Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE ANTARA PENJUAL DAN


PEMBELI
DI PASAR SIDOHARJO LAMONGAN

Makalah ini disusun unutk memenuhi tugas mata kuliah


Sosiolinguistik yang diampu oleh:

Khumaidi Abdillah, M. Pd.

Disusun oleh:

SHOFIANAH

15032083

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM DARUL ‘ULUM LAMONGAN

2017
A. Dialog Hasil Analisis Alih Kode dan Campur Kode
Analisis data yang berhasil dikumpulkan pada wujud alih kode dan campur kode
dimana melibatkan pemakaian dua bahasa, yakni: bahasa Indonesia dan bahasa daerah
(Jawa). Peneliti dalam hal ini tidak hanya mengambil sumber data dari satu konteks
tuturan. Berikut diuraikan dialog hasil analisis antara penjual dan pembeli di Pasar
Sidoharjo.
Dilalog 1
Penjual : niki regine pinten mbak?
Pembeli : ini lima-lima
Penjual : warna laine ini apa aja mbak
Pembeli : warna laine habis lho, warnane tingga litu
Dialog 2
Pembeli 1 : Opo jalukane
Pembeli 2 : Terusan
Penjual : Cari apa mami?
Penjual : Iku ae lho yank apik
Pembeli 1 : Ngisorane opo?
Pembeli 2 : Pensil
Penjual : Tokkek i celono pensil yo kenek, rok yo apik
Pembeli : Sing ungu po iki? Jilbabmu piye?
Penjual : Apik lho yang, kene tak cepot e sayang
Penjual : Biru kenek ijo sing tok pakek iki yo kenek. Iki kan enek ijone, cocok ae.
Penjual : Mbak mbak e. Mama.
Dialog 3
Penjual : Ketotno iki siji iki (sambil memberikan satu kantong jambu biji)
Pembeli : bu kurang satu ini
Penjual : (sambil memilih jambu) satu besar satu kecil?
Pembeli : alit e bu
Penjual : (sambil memberikan jambu) satu besar satu kecil
Pembeli : niki, pas(mengembalikan satu jambu)
Penjual : buah mahallho bu...
Penjual : sampun? kabeh ya bu, tak timbangne ya?
Pembeli : heh?
Pembeli : timbang kabeh
Pembeli : piro lho nyah?
Penjual : wes to bu ,beres karo aku (sambil menulis nota)
Pembeli : gek piye kresek ku iki jare?
Penjual : tak sukani mengke. Tak kek i plastik gedi ya bu? (sambil mengambil
plastik)
Pembeli : kegeden, malah susah aku (sambil mengembalikan kantong plastik)
Dialog 4
(setelah beberapa lama)
Penjual : baret mawon bu . . .sak jane niki namung sepetane bu
Pembeli : lha mboten wonten sing utuh maleh?
Penjual : mboten wonten, saestu lho bu
Pembeli : lha sing abrit niku?
Penjual : ngeten niki lho, cemeng niki lho
Pembeli : woo malah.... kur tigo? mpun telu niki e nekno, sing utuh niki mawon
Dialog 5
Ima : nopo maleh?
Wati : lha kertas e nasi wau lho mbak!
Ima : nggeh, mriko (menunjak keluar). Seng kaleh atus seket?
Wati : nek sing biasa piye?
Ima : niki, niki sing seratus (mengambil barang yang lain). Ngeten niki?
Wati : karet e mbak , wes?
Ima : oo . . nggeh! Karet to niki?
Dialog 6
Pembeli : jeruke berapa bu?
Penjual : limo las
Pembeli : jeruk e kok gede-gede ngene?
Penjual : gede-gede jare
Pembeli : jeruk e piro iki?
Penjual : jeruk e sewelas ewu, luarang lho mbak jeruk
Pembeli : apel?
Penjual : apel selawe, pat likur ae Mbak. (pembeli memegang buah pir)
Penjual : kuwi ae? kuwi anyar lho kuwi. Pinten?Setengah nopo sekilo?
