PENDAHULUAN
Esensi dari Pendidikan Nasional yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal
tersebut akan terwujud apabila ada revitalisasi mutu pendidikan di Indonesia. Faktanya
selama ini mutu pendidikan di Indonesia masih tergolong memprihatinkan. Sebagaimana
artikel yang dirilis di Media Indonesia pada 17 Juni 2022 yang menyebutkan Pendidikan di
Indonesia berdasarkan pemeringkatan dari word population review menempati urutan ke-54
dari 78 negara yang masuk dalam pemeringkatan pendidikan dunia 1 (sumber: https://media
Indonesia.com). Tidak hanya itu, Berdasarkan survei yang dilakukan Program for
International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-
operation and Development (OECD) pada 2019, Indonesia menempati peringkat ke 62 dari
70 negara, atau merupakan 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah.
Sementara UNESCO menyebutkan minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001persen.
Artinya dari 1.000 orang Indonesia hanya 1 orang yang gemar membaca. 2
Kondisi tersebut tidak jauh berbeda dengan gambaran mutu pendidikan di tingkat
daerah seperti halnya di Banten, dimana berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada
tahun 2019 lalu tercatat angka putus sekolah sebanyak 312.409 orang dari 604.812 anak usia
16-18 tahun di Provinsi Banten. 3 Angka putus sekolah yang masih tinggi juga masih terjadi
di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kenari. Setiap tahunnya rata-rata 5-10 orang murid yang
lulus dari SDN Kenari memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah. Sebagai Sekolah yang
berada di pinggiran kota tepatnya di Kampung Kenari, Desa Kasunyatan, Kecamatan
Kasemen, mayoritas Murid SDN Kenari berasal masyarakat yang homogen dengan mata
pencaharian sebagian besar petani dan pedagang yang juga tinggal di desa setempat.
Lebih spesifik kondisi mutu pendidikan di SDN Kenari Berdasarkan raport pendidikan
tahun 2023 memperlihatkan kondisi kemampuan literasi dengan indicator dengan pencapaian
terendah dimana hanya 10% siswa yang dianggap sudah mencapai kemampuan minimum
kondisi ini mengalami penurunan 70% dibanding tahun 2022 dengan skor 33,33. Penurunan
indicator juga ditunjukkan pada kualitas pembelajaran yang turun 4,14% dibanding tahun
lalu dengan skor 55,7. Adapun untuk untuk numerasi mengalami peningkatan 79,89%
dibanding tahun lalu, namun demikian secara umum kemampuan numerasi di SDN Kenari
masih berada pada grafik merah dimana hanya 13,33% siswa yang mencapai kompetensi
1
Membenahi Kualitas Pendidikan Kita, Dalam Berita Media Indonesia, Terbit 17 Juni 2022, Sumber
dari https://mediaindonesia.com, 19/11/2023, diakses pukul 07.02 WIB.
2
Bahrul Ulum Ilham, “Harbuknas 2022 : Literasi Indonesia Peringkat Ke-62 Dari 70 Negara”.
(https://bisniskumkm.com) diakses pada 19/11/2023 pukul 07.05 WIB.
3
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (Persen) tahun
2020-2022, (https://banten.bps.go.id.) diakses 19/11/2023 pukul 09.18 WIB.
minimum.4 Menurunnya nilai mutu raport pendidikan di SDN Kenari merupakan dampak
dari pembelajaran daring saat pandemi Covid-19 yang terjadi hampir 2 (dua) tahun dan
mengakibatkan keadaan Learning Loss. Learning Loss merupakan “berkurangnya
pengetahuan dan keterampilan secara akademis”. Keadaan ini memperlihatkan bahwa siswa
dianggap kehilangan pembelajaran atau tidak belajar apa-apa akibat terganggunya proses
pembelajaran dalam dunia pendidikan. Merujuk pernyataan Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikburistek), Nadiem Makarim, ia mengatakan
bahwa Learning Loss diartikan hilangnya pengetahuan dan keterampilan baik secara umum
maupun spesifik atau terjadinya kemunduran proses akademik. 5
Kondisi tersebut tentu tidak boleh di biarkan begitu saja, dibutuhkan upaya
komperehensif dan berkelanjutan dari seluruh pemangku kepentingan dalam upaya
meningkatkan rapot mutu pendidikan SDN Kenari salah satunya dengan meningkatkan minat
literasi murid. Sebab literasi menjadi pondasi dasar siswa dalam proses pembelajaran.
