Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
nikmat dan karunia-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
kami yang berjudul “KONSEP BILANGAN CACAH”.
Tujuan ditulisnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pembelajaran Bilangan SD. Kami berharap dengan adanya makalah ini kami bisa
lebih memahami tentang ragam bahasa.
Kami ucapkan terima kasih banyak kepada Ibu Khairunnisa M.Pd. selaku
dosen pengampu kami yang telah menuntun kami dalam menyelesaikan makalah
ini. Kami sangat menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karena
itulah kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan agar kedepannya
kami dapat menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah yang kami buat ini bisa
bermanfaat bagi para pembaca.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Kesimpulan................................................................................................12
B. Saran...........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk
pencacahan dan pengukuran. Bilangan juga merupakan suatu ide yang
bersifat abstrak yang akan memberikan keterangan mengenai banyaknya
suatu benda.
Dalam matematika di Sekolah Dasar, ada beberapa kajian materi yang
harus dikuasai oleh siswa sekolah dasar. Salah satu bidang kajian tersebut
adalah bilangan cacah yang terdiri dari penjumlahan dan pengurangan
bilangan cacah. Konsep bilangan cacah merupakan konsep yang sangat
penting disekolah dasar karna merupakan dasar untuk mempelajari konsep
selanjutnya. Dengan demikian pemahaman konsep bilangan cacah di Sekolah
Dasar akan sangat berpengaruh terhadap penguasaan materi selanjutnya.
Sehingga penguasaan konsep bilangan cacah di Sekolah Dasar akan berakibat
lemmahnya pemahaman pada konsep lain di jenjang selanjutnya.
Bilangan cacah merupakan bilangan yang dimulai dari nol, satu, dua,
tiga, dan seterusnya. Bilangan cacah bisa digunakan dalam perhitungan
praktis matematis. Apabila bilangan cacah dihubungkan dengan operasi
bilangan, maka akan ditemukan adanya operasi bilangan, maka akan
ditemukan adanya operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian. Selain itu, akan pula ditemukan hitungan campuran dari operasi
pada bilangan cacah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep bilangan?
2. Apa yang dimaksud dengan bilangan cacah?
3. Apa yang dimaksud dengan angka?
4. Apa yang dimaksud dengan membilang?
5. Apa yang dimaksud dengan menghitung?
6. Apa yang dimaksud dengan lambang bilangan?
7. Apa yang dimaksud dengan nilai tempat?
8. Bagaimanakah konsep lebih dari, kurang dari, dan sama dengan?
9. Bagaimakah bentuk panjang dari suatu bilangan?
10. Bagaimanakah cara mengurutkan bilangan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan konsep bilangan.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan bilangan cacah.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan angka.
iv
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan membilang.
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan menghitung.
6. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan lambang bilangan.
7. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan nilai tempat
8. Untuk mengetahui bagaimanakah konsep lebih dari, kurang dari, dan
sama dengan.
9. Untuk mengetahui bagaimakah bentuk panjang dari suatu bilangan.
10. Untuk mengetahui cara mengurutkan bilangan.
v
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Bilangan
A = {a, b, c}
B = {🏍️, 🚙, 🚍}
vi
0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,...
Nah, berikut adalah cara kita mengenalkan bilangan pada siswa SD dengan
berbagai pendekatannya :
Mengenalkan bilangan konsep 10, 100, 1.000, dan 10.000 kepada anak SD sangat
penting. Hal ini bisa dilakukan menggunakan benda konkret yang diketahui oleh
anak-anak SD. Benda konkret tersebut bisa berupa pensil, sedotan/pipet, stick ice,
dan sebagainya.
Bilangan yang satu lebihnya dari sembilan disebut sepuluh. Bilangan sepuluh
terdiri dari sepuluh satuan. Setiap sepuluh satuan menjadi satu puluhan atau
sepuluh. Selanjutnya setiap sepuluh puluhan dijadikan satu ratusan atau seratus,
setiap sepuluh ratusan dijadikan satu ribuan atau seribu, dan seterusnya.
vii
a. Bilangan 10
Sepuluh satuan = 10
Sepuluh puluhan =
=
Cara menyebutkan
Sepuluh
b. Bilangan 100
c. Bilangan 1.000
d. Bilangan 10.000
C. Angka
Angka adalah simbol digit atau beberapa digit yang digunakan untuk
melambangkan suatu nilai bilangan. Angka dalam bahasa inggris disebut
dengan "numeral". Digit adalah suatu simbol yang dapat digunakan untuk
membuat angka. Digit berbentuk satu simbol khusus penulisan huruf
(tipografi). Angka yang digunakan sekarang yaitu angka arab-barat dan angka
viii
romawi. Angka arab-barat merupakan angka yang digunakan sekarang
dengan menggunakan 10 simbol digit, yaitu:
0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9
D. Membilang
Menurut Lestari KW (2011: 9) membilang, yaitu menyebutkan bilangan
berdasarkan urutan. Membilang angka merupakan kemampuan yang harus
dimiliki anak TK dalam memahami dasar-dasar operasional yang
berhubungan dengan angka untuk meningkatkan kecerdasan logika
matematisnya.
