Kelas : 4E
Kelompok :2
1. Masalah Observasi
Pasar adalah tempat bertemu antara penjual dan pembeli, serta ditandai
dengan adanya transaksi penjual dengan si pembeli secara langsung. Pada
umumnya setiap transaksi akan ada proses tawar-menawar. Biasanya, dalam
pasar tradisional terdapat kios-kios serta beberapa lapak lesehan terbuka
yang hanya beralaskan terpal. Lokasi pasar tradisional umumnya dekat
dengan kawasan pemukiman, agar memudahkan akses penduduk untuk
mengunjungi pasar. Dalam tawar menawar ini pasti ada interaksi antara
penjual dan pembeli, dengan begitu ada yang menerima respon baik dan tidak
yang ditujukan dengan berbagai sifat sebagai respon. Namun, terkadang
pembeli menunjukkan berbagai perilaku agresi baik verbal ataupun non
verbal, seperti memutarkan mata, memalingkan muka, mengumpat dan
memaki, bergegas cepat sambil menghentakan kaki, dan lainnya. Perilaku
agresi ini tidak bisa terprediksi sehingga ini menjadi fenomena unik dan
penting untuk diobservasi. Selain itu, pembeli merupakan objek menarik
untuk diobservasi karena selain perilaku agresi muncul berbagai perilaku lain
yang timbul ketika pembeli tawar menawar dengan penjual yang berbeda-
beda sifatnya.
2. Tujuan Observasi
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikodiagnostik II.
Untuk mengamati tingkah laku agresi pada pembeli dalam hal tawar -
menawar.
Untuk mengidentifikasi penyebab perilaku agresi yang muncul pada
pembeli.
3. Target Perilaku
Para pembeli di pasar Ujung berung
4. Setting Observasi
a) Tempat:
Tempat yang akan kami gunakan untuk melakukan observasi adalah pasar
ujung berung. Observasi dimulai dari jajaran pedagang di bagian luar
kemudian dilanjutkan dengan observasi pedagang di bagian dalam.
b) Waktu:
Observasi akan dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 07 Maret 2019 mulai
pukul 05.45 – 07.40 WIB.
c) Suasana :
Suasana observasi (yakni di pasar) ramai, karena banyaknya penjual yang
mulai membuka dagangan, serta para pembeli yang sudah banyak
berdatangan. Karena pagi adalah waktu yang tepat untuk berbelanja, baik
para ibu rumah tangga maupun para penjual yang ingin membeli bahan-
bahan pokok.
5. Uraian Hasil Observasi & Interpretasi
Menguraian secara narasi perilaku yang diamati dan dicatat dalam tabel
13. Subjek adalah seorang ibu yang Subjek merasa harga yang
berusia sekitar akhir 40 tahun, ia ditawarkan terlalu mahal untuk
mengenakan kerudung kuning sebuah sayuran. Meski menawar
gading. Ia sedang melakukan dengan ekspresi yang datar
transaksi jual-beli pada pedagang mungkin nampaknya nada subjek
sayuran. Disana subjek memilih dalam menawarkan haga sedikit
sayuran dengan cepat, kemudian tinggi (ngotot) sehingga si
ia mengambil sayuran dan pedagang merasa sedikit marah.
menanyakannya kepada penjual
berapa harga sayuran tersebut.
Pedagang menjawab harganya
Rp. 7.000. Subjek menawar
dengan harga Rp. 5000. Disini
subjek tidak memperlihatkan
ekspresi apapun, datar.
Sedangkan pedagangnya yang
terlihat sedikit marah, namun
pada akhirnya subjek
mendapatkan sayuran dengan
harga yang diinginkan.
14. Subjeki adalah seorang ibu yang Subjek sedang memikirkan hal
ber usia sekitar 30 tahun Ketika di lain sehingga tidak ingin berlama-
pasar memakai jaket berwarna lama ditempat tersebut. Subjek
hijau army, kerudung putih adalah orang yang tidak terlalu
bermotif, memakai celana jeans, memikirkan tentang harga bahan
memakai sandal serta membawa bahan di pasar, dan subjek
dompet kecil berwarna pink juga nampaknya memang malas untuk
membawa plastik belanjaan menawar harga ketika membeli.
berwarna kuning.
