PENGAMBILAN KEPUTUSAN
DILEMA ETIKA
“KEDISIPLINAN GURU”
Keadilan : Berdasarkan Perpres Nomor 21 Tahun 2023 tentang Hari dan Jam Kerja
Instansi Pemerintah dan ASN Pasal 4 menyebutkan Jam kerja instansi pemerintah
dimulai pukul 07.30 zona waktu setempat. Berdasarkan aturan tersebut, Ibu Mawar
jelas telah melanggar aturan, sehingga demi menjunjung tinggi kode etik profesional
guru, berdasarkan peraturan tersebut semestinya Ibu Mawar dapat menunjukkan
sikap disiplin dengan datang dan pulang sesuai dengan ketentuan. Jika tidak, guru
tersebut dapat diberikan sanksi berupa surat peringatan dan penilaian kinerja
pegawai dengan predikat kurang baik pada Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) yang
resikonya Bu Mawar tidak akan dapat mengikuti kenaikan gaji berkala tahun ini.
Rasa kasihan : Rasa kasihan disini didasari alasan yang diungkap Ibu Mawar
sehingga Kepala Sekolah memahami posisi Ibu Mawar sebagai Ibu Bekerja yang
memiliki tanggung jawab ganda, yaitu beliau harus bekerja meninggalkan keluarga
di lain sisi Ibu Mawar juga tetap harus menjalankan perannya sebagai seorang ibu
dari kedua anaknya yang masih kecil, belum lagi kondisi Ibu Mawar yang saat ini
harus hidup berjauhan dari suaminya yang bekerja di luar Kota. Rutinitas Ibu Mawar
setiap pagi yang cukup merepotkan, dimana beliau harus mengantarkan anak
balitanya ke pengasuh sekaligus mengantarkan anak lainnya ke sekolah
menyebabkan beliau sering datang terlambat.
Jika guru terlambat datang ke sekolah, maka ada konsekuensi yang di dapat yaitu
adanya catatan perilaku yang menjadi dasar dalam penilaian kinerja guru serta
konsekuensi untuk tidak dapat mengikuti kenaikan gaji berkala tahun ini.
Kepala Sekolah memahami peran ganda yang harus dijalankan Ibu Mawar sehingga
Kepala Sekolah memaklumi segala kerepotan yang di rasakan Ibu Mawar. Dalam hal
ini Kepala Sekolah tidak menegur keras tindakan Ibu Mawar dan masih dapat
melakukan dialog dari hati ke hati kepada Ibu Mawar untuk merestitusi tindakan
beliau dengan coaching serta dapat menyepakati konsekuensi dari tindakannya. Hal
ini menunjukkan adanya sikap Empati dari Kepala Sekolah dengan tetap
memperhatikan kode etik profesi yang juga perlu ditaati Ibu Mawar.
Nilai yang saling bertentangan pada kasus ini adalah integritas/tanggung jawab
yang terdapat dalam kode etik guru dan perpres waktu kerja ASN dengan nilai
kasihan (kemanusiaan) yaitu melihat pada kondisi yang melatarbelakangi
perilaku Ibu Mawar.
Kepala Sekolah
Ibu Mawar (Guru)
Murid
Wali Murid
a. Uji Legal
Pengujian ini didasarkan pada apakah ada aspek pelanggaran hukum yang
terjadi, dalam kasus Ibu Mawar tidak ada pelanggaran hukum yang terjadi
sehingga situasi pada kasus ini merupakan bentuk dari dilema etika (benar lawan
benar)
b. Uji Regulasi
Pengujian ini didasarkan pada apakah ada aspek regulasi atau perturan yang
mengatur jam kehadiran guru yaitu Perpres Nomor 21 Tahun 2023 tentang Hari
dan Jam Kerja Instansi Pemerintah dan ASN Pasal 4 menyebutkan Jam kerja
instansi pemerintah dimulai pukul 07.30 zona waktu setempat. Serta kode etik
guru terkait dengan profesionalitas kerja serta tanggung jawab untuk
membangun hubungan baik antar warga sekolah (murid, wali murid, rekan
sejawat). Berdasarkan regulasi tersebut jelas Ibu Mawar bertindak tidak sesuai
dengan peraturan dan kode etik profesi guru.
Intuisi ini berkenaan dengan apakah ada yang salah dengan situasi ini. apakah
tindakan ini mengandung hal-hal yang akan membuat orang lain mencurigai
kepala sekolah. apakah tindakan ini sejalan/berlawanan dengan nilai-nilai yang
diyakini.
Situasi pada kasus Ibu Mawar merupakan situasi yang umum terjadi, siapa saja
dapat melakukan kesalahan serupa mengingat beban dan tanggung jawab Ibu
Mawar selain sebagai guru, juga sebagai seorang ibu dari 2 anak yang masih
kecil. Ibu mawar tidak melanggar aspek hukum manapun, Keputusan Kepala
Sekolah sebisa mungkin memberikan solusi bagi semua pihak, baik bagi Ibu
Mawar maupun bagi wali murid yang merasa dirugikan. Teguran dan konsekuensi
akan diberikan namun tetap mempertimbangkan prinsip kemanusiaan, dimana
konsekuensi tersebut jangan sampai menghambat keberlanjutan karir Ibu Mawar.
