Anda di halaman 1dari 7

JURNAL BASICEDU

Volume 6 Nomor 3 Tahun 2022 Halaman 5237 - 5243


Research & Learning in Elementary Education
https://jbasic.org/index.php/basicedu

Evaluasi Pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) pada Kompetensi Dasar


Literasi Membaca Peserta Didik Sekolah Dasar

Via Putika Sari1, Ika Candra Sayekti2


Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia1,2
E-mail: a510180058@student.ums.ac.id1, ics142@ums.ac.id2

Abstrak
Tahun 2021 dikeluarkan kebijakan program “Merdeka Belajar” untuk memperbaiki kualitas pendidikan di
Indonesia. Salah satu poin dalam program tersebut adalah pelaksanaan AKM kompetensi literasi yang baru
diterapkan tahun 2021. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian untuk melakukan evaluasi
pelaksanaan AKM 2021 dan memperoleh informasi efektivitas AKM literasi untuk mengukur kompetensi
peserta didik. Penelitian dilakukan menggunakan penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data melalui
wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan tiga prosedur yaitu:
reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Hasil reduksi data menunjukkan bahwa persiapan yang
dilakukan oleh sekolah dalam melaksanakan AKM belum maksimal. Hal ini mengakibatkan peserta didik
merasa kesulitan dalam menjawab soal – soal yang dihadapi. Banyak yang mengungkapkan bahwa soal yang
dihadapi tidak sesuai dengan materi yang diterima selama proses pembelajaran di kelas. Hasil AKM yang akan
diterima oleh sekolah menjadi tolok ukur kompetensi yang dimiliki peserta didik. Selama dikeluarkannya
kebijakan AKM hingga saat ini belum menunjukkan peningkatan kompetensi peserta didik.
Kata Kunci: evaluasi, AKM, literasi, membaca.

Abstract
In issued a “Independent Learning” to improve the quality of education in Indonesia One of the points in this
program is the impementation of AKM the literacy which applied in 2021. Based on this, research is needed to
carry out evaluation of the implementation of the AKM 2021 and obtaining information on the effectiveness of
literacy AKM to measure student competencies. The research was conducted using qualitative research. Data
collection methods through in-depth interviews, observation, and documentation. The data analysis technique
uses three procedures is: data reduction, data presentation, and data verification. The result of the data
reduction indicate that the preparation carried out by the school in implementing the AKM has not been
maximal. This resulted in students feeling dificult to answer the question faced. Many express that the problem
faced do not match with the material received during the learing process in the classroom. The results of the
AKM that the school will be received by the benchmark for the competencies of students. As long as the AKM
policy has not shown that the increase in the competence of students.
Keywords: evaluation, AKM, literacy, read.

Copyright (c) 2022 Via Putika Sari, Ika Candra Sayekti

 Corresponding author :
Email : a510180058@student.ums.ac.id ISSN 2580-3735 (Media Cetak)
DOI : https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i3.2907 ISSN 2580-1147 (Media Online)

Jurnal Basicedu Vol 6 No 3 Tahun 2022


p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147
5238 Evaluasi Pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) pada Kompetensi Dasar Literasi
Membaca Peserta Didik Sekolah Dasar – Via Putika Sari, Ika Candra Sayekti
DOI : https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i3.2907

