Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan materi ajar berjudul “Bilangan
Bulat dan Operasi Hitung Bilangan Bulat” dengan baik dan lancar. Penulisan materi
ajar ini merupakan salah satu tugas dalam menyelesaikan PPG Dalam Jabatan
angkatan 2 tahun 2021 di LPTK Universitas Negeri Padang. Selain itu materi Ajar
ini dapat saya gunakan sebagai penunjang proses pembelajaran yang saya lakukan
di sekolah yang saya ampu.
Saya menyadari bahwa dalam penyelesaian materi ajar ini, saya
mendapatkan mendapatkan bimbingan dan nasehat, serta bantuan dari berbagai
pihak. Berkaitan dengan hal tersebut kami mengaturkan banyak terima kasih
kepada ibu Masniladevi selaku Dosen yang membimbing dalam Pembuatan Materi
ajar ini, Teman-teman angkatan 2 PPG Daljab tahun 2021 yang sudah berbagi ilmu
dalam menyelesaikan materi ajar ini.
Saya menyadari sepenuhnya dalam penyusunan materi ajar ini masih
banyak kekurangan karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan saya, Oleh karena
itu, saya terus menunggu saran dan kritik yang sifatnya membangun dan positif
terhadap pengembangan materi ajar ini. Semoga hasil materi ajar ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan pihak yang berkepentingan.
Penyusun
Cutnita Delpika Dora P
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ................................................................................................. 42
B. Saran ........................................................................................................... 42
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat
Kegiatan belajar ini menyajikan bahasan mengenai konsep Bilangan Bulat
dan operasi Hiting Bilangan Bulat. Secara rinci kegiatan belajar ini menyajikan
tentang:
1. Bilangan Bulat
2. Pengaplikasian Bilangan Bulat pada Garis Bilangan dan Himpunan
3. Nilai Tempat
4. Operasi Hitung pada Bilangan Bulat dan Contoh Pembelajarannya
Materi ajar ini disusun secara cermat sesuai dengan tujuan yang harus dicapai
dalam implementasi kurikulum 2013 mata pelajaran Matematika di Sekolah Dasar.
Negeri 27 V Koto Kampung Dalam.
B. Relevansi
Materi ajar ini dapat saya gunakan sebagai salah satu sumber belajar yang
dapat saya, siswa dan teman sejawat saya di SDN 27 V Koto Kampung Dalam
gunakan untuk melaksanakan pembelajaran disekolah saya yang berhubungan
dengan materi bilangan bulat dan operasi hitung bilangan bulat
Setelah mempelajari materi ajar in pada materi utama serta materi penunjang,
peserta diharapkan dapat:
1. Memahami Konsep Bilangan Bulat dengan mudah
2. Memahami jenis bilangan yang merupakan bagian dari bilangan bulat
3. Mampu mengaplikasikan bilangan bulat dalam bentuk garis dan
himpunan
4. Memahami nilai tempat dan pengaplikasian nilai tempat
5. Memahami bilangan bulat dan operasi hitung bilangan Bulat
6. Menganalisis dan mengerjakan soal yang berhubungan dengan
bilangan bulat dan operasi hitung bilangan bulat
1
Petunjuk Belajar
1. Bacalah dengan cermat uraian-uraian penting yang terdapat dalam
materi ajar ini
2. Lihatlah contoh pembahasan soal pada materi
3. Perhatikan setiap langkah pembahasan soal pada materi ajar ini dengan
cermat
4. Untuk mempermudah pemahan amati gambar yang ada pada setiap
materi ajar
5. Untuk memperdalam pemahaman terhadap materi lakukan pengerjaan
latihan dan tes formatif
6. Perdalam pemahaman dan pengalaman sendiri dengan berdiskusi
dengan rekan atau instruktur Anda.
7. Bacalah dan pelajarilah sumber-sumber lain yang relevan. Anda dapat
menemukan bacaan dari berbagai sumber, termasuk dari internet.
C. Capaian Pembelajaran
1. Bilangan Bulat
2. Pengaplikasian Bilangan BUlat pada Garis Bilangan dan Himpunan
3. Nilai Tempat
4. Operasi Hitung pada Bilangan Bulat dan Contoh Pembelajarannya
2
BAB II
PEMBAHASAN
Bilangan adalah suatu unsur atau objek yang tidak didefinisikan (underfined
term). Bilangan merupakan suatu konsep yang abstrak, bukan simbol, bukan pula
angka. Bilangan menyatakan suatu nilai yang bisa diartikan sebagai banyaknya atau
urutan sesuatu atau bagian dari suatu keseluruhan. Bilangan merupakan konsep
yang abstrak, bukan simbol, dan bukan angka. Tanda-tanda yang sering ditemukan
bukan suatu bilangan tetapi merupakan lambang bilangan. Lambang bilangan
memuat angka dengan nilai tempat tertentu.
A. Bilangan Bulat
1. Pengertian Bilangan Bulat
Menurut Encyclopedia Britannica, Bilangan bulat adalah kumpulan
bilangan yang terdiri dari bilangan cacah, nol, dan bilangan bulat
negatif. Bilangan bulat disimbolkan dengan huruf Z. Bilangan seperti desimal
dan pecahan tidak masuk dalam himpunan atau kumpulan bilangan bulat.
a. Bilangan Cacah
Bilangan cacah adalah himpunan bagian dari bilangan bulat yang
dimulai dari angka 0 dan dilanjutkan dengan bilangan bulat positif,
yaitu {0, 1, 2, 3, ...}. Bilangan cacah merupakan gabungan dari angka
nol {0} dan bilangan asli. Ahli matematika menggunakan simbol "W"
yang berarti "whole numbers".