Pembeli : Setengah
Penjual : sewelas setengah semene lho wisan, sak wontene nggeh. Sekilo setengah
sembilan ribu. Tujuh ribu setengah karo seribu lima ratus, sembilan
ribu.Gek nopo maleh?
Pembeli : Sampun
Dialog 7
Penjual : Pirang kilo mbak iki?
Pembeli : Dua
Penjual : Kurang mbak iki.
Pembeli : Nyoh. ( memberikan dua jeruk lagi)
Penjual : Kurang sitok cuilik iki mbak ya
Pembeli : Woh woh lek tuku e sak mono keh e... sitok e cuilik lho... Nyoh ngno lho
(memberikan dua jeruk lagi)
Pembeli : Berapa?
Penjual : Empat puluh empat
B. Konteks Tuturan
Wujud alih kode dan campur kode yang dianalisis yaiu dalam kegiatan transaksi jual
beli di pasar Sidoharjo dalam peristiwa komunikasi lisan antara penjual dan pembeli
ketika melakukan kegiatan jual beli.
C. Situasi Tuturan
Situasi tutran yang di analisis yaitu berupa situasi Non-Formal. Antara penjual dan
pembeli menggunakan pemakaian dua bahasa, yakni: bahasa Indonesia dan bahasa daerah
(Jawa). Tuturan-tuturan tersebut menggunakan bahasa ragam rendah sesuai dengan
konteks.
D. Kelas Sosial
Penguasaaan bahasa ibu sangat dominan dikalangan penjual di berbagai kios di
pasar Sidoharjo. Kebanyakan dari penjual memiliki tingkat pendidikan mulai SD sampai
dengan Sarjana (S1). Pemakaian bahasa Jawa dominan digunakan oleh penjual yang
berpendidikan SD dengan usia yang relatif tua sekitar 50 tahun ke atas. Sedangkan
penjual yang memiliki latar belakang pendidkan SMA sampai perguruan tinggi mampu
tidak hanya menggunakan bahasa Jawa tetapi juga menggunakan bahasa indonesia.
Mereka juga dapat membedakan dan berkomunikasi dengan peara pembeli dengan
penggunaan bahasa yang lebih bervariasi. Hal ini memungkinkan sekali terjadi peristiwa
campur kode dan alih kode ketika mereka bertransaksi.
E. Wujud Alih Kode dan Campur Kode
1. Alih Kode
No Alih Kode Analisis
Penjual : niki regine pinten mbak?
Pada percakapan ini penjual
Pembeli : ini lima-lima memberikan informasi tentang
1 Penjual : warna laine ini apa aja mbak
harga pakaian dan pilihan warna
Pembeli : warna laine habis lho, warnane
yang ada.
tingga litu
Pembeli 1 : Opo jalukane
Pembeli 2 : Terusan
Penjual : Cari apa mami?
Penjual : Iku ae lho yank apik
Pembeli 1 : Ngisorane opo?
Pembeli 2 : Pensil Pada percakapan ini dalam kios
Penjual : Tokkek i celono pensil yo kenek, pakaian dan Jilbab dimana penjual
2 rok yo apik yang masih relatif muda menyapa
Pembeli : Sing ungu po iki? Jilbabmu piye? sambil menawarkan dagangannya
Penjual : Apik lho yang, kene tak cepot e kepada pembeli
sayang
Penjual : Biru kenek ijo sing tok pakek iki
yo kenek. Iki kan enek ijone,
cocok ae.
Penjual : Mbak mbak e. Mama.
3 Penjual : Ketotno iki siji iki (sambil Alih kode yang terjadi pada kios
memberikan satu kantong jambu buah-buahan di pasar Sidoharjo
biji) adalah peralihan dari bahasa Jawa
Pembeli : bu kurang satu ini ke dalam penggunaan bahasa
Indonesia pada saat penjual-
Penjual : (sambil memilih jambu) satu besar
pembeli melakukan transaksi.
satu kecil? Penjual memberikan informasi