PENDAHULUAN
Pendidikan adalah upaya pembangunan serta pengembangan kualitas manusia secara sempurna,
komprehensif, menyenangkan, dan menarik (Iman et al., 2021). Fungsi dan tujuan pendidikan di antaranya
adalah menciptakan generasi penerus bangsa, alat pengukur kepedulian generasi penerus, alat transformasi
nilai, pemberi informasi dan pemahaman, pencegah perilaku kejahatan, dan pembentuk karakter bangsa
(Sujana, 2019).
Keberhasilan pelaksanaan pendidikan dapat diketahui dari suatu instrumen pengukur. Tahun 2003 Ujian
Nasional (UN) menjadi standar pengukur keberhasilan dan kelulusan peserta didik (Winata et al., 2021).
Kenyataan yang terjadi kebijakan UN sebagai satu – satunya indikator keberhasilan belajar selama menempuh
satuan pedidikan dinilai kurang efektif yang cenderung memberi dampak negatif karena memunculkan
berbagai kecurangan sehingga hanya sebagai langkah formalitas tanpa melihat minat dan bakat dalam diri
peserta didik (Hadi, 2020). Kecurangan yang sering dilakukan berupa perilaku menyontek (Firmantyo & Alsa,
2016). Sejalan dengan hal tersebut Yustisiawandana et al. (2017) menguraikan bahwa kecurangan yang
dilakukan ketika pelaksanaan UN diantaranya adalah menyontek massal menggunakan pesan singkat; grup
chat; kertas sontekan; dan bahasa tubuh, selain itu juga adanya modus bocoran soal dan kunci jawaban yang
dilakukan oleh tim sukses sekolah ataupun bimbingan belajar.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
(2003) menjelaskan bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan
pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi
tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan
pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. Pembangunan pendidikan dalam
menghadapi perubahan kehidupan global yang tiada henti dibutuhkan pengendalian untuk mewujudkan masa
depan pendidikan yang terarah, tepat, efektif, dan sesuai dengan dinamika yang berkembang (Novita et al.,
2021). Kenyataan yang terjadi saat ini adalah pendidikan Indonesia tertinggal dengan negara-negara lain.
Laporan hasil penilaian dunia dari Programme for International Student Assesment (PISA) mencerminkan
kualitas sistem pendidikan di Indonesia tergolong rendah dan berada dalam urutan bawah. Hasil survei PISA
tahun 2018 menunjukkan bahwa Indonesia ada pada peringkat 73 dari 78 negara peserta (OECD, 2019).
Berdasarkan keadaan tersebut perlu dilakukan upaya untuk memperbaiki kualitas mutu pendidikan di
Indonesia supaya mampu bersaing dengan negara – negara lain.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yaitu Nadiem Makarim mengeluarkan
program “Merdeka belajar” (Aisah et al., 2021). Kebijakan tersebut memiliki empat poin program merdeka
belajar, yaitu 1) penghapusan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN); 2) perubahan Ujian Nasional (UN)
digantikan dengan Asesmen Nasional (AN); 3) Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); 4) Peraturan
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dengan sistem zonasi (Andiani et al., 2020).
Asesmen adalah bagian dari rencana dan pelaksanaan pembelajaran yang saling terintegrasi serta
berfungsi sebagai pengukur tingkat tercapainya indikator pembelajaran dan sebagai informasi yang
menunjukkan perkembangan peserta didik dalam segala aspek (Astuti et al., 2012). Hasil asesmen tidak hanya
mencerminkan hasil atau nilai dari pelaksanaan pembelajaran tetapi menunjukkan keberhasilan sekolah
selama proses pembelajaran berlangsung (Andiani et al., 2020). AN sebagai pengganti UN adalah rancangan
yang akan digunakan sebagai penilaian pada kualitas seluruh satuan pendidikan mulai dari sekolah, madrasah,
jenjang dasar, sampai jenjang menengah. AN menjadi pemantau perkembangan kualitas pendidikan dari masa
ke masa serta mengidentifikasi kesenjangan disetiap bagian sistem pendidikan (Meriana & Murniarti, 2021).
Kualitas satuan pendidikan yang dicanangkan dalam AN didasarkan pada hasil belajar pokok (literasi,
numerasi, dan karakter), kualitas PBM, dan iklim pendukung pembelajaran dengan instrumen utama