Bilangan cacah={0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, …}
b. Bilangan Asli
3
Bilangan asli adalah himpunan bagian dari bilangan bulat yang
merupakan bilangan bulat positif yang dimulai dari angka 1, yaitu {1,
2, 3, 4, ...}. Ahli matematika menggunakan simbol ℕ. Bilangan asli
disebut juga bilangan bulat positif
4
1. Garis Bilangan
Garis bilangan merupakan salah satu representasi garis yang mana
setiap titik-titiknya mewakili bilangan tertentu. Garis bilangan sangat berguna
dalam mempelajari operasi-operasi bilangan. Pada tahap awal pembelajaran
matematika, garis bilangan dapat berfungsi sebagai alat bantu dalam
melakukan operasi bilangan berupa penjumlahan, pengurangan, dan operasi
lainnya. Selain itu, garis bilangan dapat digunakan untuk mempermudah
dalam mengurutkan bilangan. Perhatikan gambar garis bilangan berikut!
Gambar 1
Pada gambar di atas terdapat garis bilangan bulat. Pada bagian berwarna
merah merupakan bilangan negatif, warna hitam merupakan bilangan nol, dan
warna biru merupakan bilangan positif.
2. Bentuk Himpunan
Dalam model himpunan, bilangan bulat dapat direpresentasikan dengan
keping berwarna. Misalkan, keeping warna hitam menunjukkan bilangan
negatif dan keping warna putih menunjukkan bilangan positif. Bilangan 1
dapat direpresentasikan dengan satu keping berwarna putih, dan bilangan -1
dapat direpresentasikan dengan satu keping berwarna hitam. Sebuah keping
berwarna hitam dan sebuah keping berwarna putih dapat saling menghapus.
Dengan menggunakan konsep ini, bilangan bulat dapat direpresentasikan
sebagai kumpulan keeping dengan beberapa cara. Misalkan bilangan -4, dapat
direpresentasikan sebagai kumpulan keping sebagai berikut.
Gambar 2
5
Beberapa contoh bilangan-bilangan bulat lainnya dapat ditunjukkan
sebagai berikut:
Gambar 3
Setelah mengetahui tentang pengertian bilangan bulat, maka tahap
selanjutnya adalah akan mempelajari bagaimana nilai tempat bilangan dan
contoh penerapannya pada pembelajaran. Termasuk di dalamnya
penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian bilangan bulat serta
penerapan pembelajarannya.
C. Nilai Tempat
Menurut Wiratmo, nilai tempat dapat diartikan sebagai nilai suatu angka
dalam dalam suatu bilangan tertentu. Nilai tempat suatu angka mempunyai berbagai
tingkat bergantung dari letak bilangan tersebut. Tingkatan tempat tersebut adalah
satuan, puluhan, ratusan, ribuan, puluh ribuan, dan seterusnya.
Salah satu contoh nyata adalah saat guru ingin mengajak peserta didik
membangun pengetahuan tentang konsep nilai tempat, maka hal yang dapat
dilakukan oleh guru sebagai berikut:
1) Guru meminta peserta didik untuk mengumpulkan pensil yang
dibawanya.
2) Guru meminta peserta didik untuk menentukan sebuah bilangan
(diharapkan bilangannya adalah puluhan, dengan nilai maksimal
6
sebanyak pensil yang telah dikumpulkan oleh peserta didik, misalkan
peserta didik membilang bahwa pensil di kelas tersebut ada 45, maka
bilangan maksimal yang disebutkan oleh peserta didik adalah 45).
3) Misalkan peserta didik menentukan bilangannya adalah 19, guru
meminta peserta didik untuk mengambil pensil sebanyak 19.
4) Peserta didik diminta oleh guru untuk mengelompokkan 10 pensil dan
9 pensil (guru berdiskusi pada peserta didik mengapa 10 pensil
dikelompokkan sendiri, sehingga pada akhirnya diharapkan peserta
didik dapat memahami konsep 1 puluhan akan sama nilainya dengan 10
satuan).
5) Peserta didik diminta membilang ulang dan menentukan nilai
tempatnya.
Selain langkah tersebut, masih banyak cara lain yang dapat digunakan oleh
guru untuk menerapkan pembelajaran berbasis konstruktivisme pada materi
matematika. Langkah di atas hanya merupakan salah satu contoh saja. Guru dapat
berinovasi sesuai dengan kreativitasnya masing-masing.
Setelah siswa memahami nilai tempat bilangan yang sederhana, guru dapat
melanjutkan pembelajaran dengan bilangan yang lebih besar. Contohnya adalah
misalkan terdapat bilangan 1.234, kita akan menentukan nilai tempat dari masing-
masing angka tersebut. Kita tahu bahwa 1.234 dapat ditulis menjadi bentuk
penjumlahan seperti berikut ini:
1.234 = 1.000 + 200 + 30 + 4 atau bentuk tersebut dapat ditulis dengan:
1.234 = 1ribuan + 2ratusan + 3puluhan + 4satuan, dari bentuk
penjumlahan tersebut, maka angka 1 memiliki nilai tempat ribuan,
angka 2 memiliki nilai tempat tempat satuan.
Contoh yang lain adalah kita akan menentukan nilai tempat dari 35.034.