Pembeli : alit e bu tentang kenaikan harga buah yang
Penjual : (sambil memberikan jambu) satu beda dari biasanya.
besar satu kecil
Pembeli : niki, pas (mengembalikan satu
jambu)
Penjual : buah mahallho bu
Penjual : sampun? kabeh ya bu, tak
timbangne ya?
Pembeli : heh?
Pembeli : timbang kabeh
Pembeli : piro lho nyah?
Penjual : wes to bu, beres karo aku (sambil
menulis nota)
Pembeli : gek piye kresek ku iki jare?
Penjual : tak sukani mengke. Tak kek i
plastik gedi ya bu? (sambil
mengambil plastik)
Pembeli : kegeden, malah susah aku (sambil
mengembalikan kantong plastik)
2. Campur Kode
No Campur Kode Analisis
(setelah beberapa lama) Kegiatan transaksi jual beli pada
Penjual : baret mawon bu . . .sak tuturan tersebut terjadi di kios
jane niki namung sepetane bu alat-alat rumah tangga. Adapun
wujud campur kode yang ada
Pembeli : lha mboten wonten sing utuh
dalam tuturan di atas adalah
maleh? penggunaan frasa yaitu kata
1 Penjual : mboten wonten, saestu lho bu “utuh”. Pada awalnya penjual
Pembeli : lha sing abrit niku? menggunakan bahasa Jawa ketika
Penjual : ngeten niki lho, cemeng niki lho berkomunikasi namun pada akhir
Pembeli : woo malah.... kur tigo? mpun telu percakapannya melakukan
niki e nekno, sing utuh niki mawon campur kode frasa dalam bahasa
Indonesia.
Ima : nopo maleh?
Wati : lha kertas e nasi wau lho mbak! Wujud campur kode yang terjadi
Ima : nggeh, mriko (menunjak keluar). adalah penggunaan frasa yang
Seng kaleh atus seket? menunjukan bilangan/angka yakni
2
“seratus” dimana penjual
Wati : nek sing biasa piye? memberikan informasi tentang
Ima : niki, niki sing seratus (mengambil jumlah barang yang akan dibeli.
barang yang lain). Ngeten niki?
Wati : karet e mbak , wes?
Ima : oo . . nggeh! Karet to niki?
Pembeli : jeruke berapa bu?
Penjual : limo las
Pembeli : jeruk e kok gede-gede ngene?
Penjual : gede-gede jare
Pembeli : jeruk e piro iki?
Penjual : jeruk e sewelas ewu, luarang lho
Percakapan pada kegiatan
mbak jeruk
transaksi jual beli di kios buah-
Pembeli : apel? buahan tersebut juga terjadi
Penjual : apel selawe, pat likur ae Mbak. peralihan penggunaan campur
3 (pembeli memegang buah pir) kode antara bahasa Jawa dan
Penjual : kuwi ae? kuwi anyar lho kuwi. bahasa Indonesia. Wujud campur
Pinten? Setengah nopo sekilo? kode yang digunakan yaitu pada
Pembeli : Setengah kelompok frasa Adjektiva-
bilangan.
Penjual : sewelas setengah semene lho
wisan, sak wontene nggeh. Sekilo
setengah sembilan ribu. Tujuh ribu
setengah karo seribu lima ratus,
sembilan ribu.Gek nopo maleh?
Pembeli : Sampun
Penjual : Pirang kilo mbak iki?
Pembeli : Dua
Penjual : Kurang mbak iki.
Pembeli : Nyoh. ( memberikan dua jeruk Wujud campur kode yang
lagi) digunakan pada kelompok frasa
4 Penjual : Kurang sitok cuilik iki mbak ya Adjektiva-bilangan juga terjadi
Pembeli : Woh woh lek tuku e sak mono keh pada percakapan ini.
e. sitok e cuilik lho. Nyoh ngno lho
(memberikan dua jeruk lagi)
Pembeli : Berapa?
Penjual : Empat puluh empat

Anda mungkin juga menyukai