Jurnal Basicedu Vol 6 No 3 Tahun 2022


p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147
5239 Evaluasi Pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) pada Kompetensi Dasar Literasi
Membaca Peserta Didik Sekolah Dasar – Via Putika Sari, Ika Candra Sayekti
DOI : https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i3.2907

menggunakan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), survei karakter dan survei lingkungan belajar (Novita
et al., 2021).
AKM yang dikeluarkan Kemendikbud merupakan bagian dari AN. AKM dirancang oleh pemerintah
sebagai langkah membekali peserta didik menghadapi abad 21 yang harus memiliki empat kompetensi yaitu
critical thinking and problem solving, creativity, communication. dan collaboration (Andiani et al., 2020).
AKM digunakan sebagai intrumen pemberi penilaian dasar peserta didik untuk mengembangkan kualitas diri
dan berpartisipasi aktif menciptakan penemuan – penemuan baru yang melibatkan kemampuan berfikir kritis
(Cahyanovianty & Wahidin, 2020). Ranah kompetensi dalam AKM disusun dengan tiga kemampuan yaitu
menentukan, memahami serta refleksi, dengan sajian soal yang berbentuk pilihan ganda, pilihan ganda
kompleks, menjodohkan, isian singkat, dan uraian (Meriana & Murniarti, 2021). AKM merupakan tipe
penilaian autentik yang menyajikan konteks masalah beragam untuk dapat dipecahkan oleh peserta didik
memakai kompetensi literasi membaca dan literasi matematis (numerasi) (Hasanah et al., 2021). Literasi
merupakan kompetensi untuk memahami, menggunakan, menilai, dan merefleksi jenis teks tulis dalam
pengembangan kapasitas individu sebagai warga negara Indonesia serta warga dunia untuk berkontribusi
produktif.(Sadli & Saadati, 2019). Peserta didik dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 membutuhkan
kecakapan dan keterampilan literasi supaya dapat bersaing dengan dunia luar (Aisah et al., 2021). AKM
literasi yang terdiri dari konteks unsur personal, sosial budaya, dan saintifik digunakan sebagai pengukur
kompetensi memecahkan masalah dan berfikir kritis oleh peserta didik (Patriana et al., 2021).
AKM dilaksanakan oleh semua jenjang mulia dari sekolah dasar hingga sekolah menengah. Level
murid yang menjadi sasaran AKM adalah kelas V, VIII, dan XI. AKM merupakan kebijakan baru yang
pertama kali diterapkan pada Oktober 2021.
Berdasarkan uraian tersebut perlu diadakan evaluasi pelaksanaan AKM pada kompetensi literasi. Oleh
karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan AKM tahun 2021. Selain itu juga
bertujuan untuk memperoleh informasi seberapa efektif AKM khususnya AKM literasi untuk mengukur
kompetensi yang dimiliki peserta didik.

METODE
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian
yang menciptakan temuan-temuan yang tidak dapat diolah menggunakan prosedur statistik atau secara
kuantitatif (Sidiq & Choiri, 2019). Penelitian ini tidak melakukan generalisasi melainkan melakukan
penekanan terhadap kedalaman informasi sehingga sampai pada tingkat makna (Sugiyono, 2015). Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah in-depth interview (wawancara mendalam).
Wawancara merupakan rangkaian interaksi berupa komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih
yang didasari ketersediaan dengan berlandaskan saling percaya, serta pembicaraan yang dilakukan mengarah
pada tujuan yang hendak dicapai (Sidiq & Choiri, 2019). Wawancara dilakukan dengan tujuan mengevaluasi
hasil pelaksanaan AKM peserta didik, terutama mengenai kompetensi literasi. Wawancara mendalam
dilakukan kepada kepala sekolah, guru kelas, dan peserta didik kelas 5 yang berjumlah tujuh peserta didik.
Selain itu data juga diperoleh melalui observasi dan dokumentasi. Observasi disini peneliti melakukan
pengamatan kepada guru dan juga peserta didik selama menjelang pelaksanaan AKM, selain itu juga
pengamatan ketersediaan buku – buku penunjang siswa untuk meningkatkan keterampilan berfikir dan
menjadi bahan sebagai persiapan menghadapi AKM. Pengumpulan data melalui dokumentasi diperoleh
peneliti melalui data nilai – nilai peserta didik sebelum adanya kebijakan AKM dan sesudah adanya kebijakan
AKM.
Penelitian ini dilakukan di salah satu SD di Kecamatan Winong, Kabupaten Pati, Jawa Tengah yang
mempunyai akreditasi non-A yaitu SD N Karangkonang dengan akrditasi B. Observasi dilakukan mulai

