Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MEMBUAT RENCANA PRODUKSI FILM

Mata Kuliah: Media Pembelajaran


Dosen Pengampu: Mukhlis Mustofa,S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh:

1. ROSI VIDYA NINGRUM (20540041)


2. ANISA EKA WULANDARI (20540054)
3. MAYANG ANGELALINTANG SHEFARRAH (20540055)
4. SONYA FULLICTA (20540057)
5. INTAN SURGAWI SYAHARBANU (20540061)

KELAS 02
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA
TAHUN 2021
1. IDENTIFIKASI PROGRAM
a. Judul Program : Keberagaman Indonesia
b. Kompetensi : Meningkatkan Rasa Cinta Budaya Indonesia dengan
Mengetahui Keberagaman Budaya Indonesia
c. Pokok Bahasan : Keberagaman yang ada di indonesia
d. Sub Pokok Bahasan : Perbedaan bahasa yang ada di indonesia
e. Sasaran : 1. Peserta didik

: 2. Masyarakat
2. SINOPSIS

visualisasi video ini menggambarkan suatu kejadian dengan lokasi yaitu di pasar.
Kejadian tersebut melibatkan seorang ibu dengan anak yang sedang berbelanja untuk
membeli bahan masakan untuk sarapan pagi. Berkelilinglah ibu dengan anaknya di pasar
dan mencari para penjual yang berdagang bahan masakan yang akan dimasak oleh ibu
sesampainya di rumah nanti.

3. TREATMENT

Cerita diawali pada saat terbitnya matahari dan aktivitas dipagi hari pun dimulai, seorang
ibu mulai sibuk menyiapkan keperluan keluarganya dan tak lupa menghidangkan
makanan untuk seluruh keluarga rumah. Mendengar si ibu berkutat dengan alat masak di
dapur anaknya pun terbangun dari tidurnya. Dan ternyata bahan masakan di dapur pun
telah habis, kemudian bergegaslah si ibu melakukan rutinitas nya untuk pergi kepasar
untuk berbelanja dengan menggunakan angkutan umum dengan anaknya yang mengekor
dibelakang untuk ikut pergi kepasar. Akan tetapi, sesampainya di pasar tiba-tiba
terjadilah adu mulut si ibu dengan penjual di pasar. Sehingga berbelanja ibu pun
memerlukan waktu yang cukup lama.

4. NASKAH

Penjual 1 : “Nggih buk tiyang"


Ibu : “Maaf buk saya nggak paham maksudnya ibuk"
Penjual 1 : “Tiyang itu artinya orang, jadi ibu orang mana gitu lho bu artinya"
Anak : “Ibu, aku sudah lapar ini"
Ibu : “Iya sebentar ya nak"
Anak : “Ayok bu dari pada kita tidak mengerti bahasanya mendingan kita cari
buah aja dulu yuk buk"
Ibu : “Ya sudah, iya nak ayo kita cari buah aja"
Penjual 1 : “Pripun nggih bu, sios tumbas mboten niki“
Ibu : “Arghh apaan sih ini ibu ngomong apa saya tidak mengerti, mohon maaf
ya buk sudah saya tidak jadi beli disini“

(Sang ibu dan anak pun meninggalkan kios dagangan penjual 1 tersebut)

Penjual 1 : “Pripun to niki, mung takok tok wae ora sido tuku nganyelke ment to
marakke emosi dewe kene“

(kemudian ibu dan anak menghampiri lapak penjual sayur yang lain)

Pembeli : “Permisi Ibu, saya mau tanya apa ibu menjual Sayur Kelor?”
Penjual 2 : “Sayur Kelor ? yang kermana tu Mama?”
Pembeli : “Itu loh bu sayur yang daunnya kecil-kecil, trus banyak tulang daunnya
juga”
Penjual 2 : (Mencoba menunjukkan beberapa sayur yang ada) “ini ada sayur yang
daunnya kecil-kecil Mama, apa ini yang mama maksud ?”
Pembeli : “Oh bukan itu bu itu sayur selada air”
Penjual 2 : “Yang ini Mama?” (sambil menunjukkan sayur Kangkung)
Pembeli : “Bukan bu…” (dengan nada sedikit kesal)
Penjual 2 : “Na sudah, Mama bisa kasih tunjuk dia pung gambar ko? Atau mungkin
mama pung maksud daun Lamtoro deng dia pung biji ko, disini katong
sonde jual katong biasa pake kasih makan sapi deng babi”
Pembeli : “Maksudnya gimana bu ?”
Penjual 2 : “Sonde ada disini Mama”
Anak Pembeli : “Lama banget sih bu, ayo kita harus beli yang lain lagi”
Pembeli : “Yaudah bu kalau nggak ada”
Penjual 2 : “Hiis, dari tadi tanya panjang lebar ma sonde jadi beli, sudah do! Mau
beli sayur ma kasitau sonde jelas (Menggerutu)”
(Si pembeli dan anaknya kemudian pergi dari menuju lapak yang tidak jauh dengan lapak
penjual sayur itu)

Penjual 3 : “Selamat pagi menjelang siang ibu cantik mau membeli buah apa?
Pasti sangat segar loh dimakan siang hari nanti bu” (sambil tersenyum ramah
dan dengan nada genit khas penjual anak muda ini)
Pembeli : (dengan menghela nafas dan tanpa menjawab pertanyaan si penjual)
“Alhamdudillah, ada juga yang sama menggunakan bahasa Indonesia
di pasar ini”
Penjual 3 : “Waah iya bu, saya asli jawa tapi Alhamdulillah saya bisa bahasa
Indonesia dengan lancar, malahan dulu saya punya cita-cita jadi guru
Bahasa Indonesia. Tetapi orang tua ingin saya meneruskan lapak buah milik mereka
jadi harus saya relakan cita-cita saya itu bu. Eh.. waduh maaf ya bu saya jadi
curhat” (sambil tersenyum malu)
Pembeli : “Ah, tidak apa apa. Saya malah senang ada penjual yang ramah seperti
kamu. Pasti orang tua kamu bangga punya anak sepertimu”
Penjual 3 : “Terimakasih… Bisa saja ibu ini” (sambil tersenyu malu).

Pembeli : “Iya, soalnya saya itu kesa loh daritadi di pasar ke beberapa lapak ibu-
ibu, tetapi saya tidak mendapatkan sayuran yang saya cari”
Penjual 3 : “Lah kenapa memangnya kalo boleh saya tahu bu ?”

Pembeli : “Iya karena saya tidak jadi membeli karena tidak paham bahasa yang
digunakan mereka”

Penjual 3 : “Yah kalo itu saya udah sering melihat kejadian ini bu”

Pembeli : “Iya makanya saya tidak jadi membeli malahan sampai jam segini
saya belum dapat bahan masakan yang mau saya masak nanti”
(sambil melihat jam yang melingkar ditangan kanannya yang sudah
menunjukkan pukul 09.30)
Penjual 3 : (tiba-tiba penjual muda ini keluar dari tempat duduk di dalam
lapaknya)
Pembeli : “Lah kamu mau ngapain ?”

(seketika suasa di pasar yang terbilang tidak begitu luas ini menjadi senyap seketika dikarenakan
suara ibu muda tadi berbicara dengan pengeras suara memenuhi isi pasar)

Penjual 3 : (dengan berani nya penjual muda ini mengeluarkan ide tak
terduganya, seperti halnya berceramah dengan seluruh jamaah di pasar
ini) “Permisi selamat pagi semua ibu-ibu penjual yang ada di pasar ini. Saya di
sini juga sebagai penjual bermaksud baik kepada seluruh kaum pegadang untuk
menawarkan dan berbicara dengan pembeli saat datang disarankan menggunakan
Bahasa Indonesia saja. Karena begini ibu-ibu, kita sebagai warga Indonesia yang
mempunyai beragam bahasa dan bahasa Indonesia-lah sebagai
bahasa persatuan oleh masyarakat Indonesia” (dengan sopan dan tersenyum ibu muda
ini berbicara). “Jadi ada yang tidak bisa berbahasa Indonesia diharapkan untuk
belajar kemudian mempratekkan pada saat pembeli datang ke lapak
masing- masing, agar pembeli pun nyaman dan kita ini sebagai
penjual/pedagang juga sejahtera di pasar ini. Cukup
sekian ibu-ibu, terimakasih atas perhatiannya” (merasa puas dan kembali ke
dalam lapaknya)

Pembeli : (sambil menepuk jidat) Ada-ada saja anak ini.


Penjual 3 : “Alhamdulillah, semoga besok semua penjual mulai bisa
menggunakan bahasa Indonesia saat bergadang ya bu” (sambil tersenyum ramah)
Pembeli : “Haduh iya tapi yang tadi cukup berbahaya ya. Hahaha. Oh iya,
saya mau beli apelnya ya 2 kg saja”
Penjual 3 : “Ah, tidak apa-apa,” (sambil memberikan buah apel yang sudah
dibungkus kantong kresek hitam). “Jadinya Rp 30.000,- ya bu”
Pembeli : (memberikan uang kepada penjual) “Terimakasih ya”
Anak : “Akhirnya selesai, ayo bu kita pulang sudah lapar”
Pembeli : “Capek ya nak, iya ayo segera pulang sudah pukul 10.00 nanti beli
sayur matang saja disebelah rumah ya nak, ibu capek” (sambil
menghela nafas kecewa karena pulang ke rumah tidak membawa sayur untuk di
masak)
Anak : “Iya bu.”

-SELESAI-

5. RENCANA PRODUKSI
 Waktu shooting : PAGI HARI
 Jumlah pemain :
1. IBU : INTAN SURGAWI S.
2. ANAK : SONYA FULLICTA
3. PENJUAL 1 : MAYANG A.S.
4. PENJUAL 2 : ROSI VIDYA NINGRUM
5. PENJUAL 3 : ANISA EKA WULANDARI
 Lokasi pengambilan gambar :
1) DI RUMAH
2) DI HALTE BIS
3) DI PASAR

Anda mungkin juga menyukai