Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Di era reformasi, ditengah Bangsa Indonesia yang terus melakukan perubahan dan
pembangunan di segala bidang. Nasib pasar tradisional masih merana.  Keberadaan pasar tradisional
terdesak dengan munculnya pasar modern seperti mal dan minimarket yang berkembang pesat.
Oleh karena itu, Proposal Observasi ini kami lakukan di pasar tradisional agar kita mengetahui
bagaimana proses jual beli dipasar tradisional.

Pengertian pasar sendiri adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli yang mana akan
melakukan transaksi barang ataupun jasa. Sedangkan untuk pemasaran sendiri adalah sebuah proses
sosial dan manejerial yang dilakukan oleh individu ataupun kelompok untuk memperoleh kebutuhan
dan keinginan mereka. Kegiatan transaksi ini adalah proses penjualan, yaitu suatu kegiatan
menukarkan barang atau jasa sesuai dengan nilainya dan kebutuhan kita. Saat melakukan transaksi
ini, terjadi kegiatan jual beli yang melibatkan anda sebagai pembeli dengan orang lain sebagai
penjual yang memiliki produk ataupun jasa.

Kebutuhan dalam ilmu ekonomi menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan pemenuh
kebutuhan hidup. Adapun keinginan merupakan hasrat yang tumbuh dalam diri atau benak
seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup.

B.     WAKTU & TEMPAT

  Tempat : Pasar kosambi

Ø  Tanggal : 07 April 2019

  Waktu   :  08.30 WIB

C.     TUJUAN & MANFAAT

  TUJUAN

Tujuan Penlisan laporan ini adalah untuk mengetahui :

1.      Pola Interaksi di Pasar Barang

2.      Tingkah laku Pembeli dan Penjual

3.      Peran pasar bagi para pedagang itu sendiri dan masyarakat

4.      Informasi Tentang Pedagang

  MANFAAT
1.      Mengetahui Pola Interaksi di pasar barang

2.      Memperluas Wawasan dan pengetahuan tentang pasar

3.      Memberikan Gambaran mengenai tingkah laku penjual maupun pembeli.

 BAB II

PEMBAHASAN

A.    LANDASAN TEORI

Sudah Sejak Lama Pasar Tradisional memegang peranan penting dalam menggerakan ekonomi
rakyat diseluruh negeri. Pada Zaman penjajahan belanda, hampir diseluruh pelosok negeri ini, pasar-
pasar tradisional dibangun dengan arsitektur yang baik, ruang terbuka yang luas, estetis dan sangat
sesuai dengan kebutuhan.

Fungsi penting pasar tradisional selain sebagai muara dari produk-produk rakyat disekitarnya
juga merupakan lapangan kerja yang sangat berarti bagi masyarakat.

Pasar lahir dari keinginan beberapa orang untuk memperoleh bahan kebutuhan. Pada mulanya
transaksi di pasar dilakukan dengan tukar-menukar barang yang dimiliki dengan barang yang di
kehendaki.  Tadinya, pertukaran terjadi disembarang tempat. Lama kelamaan terbentuklah
kesepakatan untuk menentukan suatu lokasi menjadi pusat barter. Perkembangan berikutnya
transaksi dilakukan dengan mata uang dengan nilai tertentu sehingga masyarakat yang tidak
memiliki barang pun bisa membeli kebutuhannya.

Pasar begitu akrab dengan kehidupan masyarakat, baik di kota maupun di desa. Di pasar kita
bisa berbelanja sayuran,daging,sembilan kebutuhan pook , bumbu dapur, buah-buahan,pakaian,
barang kelontong, dan sebagainya. Di indonesia saat ini ada kurang lebih 13.450 pasar tradisional
yang mampu menampung sekitar 13 juta pedagangan kios dan lebih dari 9 juta pedagang yang
berstatus pedagang kaki lima (APPKASI, 2003). Meski begitu, ternyata tidak sampai 10 persen di
antaranya yang terkelola dengan baik. Bahkan banyak di antara pasar tradisional tersebut yang kini
mati , padahal dibangun dengan investasi miliaran rupiah.