Jurnal Basicedu Vol 6 No 3 Tahun 2022


p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147
5240 Evaluasi Pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) pada Kompetensi Dasar Literasi
Membaca Peserta Didik Sekolah Dasar – Via Putika Sari, Ika Candra Sayekti
DOI : https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i3.2907

September 2021. Hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi yang telah terkumpul kemudian dianalisis
lebih lanjut untuk mendapatkan pemahaman mengenai hasil pelaksanaan AKM kompetensi dari SD N
Karangkonang. Salim & Haidir (2019) menjelaskan bahwa teknik analisis data menggunakan tiga prosedur,
yaitu: reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Tahap reduksi data dilakukan dengan memilih,
memusatkan, dan menyederhanakan data – data yang ditemukan di lapangan. Dalam mereduksi data dipandu
oleh pertanyaan penelitian yang harus dijawab berdarakan data lapangan. Penyajian data penelitian disajikan
dalam bentuk tabel. Verifikasi data dilakukan dengan mengambil inti temuan-temuan nyata yang ada di
lapangan dan dihubungkan dengan teori dasar yang relevan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pelaksanaan AKM Tahun 2021
SD N Karangkonang merupakan satu-satunya sekolah dasar yang berakreditas B di wilayah Kecamatan
Winong, hal ini dikarenakan semua sudah berakreditasi A. berdasarkan reduksi data hasil wawancara kepada
kepala sekolah, guru kelas, dan peserta didik, maka diketahui hasil berikut:

Tabel 1. hasil wawancara kepada kepala sekolah, guru, dan peserta didik
No. Pertanyaan Jawaban/ keterangan
1. Apakah peserta didik sudah Sudah, peserta didik SD N Karangkonang telah mengikuti kebijakan
mengikuti AKM 2021? AN yang salah satunya adalah AKM. AKM dilaksanakan pada
Oktober 2021 di SD N Kebolampang. Peserta didik mengerjakan
AKM di sekolah lain karena adanya keterbatasan teknologi yang
terbatas.
2. AKM merupakan kebijakan AKM merupakan pengganti UN yang sasaran pelaksananya adalah
baru yang diagendakan oleh kelas V. UN digantikan dengan AKM tentunya untuk meningkatkan
kementerian pendidikan, sistem pendidikan yang ada di Indonesia, karena pada hakikatnya
mengapa keadaan tersebut setiap inovasi yang diciptakan tentunya mempunyai harapan kearah
dilakukan? yang lebih baik.
3. Berapa lama pihak sekolah Pihak sekolah (kepala sekolah) mendapatkan sosialisasi terkait
melakukan persiapan untuk kebijakan AKM pada bulan September, dengan demikian dapat
menghadapi AKM? diketahui bahwa persiapan dalam mengikuti AKM kurang dari satu
bulan. Peserta didik sempat diberikan pelatihan/ try out yang
bertujuan untuk mengenalkan fitur dan tampilan selama mengerjakan
AKM.
4. Adakah kisi-kisi yang Peserta didik tidak menerima kisi-kisi terkait soa-soal yang
ditujukan untuk peserta dimunculkan dalam AKM. Peserta didik hanya dibekali dengan satu
didik sebelum mengerjakan buku ANBK yang didalamnya berisi latihan – latihan soal.
AKM?
5. Apa kesulitan yang Kesulitan yang dihadapi peserta didik adalah kurangnya bekal materi
dihadapi oleh peserta didik yang dipelajari sebelum mengikuti AKM sehingga mereka merasa
selama proses pelaksanaan kesulitan dalam menjawab soal-soal AKM.
AKM?
6. Apakah ada perubahan Pada saat ini belum terlihat adanya kemajuan yag signifikan atau
perkembangan peserta menonjol dalam proses berfikir kritis peserta didik.
didik antara sebelum dan
setelah mengikuti AKM?
7. Apakah hasil AKM 2021 Hasil AKM tahun 2021 belum keluar.
sudah keluar dan diterima
oleh pihak sekolah?
8. Apakah yang akan Pihak sekolah tentunya berusaha memberikan fasilitas yang baik

Jurnal Basicedu Vol 6 No 3 Tahun 2022


p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147
5241 Evaluasi Pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) pada Kompetensi Dasar Literasi
Membaca Peserta Didik Sekolah Dasar – Via Putika Sari, Ika Candra Sayekti
DOI : https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i3.2907

No. Pertanyaan Jawaban/ keterangan


dilakukan oleh sekolah, untuk mendorong peningkatan proses berfikir peserta didik. Selain itu
guru, dan peserta didik guru kelas sebagai orang tua pendamping selama disekolah akan
terkait pengalaman berusaha memberikan pembelajaran yang bermakna di setiap konteks
mengikuti AKM tahun materi, kemudian juga memberikan pembelajaran yang bermakna
2021 dan dalam rangka untuk peserta didik sehingga mereka tidak hanya tahu materi secara
mempersiapkan AKM hafalan saja melainkan mengetahui isi materi secara mendalam dan
tahun 2022? merangsang keterampilan berfikir kritis dalam menghadapi berbagai
situasi.

Berdasarkan reduksi dari sumber data dapat diketahui bahwa pihak sekolah memperoleh informasi atau
sosialisasi terkait pelaksanaan AN yang salah satu didalamnya AKM dalam jangka waktu yang sempit.
Persiapan yang dilakukan oleh kepala sekolah, guru, dan peserta didik sangatlah terbatas. Pelatihan yang
diberikan kepada peserta didik terbatas pada pelatihan teknis cara mengoperasikan komputer. Selain itu juga
pelatihan untuk mengenalkan fitur atau tampilan halaman saat mengerjakan AKM.
Bekal konsep materi yang mendalam penting untuk diberikan kepada peserta didik. Hal ini bertujuan
untuk melatih dan mengembangan keterampilan berfikir kritis peserta didik dalam menghadapi berbagai
persoalan yang variatif. Keseharian peserta didik belum mulai diberikan stimulus persoalan yang
membutuhkan keterampilan pemecahan masalah yang dapat meningkatkan keterampilan berfikir kritis dan
problem solving. Kenyataan yang tejadi di lapangan peserta didik hanya diberikan satu buku pendamping saja
sebagai bekal dalam menghadapi AKM, di sisi lain buku itu hanya menyajikan konsep meteri dasar yang
bersifat hafalan.
Peserta didik mendapatkan pengalaman dan kesan yang berbeda-beda selama mengerjakan AKM. Bagi
anak yang menonjol dalam bidang linguistik lebih senang dalam mengerjakan AKM kompetensi literasi. Bagi
anak yang menonjol dalam bidang numeral lebih suka dalam mengerjakan AKM kompetensi numerasi. Hasil
AKM yang dilakkan pada 2021 belum keluar dan belum diterima oleh pihak sekolah, sehingga belum
diketahui level kompetensi yang dimiliki peserta didik. Menindaklanjuti pengalaman pelaksanaan AKM 2021
pihak sekolah berupaya untuk mendorong peningkatan kompetensi yang dimiliki peserta didik. Kompetensi
yang dimiliki peserta didik saat ini belum mengalami perkembangan atau kemajuan yang signifikan. Hal ini
dapat dilihat dari hasil – hasil belajar keseharian yang belum menunjukkan peningkatan pesat.
Semua elemen sekolah berupaya untuk memperbaiki sistem pendidikan di SD N Karangkonang guna
menjadi wadah remidi terhadap pelaksanaan AKM 2021 dan menjadi kegiatan persiapan menghadapi AKM
2022. Perbaikan yang direncanakan berupa perbaikan sarana prasarana dan juga perbaikan sistem
pembelajaran yang berlangsung di kelas.