Apabila kita perhatikan pada bilangan tersebut terdapat 2 angka 3 yang
tentunya memiliki nilai tempat yang berbeda. Seperti pada contoh
sebelumnya, 35.034 juga dapat kita tulis menjadi bentuk penjumlahan
seperti ini:
7
35.034 = 30.000 + 5. 000 + 0 + 30 + 4, dari bentuk tersebut maka angka
3 yang pertama memiliki nilai tempat puluhan ribu, 5 memiliki nilai
tempat ribuan, 0 memiliki nilai tempat ratusan, 3 yang kedua memiliki
nilai tepat puluhan dan 4 memiliki nilai tempat satuan. Berdasarkan
kedua contoh tersebut, misalkan kita memiliki bilangan 𝑎𝑏𝑐.𝑑𝑒𝑓 maka
untuk menentukan nilai tempat dari bilangan tersebut, dapat dirubah
menjadi bentuk:
𝑎𝑏𝑐.𝑑𝑒𝑓=100.000𝑎+10.000𝑏+1000𝑐+100𝑑+10𝑒+𝑓, dengan kata lain
nilai tempat 𝑎 adalah ratus ribuan, nilai tempat 𝑏 adalah puluh ribuan,
nilai tempat 𝑐 adalah ribuan, nilai tempat 𝑑 adalah ratusan, nilai tempat
𝑒 adalah puluhan dan nilai tempat f adalah satuan.
8
Gambar 4
Garis pada petak di depannya ia beri angka 1, 2, 3, 4, .... Jika ia
maju 4 langkah ke depan, ia berdiri di angka +4
Hitunglah penjumlahan:
a. 4 + 5
Dari nol sebagai titik pangkal, kita melangkah 4 satuan ke kanan,
dilanjutkan dengan 5 satuan ke kanan. Hasil penjumlahannya adalah
jarak dari titik nol ke posisi terakhir,yaitu 9.
Gambar 5
b. 5 + (-2)
Dari titik nol kita melangkah 5 satuan ke kanan, kemudian
melangkah 2 satuan ke kiri. Hasil penjumlahannya adalah 3 jadi 5 + (-
2)= 3
Gambar 6
c. C1. 3 + 1 = 4. C2. (-2) + (-1), C3. 3 + (-4) = -1
9
C1 C2 C3
Gambar 7
Ilustrasi penjumlahan bilangan menggunakan garis bilangan Pada
Gambar 7 (C1) untuk mengilustrasikan 3 + 1, maka dari titik 0 akan
bergerak ke arah kanan 3 langkah, kemudian bergerak maju tetap ke
arah kanan 1 langkah, sehingga akan berakhir di titik 4, atau 3 + 1 = 4.
Pada ilustrasi ini peserta didik sudah memahami konsep hukum
kekekalan panjang. Pada Gambar 7 (C2) untuk mengilustrasikan (-2) +
(-1), dari titik 0 akan bergerak maju ke arah kiri 2 langkah, kemudian
bergerak maju lagi (tetap ke arah kiri) 1 langkah, sehingga akan
berakhir di titik -3, atau (-2) + (-1) = -3. Pada Gambar 7 (C3) untuk
mengilustrasikan 3 + (-4), dari titik 0 bergerak maju ke arah kanan 3
langkah kemudian bergerak maju ke arah kiri (berbalik arah) sebanyak
4 langkah, sehingga akan berakhir di titik -1, atau 3 + (-4) = -1.
10
Gambar 8 Gambar 9
Sebelum melewati fase seperti Gambar 8, pembelajaran yang dilakukan
oleh guru dapat menggunakan benda konkret (menurut teori belajar Bruner
disebut dengan tahap enactive), misalkan guru membawa 3 buah koin
berwarna hitam pada mangkok 1 dan 2 buah koin berwarna hitam pada
mangkok kedua, dan kemudian guru akan menggabungkannya sehingga koin
berwarna hitam yang tersedia ada 5. Setelah peserta didik memahami konsep
penjumlahan dengan menggunakan benda konkret, maka tahap selanjutnya
guru dapat membantu peserta didik menggambarkannya melalui gambar koin
berwarna hitam (pada teori belajar Bruner disebut dengan tahap iconic).
Setelah itu peserta didik dapat menuliskan lambang dari bilangannya
(atau pada teori Bruner disebut tahap berpikir symbolic). Kembali pada
Gambar 8 yang menggambarkan (mengilustrasikan) operasi penjumlahan 3 +
2, berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa pada satu himpunan terdapat 3
anggota dan himpunan yang lain terdapat 2 anggota, sehingga gabungan dari
dua himpunan tersebut adalah 5 anggota.
Pada tingkat yang berbeda penanaman konsep penjumlahan dapat
dilakukan dengan meminta peserta didik memikirkan jika ada bilangan 15,
bilangan tersebut merupakan hasil penjumlahan dari ... + ... . Permasalahan
seperti itu memungkinkan peserta didik memiliki banyak alternatif solusi
untuk satu permasalahan. Contoh yang mungkin peserta didik dapat
menjawab 10 + 5 atau 8 + 7 atau 15 + 0 dan sebagainya.
Pada Gambar 9 mengilustrasikan 32 + 51, dimana nilai tempat puluhan
diwakili oleh stik dan nilai tempat satuan diwakili oleh koin hitam. Pada
ilustrasi tersebut memperlihatkan bahwa untuk menjumlahkan, maka
jumlahkanlah sesuai dengan nilai tempat yang sama, yaitu nilai tempat
puluhan dengan puluhan (30 + 50) dan nilai tempat satuan dengan nilai tempat
11
satuan (2 + 1), sehingga hasil akhirnya adalah 83.
