Anda di halaman 1dari 13

JENIS JENIS BILANGAN DAN OPERASI HITUNG BILANGAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Matematika

Yang diampu oleh ibu Dyah Ayu Pramoda W. M.Pd

Kelas 23A2/Kelompok 2

1. Robiatul Rizkia (23862061040)


2. Farah Dina Putri (23862061012)
3. Diska rahma Ananda putri (23862061015)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT MALANG

Maret 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Alloh S.W.T yang telah memberikan kesempatan pada kami untuk
menulis guna menyelesaikan makalah pada mata kuliah Ilmu Pengetahuan Sosial. Tak lupa
sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad S.A.W yang
senantiasa kita harapkan syafaat dan karunianya pada hari akhir kelak.

Makalah ini “Menjelaskan dan menguasai konten IPS” kami susun guna memenuhi tugas
mata kuliah Ilmu Pengetahuan Sosial di Universitas Islam Raden Rahmat Malang. Disisi lain kami
juga berharap agar makalah ini dapat bermanfaat serta dapat menambah wawasan bagi para
pembaca khususnya untuk mahasiswa Unira malang.

Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih sebesar besarnya kepada dosen pengampu
mata kuliah ini karena dengan tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan serta
wawasan kami sebagai penulis terkait topik yang kami bahas ini. Kami selaku penulis tak lupa
juga mengucapkan terima kasih kepada teman teman dan semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah kami ini.

Kami selaku penulis menyadari bahwasannya makalah yang kami tulis ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penulisan
makalah kami selanjutnya.

Penulis

Kepanjen, 12 Maret 2024

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................................................................... ii
BAB I.............................................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN............................................................................................................................................. 1
Latar belakang ........................................................................................................................................... 1
Rumusan masalah ..................................................................................................................................... 1
Tujuan penulisan ....................................................................................................................................... 1
BAB II ............................................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN ............................................................................................................................................... 2
Jenis jenis bilangan.................................................................................................................................... 2
Operasi hitung bilangan ............................................................................................................................ 6
BAB III ............................................................................................................................................................ 9
PENUTUP ....................................................................................................................................................... 9
Kesimpulan ................................................................................................................................................ 9
Saran ......................................................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................................ 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Matematika merupakan simbolis yang berfungsi praktis untuk mengekspresikan
hubungan-hubungan kuantitatif dan tata ruang, sedangkan hasil teoritisnya ialah untuk
memudahkan berfikir. Matematika timbul karena pikiran-pikiran manusia yang
berhubungan dengan ide, proses dan penalaran. Matematika memiliki struktur yang
bersifat deduktif, yang tidak meliputi generalisasi yang didasarkan pada observasi
melainkan pada pembuktian deduktif.
Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang memegang peranan penting baik
dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maupun dalam membentuk
kepribadian manusia. Peranan matematika telah merasuk ke semua sendi kehidupan
manusia. Matematika sebagai alat bantu telah banyak diaplikasikan untuk mempermudah,
mengefektifkan, dan mengefisienkan pekerjaan-pekerjaan manusia. Dikatakan pula bahwa
matematika merupakan mata pelajaran yang abstrak sehingga dituntut kemampuan guru
untuk dapat mengupayakan strategi yaag tepat sesuai dengan tingkat perkembangan mental
siswa.
Matematika adalah kegiatan manusia dan sekaligus sebagai alat. Ini berarti bahwa
perlu menempatkan kedua pandangan itu pada tempat yang cocok/sesuai dengan
perkembangan peserta didik. Matematika mempelajari tentang keteraturan, tentang
struktur yang terorganisasikan, konsep-konsep matematika tersusun secara
hirarkis, berstruktur dan sistematika, mulai dari konsep yang paling sederhana sampai pada
konsep paling kompleks.
B. Rumusan masalah
1. Ada berapakah jenis jenis bilangan
2. Bagaimanakah operasi hitung bilangan

C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui jenis jenis bilangan
2. Untuk mengetahui operasi hitung bilangan

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Jenis jenis bilangan
Bilangan adalah suatu unsur atau objek yang tidak didefinisikan (underfinedterm).
Bilangan merupakan suatu konsep yang abstrak, bukan simbol, bukan pula angka. Bilangan
menyatakan suatu nilai yang bisa diartikan sebagai banyaknya atau urutan sesuatu atau
bagian dari suatu keseluruhan. Bilangan merupakan konsep yang abstrak, bukan symbol,
dan bukan angka. Tanda tanda yang sering ditemukan bukan suatu bilangan tetapi
merupakan lambing bilangan. Simbol angka berisi angka dengan nilai tempat tertentu.
Jenis jenis bilangan yaitu
1. Bilangan bulat
Bilangan bulat merupakan bilangan yang terdiri atas bilangan nol,
bilangan asli dan bilangan bulat negatif. Bagaimana model bilangan
bulat? Bilangan bulat dapat digunakan dan digambarkan dalam bentuk
garis bilangan seperti berikut !