Efektivitas Pelaksanaan AKM dalam Mengukur Kompetensi Peserta Didik


AKM menyajikan dua kompetensi yaitu literasi dan numerasi. AKM literasi menyajikan tiga konteks
pembahasan, yaitu unsur personal, sosial budaya, dan saintifik. Isi pembahasan yang disajikan setiap konteks
sangatlah luas dan kompleks. Salain itu juga bentuk soal yang tersaji dalam AKM beragam, yaitu: pilihan
ganda; pilihan ganda kompleks; menjodohkan; isian singkat; dan essay. Keragaman bentuk soal dan konteks
soal yang ada dalam kompetensi literasi memberikan rangsangan untuk mengukur berfikir kritis dan
mengembangkan potensi. Hal ini sejalan dengan uraian dari Ahmad (2022) yang mengungkapkan bahwa
indikator kompetensi literasi dalam AKM mengembangkan kompetensi membuat rencana penyelesaian dan
evaluasi solusi melalui proses identifikasi persoalan sehingga membentuk keterampilan berfikir kritis. Soal
AKM yang kontekstual dengan tipe soal beragam dan konten yang esensial menjadi pengukur kompetensi
pemecahan masalah dan stimulus critical thinking (Deviana & Aini, 2022).

Jurnal Basicedu Vol 6 No 3 Tahun 2022


p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147
5242 Evaluasi Pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) pada Kompetensi Dasar Literasi
Membaca Peserta Didik Sekolah Dasar – Via Putika Sari, Ika Candra Sayekti
DOI : https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i3.2907

Hasil dari AKM yang muncul mencerminkan kualitas dari peserta didik dan mutu sekolah. Pernyataan
ini sejalan dengan (Purwati et al., 2021) bahwa pelaksanaan AKM nasional mengevaluasi mutu dari sistem
pendidikan sehingga melakukan upaya untuk mendorong peningkatan angka literasi untuk kepentingan sendiri
maupun bangsa Indonesia.
Merujuk dari hasil tersebut maka sekolah, guru, dan peserta didik berkaca kemampuan masing –
masing. Dengan demikian maka semua pihak akan berusaha meningkatkan keterampilan. Kepala sekolah akan
berupaya semaksimal mungkin untuk mendorong guru serta peserta didik untuk meningkatkan keterampilan
dan kreatifitas. Guru akan berupaya meningkatkan sistem pembelajaran lebih lebih efektif. Pembelajaran saat
ini harus mampu menghubungkan konsep materi dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari sebagai
proses stimulus berfikir kritis (Yuliandari & Hadi, 2020). Keadaan demikian mendorong peserta didik untuk
terpacu meningkatkan diri untuk dapat bersaing dengan peserta didik lain yang berasal dari dalam satu sekolah
yang sama maupun dari beda sekolah.

