Anda di halaman 1dari 13

KERJA KELOMPOK

MODUL 1.4
(BUDAYA POSITIF)
ANALISIS KASUS 2

OLEH:
KELOMPOK A6.15.B2
KELOMPOK A6.15.B2

Arissa Mustika Sari Cutnita Delpika Dora P Rini Marneli Sity Aisyah
Presenter Moderator Penanggap/Penanya Notulis
Budaya Positif
Disiplin Positif Merupakan Bagian
dari Budaya Positif di Sekolah.

Budaya Positif

Disiplin Positif
Cara Menanamkan Disiplin Positif Pada Murid

Menerapkan Restitusi

Segitiga Restitusi Lima Posisi Kontrol


SISI 1
MENSTABILKAN IDENTITAS
(STABILIZE THE IDENTITY)

Berbuat salah itu tidak apa-apa.


Tidak ada manusia yang SISI 2
sempurna VALIDASI TINDAKAN YANG SALAH
Saya juga pernah melakukan (VALIDATE THE MISBEHAVIOUR)
kesalahan seperti itu.
Kita bisa menyelesaikan ini.
Bapak/Ibu tidak tertarik mencari “Padahal kamu bisa melakukan
siapa yang salah, tapi Bapak/Ibu yang lebih buruk dari ini ya?”
ingin mencari solusi dari “Kamu pasti punya alasan
permasalahan ini. mengapa melakukan hal itu”
Kamu berhak merasa begitu. “Kamu patut bangga pada
Apakah kamu sedang menjadi
teman yang baik buat dirimu
Segitiga dirimu sendiri karena kamu
telah melindungi sesuatu yang
sendiri?
Restitusi penting buatmu”.
“Kamu boleh mempertahankan
sikap itu, tapi kamu harus
SISI 3
MENANYAKAN KEYAKINAN menambahkan sikap yang
(SEEK THE BELIEF) baru.”
Apa yang kita percaya sebagai
kelas atau keluarga?
Apa nilai-nilai umum yang kita
telah sepakati?
Apa bayangan kita tentang kelas
yang ideal?
Kamu mau jadi orang yang seperti
apa?
Lima Posisi Kontrol

1. Penghukum

2. Pembuat Merasa Bersalah

3. Teman

4. Pemantau

5. Manajer
T e r h a d a p Kasu
l am s y
d a a n
e n g
M D
s

i sa
l i si

j ik
a
An

an
KASUS 2
Pak Lukman dan Sabrina
KASUS 2
Sabrina hari itu bangun terlambat, dan terburu-buru sampai di sekolah. Dia pun akhirnya sampai
di gerbang sekolah, tapi baru menyadari kalau tidak menggunakan sepatu hitam seperti tertera di
peraturan sekolah. Di depan pintu kelas, Bapak Lukman memperhatikan sepatu Sabrina yang
berwarna coklat. Sabrina berusaha menjelaskan bahwa dia terburu-buru dan salah mengenakan
sepatu.
Pak Lukman menanyakan Sabrina, apa peraturan sekolah tentang seragam warna sepatu.
Sabrina menjawab sudah mengetahui sepatu harus berwarna hitam, namun terburu-buru dan
salah mengenakan sepatu, selain tidak mungkin kembali pulang karena rumahnya jauh sekali. Pak
Lukman tetap bersikeras pada peraturan yang berlaku dan mengatakan, “Ya sudah, kamu sudah
melanggar peraturan sekolah. Kamu salah. Sudah terlambat, salah pula warna sepatunya. Segera
buka sepatumu kalau tidak bisa mengenakan warna sepatu sesuai peraturan”.
Sabrina meminta maaf dan memohon kembali kepada pak Lukman agar tetap dapat mengenakan
sepatunya dan berjanji tidak akan mengulang kesalahannya. Namun pak Lukman tidak mau tahu,
“Tidak, kamu telah melanggar peraturan sekolah, kalau tidak sanggup ambil sepatu di rumah
atau diantarkan sepatu ke sekolah, ya sudah kamu tidak bersepatu saja seharian di sekolah.
Sekarang copot sepatumu dan silakan belajar tanpa sepatu seharian.” Sabrina pun dengan berat
hati mencopot sepatunya dan memberikannya kepada pak Lukman. Seharian dia tidak berani
berkeliling sekolah karena malu, dan lebih banyak berdiam diri di kelas tanpa alas sepatu.
Analisis Kasus 2
1 Dalam kasus di atas, sikap posisi apakah yang
diambil oleh Bapak Lukman? Jelaskan, apakah
indikatornya?

2 Bila Bapak Lukman mengambil posisi seorang


Manajer, apa yang akan dikatakannya, pertanyaan-
pertanyaan seperti apakah yang akan diajukan ke
Sabrina? Jelaskan.
3 Kira-kira bila Anda adalah Kepala Sekolah di sekolah
tersebut,
Nilai kebajikan apa yang ingin dituju oleh
peraturan harus berwarna hitam?
Bagaimana Anda menyikapi langkah yang
diambil Pak Lukman mengenai kasus tersebut?
1. Dalam kasus di atas, sikap posisi yang
diambil oleh Bapak Lukman:
Penghukum
Indikatornya: Adanya Hukuman Secara
Verbal dan Tindakan.
Hukuman secara verbal, yaitu: Adanya
pernyataan dari Bapak Lukman, yaitu:
“Ya sudah, kamu sudah melanggar
peraturan sekolah. Kamu salah. Sudah
Analisis
terlambat, salah pula warna sepatunya.
Segera buka sepatumu kalau tidak bisa
Kasus 2
mengenakan warna sepatu sesuai
peraturan”.
Hukuman berupa tindakan, yaitu: Bapak
Lukman langsung menghukum Sabrina
dengan menyuruh Sabrina mencopot
sepatunya dan membiarkan Sabrina
tidak bersepatu seharian di sekolah.
2. Bila Bapak Lukman mengambil posisi
seorang Manajer, yang akan
dikatakannya dan pertanyaan-
pertanyaan yang akan diajukan ke
Sabrina:
"Sabrina, apakah kamu
mengetahui jam berapa sekolah Analisis
dimulai?"
"Apakah kamu mengetahui Kasus 2
peraturan sekolah tentang
seragam warna sepatu?"
"Ya, jadi kamu terlambat dan
tidak memakai sepatu hitam,
kira-kira bagaimana kamu akan
memperbaiki masalah ini?"
3. Kira-kira bila kami adalah Kepala Sekolah di sekolah
tersebut,
Nilai kebajikan yang ingin dituju oleh peraturan
harus berwarna hitam: Keteraturan
(Keseragaman) dan Menghargai (Perbedaan
Status Sosial/Ekonomi antar Siswa)

Kami menyikapi langkah yang diambil Pak Lukman


mengenai kasus tersebut adalah: Kurang tepat,
Analisis
karena berdasarkan teori kontrol Pak Lukman
memposisikan dirinya sebagai Penghukum.
Kasus 2
Posisi Penghukum kurang tepat diterapkan
karena akan memberi efek negatif pada murid,
murid akan marah, mendendam atau bersifat
agresif. Sebaiknya Pak Lukman memposisikan
dirinya sebagai manajer dalam menumbuhkan
disiplin positif pada masalah yang terjadi pada
Sabrina.
Terima Kasih!
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai