Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 1

Beberapa hari lalu saya berbelanja di hypermarket terkenal di Indonesia bahkan salah satu
yang terkenal di dunia. Niatnya sih cuma membeli beberapa item yang diperlukan istri sesuai
dengan isi SMS-nya agar pulang dari kantor mampir membeli beberapa keperluan.

Saat berjalan melewati koridor yang memajang mainan anak-anak, naluri kebapakan saya pun
tergelitik untuk melihat-lihat, kira-kira apa ada yang bisa saya belikan untuk anak-anak.
Akhirnya saya tertarik dengan display harga boneka barbie dengan kostum kupu-kupu yang
cukup murah yaitu Rp71.900,-. Beberapa waktu sebelumnya saat mengajak anak berbelanja,
anak saya sangat ingin membeli boneka barbie dengan kostum kupu-kupu tersebut, namun
karena harganya yang masih mahal nyaris Rp300ribu saya pun berkata pada anak, “Nanti saja
ya, tunggu ada diskonnya.” Kini saat melihat display boneka barbie yang sama relatif murah,
saya pun tergerak mengambil boneka tersebut sekaligus dua buah untuk dua orang putri saya
yang gemar bermain boneka.

Tiba giliran di kasir, saya serahkan barang-barang di meja kasir. Kebetulan yang pertama kali
di-scan oleh kasir adalah boneka barbie tersebut. “tit” bunyi scanner saat men-scan boneka
pertama, kemudian muncul harga di monitor sesuai dengan harga display di lemarinya
Rp71.900. Saat boneka barbie kedua di-scan ternyata muncul harga yang berbeda yang jauh
lebih mahal dari harga pertama. Saya langsung menginterupsi sang kasir. “Maaf Mbak, kok
harga boneka yang kedua ini harganya berbeda dari yang pertama ya? Padahal barang dan
merEknya sama persis, hanya berbeda warna. Apa harganya gak salah? Soalnya saya lihat di
display harganya sama seperti boneka yang pertama tadi.” Sang kasir memeriksa kedua
boneka tersebut. “Oo... ini karena barkodnya beda Pak, makanya harganya jadi beda,”
jelasnya.

Tentu saja saya tidak bisa menerima penjelasan yang lucu tersebut. “Gini mbak, coba tolong
dicek lagi. Kedua boneka ini saya ambil di lemari yang sama dan di bawah barangnya
ditempel display harga Rp71.900. Sangat aneh bila barang dan tempatnya sama tapi harganya
berbeda.” Saya berusaha bersabar. “Memang beda Pak harganya, karena barcode-nya beda.
Harga di display itu urusan gudang, bukan urusan kasir!” Suara kasir ketus. “Wah gak bisa
gitu dong mbak. Bagian gudang dan kasir kan sama-sama satu perusahaan, harusnya
harganya sama, gak boleh beda. Kalo gini bakalan merugikan pembeli.” Saya kukuh minta
penjelasan. “Mangkanya Pak, kalo beli barang itu lihat-lihat dulu barkodnya! Sang kasir
menyalahkan saya. “Mbak-mbak, gini ya. Saya itu tiap bulan belanja di sini, tidak mungkin
saya ngecek kode barkod barang yang akan saya beli satu per satu. Saya dan pembeli lainnya
itu cuma lihat harga display dan kalo cocok maka barangnya kami ambil. Mbak bayangin aja
kalo saya beli 10 bungkus mie instant, apa harus saya cek satu bersatu kode barkod yang ada
di bungkus mie tersebut? Ya sudah, gini aja mbak. Boneka yang kedua ini tidak jadi saya
ambil/beli, saya ambil boneka yang lebih murah saja. Bisa kan mbak?”

TUGAS 2
**Percakapan antara seorang pramuniaga dan seorang pengunjung toko
yang ingin mencari suatu barang yang ingin dibelinya**
**Tempat:** Toko elektronik
**Waktu:** Sore hari
**Karakter:**
* **Pramuwisma:** Seorang wanita berusia sekitar 25 tahun dengan
penampilan rapi dan ramah.
* **Pengunjung:** Seorang pria berusia sekitar 30 tahun dengan
penampilan kasual.
**Dialog:**
**Pramuwisma:** Selamat sore, Bapak. Ada yang bisa saya bantu?
**Pengunjung:** Halo. Saya mau cari handphone yang bagus.
**Pramuwisma:** Oh, baiklah. Ada banyak pilihan handphone di sini.
Bapak mau cari handphone dengan spesifikasi apa?
**Pengunjung:** Saya mau cari handphone yang kameranya bagus.
**Pramuwisma:** Ada banyak pilihan handphone dengan kamera bagus di
sini. Bapak mau cari handphone dengan harga berapa?
**Pengunjung:** Saya mau cari handphone dengan harga sekitar Rp 5 juta.
**Pramuwisma:** Baiklah, saya akan bantu Bapak cari handphone yang
sesuai.
**(Pramuwisma menunjukkan beberapa pilihan handphone dengan kamera
bagus.)**
**Pramuwisma:** Bagaimana dengan handphone ini, Bapak? Kameranya
bagus dan harganya juga sesuai.
**Pengunjung:** (Mencoba handphone tersebut.)**
**Pengunjung:** Ya, bagus ini. Saya mau beli ini.
**Pramuwisma:** Baiklah, Bapak. Harganya Rp 4,8 juta. Bapak mau beli
sekarang?
**Pengunjung:** Ya, saya mau beli sekarang.
**(Pramuwisma memproses penjualan.)**
**Pramuwisma:** Terima kasih sudah belanja di sini, Bapak.
**Pengunjung:** Sama-sama.
**(Pengunjung membayar dan meninggalkan toko.)**

TUGAS NO 3

Penjual: Ini rumah yang mau saya jual pak, karena kebetulan bulan depan saya dan keluarga
harus pindah ke luar kota.

Beberapa hari lalu juga sudah kami cat ulang dan merenovasi kamar mandi agar lebih
nyaman dihuni.

Pembeli: Total luasnya berapa ya pak?

Penjual: Kalau rumahnya tipe 45 pak, tapi kalau sama tanahnya total seluas 75 m persegi.
Kebetulan saya bangun sendiri rumah ini pak, jadi kondisi bangunannya bagus.

Pembeli: Boleh saya lihat-lihat dulu pak?

Penjual: Silahkan masuk pak. Rumah ini ada dua kamar tidur, satu kamar mandi, garasi, dan
di belakang masih ada sedikit space yang biasanya digunakan untuk menjemur pakaian.

Pembeli: Saya lihat di iklan harganya ditawarkan 250 juta ya pak? Sudah nett apa boleh
nego?

Penjual: Boleh dinegokan pak, silahkan mau ditawar berapa. Kalau mau DP setengah dulu
juga boleh, nanti sisanya diangsur selama setahun.

Pembeli: Kalau saya bayar kontan 180 juta bagaimana pak?

Penjual: Waduh pak, maaf masih jauh. Pasaran harga tanah disini sudah naik pak.

Pembeli: Kalau 250 juta kemahalan pak, ini juga bukan daerah tengah kota.

Penjual: Gini saja pak, saya kasih di harga 225 juta. Setengahnya boleh diangsur selama
setahun. Bagaimana pak?

Pembeli: Hmmm, 225 juta sudah bonus tambah kanopi depan ya pak?

Penjual: Boleh pak, nanti saya pasangkan kanopi

Pembeli: Oke deal ya pak, silahkan dibantu urus surat jual belinya.

TUGAS NO 4
Pembeli: "Bu saya mau beli popok ini, kira-kira berapa harganya?"

Penjual: "Kalau gitar yang itu harganya 25 ribu, nak."

Permintaan

Pembeli: "Harganya boleh kurang nggak, bu?"

Pemenuhan

Penjual: "Hmm, boleh saja. Mau nawar berapa?"

Penawaran

Pembeli: "20 ribu, bisa nggak ya?"

Penjual: "Wah, kalau segitu nggak bisa, nak."

Pembeli: "Kalau 22 ribu?"

Persetujuan

Penjual: "Belum, nak. Naik sedikit lagi, 23 ribu ibu berikan popok ini."

Pembeli: "Baiklah bu, saya setuju."


Penutup

Pembeli: "Ini uangnya ya, bu. Terima kasih."

Penjual: "Sama-sama, nak."

Anda mungkin juga menyukai