KESIMPULAN
AKM merupakan kebijakan baru yang dikeluarkan oleh kemendikbud yang pertama kali dilaksanakan
pada Oktober 2021. Sosialisasi AKM dilakukan secara bertahap dan bergantian. Tidak semua sekolah
mendapat informasi dan sosialisasi AKM secara tepat waktu, salah satunya adalah SD N Karangkonang. SD N
Karangkonang menerima sosialisasi pelaksanaan AKM satu bulan sebelum hari dilaksanakan AKM nasional.
Waktu yang singkat untuk melakukan persiapan bagi semua elemen sekolah. Peserta didik dan guru masih
kurang jelas mengenai AKM. Banyak peserta didik kesulitan dalam mengerjakan AKM karena soal yang
diujikan berlevel tinggi dengan konteks pembahasan yang luas.
Hasil AKM 2021 saat ini belum diterima oleh pihak sekolah. Hasil AKM yang nanti diterima oleh
sekolah sebagai cerminan kemampuan yang dimiliki peserta didik. Sekolah dapat melakukan evaluasi diri
melalui pengalaman pelaksanaan AKM 2021 dengan waktu persiapan yang sempit. Semua elemen dalam
satuan pendidikan harus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan mengubah pembelajaran
yang lebih bermakna dan memberikan stimulus yang mendorong kompetensi peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, R. (2022). Efektivitas Conceptual Understanding Procedures Menggunakan Live Workhsheet
Terhadap Asesmen Kompetensi Minimum (Akm) Di Sekolah Dasar. (Jkpd) Jurnal Kajian Pendidikan
Dasar, 7(1), 45–53.
Aisah, H., Yulianti Zaqiah, Q., & Supiana, A. (2021). Implementasi Kebijakan Asesmen Kemampuan
Minimum (Akm): Analisis Implementasi Kebijakan Akm. Jurnal Pendidikan Islam Al-Affan, 1(2), 128–
135. Http://Ejournal.Stit-Alquraniyah.Ac.Id/Index.Php/Jpia/
Andiani, D., Hajizah, M. N., & Dahlan, J. A. (2020). Analisis Rancangan Assesmen Kompetensi Minimum
(Akm) Numerasi Program Merdeka Belajar. Majamath: Jurnal Matematika Dan Pendidikan
Matematika, 4(1), 80–90.
Astuti, W. P., Prasetyo, A. P. B., & Rahayu, E. S. (2012). Pengembangan Instrumen Asesmen Autentik
Berbasis Literasi Sains Pada Materi Sistem Ekresi. Lembaran Ilmu Kependidikan, 41(1), 39–43.
Http://Journal.Unnes.Ac.Id/Nju/Index.Php/Lik
Cahyanovianty, A. D., & Wahidin. (2020). Analisis Kemampan Numerasi Peserta Didik Kelas Viii Dalam
Menyelesaikan Soal Asesmen Kompetensi Minimum. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika,
05(02), 1439–1448.
Deviana, T., & Aini, D. F. N. (2022). Learning Progression Guru Sekolah Dasar Dalam Pengembangan

Jurnal Basicedu Vol 6 No 3 Tahun 2022


p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147
5243 Evaluasi Pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) pada Kompetensi Dasar Literasi
Membaca Peserta Didik Sekolah Dasar – Via Putika Sari, Ika Candra Sayekti
DOI : https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i3.2907