Pasar Tradisional selama ini identik dengan tempat yang kumuh, semrawut, becek , bau, dan
sumpek. Bukan itu saja , pasar tradisional selalu diwarnai dengan kemacetan dan banyaknya
aksi  pencopetan. Pasar Tradisional sebenernya menawarkan banyak kelebihan. Selain harganya
yang diberikan lebih murah, berbagai kebutuhan di pasar tradisional masih bisa ditawar. Hal ini
sangat cocok dengan masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat golongan menengah ke bawah,
yang selalu ingin mencari barang atau kebutuhan dengan harga serendah-rendahnya, meskipun
dengan kualitas yang relatif miring dibanding dengan supermarket atau mal.

B.     Metode Pengamatan

         Teknik Pegamatan

Teknik Pengumpulan data yang dilakukan dalam bentuk pengamatan dan hasil wawancara.

Pasar yang saya kunjungi adalah Pasar Suponyono. Pasar ini juga termasuk kedalam Pasar
Tradisional karena pasar ini masih menggunakan cara tradisional untuk bertransaksi. Observasi ini
dilakukan di Pasar Suponyono di daerah Jl. Rungkut Asri Utara 2 Surabaya. Waktu Observasi
dilaksanakan pada tanggal 07 April 2019.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah saya lakukan yaitu wawancara dengan Pedagang
(Ibu Anggi dan suami) dan Pembeli (Ibu Lusi) , Pasar Suponyono ini digunakan untuk mata
pencaharian mereka dalam memenuhi kehidupan hidup. Sedangkan untuk para pembeli maupun
masyarakat, pasar ini menjadi tempat dimana bisa menjadi pemuas kebutuh sehari-hari.

C.     Hasil Pengamatan

Observasi pasar dimulai pukul 08.30 WIB. Ketika saya memasuki Pasar Soponyono berbagai
macam pedagang dapat kita temui. Namun pada observasi saya kali ini , saya lebih memfokuskan
pada Pedagang Sayur. Pedagang sayur yang akan saya tuju adalah warung dengan pemilik Ibu Anggi
yang kurang Lebih 2 Tahun sudah berjualan di Pasar Soponyono.

Pada saat itu saya mengamati bahwasannya Pedagang (Bu anggi dan suami) sedang berinteraksi
dengan Pembeli (Ibu Lusi). Bu anggi merupakan salah satu Pedagang sayuran yang warungnya sangat
ramai dikerumuni pembeli,tentu pada saat itu Ibu Anggi dibantu oleh suaminya berjualan sayur .
Saya mengamati bahwasannya Ibu anggi dan suaminya bekerja sama untuk melayani pembeli (Ibu
Lusi). Setelah Pembeli itu memilih sayuran apa saja yang di butuhkan , suami Bu anggi menghitung
jumlah sayuran yang telah dibeli oleh Ibu Lusi dan ternyata Jumlah uang untuk membeli sayuran
pada saat itu adalah Rp.79.000. Disini tidak ada penawaran yang diminta oleh pembeli.

Pedagang memberikan bungkusan yang berisi sayuran itu kepada si pembeli, dan si pembeli
membayar dengan mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompet yang dibawanya.

Di satu waktu juga masih ada banyak pembeli yang ingin membeli bahan-bahan kebutuhannya di
warung Ibu Anggi. Untuk penghasilan warung Ibu Anggi dalam sehari bisa mendapatkan sekitar Rp.
1.000.000. Untuk Stock Barang dagangannya , Ibu Anggi memilih pergi ke Mangga 2 Jagir untuk
membeli semua sayuran yang akan dijual kembali oleh Ibu Anggi.
                                                             WARUNG IBU ANGGI

Untuk strategi pemasaran yang dilakukan Bu anggi supaya menarik minat pembeli adalah
dengan cara memperbanyak macam-macam dagangan , karena menurut Bu Anggi semakin banyak
macam-macam sayuran akan semakin banyak pilihan yang akan dipilih oleh Pembeli maupun
Konsuen. Yang kedua Bu anggi juga mengatakan bahwasannya jika ingin menarik minat Pembeli kita
harus berdagang sayuran yang unik. Maksut dari unik adalah yang jarang ada di pasar tradisional.

Cara pelayanan Bu anggi dan suami supaya dagangannya laris yaitu Bu Anggi dan Suaminya
selalu menata sayuran itu dengan rapi dan melayani dengan ramah. Ketika tidak ada pembeli , Bu
Anggi dan suami akan menata dagangannya agar lebih terlihat menarik dan pedagang terkadang ada
juga yang saling berinteraksi dengan sesama pedagang itu sendiri.