Berdasarkan model bilangan yang sudah disajikan, terdapat 2 arah


yang berbeda untuk menentukan bilangan bulat. Jika garis bilangan ke
arah kiri maka bilangan bulat berbentuk negatif seperti -4, atau -5.
Sedangkan untuk garis bilangan yang mengarah ke sebelah kanan maka
bilangan bulat berbentuk positif seperti 1, 4 atau 6.
2. Bilangan asli
Bilangan asli adalah bilangan bulat positif yang diawali dari angka 1(satu)
sampai tak terhingga. Para ahli matematika menggunakan N atau untuk menuliskan
seluruh himpunan bilangan asli. Contoh: 1,2,3...
Kata bilangan asli dalam Bahasa Inggris, yaitu natural numbers, itu muncul
karena berhitung dimulai dari pengalaman alami seseorang dengan anggota badan

2
mereka sendiri ataupun benda-benda di sekitarnya. Seperti sejarah asalnya, menurut
Britannica Encyclopedia (2021), bilangan asli adalah bilangan yang diperoleh dari
kegiatan menghitung untuk mengetahui jumlah satu benda dalam sebuah kelompok.
Umumnya bilangan asli dimulai dari angka 1. Oleh karena itu, bilangan asli juga sering
disebut dengan bilangan bulat positif, yang artinya bilangan positif yang dimulai
setelah angka 0. Jadi, contoh bilangan positif adalah 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 ,10, …
sampai tak terhingga. Jadi, simbol bilangan asli adalah angka positif seperti contoh
tersebut. Bukan angka negatif maupun pecahan.
Himpunan merupakan kumpulan dari objek yang memiliki kesamaan sebagai
satu kesatuan. Semisal himpunan hewan berkaki empat, maka himpunan tersebut
berupa kumpulan semua hewan yang memiliki empat kaki. Begitu pula jika himpunan
bilangan asli, maka himpunan tersebut terdiri dari bilangan-bilangan asli yang ada.
Nah, himpunan asli biasanya disimbolkan dengan N. Dengan begitu, untuk
menunjukkan anggota himpunan asli, maka bisa menuliskan N = {1, 2, 3, 4, 5, …}.
Berikut contoh lain himpunan bilangan asli.
A. Himpunan bilangan asli kurang dari 10
N = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}
B. Himpunan bilangan asli kurang dari 20
N = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19}
Sifat sifat bilangan asli Bilangan asli juga memiliki sifat-sifat yang
membedakan bilangan ini dari bilangan lain. Menurut Yoseph Dwi Kristanto, seorang
dosen pendidikan matematika, secara umum sifat-sifatnya itu adalah komutatif,
asosiatif, dan distributif.
a. Sifat Komutatif
Sifat ini berlaku pada operasi hitung penjumlahan dan perkalian. Bisa dalam
perkalian bilangan asli dengan bilangan asli atau perkalian pecahan campuran dengan
bilangan asli. Dalam perkalian, biasanya akan dirumuskan sebagai a + b = b + a, dan
dalam perkalian ab = ba. Seperti contoh 2+5=5+2 2 + 5 maupun 5 + 2 memiliki hasil
yang sama, meskipun urutannya berbeda.
b. Sifat Transitif
Sifat yang kedua adalah transitif. Dalam penjumlahan, kita bisa merumuskan sifat
ini sebagai (a + b) + c = a + (b + c), dan dalam perkalian (ab)c = a(bc). Seperti contoh
(2+3)+5=2+(3+5) atau (2.3)5=2(3.5) Pada operasi bilangan menggunakan tanda
kurung, yang mengharuskan bagian tertentu dihitung terlebih dahulu dalam sebuah
operasi hitungan, hasilnya pun akan tetap sama walaupun urutannya diubah-ubah.
c. Sifat Distributif
Sifat umumnya yang ketiga adalah sifat distributif. Rumusnya adalah a(b + c) = ab
+ ac dan (b + c)a = ba + ca. Seperti contoh 2(3+5)=2.3+2.5 ataupun(3+5)2=3.2+5.2

