaslahatan masyarakat. Kearifan lokal yang berisi fakta, konsep kepercayaan,
dan persepsi masyarakat yang berakaitan dengan dunia sekitar, diharapkan
mampu menjadi alternative penyelesaian masalah sehari-hari

Dalam praksis pendidikan, etnopedagogi menekankan pada pentingnya


hubungan kemanusiaan, terutama hubungan emosional diantara pendidik dengan
peserta didiknya. Dalam konteks yang lebih khusus, etnopedagogi menekankan
pada pendidikan yang senantiasa memperhatikan nilai-nilai budaya lokal dengan
mempertimbangkan aspek-aspek budaya global. Dalam hal ini, etnopedagogi
berperan dalam pendidikan berbasis nilai budaya pembelajaran, dalam konteks
teaching as cultural activity (Stigler & Hiebert, 1999). Selain itu, etnopedagogi
dapat berperan dalam mendorong peserta didik yang memiliki potensi khusunya
kecerdasan kultural untuk mencapai tujuan belajarnya.

Pada dasarnya etnopedagogi mempunyai tujuan:

1) menggali nilai dan pengalaman terbaik dalam penyelenggaran pendidikan


berbasis budaya lokal;
2) menggali nilai-nilai inti sebagai landasan sosial budaya untuk pendidikan
nasional; dan
3) menglaborasi system perilaku berpola sebagai konteks sosial budaya bagi
pendidikan nasional

Dengan demikian, pengembangan pendidikan dalam perspektif etnopedagogi


sesungguhnya tidak mengubah struktur dan program yang telah ada, namun lebih
pada pembaharuan praktik pendidikan yang selama ini kurang optimal dalam
implementasinya. Maka dari itu, sifat dari pembaharuan dalam etnopedagogi lebih
menekankan pada budaya pendidikan dan pendidikan yang berbudaya.Penerapan

4
pendekatan pedagogi dalam pendidikan merupakan langkah penting untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien. Berikut adalah cara-cara
untuk menerapkan pendekatan pedagogi dalam konteks pendidikan:

a. Mengintegrasikan Teknologi: Teknologi telah menjadi bagian tak


terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, termasuk dalam pendidikan.
Penerapan pendekatan pedagogi yang efektif melibatkan penggunaan
teknologi sebagai alat bantu pembelajaran, seperti perangkat lunak
interaktif, platform pembelajaran daring, dan aplikasi mobile yang
memungkinkan interaksi dan keterlibatan siswa dalam proses belajar.
b. Kolaborasi dan Diskusi: Pendidikan yang efektif mempromosikan
kolaborasi antara guru dan siswa serta antara siswa satu sama lain.
Pendekatan pedagogi yang mendorong diskusi dan pertukaran gagasan
antara siswa dapat membantu memperdalam pemahaman mereka
terhadap materi pembelajaran dan mengembangkan keterampilan
berpikir kritis.
c. Pembelajaran Berbasis Masalah: Menggunakan pendekatan
pedagogi berbasis masalah memungkinkan siswa untuk belajar melalui
pengalaman langsung dalam menyelesaikan masalah-masalah dunia
nyata. Hal ini membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan
analitis, pemecahan masalah, dan kreativitas.
d. Pembelajaran Aktif: Pendekatan pedagogi yang mengedepankan
pembelajaran aktif mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam
proses pembelajaran, bukan hanya sebagai penerima informasi. Ini
dapat dilakukan melalui berbagai metode seperti diskusi kelompok,
simulasi, permainan peran, dan proyek kolaboratif.
e. Dukungan Guru sebagai Fasilitator: Guru memainkan peran penting
sebagai fasilitator dalam pendekatan pedagogi. Mereka harus dapat
menciptakan lingkungan belajar yang mendukung, memotivasi, dan
menginspirasi siswa untuk belajar secara mandiri. Guru juga harus
mampu menyediakan arahan, bimbingan, dan umpan balik yang
diperlukan untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran
mereka.