Kemudian Tingkah laku pembeli menurut pengamatan saya akan membeli barang sesuai
dengan kebutuhan yang mereka perlukan namun terlebih dahulu pembeli terlebih dahulu melihat-
lihat sayuran yang akan dibeli itu bagus atau tidak. Apabila telah menemukan Sayur Mayur yang di
inginkan pembeli akan melakukan penawaran sehingga menghasilkan tingkat harga yang di inginkan
atau mecapai kesepakatan berssama . Tapi ada juga yang tidak menawar alias langsung sepakat
dengan harga yang ditawarkan.

        

Di pasar Soponyono ini Ibu Anggi memulai jualan yaitu dimulai waktu subuh dan selesai
sekitar jam 12 Siang. Ibu Anggi mengatakan jika terjadi kenaikan barang sewaktu-waktu maka harga
Jual juga akan dinaikkan. Ibu Anggi dan Suaminya memulai usaha ini juga tidak pernah memakai
tenaga kerja lain (Buruh Upah) bahkan warung yang dipakai untuk menghidupi kesehariannya
Keluarga Ibu Arin ternyata adalah Warung kepunyaan sendiri dan tidak menyewa. Modal yang
diperlukan untuk memulai usaha berjualan sayur ini juga dengan Uangnya sendiri.

Yang namanya orang berdagang pasti juga pernah mengalami kerugian tetapi Bu Anggi dan
Suami selalu terus Optimis dalam melakukan usaha ini.

                                                    IBU LUSI (PEMBELI)


Untuk Pembeli (Ibu Lusi) mereka rata-rata berpendapat bahwasannya berbelanja dipasar
Tradisional itu lebih enak karena mereka mengatakan harga dipasar tradisional bisa ditawar ,
sedangkan untuk dipasar modern harga tidak bisa ditawar. Alasan yang kedua adalah Rumah Ibu Lusi
itu sendiri tidak jauh dari Pasar Soponyono sehingga Ibu Lusi lebih senang berbelanja di pasar
Tradisonal.

Lalu Ibu Lusi juga mengatakan bahwasannya jika barang kebutuhan/sayuran naik , beliau
akan tetap membeli karena yang dibutuhkan juga tidak banyak. Ibu Lusi berharap Pasar Tradisional
akan semakin diperhatikan lagi untuk kebersihannya, karena kalau tempatnya bersih dan nyaman
belanja juga akan lebih enak.

D.    Draft Pertayaan Wawancara

  Pedagang

1.      Nama Penjual ?

2.      Sejak Kapan Berjualan sayur ?

3.      Penghasilan dalam Sehari ?

4.      Modal Pertama untuk dagang ?

5.      Dimana membeli sayuran yang akan dijual kembali ?

6.      Apakah pernah merasa rugi ?

7.      Suka Duka dalam berdagang ?

8.      Berdagang dari jam berapa sampai jam berapa ?

9.      Cara menarik perhatian pembeli ?

1-   Bagimana jika terjadi kenaikan barang dagangan sewaktu-waktu ?

1-   Apakah pernah Menyewa Tenaga Kerja (Buruh) ?

1-   Untuk tempatnya Menyewa apa milik sendiri ?

  Pembeli

1.      Nama pembeli ?

2.      Kenapa lebih memilih berbelanja dipasar Tradisional ketimbang Pasar Modern ?

3.      Jikalau harga sayur melonjak tinggi bagaiaman pendapat Ibu ?

4.      Uang yang ibu bawa ketika berbelanja ?

5.      Saran ibu untuk memajukan Pasar Tradisional ?


BAB III

PENUTUP

  Kesimpulan

Setelah saya melakukan observasi di pasar soponyono, ternyata dalam berdagang haruslah
membaca situasi pasar dan harus mampu menganalisa pasar. Selain itu kita juga harus sudah
mensiasati jikalau nantinya akan ada kerugian yang terjadi. Rasa optimis yang selalu diterpakan oleh
pedang (Ibu Anggi dan Suami) bisa menjadi Inspirasi bagi kita.

Peranan pasar Tradisional juga sangatlah penting dan sangat berguna untuk memenuhi
kebutuhan hidup masing-masing dari para pedagang maupun Pembeli.

Anda mungkin juga menyukai