3
d. Sifat tertutup
Sifat tertutup juga hanya berlaku pada penjumlahan dan perkalian saja. Sedangkan
yang dimaksud dengan tertutup adalah kalau dalam penjumlahan maupun perkalian itu
melibatkan dua atau lebih bilangan asli, maka hasilnya pun akan berupa bilangan asli.
Seperti contoh 2+3=5, (A+B) E N ataupun 2.5+10, (AB) E N.
3. Bilangan cacah
Bilangan cacah adalah bilangan yang terdiri dari bilangan asli dan bilangan nol.
Seperti contoh : 0,1,2,3,4,5,…….Jadi bilangan cacah terdiri dari 2 golongan yaitu
bilangan asli dan bilangan nol.
4. Bilangan prima
Bilangan prima adalah bilangan asli yang lebih dari 1 yang tidak memiliki
pembagi selain 1, seperti 2, 3, 5, 7 dan 11, sedangkan 4 dan 6 bukanlah bilangan prima
sebab 4 = 2 \times 2 dan 6 = 2 \times 3. Bilangan asli yang bukan bilangan prima kita
sebut sebagai bilangan komposit. Sifat yang sangat natural untuk ditanyakan dari
definisi bilangan prima adalah apakah terdapat tak hingga banyaknya bilangan prima?
Untungnya, bapak penemu geometri, Euclid telah membuktikan sifat ini sekitar 300
tahun sebelum masehi lalu.
5. Bilangan komporosit
Bilangan komposit adalah bagian dari bilangan asli yang memiliki lebih dari 2
faktor, sehingga bilangan komposit dapat dibagi lagi oleh bilangan lain selain angka 1
dan bilangan itu sendiri. Berikut daftar bilangan komposit 1-100.
4, 6, 8, 9, 10, 12, 14, 15, 16, 18, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 32, 33, 34, 35, 36,
38, 39, 40, 42, 44, 45, 46, 48, 49, 50, 51, 52, 54, 55, 56, 57, 58, 60, 62, 63, 64, 65, 66,
68, 69, 70, 72, 74, 75, 76, 77, 78, 80, 81,82, 84, 85, 86, 87, 88, 90, 91, 92, 93, 94, 95,
96, 98, 99, 100.
Angka 4 adalah bilangan komposit karena Angka 4 dapat dibagi oleh angka 1,
2, dan 4 Dibagi oleh 1 yaitu 4 ÷ 1 = 4 Dibagi oleh dirinya sendiri yaitu 4 ÷ 4 = 1 Dibagi
oleh bilangan lainnya yaitu 4 ÷ 2 = 2 (Syarat Komposit) Sehingga diketahui 4 diperoleh
dari perkalian 2 bilangan prima yaitu 2 × 2.
Angka 7 bukan bilangan komposit karena Angka 7 hanya bisa dibagi oleh 1 dan
7, sehingga angka 7 hanya memiliki 2 faktor. Untuk selanjutnya angka 7 disebut
bilangan prima.
Angka 0 dan 1 bukan termasuk bilangan komposit dan juga bukan bilangan
prima, berikut penjelasannya yaitu Angka 0 mempunyai tak terhingga faktor dan bukan
bilangan asli, Angka 1 hanya mempunyai 1 faktor, Sehingga bilangan komposit dimulai
dari angka 4.

4
Contoh bilangan komposit yaitu Himpunan bilangan komposit 1 - 10{4, 6, 8,
9}, Himpunan bilangan komposit ganjil{9, 15, 21, 25, 27, ...}
6. Bilangan rasional

Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat ditulis dalam bentuk a/b, Dimana
a dan b bilangan bulat, dan b=0. Bilangan rasional terdiri dari bilangan bulat dan
pecahan(negative dan positif). Contohnya : ½, -¼, ¾ ,dst. Definisi Himpunan bilangan
rasional adalah himpunan semua bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk
pecahan, dengan a, b adalah bilangan bulat dan b tidak boleh nol.
Bentuk bentuk bilangan rasional Bilangan rasional mempunyai bentuk a/b ,
menggunakan konsep keterbagian, maka akan terdapat dua kasus yakni b membagi atau
b tidak membagi a.
Dalam bentuk bilangan bulat jika b membagi a=bx untuk bilangan bulat. Maka
diperoleh a/b=bx/b=x, jadi jika b membagi a, maka a/b dapat dinyatakan sebagai
bilangan bulat. Contoh 4/2=2 dan 15/3=15.
Dalam bentuk bilangan pecahan murni Jika b tidak membagi a, maka
mengembangkan algoritma pembagian, akan diperoleh a=bq+r, dengan 0 < r < |b| dan
q, r ∈ Z. Maka bilangan rasional a/b bukan bilangan bulat. Jika pembilang dari a/b lebih
dari penyebut, maka bentuk pecahan ini disebut bentuk pecahan murni.
2/3=3.0+2/3=3.0/3+2/3=0+2/3=2/3.
Dalam bentuk pecahan campuran atau bilangan campuran Jika pembilang dari
a/b kurang dari penyebut, maka bentuk pecahan inidisebut bentuk pecahan campuran.
Contohnya : 20/3=3.6+2/3=3.6/3+2/3=6+2/3=6 2/3, berkaitan dengan pecahan
campuran maka bilangan pecahan campuran C a/b dapat ditulis C
a/b=C+a/b=c.x/b+a/b=(c.b)+a/b sebagaicontoh : 6 2/3=6+2/3=6.3/3+2/3=18+2/3=20/3

7. Bilangan irrasional
Bilangan irrasional adalah bilangan yang tidak dapat dinyatakan sebagai bentuk
a/b dengan a dan b bilangan bulat, b  0 dengan kata lain bilangan irasonal adalah
bilangan yang tidak rasional. Pada umumnya bilangan bentuk akar merupakan bilangan
irasional, akan tetapi perlu diketahui bahwa tidak semua bilangan yang menggunakan
tanda akar pasti bentuk akar. Bentuk akar adalah akar suatu bilangan yang hasilnya
bukan bilangan rasional. Contoh bilangan irasional : akar 2 , akar 3 , akar 5 , , log 2,
log 3.

8. Bilangan real
Bilangan real adalah bilangan bulat positif. Himpunan bilangan real diberi
notasi N, jadi N =1,2,3,  . Dalam N ada operasi perjumlahan ( +)dan operasi perkalian
( .), yakni untuk setiap a dan b di dalam N terdapat c dan d di dalam N sehingga a+ b=
c dan a.b= d. Di samping itu di dalam N terdapat relasi urutan, yakni untuk setiap a
N dan b N terdapat tepat satu dari tiga hubungan: (i) a b  (a lebih kecil dari b), (ii) a
b = (a sama dengan b), (iii) b a  (b lebih kecil dari a). Hubungan a b  juga ditulis b a
 (b lebih besar dari a). Bilangan 1 adalah bilangan anggota N yang paling kecil.

5
9. Bilangan kompleks
Bilangan kompleks adalah pasangan terurut dari dua bilangan real x dan y ,
yang dinyatakan oleh ( y,x). Pernyataan di atas merupakan definisi formal dari bilangan
kompleks. Selanjutnya, perhatikan beberapa lambang dan ketentuan berikut. Bilangan
kompleks dilambangkan oleh huruf z ( , ) x y . Bilangan real x disebut bagian real dari
z , ditulis Re( )z . Bilangan real y disebut bagian imaginer dari z , ditulis Im( )z .
Beberapa pasangan terurut diidentifikasikan secara khusus, yaitu: ( ,0) x x , merupakan
bilangan real; (0,1) i , dinamakan satuan imaginer.
B. Operasi hitung bilangan
Pengertian operasi hitung bilangan adalah salah satu kegiatan yang melibatkan
penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian dalam perhitungan susunan angka
atau bilangan. Sesuai dengan pemaparan tersebut, kita mengetahui bahwa dalam operasi
hitung bilangan matematika memiliki beberapa macam.
Beberapa macam operasi hitung bilangan bulat,antara lain:
Penjumlahan : menggabungkan atau menjumlahkan dua bilangan atau lebih untuk
membentuk suatu bilangan baru.
Pengurangan : mengambil suatu bilangan tertentu dari suatu bilangan tertentu sampai
bilangan tersebut berkurang.
Perkalian: penjumlahan yang berulang. Perkalian juga dapat diartikan dengan
menjumlakan bilangan yang sama sebanyak bilangan pengali
Pembagian: pengurangan yangberulang, pembagian juga dapatdiartikan dengan membagi
suatubilangan dalam beberapa kelompokdengan iumlah yang sama.
Selain operasi hitung yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat pula jenis operasi
hitung campuran yang umum digunakan dalam pelajaran matematika. Biasanya dalam
sebuah operasi hitung bilangan campuran kita dapat menemukan beragam jenis operasi
hitung dalam satu soal. Contohnya seperti penjumlahan, perkalian dan pembagian
dalam satu soal.
Empat kaidah yang penting dalam pengerjaan operasi hitung campuran, antara lain:

