contoh teks negosiasi (bentuk dialog dan narasi)
- Contoh Teks Negosiasi Dalam bentuk dialog
Contoh 1 Sewa Rumah Penyewa: “Selamat pagi, apakah pemilik rumah ini ada di rumah?” Pemilik: “Selamat pagi, kebetulan saya sendiri. Dengan siapa?” Penyewa: “Saya yang mau lihat-lihat rumah ini. Kemarin saya yang kontak, Bapak.” Pemilik: “Oh. Bapak yang berminat itu, ya. Silakan masuk, Pak.” Penyewa: “Terima kasih. Saya boleh lihat-lihat dulu, Pak?” Pemilik: “Boleh. Silakan.” Penyewa: “Setelah saya cek, masih bagus. Tapi saya mau tanyakan dulu harga sewa dan yang lainnya, Pak.” Pemilik: “Rumah type 36, luas tanah 72 meter persegi. Rencana mau saya sewakan Rp30 juta per tahun.” Penyewa: “Wah, tinggi juga ya, Pak.” Pemilik: “Di sini air-nya bagus, lingkungan aman, akses terjangkau. Soal harga sewa bisa nego, kok, Pak.” Penyewa: “Kalau Rp25 juta, bagaimana?” Pemilik: “Harga segitu belum dapat, Pak. Mohon maaf.” Penyewa: “Ya. Sudah. Pasnya berapa, ya?” Pemilik: “Paling Rp27 juta, Pak.” Penyewa: “Ok, kalau begitu. Saya beri tanda jadi dulu, ya.” Pemilik: “Baik, Pak. Sebentar, saya ambilkan kuitansi dan meterai dulu.” Penyewa: “Siap, Pak.” Pemilik: “Ini, Pak. Silakan ditandatangani.” Penyewa: “Terima kasih. Sudah deal, ya.” Pemilik: “Sudah, terima kasih. Segera kabari kalau ingin ditempati, ya.” Penyewa: “Baik, Pak. Terima kasih. Saya pamit dulu.”
Contoh 2 Jual Beli Jam Tangan
Gilang: “Halo, untuk harga jam tangan yang satu ini apa bisa ditawar? Penjual: “Selamat datang di toko jam kami. Silahkan bisa ditawar, kak.” Gilang: “Tapi ini beneran merk yang terkenal itu kan? Asli?” Penjual: “Kami merupakan toko jam tangan yang hanya mendistribusikan dan menjual jam-jam tangan orisinil dari brand yang telah bekerja sama, kak. Jadi, kami dapat menjamin dan memastikan bahwa semua produk yang kami jual dan yang ada di toko kami adalah produk asli.” Gilang: “Wah begitu, ya. Untuk garansinya berapa lama, kak?” Penjual: “Produk jam tangan yang kakak pilih tadi memiliki garansi mesin 12 bulan.” Gilang: “Soal harganya, di aplikasi tertera Rp299.000. Kalau Rp200.000 bisa kak?” Penjual: “Maaf, belum bisa kak. Penawaran terbaik kami adalah Rp250.000.” Gilang: “Baik kak. Kalau begitu boleh minta link yang Rp250.000.” Penjual: “Berikut kami berikan khusus buat kakak.” Gilang: “Terima kasih, kak. Saya lanjut ke pembayaran ya.” Penjual: “Silahkan, kak. Terima kasih kembali.”