Pemerintah sendiri berkomitmen untuk meningkatkan budaya literasi siswa secara nasional
yang termuat dalam Sembilan agenda prioritas pembangunan Presiden Joko Widodo yang
dikenal dengan ‘Nawa Cita’. Pada poin enam dan delapan disebutkan bahwa literasi
merupakan kunci untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing masyarakat, serta dapat
membantu merevolusionerkan basis karakter bangsa melalui Gerakan Literasi Sekolah.
Program literasi nasional ini juga diperkuat dengan dikeluarkannya Permendagri Nomor 31
Tahun 2019 mengenai Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2020
yang menggarisbawahi Pemerintah Daerah perlu melakukan peningkatan dan pengembangan
pendidikan literasi di lingkung provinsi maupun kabupaten/kota.6
Sejalan dengan kebijakan nasional di atas, dalam kaitannya untuk meningkatkan minat
literasi siswa sekaligus meningkatkan mutu rapot pendidikan SDN Kenari maka pihak
Sekolah berkomitmen untuk menjalankan Giat Literasi Sekolah (Gilas) sebagai program
solutif mengatasi dampak learning loss pada siswa akibat pandemi dengan pendekatan Asset
Based Cummunity Development (ABCD). ABCD yang juga dikenal dengan Pengembangan
Komunitas Berbasis Aset (PKBA) merupakan suatu kerangka kerja yang dikembangkan oleh
John McKnight dan Jody Kretzmann yang menekankan dan mendorong komunitas untuk
dapat memberdayakan aset yang dimilikinya serta membangun keterkaitan dari aset-aset
tersebut agar menjadi lebih berdaya guna. Kedua peran yang penting ini menurut Kretzman
(2010) adalah jalan untuk menciptakan warga yang produktif. Pendekatan berbasis aset
membantu komunitas melihat kenyataan kondisi internal dan kemungkinan perubahan yang
dapat dilakukan. Pendekatan ini mengarahkan pada perubahan, fokus pada apa yang ingin
dicapai oleh komunitas, serta membantu komunitas dalam mewujudkan visi mereka. 7
4
Raport Pendidikan SD Negeri Kenari (https://raportpendidikan.kemendikbud.go.id/), diakses
18/11/2023, pukul 11.17 WIB.
5
Learning Loss di Masa Pandemi, dalam Berita Kompas, Terbit 21 Maret 2022, Sumber
https://www.kompas.id, 19/11/2023, diakses pukul 08.14 WIB,
6
Risalah Kebijakan – Inovasi Untuk Anak Sekolah Indonesia Kemitraan Australia Indonesia, (Jakarta:
Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2019), Hlm 1.
7
Christoper Dereau, Pembaru dan Kekuatan Lokal untuk Pembangunan, (Australia: Australian
2
Dengan demikian metode ABCD ini dharapkan dapat mengoptimalkan potensi sekolah
dalam mengelola sumber daya yang dimiliki sehingga mendukung keberhasilan program.
1. Profil orangtua murid yang sebagian besar memiliki latar belakang ekonomi menengah
kebawah dan tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan dukungan keluarga terhadap
proses belajar siswa SDN Kenari kurang
2. Rendahnya motivasi belajar murid dan minat murid terhadap buku bacaan
3. Sekolah belum pernah menjalan Program Literasi secara berkesinambungan
4. Sekolah memiliki koleksi buku yang minim dan hanya ada buku pelajaran di
perpustakaan, sehingga kegiatan perpustakaan tidak berjalan sebagaimana mestinya
Community Development and Civil Society Strengthening Scheme (ACCESS) Phase II, 2013), hlm.3
3
BAB II
METODE
Jenis penelitian ini adalah best practice dengan penulisan alur STAR (Situasi,
Tantangan, Aksi dan reflesski). Adapun metode yang digunakan yaitu metode deskriptif
untuk memberikan gambaran bagaimana penerapan program Giat Literasi Sekolah (Gilas)
dengan menggunakan pendekatan ABCD dalam menumbuhkan minat literasi di SD Negeri
Kenari sebagai upaya peningkatan mutu pembelajaran. Waktu Pelaksanaan September –
Desember 2023. Tempat pelaksanaan adalah SD Negeri Kenari, dengan sasaran kegiatan
yaitu 198 Siswa..