5
f. Beradaptasi dengan Kebutuhan Siswa: Setiap siswa memiliki gaya
belajar dan kebutuhan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pendekatan
pedagogi yang efektif harus mampu beradaptasi dengan kebutuhan dan
karakteristik individu siswa. Guru perlu memahami perbedaan ini dan
menyediakan strategi pembelajaran yang sesuai untuk setiap siswa.
g. Evaluasi Formatif: Evaluasi formatif adalah proses yang
berkelanjutan dan berorientasi pada perkembangan, yang bertujuan
untuk memberikan umpan balik kepada siswa dan guru tentang
kemajuan pembelajaran. Dalam pendekatan pedagogi, evaluasi
formatif digunakan untuk membantu memandu proses pembelajaran
dan mengidentifikasi area-area di mana siswa membutuhkan bantuan
tambahan.

2.2 PENERAPAN ETNOPEDAGOGI PADA PENDIDIK

Penerapan etnopedagogi bagi guru melibatkan kesadaran dan penggunaan


pendekatan yang mempertimbangkan keberagaman budaya dan konteks sosial
siswa dalam proses pengajaran. Berikut adalah beberapa langkah praktis yang
dapat diambil oleh guru untuk menerapkan etnopedagogi:

 Refleksi atas Budaya Pribadi dan Keterbukaan: Guru perlu


merenungkan latar belakang budaya mereka sendiri, serta keterbukaan
terhadap keberagaman budaya dalam kelas. Kesadaran diri ini dapat
membantu guru menghindari prasangka dan meningkatkan pemahaman
tentang siswa mereka.
 Pengumpulan Informasi tentang Siswa: Guru dapat mengumpulkan
informasi tentang latar belakang budaya siswa mereka, termasuk bahasa
yang digunakan di rumah, tradisi keluarga, nilai-nilai budaya, dan
pengalaman hidup mereka. Informasi ini membantu guru memahami
konteks individual siswa dan merencanakan pembelajaran yang sesuai.
 Integrasi Budaya dalam Kurikulum: Guru dapat memilih materi
pelajaran, contoh, dan sumber daya yang mencerminkan beragam budaya
yang ada dalam kelas. Ini dapat mencakup menggunakan literatur, musik,

6
seni, dan cerita dari berbagai budaya untuk meningkatkan keterlibatan
siswa.
 Adopsi Strategi Pengajaran yang Responsif: Guru dapat menggunakan
beragam strategi pengajaran yang responsif terhadap gaya belajar dan
kebutuhan siswa dari latar belakang etnis yang berbeda. Ini bisa termasuk
menggunakan pendekatan kolaboratif, pembelajaran berbasis proyek,
pembelajaran aktif, dan penggunaan teknologi yang relevan secara budaya.
 Penggunaan Bahasa yang Dukung: Guru dapat mengakui dan
mendukung penggunaan bahasa kedua atau bahasa ibu siswa dalam proses
pembelajaran. Mereka juga dapat mengintegrasikan kosakata dan konteks
budaya dalam instruksi mereka untuk membuat materi lebih relevan bagi
siswa.
 Kolaborasi dengan Komunitas dan Orangtua: Guru dapat
berkolaborasi dengan anggota komunitas dan orangtua siswa untuk
mendukung pembelajaran yang berbasis budaya. Ini bisa melibatkan
mengundang anggota komunitas sebagai sumber daya tamu,
mengorganisir kunjungan lapangan ke tempat-tempat bersejarah atau
budaya, atau mengadakan acara yang melibatkan partisipasi komunitas.
 Pengembangan Keterampilan Interkultural: Guru dapat terus
mengembangkan keterampilan interkultural mereka dengan mengikuti
pelatihan, membaca materi yang relevan, dan berpartisipasi dalam
kegiatan profesional yang mempromosikan pemahaman antarbudaya.

Dengan menerapkan langkah-langkah ini, guru dapat menciptakan


lingkungan belajar yang inklusif, memotivasi siswa dari berbagai latar
belakang budaya, dan meningkatkan hasil pembelajaran mereka.

2.3 PENERAPAN ETNOPEDAGOGI PADA PESERTA DIDIK

 Pengenalan dan Penghormatan terhadap Budaya: Guru harus terlibat


dalam memahami latar belakang budaya dan pengalaman hidup peserta
didik. Ini mencakup pengakuan dan penghormatan terhadap bahasa,
tradisi, nilai-nilai, dan norma-norma sosial yang mungkin memengaruhi
pembelajaran mereka.