Saat di tempat pedagang sayur-
sayuran dan jenis-jenis jamur
subjek memilah milah jamur.
Ekspresi yang tampak dari subjek
biasa saja tidak tampak seperti
marah atau apapun. Ketika
membeli belanjaan pun subjek
langsung menanyakan harga,
tanpa menawar lagi subjek
langsung membayar jamur yang
hendak ia beli.
15. Subjek adalah seorang ibu usia Subjek merasa barang yang dibeli
sekitar 40 tahun ke atas. Ketika di tidak mahal dan membeli tanpa
pasar ibu tersebut menggunakan menurunkan harga.
jaket berwarna biru dengan
setelan celana training berwarna
biru navy, memakai kerudung
berwarna cokelat dengan hiasan
manik manik, serta memakai
sepatu slop berwarna hitam. Ibu
tersebut membawa tas di sebelah
tangan kirinya.
Subjek membeli bawang putih,
subjek tidak melakukan
penawaran apapun terhadap
bawang putih yang hendak di
belinya. Setelah menanyakan
harga, subjek langsung membayar
belanjaanya.
16. Subjek adalah seorang wanita Subjek percaya bahwa harga
sekitar 40 tahun berbadan kurus barang yang di tawar sudah pas
memakai kerudung coklat dengan dan subjek meiliki uang yang
baju bermotif batik serta cukup.
memakai celana dan memakai
sandal. Saat itu ia hendak
membeli perabot untuk menanak
nasi yang ditawarkan oleh
seorang penjual laki-laki yang
sudah tua sekitar 50 tahun. Disini
terjadi transaksi tawar menawar
dimana penjual menaksir harga
sebesar Rp. 30.000 sedangkan
pembeli menawar dengan
harganya menjadi Rp. 20.000.
Setelah itu penjual menjawab
bahwa dengan harga segitu
belum bisa ia kasih. Lalu subjek
menawar lagi dengan nada yang
tinggi dan dahi yang mengkerut
sambil memberi uang Rp. 20.000
pada penjual. Akhirnya penjual
menerimanya, dan subjek
membawa barang tersebut.
17. Subjek adalah seorang wanita Subjek tidak suka dengan reaksi
sekitar 40 tahun berbadan kurus, pedagang yang tidak ramah saat
memakai kerudung berwarna harga dagangannya di turunkan.
biru, baju berwarna pink, celana
biru, dan memakai sendal capit.
Saat itu subjek berada di tukang
ayam, dimana ia ingin membeli
ayam. Sebelumnya subjek telah
bertanya-tanya perihal harga-
harga dari potongan-potongan
ayam perkilonya. Hingga akhirnya
subjek menanyakan harga dada
ayam. Penjual mengatakan
bahwa dada ayam harganya Rp.
40.000/kg, namun subjek
menawarnya seharga Rp. 35.000..
Lalu penjual tidak menerima
harga yang ditawar oleh subjek.
Akhirnya subjek menunjuk ayam
yang ia pilih dengan nada yang
kesal dan membayar sebesar Rp.
40.000.
18. Subjek adalah seorang pria paruh Subjek kaget sekaligus penasaran
baya berbadan sedang, ia dengan harga jahe yang tidak
memakai jaket, kaos, celana dan sesuai dengan perkiraannya.
sandal berwarna hitam. Subjek
hendak membeli jahe, dan terjadi
transaksi tawar menawar antara
penjual dan subjek. Subjek
bertanya mengenai harga jahe
tersebut, lalu penjual menjawab
Rp. 15.000. Pembeli kebingungan
Rp. 15.000 itu berapa kilogram,
lalu ia menanyakannya. Penjual
menjawab Rp. 15.000 itu
setengah kilogram. Lalu pembeli
menanyakan harganya "Naha Rp.
