Anda di halaman 1dari 7

Tugas 1 Sejarah sastra

Jawablah pertanyaan berikut dengan menyertakan alasanyang dapat memperkuat


keilmiahan jawaban Anda berupa bukti kutipan dari modul atau sumber lain (internet) !

1. Mengapa sastra klasik berbentuk sastra lisan?


2. Ceritakanlah secara singkat perjalanan Sastra Indonesia dari sastra klasik
sampai menjadi sastra modern!

Jawaban :
1. Sastra klasik berbentuk sastra lisan karena sastra klasik adalah sastra yang hidup di
tengah-tengah masyarakat. Sastra klasik kebanyakan adalah cerita yang diturunkan
dari orangtua kepada anaknya dan nenek mamak kepada cucunya dan pencerita
kepada pendengarnya. Cara penyebaran merupakan bagian dari tradisi yang
berkembang di tengah rakyat jelata dengan menggunakan media utamanya adalah
bahasa.

2. sejarah sastra indonesia


Sejarah sastra adalah ilmu yang memperlihatkan perkembangan karya sastra dari
waktu ke waktu. Sejarah sastra bagian dari ilmu sastra yaitu ilmu yang mempelajari
tentang sastra dengan berbagai permasalahannya. Di dalamnya tercakup teori sastra,
sejarah sastra dan kritik sastra, dimana ketiga hal tersebut saling berkaitan.

Selanjutnya (Todorov; 1985: 61) mengatakan bahwa tugas sejarah sastra adalah:

1. meneliti keragaman setiap kategori sastra.


2. meneliti jenis karya sastra baik secara diakronis, maupun secara sinkronis.
3. menentukan kaidah keragaman peralihan sastra dari satu masa ke masa
berikutnya.

Periodisasi Sastra Indonesia


Ada beberapa pendapat tentang periodisasi sastra Indonesia, saya mengambil dua
diantaranya :

Menurut Nugroho Notosusanto

a. Kesusastraan Melayu Lama

b. Kesusastraan Indonesia Modern

1). Zaman Kebangkitan : Periode 1920, 1933, 1942, 1945


2). Zaman Perkembangan : Periode 1945, 1950 sampai sekarang

1. Menurut Simomangkir Simanjuntak


a. Kesusastraan masa lama/ purba : sebelum datangnya pengaruh hindu

b. Kesusastraan Masa Hindu/ Arab : mulai adanya pengaruh hindu sampai dengan
kedatangan agama Islam

c. Kesusastraan Masa Islam

d. Kesusastraan Masa Baru

1). Kesusastraan Masa Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi

2). Masa Balai Pustaka

3). Masa Pujangga Baru

4). Kesusastraan Masa Mutakhir : 1942 hingga sekarang.

Sejarah Sastra Indonesia


Kepulauan Nusantara yang terletak diantara benua Asia dan Australia dan diantara
Samudra Hindia/ Indonesia dengan Samudra Pasifik/ Lautan Teduh, dihuni oleh
beratus-ratus suku bangsa yang masing-masing mempunyai sejarah, kebudayaan, adat
istiadat dan bahasa sendiri-sendiri.

Bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu yaitu salah satu bahasa daerah di
Nusantara. Bahasa Melayu digunakan oleh masyarakat Melayu yang berada di pantai
timur pulau Sumatera.

-Kerajaan Melayu yang berpusat didaerah Jambi, pada pertengahan abad ke-7 (689-
692) dikuasai oleh Sriwijaya yang beribu kota di daerah Palembang sekarang ini,-

1. Kesusastraan Melayu Klasik


Sastra Melayu Klasik tidak dapat digolongkan berdasarkan jangka waktu tertentu
karena hasil karyanya tidak memperlihatkan waktu. Semua karya berupa milik bersama.
Karena itu, penggolongan biasanya berdasarkan atas : bentuk, isi, dan pengaruh asing.

a. Kesusastraan Rakyat (Kesusastraan Melayu Asli)

Kesusastraan rakyat/ Kesusastraan melayu asli, hidup ditengah-tengah masyarakat.


Cerita itu diturunkan dari orang tua kapada anaknya, dari nenek mamak kepada
cucunya, dari pencerita kepada pendengar. Penceritaan ii dikenal sebagai sastra
lisan (oral literature).
Kesusastraan yang tumbuh tidak terlepas dari kebudayaan yang ada pada waktu itu.
Pada masa Purba (sebelum kedatangan agama Hindu, Budha dan Islam) kepercayan
yang dianut masyarakat adalah animisme dan dinamisme. Karena itu, cerita mereka
berhubungan dengan kepercayaan kepada roh-roh halus dan kekuatan gaib yang
dimilikinya. Misalnya :

– Cerita asal-usul

– Cerita binatang

– Cerita Jenaka

– Cerita Pelipur lara.

Contoh

Mantra Memasuki hutan rimba


Hai, si Gempar Alam

Gegap gempita

Jarum besi akan romaku

Ular tembaga akan romaku

Ular bisa akan janggutku

Buaya akar tongkat mulutku

Harimau menderam di pengeriku

Gajah mendering bunyi suaraku

Suaraku seperti bunyi halilintar

Bibir terkatup, gigi terkunci

Jikalau bergerak bumi dan langit


Bergeraklah hati engkau

Hendak marah atau hendak

membiasakan aku.

b. Pengaruh Hindu dalam Kesusastraan Melayu

Pengaruh Hindu Budha di Nusantara sudah sejak lama. Menurut J.C. Leur (Yock Fang :
1991:50) yang menyebarkan agama Hindu di Melayu adalah para Brahmana. Mereka
diundang oleh raja untuk meresmikan yang menjadi ksatria. Kemudian dengan
munculnya agama Budha di India maka pengaruh India terhadap bangsa Melayu
semakin besar. Apalagi agama Budha tidak mengenal kasta, sehingga mudah
beradaptasi dengan masyarakat Melayu.