• Jika dalam operasi hitung terdapat penjumlahan dan pengurangan, maka kerjakan terlebih
dahulu operasi hitung sebelah kiri

• Jika dalam operasi hitung terdapat perkalian dan pembagian, maka kerjakan terlebih
dahulu operasi hitung sebelah kiri

• Jika dalam operasi hitung terdapat penjumlahan atau pengurangan dan perkalian atau
pembagian, maka kerjakan terlebih dahulu perkalian atau pembagian

6
• Apabila terdapat operasi perhitungan di dalam tanda kurung, maka lakukan terlebih
dahulu operasi perhitungan di dalam tanda kurung.

a. Penjumlahan dan sifat sifatnya


- Sifat asosiatif
(a+b)+c=a+(b+c), contohnya: (5+3)+4 = 5+(3+4) = 12 dan (-5+3)+4 = -5+(3+4) = 2
- Sifat komutatif
a+b = b+a, contohnya: 7+2 = 2+7 = 9
- Unsur Identitas terradap penjumahan Bilangan Nol (0) disebut unsur identitas atau
netral terhadap perjumlahan. Contohnya: a+0 = 0+a, 6+0 = 0+6
- Unsur invers terhadap penjumlahan invers jumlah (lawan) dari a adalah -a, invers
jumlah (lawan) dari -a adalah a. contoh: a+(a) = (-a)+a, 5+(-5) = (-5)+5 = 0
- Bersifat tertutup apabila dua buah bilangan bulat ditambahkan maka hasil nya adalah
bilangan bulat juga. A dan b, bilangan bulat, sehingga a+b = c;c, bilangan bulat.
Contohnya: 4+5 = 9; 4,5,9 adalah bilangan bulat.

b. Pengurangan
- Untuk sembarang bilangan bulat berlaku : a-b = a+(-b), a-(-b) = a+b
Contohnya: 8-5 = 8+(-5) = 3, 7-(-4) = 7+4 = 11
- Sifat komutatif dan asosiatif tidak berlaku: a-b = b-a, (a-b)-c = a-(b-c)
Contohnya: 7-3 = 3-7 menjadi 4 = -4, (9-4)-3 = 9-(4-3) menjadi 2 = 8.
- Pengurangan bilangan nol mempunyai sifat: a-0 = a dan 0-a = -a.
- Bersifat tertutup, yaitu bila dua buah bilangan bulat dikurangkan hasilnya adalah
bilangan bulat juga: “E” dibaca “ anggota” a dan b, E bilangan bulat maka a-b = c;c E
bilangan bulat. Contohnya: 7-8 = -1; 7,8,-1 E bilangan bulat, contoh soal: 4+(-3) = 1
dan 4-3 = 1.

c. Perkalian
- a.b = ab hasil perkalian dua bilangan bulat positif adalah bilangan bulat positif.
Perhatikan uraian berikut: 2.0 = 0+0 = 0
2.1 = 1+1 = 2
2.2 = 2+2 = 4
2.3 = 3+3 = 6
2.4 = 4+4 = 8
Keterangan : 2.1 = 2 (positif.positif = positif), Kesimpulannya: (+).(+) = (+)
- a.-b = -ab hasil perkalian bilangan bulat positif dan negative hasilnya adalah bilangan
bulat negative.
Perhatikan uraian berikut: 2.(-1) = (-1)+(-1) = -2
2.(-2) = (-2)+(-2) = -4
2.(-3) = (-3)+(-3) = -6
2.(-4) = (-4)+(-4) = -8
Keterangan: 2.(-4) = -8 (positif.negatif = negatif), kesimpulannya (+).(-) = (-)