Sebagai guru kita perlu melihat dan peka terhadap segala persoalan yang terjadi di
sekitar lingkungan kita, tanggung jawab guru bukan saja sekedar memahami, strategi, metode
dan model pembelajaran tetapi lebih luas dari itu guru perlu menyadari aspek apa saja yang
harus diperhatikan yang dapat meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah secara
keseluruhan. Sehingga atas dasar inilah perlu adanya sebuah prakarsa perubahan yang dapat
memberikan gambaran solutif dari persoalan yang dihadapi SDN Kenari berkenaan dengan
8
Agus Afandi, Modul Participatory Action Research. (Surabaya: LPPM UIN Sunan Ampel, 2014).
Hlm. 309-324.
4
dampak learning loss yang terlihat dari rendahnya mutu pembelajaran khususnya pada
indikator kemampuan literasi murid.
9
Rinawati, Atim., Umi Arifah, dkk. Implementasi Model Asset Based Community Development (ABCD)
dalam Pendampingan Pemenuhan Kompetensi Leadership Pengurus MWC NU Adimulyo. (Kebumen: Ar-
Rihlah Jurnal Inovasi Pengembangan Pendidikan Islam Vol. 7 No.1. 2022 ISSN: 2809-5693), hlm.4.
5
BAB III
Giat Literasi Sekolah (Gilas) merupakan gerakan literasi yang aktivitasnya banyak
dilakukan di sekolah dengan melibatkan siswa, pendidik dan tenaga kependidikan, serta
orang tua. Gilas dilakukan dengan menampilkan praktik baik tentang literasi dan
menjadikannya sebagai kebiasaan serta budaya di lingkungan sekolah (Kemendikbud, 2015).
Pengertian Literasi Sekolah dalam konteks Giat Literasi Sekolah adalah kemampuan
mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas,
antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan berbicara (Kemendikbud, 2019).10
Tabel 3.1
Kegiatan Literasi di SDN Kenari
10
Setiawan, R., Dwi Nuran, dkk. Panduan Gerakan Literasi Di Sekolah Dasar. (Jakarta: Kemendikbud,
2019), Hlm. 9.
6
6. Story Telling 4-6 Waktu Tentatif. Terintegrasi dalam kegiatan
belajar mengajar penanggung jawab wali
kelas di catat pada progress pencapaian
kegiatan literasi kelas yang di laporkan pada
saat rapat mingguan sekolah kepada Kepala
Sekolah
7. Mendatangkan 1-6 Dilaksanakan pada 10 November 2023
Perpustakaan Keliling ke
Sekolah
8. Literasi Digital 4-6 Waktu Tentatif. Terintegrasi dalam kegiatan
belajar mengajar, bentuk kegiataannya dapat
berupa pemanfaatan TIK dalam
pembelajaran, penanggung jawab wali kelas
di catat pada progress pencapaian kegiatan
literasi kelas yang di laporkan pada saat
rapat mingguan sekolah kepada Kepala
Sekolah
9. Panggung Literasi 1-6 Setiap perwakilan kelas menampilkan ragam
karya siswa seperti pantun, puisi, pidato,
menanyi, drama dan lain-lain.Tahap
latihan/pembiasaan perform dilakukan
setiap hari Jum’at pagi bersamaan dengan
kegiatan Kultum. Kegiatan Puncak
Panggung Literasi ini dintegrasikan dengan
kegiatan penguatan projek profil pelajar
pancasila (P5) dilaksanakan pada Minggu
Kedua Bulan Desember 2023.
10. Kunjungan Belajar ke 3-6 Kegiatan ini dimaksudkan untuk
Perpustakaan Daerah memberikan wawasan keperpustakaan
kepada murid dan mendorong kecintaan
terhadap buku. Dilaksanakan pada 16
November 2023 (kelas 5-6), 30 November
2023.
Laporan Pelaksanaan program Gilas terangkum dalam alur STAR yang merupakan singkatan
dari Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak sebagai berikut:
7
Kelas Jumlah siswa yang Jumlah siswa
belum dapat Calistung seluruhnya
2022 2023 2022 2023
1 39 27 39 27
2 8 25 19 38
3 25 4 36 20
4 4 7 36 36
5 4 4 38 36
6 3 4 27 38
Jumlah 82 44 195 195
(Sumber: hasil observasi, Juli 2022 s/d November 2023)
8
d. Waktu di luar sekolah lebih banyak dihabiskan dengan
bermain;
e. Siswa masih banyak yang gagap teknologi sehingga
saat ANBK siswa tidak fokus dalam pengerjaan soal
karena sering mengalami kendala saat
mengoperasikan laptop secara mandiri;
f. Hampir tidak ada siswa yang memiliki buku bacaan
pribadi, Buku yang ada hanyalah buku pelajaran
pinjaman sekolah itupun tidak dapat dibawa ke rumah
sehingga siswa tidak memiliki pegangan belajar;
9
d. Mensosialisasikan Program kepada seluruh Warga
Sekolah utamanya murid dan orang tua.