Menurut Roy & Edward (Dalam Nunik Sulistiani, 2014: 24) menyatakan
bahwa kemampuan membilang adalah merupakan kemampuan yang
digunakan untuk menyatakan nomor berurutan dengan memulai dari "satu"
dan menghubungkan setiap nomor pada satu dan hanya satu sedemikian
hingga membilang adalah suatu yang eksak atau nyata. Membilang
merupakan tindakan matematika untuk menentukan berapa banyak jumlah
benda yang ada.
E. Menghitung
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menghitung berasal dari kata
hitung yang berarti mengerjakan hitungan (menjumlahkan, mengurangi,
mengalikan, membagi, memperbanyak, dan sebagainya).
F. Lambang Bilangan
ix
Hasil hitung adalah bilangan, dan untuk menyatakan bilangan diperlukan
lambang yang disebut lambang bilangan. Lambang bilangan adalah simbol/
lambang yang digunakan untuk menuliskan nama bilangan dan biasanya
dilambangkan melalui angka (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan sebagainya). Sangat tidak
praktis dan sulit ketika dua angka yang berbeda memiliki simbol dan susunan
simbol yang sama sekali berbeda. Untuk itu, masyarakat perlu membuat
lambang (bilangan) dalam jumlah yang terbatas, dan membuat aturan yang
sistematis dan mendasar untuk menyusun lambang bilangan dari setiap
bilangan. Sistem penyusunan lambang bilangan dengan kaidah dan prinsip
tertentu disebut sistem bilangan.
G. Nilai Tempat
Nilai tempat adalah nilai yang dimiliki oleh angka-angka penyusun
bilangan berdasarkan letak atau tempat angkanya. Karim, dkk (1996)
menyatakan bahwa suatu sistem numerasi disebut sistem tempat, jika nilai
dari lambang-lambang yang digunakan menerapkan aturan tempat, sehingga
simbol yang sama memiliki nilai yang berbeda karena tempatnya (posisinya)
berbeda. Karena adanya kaitan antara nilai dan tempat, maka sistem tempat
lebih dikenal dengan sistem nilai tempat.
Salah satu sistem penomoran yang menggunakan sistem nilai tempat yang
dikenal dan digunakan hingga saat ini adalah sistem penomoran Hindu- Arab.
Bennett dan Nelson (2007) menyatakan bahwa sistem numerasi Hindu-Arab
ini adalah sistem basis sepuluh di mana nilai tempat ditentukan oleh posisi
angka 0. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7. 8. 9. Setiap angka dalam bilangan memiliki nama
yang menunjukkan posisinya. Menurut Troutman dan Lichtenberg (1995),
sistem numerasi Hindu-Arab mempunyai karakteristik: (1) menggunakan
sepuluh macam angka yaitu 0 sampai dengan 9, (2) menggunakan sistem
bilangan dasar sepuluh (3) menggunakan sistem nilai tempat, dan (4)
menggunakan sistem penjumlahan dan perkalian.
1. Menggunakan sepuluh macam angka, yaitu dari nol sampai sembilan yang
lambangnya
x
enam dilambangkan "6" delapan dilambangkan "8"
tujuh dilambangkan "7" sembilan dilambangkan "9"
2. Menggunakan sistem bilangan dasar (basis) sepuluh.
Bilangan yang satu lebihnya dari sembilan disebut sepuluh. Bilangan
sepuluh terdiri dari sepuluh satuan. Setiap sepuluh satuan menjadi satu
puluhan atau sepuluh.
47674 = empat puluh ribuan, tujuh ribuan, enam ratusan, tujuh puluhan
dan empat satuan. Bilangan 47674 dapat ditulis dalam bentuk penjumlahan
dan perkalian dengan sepuluh sebagai dasar (basis).