Berdasarkan ilustrasi tersebut, jika 𝑎 dan 𝑏 adalah bilangan bulat
positif, maka jumlah dari kedua bilangan akan dilambangkan 𝑎+𝑏.
Gabungan dari himpunan 𝑎 dan 𝑏 diperoleh dengan menentukan cacah
atau banyaknya gabungan himpunan dari 𝑎 dan 𝑏, dengan catatan kedua
himpunan tidak memiliki persekutuan.
Contoh 2:
Ali mempunyai kartu-kartu yang terbuat dari karton. Kartu-kartu
tersebut bertuliskan bilangan-bilangan, seperti 3, -4, 7, 9, 12, -5, 16, -9, 11,
34. Selanjutnya, akan ditentukan jumlah bilangan-bilangan pada 10 kartu
tersebut. Permasalahan tersebut dapat diselesaikan melalui operasi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat dapat diselesaikan dengan menggunakan model himpunan dan
model pengukuran. Dengan model himpunan, penjumlahan dua bilangan bulat
dilakukan dengan menggabungkan dua himpunan yang saling asing. Kedua
himpunan tersebut merupakan representasi dari dua kumpulan keping.
Beberapa penjumlahan dua bilangan bulat dengan model himpunan
ditunjukkan sebagai berikut.
Gambar 10
Contoh 3:
Perhatikan Gambar 11 berikut ini yang mengilustrasikan
penjumlahan bilangan bulat positif dengan positif, penjumlahan bilangan
12
bulat negatif dengan bilangan bulat negatif dan penjumlahan bilangan
positif dengan bilangan bulat negatif dengan menggunakan media konkret
sebagai berikut:
Gambar 11
Untuk Gambar 11 (a) mengilustrasikan 3 koin hitam digabungkan
dengan 1 koin hitam sehingga menjadi 4 koin hitam, atau 3 + 1 = 4. Ilustrasi
ini jika kita kaitkan dengan teori belajar Piaget maka peserta didik kita telah
memahami hukum kekekalan bilangan atau banyak. Untuk Gambar 11 (b)
mengilustrasikan 2 koin putih akan digabungan dengan 1 koin putih sehingga
menjadi 3 koin merah, atau (-2) + (-1) = (-3). Pada Gambar 11 (c)
mengilustrasikan 4 koin putih digabungkan dengan 3 koin hitam (ketentuan
menyebutkan bahwa pada saat koin berbeda warna digabungkan akan bernilai
0), sehingga hanya menyisakan 1 koin putih, atau (-4) + 3 = -1.
13
Gambar 12
Gambar 13
14
b ∈ B. Sifat tertutupbilangan bulat dapat dinyatakan sebagai
berikut:
a + b = c dengan a, b, dan c ∈ B.
b. Sifat komutatif
Sifat komutatif disebut juga sifat pertukaran. Penjumlahan dua
bilangan bulat selalu diperoleh hasil yang sama walaupun kedua
bilangan tersebut dipertukarkan tempatnya. Hal ini dapat dituliskan
sebagai berikut.Untuk setiap bilangan bulat a dan b, selalu berlaku a +
b = b + a.
Gambar 14
Untuk memahami sifat komutatif pada penjumlahan bilangan
bulat, perhatikan contoh-contoh berikut ini:
1) Penjumlahan bilangan positif dengan positif
5 + 7 = 12
7 + 5 = 12
Jadi, 5 + 7 = 7 + 5
2) Penjumlahan bilangan positif dengan negative
10 + (-5) = 5
(-5) + 10 = 5
Jadi, 10 + (-5) = (-5) + 10
3) Penjumlahan bilangan negatif dengan negative
-4 + (-5) = -9
(-5) + (-4) = 9
15
Jadi, -4 + (-5) = -5 + (-4)
Dari contoh-contoh di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
Hasil penjumlahan bilangan bulat selalu sama walaupun letak
bilangan ditukar. Sifat penjumlahan seperti ini disebut sifat
komutatif dan ditulis sebagai berikut:
a+b=b+a
c. Sifat asosiatif
Sifat komutatif disebut juga sifat pertukaran. Penjumlahan dua
bilangan bulat selalu diperoleh hasil yang sama walaupun kedua
bilangan tersebut dipertukarkan tempatnya. Hal ini dapat dituliskan
sebagai berikut.
(4+5) + 2 = 9 + 2 = 11 4 + (5+2)=4+7=11
16
{7 + (-2)} + 6 = 5 + 6 = 11
7 + {(-2) + 6} = 7 + 4 = 11
Jadi, {7 + (-2)} + 6 = 7 + {(-2) + 6}
3) Penjumlahan bilangan negatif dengan negative
{-3 + (-6)} + (-5) = -9 + (-5) = -14
-3 + {-6 + (-5)} = -3 + (-11) = -14
Jadi, {-3 + (-6)} + (-5) = -3 + {-6 + (-5)}
Berdasarkan contoh-contoh di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa:
Pada operasi penjumlahan bilangan bulat, bilangan-bilangan
tersebut dapat dikelompokkan dan ditulis dalam bentuk:
(a + b) + c = a + (b + c)
d. mempunyai unsur identitas
Bilangan 0 (nol) merupakan unsur identitas pada penjumlahan.