Kepala Sekolah bertanggung jawab untuk dapat mengendalikan situasi dan
memberikan penjelasan kepada pihak-pihak yang terlibat agar kasus ini tidak
terus berlarut-larut dan mencegah adanya kecurigaan dari pihak lain terhadap
keputusan Kepala Sekolah.
Uji ini didasarkan pada prinsip rasa peduli. Kepala sekolah dapat bersikap empati
terhadap situasi Ibu Mawar dengan menempatkan diri pada posisi yang dihadapi
gurunya. Kepala Sekolah dapat membayangkan apabila istri saya/ibu dari anak-
anak saya dihadapkan pasa situasi serupa, maka sayapun mengharapkan
Kepala Sekolahnya dapat memberikan kebijaksanaan dalam keputusan yang
diambil.
Paradigma yang terjadi adalah rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs
mercy). Situasi ini merupakan dilema etika karena kedua pilihan benar. Kepala
Sekolah dapat mengikuti prinsip keadilan dengan memberi konsekuensi sesuai
aturan sekolah melalui Surat Peringatan dan pemberian penilaian kinerja pegawai
dengan predikat kurang baik pada Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) yang resikonya
Ibu Mawar tidak akan dapat mengikuti kenaikan gaji berkala tahun ini.
Atau Kepala Sekolah membuat pengecualian karena kemurahan hati dan kasih
sayang, demi keberlanjutan karir Ibu Mawar sebab berbagai alasan yang melatar
belakangi kendala Ibu Mawar untuk datang tepat waktu. Pilihan untuk menuruti
peraturan dapat dibuat berdasarkan rasa hormat terhadap keadilan (atau sama
rata). Pilihan untuk membuat perkecualian dalam peraturan dapat dibuat
berdasarkan rasa belas kasihan (kebaikan hati).
Dalam menyelesaikan dilema pada kasus Ibu Mawar, prinsip yag dipakai adalah
berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking), Berpikir berbasis hasil akhir
(Ends-Based Thinking) dan berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking).
Keseluruhan prinsip ini ada pada pengujian benar atau salah
Opsi pertama: Untuk kelas Ibu Mawar diberikan guru pendamping yang diambil
dari guru piket atau guru lainnya yang tidak memegang kelas sehingga dapat
membantu kekosongan kelas saat ibu mawar tidak ada di kelas
Opsi Kedua: Ibu Mawar tidak dijadikan wali kelas tetapi sebagai guru mata
pelajaran yang jam pelajarannya menyesuaikan dengan kondisi Ibu Mawar
atau dapat juga di tempatkan sebagai tendik di bagian administrasi
Opsi Lainnya Mengusulkan kepada Ibu Mawar untuk memindahkan sekolah
anaknya di sekolah Ibu Mawar dan juga menitipkan anak balitanya pada Day
Care yang dekat dengan sekolah
8. Buat keputusan
Dengan melihat situasi Ibu Mawar tersebut, maka dalam hal ini Kepala sekolah di
hadapkan pada situasi dilema etika yaitu Keadilan lawan Rasa Kasihan. Untuk
menyelesaikan persoalan ini Kepala Sekolah dapat melakukan pemanggilan
kepada Ibu Mawar dan berdialog dari hati ke hati selain untuk menggali informasi,
Kepala Sekolah juga dapat melakukan teknik coaching kepada Ibu Mawar agar
Ibu Mawar mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapinya dan Kepala
Sekolah dapat menawarkan beberapa alternatif bantuan seperti: Jika Ibu Mawar
masih terkendala untuk hadir tepat waktu maka akan diperbantukan Guru
Piket/guru lainnya yang luang yang akan masuk ke kelas Ibu Mawar saat jam
pertama sehingga wali murid tidak mendapati kelas Ibu Mawar kosong saat jam
tersebut.
Namun tetap dalam hal ini Ibu Mawar harus mulai lebih mengatur waktu dan
mengupayakan agar tidak sering terlambat lagi. Ibu mawar diberikan waktu 1
minggu untuk memperbaiki kedisiplinannya. Selain itu, sebagai bentuk tanggung
jawab profesi dan menghindari opini di lingkungan sekolah maka sanksi tetap
diberikan kepada Ibu Mawar yaitu berupa infaq keterlambatan yang akan
digunakan untuk kegiatan santunan anak yatim. Apabila Ibu Mawar tidak berhasil
memperbaiki sikapnya catatan perilaku disiplin pegawai dapat dijadikan dasar
untuk memberikan sanksi yang lebih tegas kepada Ibu mawar di kemudian hari.
“Hal menarik dalam analisa kasus ini adalah kami mendapatkan pemahaman mengenai pengambilan keputusan
pada situasi dilema etika. Pemahaman ini mengantarkan pada sebuah kesimpulan yaitu Peraturan itu dibuat atas
dasar nilai kebenaran, namun meskipun peraturan itu benar terkadang membuat pengecualian atas peraturan demi
kebaikan yang lain juga perlu di pertimbangkan. Pilihan untuk menuruti peraturan dapat dibuat berdasarkan rasa
hormat terhadap keadilan (atau sama rata). Pilihan untuk membuat perkecualian dalam peraturan dapat dibuat
berdasarkan rasa kebaikan hati.”