15.000?" dengan muka yang agak
sewot. Penjual pun menjawab
bahwa darisananya pun harganya
sudah 28ribu. Lalu subjek
meninggalkan penjual jahe dan
tidak jadi membelinya.
19. Subjek adalah seorang wanita Subjek mencoba mencari ke
sekitar 50 tahun. Subjek memakai tempat lain yang harganya sesuai
kerudung berwarna hijau, dengan uang yang dimiliki.
cardigan hitam, rok coklat dan
sandal hijau. Subjek berada di
penjual bumbu dapur dan
menanyakan harga cabai. Penjual
menjawab bahwa harganya itu
Rp. 4.000. Lalu subjek menawar
dengan harga Rp. 2500, tapi tidak
di kabulkan oleh penjual. Setelah
itu subjek langsung meninggalkan
penjual tersebut.
20. Subjek adalah seorang wanita Subjek kesal karena sudah
berusia sekitar 60 tahun. Ia membeli banyaknya barang yang
berbadan kurus, memakai dibeli tetapi tidak mendapatkan
kerudung dan baju berwarna potongan harga.
coklat, celana berwarna coklat.
Subjek bertransaksi tawar
menawar pada penjual bumbu
dapur. Saat itu penjual
menawarkan harga cengek
sebesar Rp. 2.000, namun subjek
menaksir dengan harga Rp. 1.000.
Lalu subjek membeli bumbu
dapur yang lain dan menanyakan
jumlah uang yang harus
dibayarnya. Penjual menjawab
bahwa jumlah uang yang harus
dibayar yaitu Rp. 15.000, lalu
pembeli pun menaksir harga lagi
sebesar Rp. 10.000 dengan nada
yang tinggi. Tetapi harga taksiran
subjek tidak diterima oleh
penjual. Akhirnya subjek tetap
membeli pesanannya tersebut.
6. Inferensis
Hampir seluruh subjek (pembeli) yang kami observasi melampiaskan rasa
kesal dan marah, namun hanya tiga dari pembeli yang memiliki tingkat
agresivitas yang tinggi. Pernyataan ini sesuai dengan definisi marah
menurut Potegal dan Knutson (dalam Taylor, Peplau, & Sear, 1997) bahwa
marah adalah salah satu faktor yang cukup menentukan apakah perilaku
agresi tersebut muncul atau tidak. Marah merupakan salah satu dari
bentuk aggresive feeling (Taylor, Peplau, dan Sear : 1997)
Myers (2012), mengatakan bahwa perilaku agresi terdiri dari dua aspek,
yaitu aspek fisik dan verbal. Dari kedua puluh pembeli, ada yang
mengeluarkan perilaku agresi fisik dan verbal, perilaku agresi fisik saja, dan
adapula yang mengeluarkan perilaku agresi verbal saja. Perilaku agresi fisik
yang kami amati dari pembeli yaitu melemparkan dagangan, mengeluarkan
kembali dagangan yang hendak dibeli, dan mengobrak-abrik dagangan.
Sedangkan aspek verbalnya yaitu berbicara dengan nada yang tinggi,
mencaci, dan marah.
Berdasarkan hasil observasi kami, kebanyakan pembeli mengeluarkan
perilaku agresi yang berbeda-beda. Menurut Baron & Bryne (1997), ada
delapan macam perilaku agresi yaitu agresi langsung-aktifverbal, agresi
langsung-aktif-nonverbal, agresi langsung-pasif-verbal, agresi langsung-
pasif-nonverbal, agresi tidak langsung-aktif-verbal, agresi tidak langsung-
aktif-nonverbal, agresi tidak langsung-pasif-verbal, dan agresi tidak
langsung-pasif-verbal. Dalam hasil observasi kami menemukan kebanyakan
pembeli mengeluarkan perilaku agresi langsung-aktif-nonverbal dan agresi
langsung-pasif non-verbal. Adapula pembeli yang mengeluarkan perilaku
agresi langsung-aktif-verbal dan agresi langsung-pasif-verbal. Adapun
pembeli yang tidak mengeluarkan perilaku agresi apapun.