Artinya, untuk sebarang bilangan bulat apabila ditambah 0 (nol),
hasilnya adalah bilangan itu sendiri. Hal ini dapat dituliskan sebagai
berikut.
Untuk sebarang bilangan bulat a, selalu berlaku
a + 0 = 0 + a = a.
Untuk memahami unsur identitas pada penjumlahan bilangan
bulat, perhatikan contoh-contoh berikut ini.
a) 2 + 0 = 2
b) 5 + 0 = 5
c) -10 + 0 = -10
d) 0 + 3 = 3
Dari contoh-contoh di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
Bilangan 0 (nol) merupakan unsur identitas pada penjumlahan.
Artinya, untuk sebarang bilangan bulat apabila ditambah 0
(nol), hasilnya adalah bilangan itu sendiri. Dengan demikian,
untuk sebarang bilangan bulat a, selalu berlaku sifat berikut.
a+0=0+a=a
17
e. Mempunyai invers
Invers suatu bilangan artinya lawan dari bilangan tersebut . Suatu
bilangan dikatakan mempunyai invers jumlah, apabila hasil
penjumlahan bilangan tersebut dengan inversnya(lawannya)
merupakan unsur identitas (0 (nol)).Lawan dari a adalah –a, sedangkan
lawan dari –a adalah a
Setiap bilangan bulat mempunyai invers atau lawan. Lawan dari
suatu bilangan bulat adalah bilangan bulat lain yang letakknya pada
garis bilangan berjarak sama dari titik nol, tetapi arahnya berlawanan
dengan bilangan bulat semula. Agar lebih jelas, perhatikan gambar garis
bilangan bulat berikut ini.
Gambar 16
Tampak pada garis bilangan di atas sebagai berikut.
1) Bilangan-bilangan di sebelah kanan dan kiri dari 0, yang
berjarak sama terhadap 0 dapat dipasangkan, yaitu:
■ -1 dengan 1
■ -2 dengan 2
2) Jumlah dua bilangan dalam setiap pasangan hasilnya selalu
nol, yaitu:
■ -1 + 1 = 0
■ -4 + 4 = 0
Kedua bilangan dalam setiap pasangan itu dikatakan saling
berlawanan yaitu:
■ Lawan dari 1 adalah -1 atau lawan dari -1 adalah 1
18
■ Lawan dari 2 adalah -2 atau lawan dari -2 adalah 2 dan
seterusnya.
Dari contoh-contoh di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
Invers suatu bilangan artinya lawan dari bilangan tersebut.
Suatu bilangan dikatakan memiliki invers jumlah, apabila hasil
penjumlahan bilangan tersebut dengan inversnya (lawannya)
merupakan unsur identitas (0). Untuk sebarang bilangan bulat
a, maka:
■ Lawan dari a adalah –a, sedangkan lawan dari –a adalah a
Dengan kata lain, untuk setiap bilangan bulat selain nol pasti
mempunyai lawan, sedemikian sehingga berlaku
a + (-a) = (-a) + a = 0
19
bilangan bulat positif menggambarkan gerakan ke arah kanan, sedangkan
bilangan bulat negatif menggambarkan gerakan ke arah kiri, dan operasi
hitung pengurangan diilustrasikan dengan langkah mundur. Untuk
mengilustrasikan 5 – 2, dari titik 0, bergerak maju sebanyak 5 langkah ke titik
5, kemudian mundur 2 langkah, sehingga berakhir di titik 3, atau 5 – 2 = 3.
20
Gambar 19
Pada Gambar 19 di atas, bilangan bulat positif diwakilkan oleh koin
berwarna hitam, dan bilangan negatif diwakilkan oleh koin berwarna putih.
Gambar 19 (a) mengilustrasikan terdapat 6 koin hitam kemudian akan diambil
2 koin hitam, sehingga sisanya adalah 4 koin hitam, atau 6 – 2 = 4. Gambar
19 (b) mengilustrasikan terdapat 4 koin putih kemudian akan diambil 1 koin
putih, sehingga sisanya adalah 3 koin putih, atau (-4) – (-1) = (-3). Gambar
19 (c) mengilustrasikan terdapat 2 koin hitam, tetapi akan diambil 5 koin
hitam. Karena koin hitam tidak mencukupi maka akan disediakan lagi 3 koin
hitam, dan agar bernilai netral maka juga disediakan 3 koin putih, sehingga
sisa koinnya adalah 3 koin merah, atau 2 – 5 = -3.
Setelah siswa memahami proses operasi hitung pengurangan, siswa
dapat kita minta untuk menyelesaikan operasi hitung seperti pada contoh
sebagai berikut:
21
Catatan: proses mengamati ini tidak cukup hanya dengan satu set
contoh seperti di atas. Simpulan akhir yang diharapkan dari siswa adalah
𝑎−𝑏=𝑎+(−𝑏) dan dan 𝑎−(−𝑏)=𝑎+𝑏. Jadi, pada operasi hitung pengurangan
berlaku definisi, misalkan 𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑏 bilangan bulat, maka 𝑎−𝑏 adalah sebuah
bilangan bulat c yang bersifat 𝑏+𝑐=𝑎. Dapat disimpulkan bahwa 𝑎−𝑏=𝑐 jika
dan hanya jika 𝑎=𝑏+𝑐. Jika 𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑏 bilangan bulat, maka 𝑎−𝑏 = 𝑎+(−𝑏).