7
 Mengintegrasikan Budaya dalam Kurikulum: Guru dapat
mengintegrasikan elemen-elemen budaya peserta didik dalam kurikulum
dan materi pembelajaran. Ini bisa berupa contoh, cerita, atau studi kasus
yang relevan dengan pengalaman hidup mereka.
 Pembelajaran Kontekstual: Menerapkan pembelajaran yang kontekstual
yang relevan dengan budaya peserta didik. Ini memungkinkan mereka
untuk mengaitkan materi pembelajaran dengan pengalaman mereka
sendiri, membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna dan relevan.
 Kolaborasi dalam Pembelajaran: Mendorong kolaborasi antara peserta
didik dalam pengajaran dan pembelajaran. Ini menciptakan lingkungan di
mana mereka dapat saling belajar dari pengalaman dan pengetahuan
budaya masing-masing.
 Penggunaan Metode Pembelajaran yang Beragam: Mengadopsi berbagai
metode pembelajaran yang mempertimbangkan preferensi belajar dan
kebutuhan budaya peserta didik. Ini bisa termasuk penggunaan ceramah,
diskusi kelompok, proyek kolaboratif, atau pembelajaran berbasis
pengalaman.
 Penilaian yang Sensitif Budaya: Menggunakan metode penilaian yang
mempertimbangkan konteks budaya peserta didik. Ini mencakup
memberikan ruang bagi mereka untuk mengekspresikan pemahaman
mereka dalam berbagai cara yang sesuai dengan budaya mereka.
 Pembangunan Identitas Positif: Membantu peserta didik membangun
identitas positif berdasarkan keberagaman budaya mereka. Ini termasuk
memperkuat rasa bangga terhadap latar belakang budaya mereka dan
menghargai kontribusi yang mereka bawa ke dalam lingkungan
pembelajaran.
 Pelibatan Komunitas: Melibatkan komunitas lokal dalam proses
pembelajaran, seperti mengundang pembicara tamu atau melakukan
kunjungan lapangan yang terkait dengan budaya peserta didik. Ini
membantu memperluas pengalaman pembelajaran mereka di luar kelas.

8
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Etnopedagogi secara konsep masih terus dimatangkan. Pematangan tersebut


dilakukan baik dengan uji coba maupun pendekatan model yang tepat dalam
implementasi etnopedagogi. Sementara di Indonesia, secara konsep etnopedagogi
baru menekankan landasan dan strategi yang cocok untuk etnopedagogi, yakni
landasan filsafat, psikologis, dan sosial budaya. Ketiga landasan tersebut
bermuara pada tujuan etnopedagogi sebagai pembelajaran yang menyenangkan
serta definisi etnopedagogi yakni pendidikan dari masyarakat, untuk masyarakat,
dan oleh masyarakat.

Implementasi etnopedagogi sudah banyak diterapkan di Indonesia dengan


kontribusi positif, baik terhadap hasil belajar maupun pendidikan karakter peserta
didik. Namun demikian, konsep etnopedagogi belum matang sehingga
menimbulkan tafsir yang mirip dengan pendidikan berbasis multikultural. Untuk
menjawab tantangan tersebut, perlu adanya pematangan mengenai konsep
etnopedagogi yang implementasinyamembutuhkan kerja sama antara perguruan
tinggi, sekolah, serta pemerintah.

B. SARAN

Kami selaku kelompok 3 menyadari bahwasannya masih banyak


kekurangan dalam memaparkan materi dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan,
sebagai bentuk pembelajaran serta perbaikan dalam penyusunan makalah pada
kesempatan yang akan datang.

9
DAFTAR PUSTAKA

Sugara, U. (2022). Etnopedagogi: Gagasan dan Peluang Penerapannya di


Indonesia. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 93-104.

Suratno, T. (2010). Memaknai Etnopedagogi sebagai landasan pendidikan guru di


universitas pendidikan indonesia. In Proceedings of The 4th International
Conference on Teacher Education, 515-530.

10

Anda mungkin juga menyukai