e. Implementasi Kegiatan Program Gilas dan Rapat evaluasi
secara terjadwal pasca kegiatan
3. Bagaimana Prosesnya
Setelah tahap perencanaan dan penyusunan strategi atau
rancangan program langkah selanjutnya adalah implementasi
program yang terdiri dari 3 tahap diantaranya:
a. Tahap Pembiasaan: Tahap pembiasaan ialah
penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit
membaca (Permendikbud No.23 Tahun 2015).
Pembiasaan ini bertujuan untuk menumbuhkan minat
terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca dalam
diri warga sekolah. Kegiatan pembiasaan membaca disini
untuk kelas bawah atau murid yang belum dapat membaca
dapat dimanfaatkan untuk belajar calistung, sedangkan
kelas atas dimanfaatkan untuk membaca buku non
pelajaran yang dicatat di dalam jurnal membaca oleh wali
kelas.
b. Tahap Pengembangan: Kegiatan literasi pada tahap ini
bertujuan mengembangkan kemampuan memahami
bacaan dan mengaitkannya dengan pengalaman
pribadi,berpikir kritis, dan mengolah kemampuan
komunikasi secara kreatif melalui kegiatan menanggapi
bacaan pengayaan dengan membentuk kelompok diskusi.
Guru dapat mengapresiasi capaian literasi siswa.
c. Tahap Pembelajaran: Kegiatan literasi pada tahap
pembelajaran bertujuan mengembangkan kemampuan
memahami teks dan mengaitkannya dengan pengalaman
pribadi, berpikir kritis, dan mengolah kemampuan
komunikasi secara kreatif melalui kegiatan menanggapi
teks buku bacaan pengayaan dan buku pelajaran. Pada
tahap ini kegiatan literasi juga dapat divariasikan dalam
berbagai bentuk kegiatan ko-kurikuler secara berkala dan
rutin untuk melatih kecakapan literasi siswa. Seperti story
telling, panggung literasi, pelatihan literasi digital, dan
lain-lain.
10
4. Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan
untuk melaksanakan strategi ini
Melakukan identifikasi sumber daya sekolah sebagai aset
yang dapat dioptimalkan pemanfaatannya untuk mendukung
program Gilas diantaranya:
11
- Mulai berjalannya program keperpustakaan seperti
donasi buku dan juga kunjungan rutin keperpustakaan
yang perkembangannya dapat dilihat pada grafik berikut:
40
32
20
12
7
0 5% 9% 23% 47%
Agustus September Oktober November
jumlah pengunjung prosentase
Bulan
12
Dewan Guru sendiri merasa sekolah menjadi jauh lebih hidup
dengan dibuatnya berbagai kegiatan literasi sebab yang telah
berjalan selama ini sekolah hanya menjalankan kegiatan KBM
di kelas secara regular tanpa di selingi kegiatan ekstrakurikuler
maupun ko kurikuler.
13
peserta didik kita agar dapat menjadi insan pembelajar
sepanjang hayat yang bernalar kritis dan berwawasan global.
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Program Gilas di SDN Kenari merupakan program yang dibuat untuk dampak learning
loss karena pembelajaran daring selama masa pandemic covid-19 sekalus sebagai upaya
untuk meningkatkan mutu pembelajaran di SDN Kenari. Program Gilas di SDN Kenari di
implementasikan dengan menggunakan pendekatan Asset Based Community Development
(ABCD) yang memberikan gambaran/kerangka kerja yang berbasis pada optimasilasi
pemberdayaan sumber daya/asset sekolah. Metode ABCD yang diterapkan pada program
Gilas dinilai dapat mengoptimalkan potensi sekolah dalam mengelola sumber daya yang
dimiliki sehingga mendukung keberhasilan program. Implementasi Gilas memberikan
banyak perubahan positif bagi siswa terkait dengan peningkatan minat literasi pada proses
pembelajaran. Implementasi program Gilas di SDN Kenari menjadi harapan sekaligus
alternatif solusi yang dapat mengeluarkan SDN Kenari dari kondisi learning loose akibat
pandemi sehingga di masa mendatang mutu pembelajaran di SDN Kenari dapat berangsung-
angsur meningkat lebih baik.
4.2 SARAN
15