Jika pada operasi hitung penjumlahan berlaku sifat komutatif, asosiatif,
memiliki unsur identitas dan memiliki unsur invers, menurut Anda apakah
pada operasi hitung pengurangan memiliki sifat yang sama? Jika tidak
mengapa?
Sebagai ilustrasi pada sifat komutatif atau sifat pertukaran, jika pada
operasi hitung pengurangan pada bilangan bulat berlaku sifat tersebut, maka
haruslah berlaku a – b = b – a. Dengan menggunakan contoh penyangkalan 5
– 3 = 2, dan 3 – 5 = -2, hal tersebut menunjukkan bahwa pada operasi
pengurangan tidak berlaku sifat komutatif.
22
Perkalian bilangan bulat dapat dipandang sebagai perluasan perkalian
bilangan cacah. Pada bilangan cacah, perkalian dapat dipandang sebagai
penjumlahan berulang, seperti ditunjukkan pada contoh berikut:
Contoh 1
3×2=2+2+2=6
Perhatikan kasus berikut, yang penyelesaiannya menggunakan
perkalian bilangan bulat. Ali mempunyai kebiasaan menjual tiket masuk
pertandingan sepak bola. Harga setiap tiket Rp20.000,00. Dari tiket-tiket
yang terjual, terdapat 3 tiket yang dibayar dengan uang palsu. Berapa
kerugian Ali yang disebabkan oleh kekeliruan menerima uang palsu?
Penyelesaian kasus tersebut dapat ditunjukkan sebagai berikut. 3 × (-20.000)
= (-20.000) + (-20.000) + (-20.000) = - 60.000
Kerugian Ali yang disebabkan oleh kekeliruan menerima uang palsu
sebesar Rp 60.000,00. Apabila setiap satuan garis bilangan menunjukkan
10.000, gambaran kasus di atas dapat ditunjukkan sebagai berikut.
3 x (−2) – 6
Gambar 20
Gambar 21
Hasil di atas dapat digunakan untuk mengisi tabel perkalian bilangan
bulat berikut.
23
Perhatikan tabel di atas yang memperlihatkan perkalian sebagian
bilangan bulat. Pada daftar tersebut tampak sebagai berikut.
a. Hasil pada kolom 2
-3 × (-3) = ... 1 × (-3) = - 3
-2 × (-3) = ... 2 × (-3) = - 6
-1 × (-3) = ... 3 × (-3) = - 9
0 × (-3) = 0
Setiap bilangan dari hasil perkalian pada kolom 2 jika diurutkan dari
bawah ke atas diperoleh dengan menambahkan 3 dari hasil di bawahnya,
yaitu:
3 × (-3) = - 9 sehingga: -1 × (-3) = 0 + 3 = 3
2 × (-3) = - 9 + 3 = - 6 -2 × (-3) = 3 + 3 = 6
1 × (-3) = - 6 + 3 = - 3 -3 × (-3) = 6 + 3 = 9
0 × (-3) = - 3 + 3 = 0
b. Hasil pada kolom 3
-3 × (-2) = ... 0 × (-2) = 0
-2 × (-2) = ... 1 × (-2) = - 2
-1 × (-2) = ... 2 × (-2) = - 4
Baris 3 × (-2) = - 6
Setiap bilangan dari hasil perkalian pada kolom 3 jika diurutkan dari
bawah ke atas diperoleh dengan menambahkan 2 dari hasil di bawahnya,
yaitu:
3 × (-2) = -6 sehingga: -1 × (-2) = 0 +
2 × (-2) = -6 + 2 = -4 2=4
1 × (-2) = -4 + 2 = -2 -2 × (-2) = 2 + 2 = 4
0 × (-2) = -2 + 2 = 0 -3 × (-2) = 4 + 2 = 6
Dengan demikian,
24
Gambar 22
Contoh 2:
Terdapat lima buah keranjang, dimana setiap keranjang terdapat 3 butir
telur. Berapa banyak telur seluruhnya? Permasalahan tersebut dapat
diilustrasikan seperti gambar di bawah ini:
25
Contoh 3:
Perhatikan ilustrasi garis bilangan berikut ini:
26
Jika diperhatikan pola tersebut (pada bagian hasil) semakin bertambah
3, sehingga (-3) x (-1) = 3, (-3) x (-2) = 6, (-3) x (-3) = 9. Coba Anda buat
contoh lain dengan bilangan yang berbeda! Simpulan apa yang Anda
dapatkan? Dari beberapa contoh tersebut, diperoleh sebuah aturan sebagai
berikut:
(1) −𝑎 𝑥 𝑏= −(𝑎 𝑥 𝑏)
(2) −𝑎 𝑥−𝑏=𝑎 𝑥 𝑏
Contoh 5: Operasi Perkalian dengan menggunakan kartu
Positif dengan Positif
(+2 ) x (+4) = ?
1. Masukkan 4 kartu positif sebanyak 2 kali
27
Positif dengan Negatif
(+2) x (-4) = ? Positif 2 dikali negatif 4 berapa?
28
kartu positif dan negatif yang mewakili bilangan nol.
29
3. Lalu 3 kartu negatif dikeluarkan dari kotak
30
Jika a dan b anggota himpunan bilangan bulat, maka 𝑎 𝑥 𝑏 juga
anggota himpunan bilangan bulat. Bentuk umum 𝑎 𝑥 𝑏 dapat
dinyatakan dengan 𝑎𝑏.