7
- -a.-b =ab hasil dari perkalian dua bilangan negative adalah bilangan bulat positif.
Perhatikan uraian berikut: -2.(-1) = (2.(-1)) = ((-1)+(-1)) = 2
-2.(-2) = (2.(-2)) = ((-2)+(-2)) = 4
-2.(-3) = (2.(-3)) = ((-3)+(-3)) = 6
-2.(-4) = (2.(-4)) = ((-4)+(-4)) = 8
Keterangan: -2.(-3) = 6 (negatif.negatif = positif), Kesimpulannya (-).(-) = (+)
- -a.b = -ab hasil perkalian bilangan bulat negative dan positif hasilnya adalah bilangan
bulat negative.
Perhatikan uraian berikut: -2.4 = -(2.4) = -(4+4) = -8
-2.3 = -(2.3) = -(3+3) = -6
-2.2 = -(2.2) = -(2+2) = -4
-2.1 = -(2.1) = -(1+1) = -2
-2.0 = -(2.0) = -(0+0) = 0
Keterangan: -2.3 = -6 (negatif.positif = negative), kesimpulan (-).(+) = (-)
- Sifat asosiatif
(a.b).c = a.(b.c), Contohnya: (2.(-3)).(-1) = 2.((-3).(-1))
Kesimpulannya bila a,b,dan c bilangan bulat, maka (a.b).c = a.(b.c)
- Sifat komutatif
a.b = b.a , b bersifat komutatif, Contohnya: (-4).5 = -20 dan 5.(-4) = -20 maka (-4).5 =
5.(-4), kesimpulannya bila a dan b bilangan bulat, maka a.b = b.a
- Sifat distributif
a.(b+c) = (a.b)+(a.c)
- Bersifat tertutup
Jika dua bilangan bulat dikalikan maka hasilnya adalah bilangan bulat juga.
a.b = c;a,b,c E bilangan bulat, bersifat tertutup contohnya: (-3).2 = -6 angka 3,2, dan 6
adalah bilangan bulat, kesimpulannya bila a dan b bilangan bulat, maka a.b adalah
bilangan bulat.
- Perkalian bilangan bulat dengan 0 dan 1
Hasil perkalian bilangan bulat dengan nol hasilnya adalah bilangan nol, a.0 = 0
Hasil perkalian bilangan bulat dengan 1 hasilnya adalah bilangan bulat itu juga, a.1 =
1.a = a.
Unsur identitas/netral contohnya: 1.2 = 2 atau -2.1 = -2, kesimpulannya bila a bilangan
bulat, maka a.1 = a

d. Pembagian
Perhatikan operasi pembagian berikut ini: 4.3 = 12, artinya 12:3 = 4 atau 12:4 = 3
4.(-3) = -12, artinya -12:4 = -3 atau -12:(-3) = 4
Operasi pembagian merupakan invers dari operasi perkalian. Konsep tanda yang berlaku
pada operasi pembagian sama dengan operasi perkalian.
Pembagian dengan 1 yaitu a:1 = a , pembagian dengan nol yaitu 0:a = 0 dan a:0 = tidak
terdefinisi.

8
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa bilangan adalah Bilangan
merupakan suatu konsep yang abstrak, bukan simbol, bukan pula angka. Bilangan
menyatakan suatu nilai yang bisa diartikan sebagai banyaknya atau urutan sesuatu atau
bagian dari suatu keseluruhan. Bilangan merupakan konsep yang abstrak, bukan symbol,
dan bukan angka.
Jenis jenis bilangan yaitu bilangan bulat, bilangan asli, bilangan cacah, bilangan
prima, bilangan komposit, bilangan rasional, bilangan irrasional, bilangan real, bilangan
kompleks.
Pengertian operasi hitung bilangan adalah salah satu kegiatan yang melibatkan
penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian dalam perhitungan susunan angka
atau bilangan. Sesuai dengan pemaparan tersebut, kita mengetahui bahwa dalam operasi
hitung bilangan matematika memiliki beberapa macam yaitu penjumlahan, pengurangan,
perkalian, pembagian.
B. Saran
Pembelajaran matematika termasuk pelajaran yang sulit maka hendaknya
pembelajaran matematika dibuat semenarik mungkin, agar peserta didik dengan mudah
dapat memahami pembelajaran.
Makalah kami ini sangat jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami selaku
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar dapat
kami jadikan evaluasi untuk penulisan makalah kami selanjutnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

El yazid, T. (2022). Sistem bilangan rasional. Jurnal Academia.

Lapele, D. A. (2023). Teori bilangan. Bandung: Widina Bhakti Persada.

Prasetyo, D. N. (2016). Bilangan Rasional Dan Bilangan Irasional. Sampang.

Ricky. (2020). Definisi dan Sifat Dasar Bilangan Prima.

Sukiyanto, Cendana, W., & Mariamah. (2021). Matematika Untuk SD /PGMI. Yogyakarta: Nuta Media.

10

Anda mungkin juga menyukai