= (4×10.000)+(7×1.000)+(6×100)+(7×10)+(4×1)
= (4×10⁴)+(7×10³)+(6×10²)+(7×10¹)+(4×10⁰)
= (4×10⁰)+(7×10¹)+(6×10²)+(7×10³)+(4×10⁴)
xi
dan mana yang kurang banyak (kurang dari). Ilustrasi di atas menunjukkan
bahwa 4-4, 4<5 atau 5> 4 (simbol "<" dibaca "kurang dari". "lebih kecil dari"
dan simbol">" dibaca "lebih dari", "lebih besar dari").
Jika kita memiliki dua angka, maka kedua angka itu sama atau tidak sama.
Jika tidak sama, maka salah satu angka harus lebih kecil nilainya dari angka
lainnya. Jadi:
Jika a dan b bilangan cacah, maka salah satu di bawah ini berlaku:
Contoh :
a. 3 < 5, dibaca: "tiga kurang dari lima" atau "tiga lebih kecil nilainya dari
lima
b. 9 > 7, dibaca: "sembilan lebih dari tujuh" atau "sembilan lebih besar
nilainya dari tujuh
Andaikan kita mempunyai tiga bilangan, misalnya 3, 4 dan 5. Dapat Anda
lihat bahwa 34, 4 < 5 dan 3 < 5. Hal ini berarti, jika 3 < 4 dan 4 < 5, maka
pastilah 3 < 5. Secara umum, dapat dinyatakan bahwa:
Pada garis bilangan, sifat urutan di atas menyatakan bahwa jika a terletak
di sebelah kiri b dan b terletak di sebelah kiri c, maka pastilah a terletak di
sebelah kiri c.
Contoh :
xii
Contoh 3:
Bentuk panjang dari bilangan adalah suatu bilangan yang di uraian menjadi
beberapa bagian menurut nilai bilangannya. Perhatikan contoh dibawah ini:
J. Mengurutkan Bilangan
xiii
Metode ini adalah mengurutkan bilangan dari angka terbesar sampai
terkecil. Berdasarkan gambar diatas, diperoleh urut bilangan: 8, 7, 6, 5, 4,
3, 2, 1.
xiv
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep bilangan adalah himpunan benda-benda atau angka yang dapat
memberikan sebuah pengertian. Bilangan didefinisikan sebagai sesuatu yang
menunjukkan banyaknya sesuatu. Bilangan cacah, yaitu bilangan yang
digunakan untuk menyatakan cacah (banyak) anggota suatu himpunan.
Bilangan cacah adalah himpunan bilangan yang dimulai dari angka 0 dan
lanjutkan dengan bertambah satu bilangan positif dari bilangan sebelumnya.
Atau bisa juga disebut dengan bilangan bulat tapi tidak bernegatif. Dalam
mengenalkan bilangan cacah, Bapak/Ibu guru bisa menggunakan gambar
himpunan objek. Angka adalah simbol digit atau beberapa digit yang
digunakan untuk melambangkan suatu nilai bilangan. Membilang yaitu
menyebutkan bilangan berdasarkan urutan. Menghitung berasal dari kata
hitung yang berarti mengerjakan hitungan (menjumlahkan, mengurangi,
mengalikan, membagi, memperbanyak, dan sebagainya). Lambang bilangan
adalah simbol/ lambang yang digunakan untuk menuliskan nama bilangan
dan biasanya dilambangkan melalui angka (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan sebagainya).
Nilai tempat adalah nilai yang dimiliki oleh angka-angka penyusun bilangan
berdasarkan letak atau tempat angkanya. Hasil dari membandingkan dengan
cara memasangkan satu-satu adalah hubungan sama banyak atau tidak sama
banyak. Jika hubungan tidak sama banyak diperoleh, maka dapat ditentukan
mana yang lebih banyak (lebih dari) dan mana yang kurang banyak (kurang
dari). Bentuk panjang dari bilangan adalah suatu bilangan yang di uraian
menjadi beberapa bagian menurut nilai bilangannya.
B. Saran
Saran sehubungan dengan materi yang dibahas yakni bilangan cacah,
menurut kelompok kami hendaknya sebagai calon pendidik, dalam
mengajarkan materi mengenai bilangan cacah kepada siswa-siswi MI/SD
xv
kelak kita hendaknya mengaitkan materi yang kita ajarkan kedalam
kehidupan sehari-hari agar siswa-siswi bisa lebih mudah mengerti. Dan saran
sehubungan dengan makalah ini, tiada gading yang tak retak dengan kata lain
makalah ini tak luput dari kekurangan. Oleh sebab itu, kami mengharapkan
kritik dari berbagai pihak demi lebih baiknya makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
xvi