Sifat Komutatif
Gambar 27
Jika 𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑏 anggota bilangan bulat maka 𝑎𝑏=𝑏𝑎
b. Sifat Asosiatif
Gambar 28
Jika a, b dan c anggota bilangan bulat, maka (𝑎𝑏) 𝑐=𝑎 𝑥 (𝑏𝑐)
c. Sifat Distributif
31
Gambar 29
Jika a, b, c anggota himpunan bilangan bulat, maka a(b+c) =
ab+ac
d. Memiliki Unsur Identitas
Ada bilangan 1 sedemikian sehingga 𝑎 𝑥 1=1 𝑥 𝑎=𝑎, untuk semua
𝑎 anggota bilangan bulat.
6. Pembagian Bilangan Bulat
Pada hakikatnya operasi hitung pembagian pada dua buah bilangan
bulat positif adalah pengurangan yang berulang sampai nol. Definisi ini
hanya berlaku saat bilangan yang dibagi habis dibagi oleh bilangan
pembagi. Perhatikan contoh kasus berikut ini:
Berapakah 48 : 4?
Perhatikan 3 ilustrasi penyelesaian berikut ini:
a.
Gambar 30 (a) Ilustrasi pembagian 48 : 4
Gambar 30 (a) tersebut mengilustrasikan 48 memiliki nilai tempat
puluhan 4 dan nilai satuan 8. Karena akan dibagi pada 4
kelompok, maka setiap kelompok memiliki 1 puluhan, dan 2
satuan, atau dengan kata lain 48 : 4 = 12.
32
b.
Gambar 30 (b) Ilustrasi pembagian 48 : 4
Ilustrasi pada Gambar 1.15 (b) tersebut menggambarkan setiap
kelompok memiliki 4 kotak, dengan menerapkan prinsip
pengurangan yang berulang maka akan terdapat 12 kelompok
(melakukan pengurangan 4 sampai habis sebanyak 12 kali) atau
dengan kata lain 48 : 4 = 12.
Adapun ilustrasi dengan menggunakan tabel adalah sebagai
berikut:
33
Jika pada operasi hitung perkaian berlaku sifat komutatif,
asosiatif, distributif, dan memiliki unsur identitas, menurut Anda
apakah pada operasi hitung pembagian memiliki sifat yang sama?
Jika tidak mengapa?
Operasi Pembagian dengan kartu
Positif dengan Positif
(+6) : (+3) = ?
1. Berapa kali harus memasukkan atau mengeluarkan 3
kartu positif sehingga didalam kotak terdapat 6 kartu
positif?
2. Karena yang ingin dimasukkan adalah kartu positif
yang diinginkan dalam kotak adalah kartu positif juga
maka yang harus dilakukan adalah memasukkan
kartu positif.
3. Masukkan 3 kartu positif, ternyata belum mencukupi
yang diinginkan, sehingga kita perlu memasukkan 3
kartu positif lagi
34
1. Berapa kali harus memasukkan atau mengeluarkan 3
kartu negatif sehingga didalam kotak terdapat 6 kartu
positif?
2. Kartu yang diinginkan dalam kotak adalah kartu
positif, sedangkan yang harus dikeluarkan adalah
kartu negatif. Jika kita memasukkan kartu negatif
jelas hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Jika kita mengeluarkan kartu negatif jelas tidak bisa
karena kotak masih kosong. Untuk itu kita isi dulu
kotak dengan nol (3 pasang kartu positif dan negatif).
Banyaknya pasangan nol ini disesuaikan dengan
banyaknya kartu yang ingin dipindahkan.
35
6. Kartu yang diinginkan dalam kotak sudah sesuai
36
4. Karena kartu negatif yang tertinggal dalam kotak
tidak sesuai dengan yang diharapkan maka kita
tambahkan lagi 2 pasang kartu positif dan negative
37
(-4) : (-2) = ?
1. Berapa kali harus memasukkan atau mengeluarkan 2
kartu negatif sehingga didalam kotak terdapat 4 kartu
negatif?
2. Karena yang ingin dipindahkan adalah kartu negatif
dan yang diinginkan didalam kotak adalah kartu
negatif juga maka yang harus dilakukkan adalah
memasukkan kartu negatif.
3. Masukkan 2 kartu negatif, ternyata belum mencukupi
yang diiinginkan. Sehingga kita perlu memasukkan 2
kartu negatif lagi. sekarang didalam kotak sudah
terdapat 4 kartu negatif sesuai yang diinginkan.
Berarti kita memasukkan 2 kartu negatif sebanyak 2
kali.
-
Soal Formatif 1
38
1. (-16) - (-14) = ... 7. Berilah tanda pembanding pada
a) 30 bilangan bulat berikut ini!
b) (-2) (-15) ... (-20)
c) (-30) a) <
d) 2 b) ×
2. 20 - (-13) c) >
a) 33 d) =
b) (-33) 8. 18 + (-13) = ...
c) 7 a) (-5)
d) (-7) b) 31
3. bilangan bulat negatf terletak c) (-31)
disebelah... angka nol (0) d) 5
a) Atas 9. (-20) + 16 = ...
b) Kiri a) 36
c) Kanan b) (-4)
d) Tengah c) (-36)
4. (-32) : (-8) = ... d) 4
a) 3 10. Urutankan dengan benar bilangan
b) (-3) bulat berikut ini mulai dari yang
c) (-4) terkecil ! 5, -5, 3, -3 , 0, -1, -2
d) 4 a) 0, -1, -2, -3, 3, -5, 5,
5. 6 × (-7) = ... b) 0, -1, -2, 3, -3, 5, -5
a) (-42) c) -5, -3, -2, -1, 0, 3, 5
b) 42 d) -5, 5, -3, 3, -2, -1, 0
c) 13 11. Urutkan bilangan bulat berikut
d) (-13) dari yang terbesar!