Konten Soal Asesmen Kompetensi Minimum (Akm). Jurnal Basicedu, 6(1), 1285–1296.
Https://Doi.Org/Https://Doi.Org/10.31004/Basicedu.V6i1.2095 Issn
Firmantyo, T., & Alsa, A. (2016). Integritas Akademik Dan Kecemasan Akademik Dalam Menghadapi Ujian
Nasional Pada Siswa. Psikohumaniora: Jurnal Penelitan Psikologi, 1(1), 1–11.
Hadi, L. (2020). Pro Dan Kontra Kebijakan Merdeka Belajar Lukman. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan,
6(4), 812–818. Https://Doi.Org/10.5281/Zenodo.4302861
Hasanah, U., Edwita, & Januar, A. (2021). Pendampingan Guru Mengembangkan Mengembangkan
Assesment Kompetensi Minimum (Akm) Berorientasi Pisa Untuk Meningkatkan Kualitas Hasil
Pembelajaran Di Sekolah Dasar Wilayah Kabupaten Bogor. Jurnal Abadimas Adi Buana, 5(01), 90–99.
Http://Jurnal.Unipasby.Ac.Id/Index.Php/Abadimas
Iman, N., Usman, N., & Bahrun. (2021). Implementasi Kebijakan Sekolah Dasar Dalam Menghadapi
Asesmen Kompetensi Minimum. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 6(2), 250–
260. Http://Journal.Um.Ac.Id/Index.Php/Jptpp/
Meriana, T., & Murniarti, E. (2021). Analisis Pelatihan Asesmen Kompetensi Minimum. Jurnal Dinamika
Pendidikan, 14(2), 110–116. Https://Doi.Org/Https://Doi.Org/10.51212/Jdp.V14i2.7
Novita, N., Mellyzar, & Herizal. (2021). Asesmen Nasional ( An ): Pengetahuan Dan Persepsi Calon Guru.
Jurnal Ilmu Sosial Dan Pendidikan, 5(1), 172–179. Http://Ejournal.Mandalanursa.Org/Index.Php/Jisip/
Index
Oecd. (2019). Pisa 2018 Results (Volume I): What Students Know And Can Do (Vol. 1). Pisa, Oecd
Publishing. Https://Doi.Org/Https://Doi.Org/10.1787/5f07c754-En.
Patriana, W. D., Sutama, & Wulandari, M. D. (2021). Pembudayaan Literasi Numerasi Untuk Asesmen
Kompetensi Minimum Dalam Kegiatan Kurikuler Pada Sekolah Dasar Muhammadiyah. Jurnal
Basicedu, 5(5), 3413–3429. Https://Jbasic.Org/Index.Php/Basicedu
Purwati, P. D., Faiz, A., Widiyatmoko, A., Ngabiyanto, & Maryatul, S. (2021). Asesmen Kompentensi
Minimum (Akm) Kelas Jenjang Sekolah Dasar Sarana Pemacu Peningkatan Literasi Peserta Didik. Sosio
Religi: Jurnal Kajian Pendidikan Umum, 19(1), 13–24.
Sadli, M., & Saadati, B. A. (2019). Analisis Pengembangan Budaya Literasi Dalam Meningkatkan Minat
Membaca Siswa Di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Dasar, 6(2), 151–164.
Salim, & Haidir. (2019). Penelitian Pendidikan Metode, Pendekatan, Dan Jenis. Jakarta: Kencana.
Sidiq, U., & Choiri, M. (2019). Metode Penelitian Kualitatif Di Bidang Pendidikan. Ponorogo: Cv. Nata
Karya.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D). Bandung:
Alfabeta.
Sujana, I. W. C. (2019). Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Indonesia. Adi Widya: Jurnal Pendidikan Dasar, 4(1),
29–39. Http://Ejournal.Ihdn.Ac.Id/Index.Php/Aw
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (2003).
Winata, A., Widiyanti, I. S. R., & Cacik, S. (2021). Analisis Kemampuan Numerasi Dalam Pengembangan
Soal Asesmen Kemampuan Minimal Pada Siswa Kelas Xi Sma Untuk Menyelesaikan Permasalahan
Science. Jurnal Educatio, 7(2), 498–508. Https://Doi.Org/10.31949/Educatio.V7i2.1090
Yuliandari, R. N., & Hadi, S. (2020). Implikasi Asesmen Kompetensi Minimum Dan Survei Karakter
Terhadap Pengelolaan Pembelajaran Sd. Jurnal Kependidikan Dasar Islam Berbasis Sains, 5(2), 203–
219.
Yustisiawandana, F. T., Syukra, A., Santosa, A. D., Sugiharto, M. A., Yustiawan, S., & Usman, U. K. (2017).
Sistem Kapak (Kelas Pintar Anti Kecurangan). Citise, 323–326.

Jurnal Basicedu Vol 6 No 3 Tahun 2022


p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147

Anda mungkin juga menyukai