- Contoh teks negosiasi Dalam bentuk narasi
Contoh 1 Pembeli dan penjual sayur Setiap pagi selalu ada pedagang keliling yang menjual sayuran, ikan, dan daging mengelilingi kompleks perkampungan. Bu Ani yang sudah berlangganan dengan tukang sayur segera menghampirinya dan mulai mencari sayur dan ikan yang diperlukan untuk dimasak. Langsung saja, Bu Ani memilih sayur dan ikan yang diinginkan. Saat menentukan ikan yang akan dipilih antara ikan laut dengan ayam, Bu Ani menanyakan kepada tukang sayur mengenai kualitas keduanya. Tukang sayur mengatakan bahwa ikan laut yang dibawanya tersebut masih segar, karena tidak lama diambil dari laut. Sementara itu, ayam yang ada baru disembelih tengah malam. Kualitas kesegaran ikan laut lebih baik dari pada daging ayam, maka Bu Ani memilih membeli ikan laut. Namun kemudian ia ingat bahwa anaknya alergi dengan ikan laut dan akan menyebabkan gatal- gatal, maka ia memutuskan untuk membeli daging ayam. Setelah memutuskan memilih daging ayam dan bercakap-cakap tentang kualitas dan kandungan gizi dalam ikan laut maupun daging ayam, Bu Ani menanyakan harga keduanya. Tukang sayur mengatakan bahwa untuk satu kilogram daging ayam dihargai Rp50.000, sementara itu untuk satu kilogram ikan laut dihargai Rp45.000. Harga satu kilogram daging ayam dirasa terlalu mahal oleh Bu Ani, mengingat kualitasnya kurang jika dibanding dengan ikan laut karena disembelih dalam jangka waktu yang cukup lama. Bu Ani menawar daging ayam tersebut dengan harga Rp35.000 per kilogram. Tukang sayur menolak tawaran tersebut dengan alasan ia tidak mendapatkan laba dengan harga tersebut. Kemudian tukang sayur tersebut menurunkan harganya menjadi Rp45.000, namun Bu Ani masih merasa harganya mahal jika dibandingkan dengan ikan. Bu Asri kemudian menaikkan penawarannya menjadi Rp40.000. Tukang sayurpun menyetujui penawaran tersebut, sebab ia merasa sudah mendapat laba yang cukup dengan harga tersebut. Begitu pula Bu Asri juga merasa harganya sudah relevan karena sudah sesuai dengan kualitas daging ayam. Keduanya akhiranya menyepakati harga dan Bu Ani membayar untuk sayuran dan satu kilogram daging ayam sesuai harga yang disepakati.
Contoh 2 Jual beli sepatu
Menjelang kenaikan kelas 10, Ani ingin membeli sepatu baru, karena sepatu yang saat ini dia miliki sudah rusak. Ani ingin membeli sepatu yang sedang trend dan awet. Kemudian, Ani memutuskan untuk mendatangi sebuah toko di ujung gang rumahnya yang terkenal menjual berbagai merk sepatu. Sesampainya di toko tersebut, Ani disambut oleh penjual sepatu dan menanyakan apa sepatu yang sedang ia cari. Kemudian, Ani menjelaskannya kepada penjual tersebut mengenai sepatu yang sedang ia inginkan, seperti merk sepatunya, warna, dan modelnya. Setelah itu, penjual mengajak Ani menuju dalam toko untuk memperlihatkan merk sepatu yang Ani sebutkan tadi beserta ciri-cirinya. Penjual mempersilakan Ani untuk memilih sepatu sesuai dengan keinginannya. Beberapa menit Ani melihat-melihat sepatu secara menyeluruh, namun ia justru bingung akan membeli sepatu yang mana. Semua sepatu di sana bagus-bagus. Setelah lama memandangi berbagai sepatu, pandangan Ani tertuju kepada salah satu sepatu berwarna biru. Ia langsung menanyakan harga sepatu tersebut ke penjualnya. Ternyata harga sepatu tersebut terlalu mahal, yaitu Rp249.000,00. Uang yang dibawa Ani tidak bisa untuk membeli sepatu berwarna biru itu. Kemudian, pedagang menawarkan sepatu lain yang harganya lebih rendah dibandingkan sepatu sebelumnya. Sepatu yang ditawarkan penjual juga berwarna biru, modelnya pun hampir sama, hanya saja merk sepatu tersebut berbeda. Penjual memberikan harga Rp210.000,00 untuk sepatu yang baru saja ditawarkan kepada Ani. Sebenarnya, Ani ingin membeli sepatu yang ia inginkan tadi. Namun, uang Ani tidak cukup. Kemudian, Ani mencoba untuk melakukan penawaran harga kepada penjual. Bolehkah sepatu berwarna biru yang Ani inginkan tadi bisa diturunkan harganya. Ternyata penjual tidak mengizinkannya. Karena, sepatu yang dijual di sana sudah merupakan harga pasti. Tidak boleh ada tawar menawar lagi. Kemudian, penjual menjelaskan kelebihan dari sepatu yang tadi ia tawarkan. Kebetulan, sepatu yang ditawarkan penjual tersebut sedang diskon 25%. Selain itu, keseluruhan sepatu tersebut tidak jauh berbeda dari sepatu yang diinginkan Ani. Akhirnya, Ani sepakat untuk membeli sepatu yang ditawarkan oleh penjual dan langsung melakukan pembayaran di kasir.