6. (-12) + (-11) = ... -2, -3, 4, -1, 0, 2, 7
a) 1 a) -3, -2, -1, 0, 2, 4, 7
b) 23 b) 7, 4, -3, 2, -2, -1, 0
c) (-23) c) 7, 4, 2, 0, -1, -2, -3
d) (-1) d) 0, -1, -2, 2, -3, 4, 7
12. Nilai bilangan bulat di garis 17. Jika 9 lebih besar dari -1, maka -
bilangan semakin ke kanan 1 lebih besar dari ...
nilainya semakin ... a) 0
a) Kecil b) -3
b) Besar c) 5
c) Rendah d) 2
d) Kurang
13. Jika (-17) kurang dari (-11),
18. Perkalian yang benar untuk
maka (-11) kurang dari ...
jawaban berikut ini adalah ...?
a) (-15)
.... x ... = (-45)
b) 2
a) (-9) x(-5)
c) (-20)
b) (-9) x 4
d) (-12)
c) (-9) x 5
14. (-9) ×(-6) = ...
d) (-15) x (-3)
a) 54
19. 30 : (-6) = ...
b) 36
a) 5
c) (-54)
b) 10
d) (-36)
c) (-5)
15. 28 - 35 = ...
d) (-10)
a) (-7)
20. (-12) - 8 = ...
b) (-63)
a) (-20)
c) 63
b) 20
d) 7
c) 4
16. (-8) × 7 = ...
d) (-4)
a) (-15)
b) (-56)
c) 56
d) 15
40
Kunci Jawaban
1.b 11.c
2.a 12.b
3.b 13.b
4.d 14.a
5.a 15.a
6.c 16.b
7.c 17.b
8.d 18.c
9.b 19.c
10.c 20.a
41
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bilangan bulat merupakan bilangan yang terdiri dari bilangan asli, cacah dan bulat
negatif.. Himpunan semua bilangan bulat terdiri atas:
1. Bilangan bulat positif atau bilangan asli, yaitu : { 1, 2, 3, 4, 5,...}
2. Bilangan bulat nol, yaitu 0
3. Bilangan bulat negatif, yaitu : {-1, -2, -3, -4, -5, ...}
Aksioma penjumlahajkn bilangan bulat
Misalkan a dan b masing-masing merupakan bilangan bulat.
a. Penjumlahan dengan nol.
a+0=a=0+a
b. Penjumlahan dua bilangan bulat positif
Misalkan a dan b masing-masing bilangan bulat positif. Jika A dan B dua
himpunan yang saling asing dengan n(A) = a dan n(B) = b maka
a + b = n (AUB).
c. Penjumlahan dua bilangan bulat negatif
Misalkan a dan b masing-masing bilangan bulat positif. Berarti –a dan
–b masing-masing bilangan negatif sehingga (-a) + (-b) = - (a+b).
Dalam hal ini, a + b merupakan jumlah dua bilangan positif.
d. Penjumlahan bilangan positif dan negatif.
1) Jika a dan b masing-masing bilangan bulat positif, dan a > b maka
a + (-b) = a - b. Dalam hal ini, a - b merupakan selisih bilangan cacah a
dan b
2) Jika a dan b masing-masing bilangan bulat positif, dan a < b maka
a + (-b) = -(b - a). Dalam hal ini, b - a merupakan selisih bilangancacah a
danb
Sifat penjumlahan bilangan bulat
Misalkan a, b, dan c masing-masing merupakan bilangan bulat.
a. Sifat ketertutupan penjumlahan bilangan bulat
a + b menunjukkan bilangan bulat tunggal.
b. Sifat komutatif penjumlahan bilangan bulat
42
a+b=b+a
c. Sifat asosiatif penjumlahan bilangan bulat
(a+b)+c=a+(b+c)
d. Sifat identitas penjumlahan bilangan bulat
0 adalah bilangan bulat tunggal, sedemikian hingga a + 0 = a = 0 + a
untuk semua a.
e. Sifat invers jumlah penjumlahan bilangan bulat.
Untuk setiap bilangan bulat a, ada bilangan bulat tunggal –a, sedemikian
hingga a + (-a) = 0.
B. Saran
Penulis menyadari materi ajar ini masih jauh dari kata sempurna, karena
itu penulis menerima saran, kritikan dari pembaca guna penyempurnaan materi
ajar ini dan agar mengembangkan materi ajar ini.
Demikianlah materi ajar ini penulis tulis
Wasalam
43
DAFTAR PUSTAKA
Dyas Fitriani, Andhin.2019. “Modul 2 Pendalaman Materi matenatika” Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan
https://www.advernesia.com/blog/matematika/bilangan-cacah-adalah/
https://www.ruangguru.com/blog/pengertian-dan-contoh-bilangan-bulat
https://rumuspintar.com/garis-bilangan/
https://sites.google.com/view/bilangan-bulat/penjumlahan-bilangan-bulat
https://math4junior.blogspot.com/2017/10/sifat-penjumlahan-bilangan-bulat.html
www.sekolahdasar.net.pdf
http://repository.ut.ac.id
https://www.pustaka.ut.ac.id/
44