– Epos India dalam kesusastraan Melayu

· Ramayana : cerita Ramayana sudah dikenal lama di Nusantara. Pada zaman


pemerintahan Raja Daksa (910-919) cerita rama diperlihatkan di relief-relief Candi Loro
Jonggrang. Pada tahun 925 seorang penyair telah menyalin cerita Rama ke dalam
bentuk puisi Jawa yaitu Kakawin Ramayana. Lima ratus tahun kemudian cerita Rama
dipahat lagi sebagai relief Candi Penataran. Dalam bahasa melayu cerita Rama dikenal
dengan nama Hikayat Sri Rama yang terdiri atas 2 versi : 1) Roorda van Eysinga (1843)
dan W.G. Shelabear.

· Mahabarata : Bukan hanya sekedar epos tetapi sudah menjadi kitab suci agama
Hindu. Dalam sastra melayu Mahabarata dikenal dengan nama Hikayat
Pandawa. Dalam sastra jawa pengaruh Mahabarata paling tampak dari cerita wayang.
c. Kesusastraan Zaman Peralihan Hindu-Islam, dan pengaruh Islam

Sastra zaman peralihan adalah sastra yang lahir dari pertemuan sastra yang berunsur
Hindu dengan sastra yang berunsur Islam di dalamnya. Contoh karya-karya sastra yang
masuk dalam masa ini adalah ; Hikayat Puspa raja, Hikayat Parung Punting, Hikayat
Lang-lang Buana, dsb.

Sastra pengaruh Islam adalah karya sastra yang isinya tentang ajaran agama Islam
yang harus dilakukan oleh penganut agama Islam. Contoh karya : Hikayat Nur
Muhammad, Hikayat Bulan Berbelah, Hikayat Iskandar Zulkarnaen dsb.

-Perkembangan agama Islam yang pesat di Nusantara sebenarnya bertalian dengan


perkembangan Islam di dunia. Pada tahun 1198 M. Gujarat ditaklukkan oleh Islam.
Melalui Perdagangan oleh bangsa Gujarat, Islam berkembang jauh sampai ke wilayah
Nusantara. Pada permulaan abad ke-13 Islam berkembang pesat di Nusantara.-
-Pada abad ke-16 dan ke-17 kerajaan-kerajaan di Nusantara satu persatu menjadi
wilayah jajahan bangsa-bangsa Eropa yang pada mulanya datang ke Nusantara karena
mau memiliki rempah-rempah.-

d. Kesusastraan Masa Peralihan : Perkembangan dari Melayu Klasik ke Melayu Modern

Pada masa ini perkembangan antara kesusastraan Melayu Klasik dan kesusastraan
Melayu Modern peralihannya dilihat dari sudut isi dan bahasa yang digunakan oleh
pengarangnya. Dua orang tokoh yang dikenal dalam masa peralihan ini adalah Raja Ali
Haji dari pulau Penyengat, Kepulauan Riau, dan Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi dari
Malaka.

Contoh karya Abdullah : Hikayat Abdullah, Syair Singapura dimakan Api, ia juga
menerjemahkan Injil ke dalam bahasa melayu.

Contoh Gurindam Raja Ali Haji

Gurindam pasal pertama


Barang siapa tidak memegang agama
Sekali-kali tidakkan boleh di bilangkan nama
Barang siapa mengenal yang empat
Ia itulah orang yang makrifat
Barang siapa mengenal Allah
Suruh dan tengahnya tiada ia menyalah
Barang siapa mengenal dunia
tahulah ia barang yang terperdaya
Barang siapa mengenal akhirat
Tahulah ia dunia mudarat
Kurang fikir, kurang siasat
Tinta dirimu kelah tersesat
Fikir dahulu sebelum berkata
Supaya terlelah selang sengketa
Kalau mulut tajam dan kasar
Boleh ditimpa bahaya besar
Jika ilmu tiada sempurna
Tiada berapa ia berguna.-
1. Kesusastraan Indonesia Modern
Lahirnya Kesusastraan Indonesia Modern
Jika menggunakan analogi ¨Sastra ada setelah bahasa ada¨ maka kesusastraan
Indonesia baru ada mulai tahun 1928. Karena nama ¨bahasa Indonesia¨ secara politis
baru ada setelah bahasa Melayu di diikrarkan sebagai bahasa persatuan pada tanggal
28 Oktober 1928 yang dikenal dengan Sumpah Pemuda.

Namun menurut Ayip Rosidi dan A. Teeuw, Kesusastraan Indonesia Modern ditandai
dengan rasa kebangsaan pada karya sastra. Contohnya seperti : Moh. Yamin, Sanusi
Pane, Muh. Hatta yang mengumumkan sajak-sajak mereka pada majalah Yong
Sumatera sebelum tahun 1928.

a. Masa Kebangkitan (1920-1945)


1). Periode 1920 (Angkatan Balai Pustaka)

Contoh : Puisi M. Yamin

Bahasa, Bangsa
Selagi kecil usia muda
Tidur si anak di pangkuan bunda
Ibu bernyanyi lagu dan dendang
memuji si anak banyaknya sedang
berbuai sayang malam dan siang
buaian tergantung di tanah moyang
….
1922

2). Periode 1933 (Angkatan Pujangga Baru)


Penamaan periode ini di dasarkan pada munculnya majalah ¨Pujangga Baru¨ yang
dikelola oleh S.T. Alisyahbana, Armin Pane dan Amir Hamzah.

Contoh : Puisi Amir Hamzah

Datanglah engkau wahai maut


Lepaskan aku dari nestapa
Engkau lagi tempatku berpaut
Diwaktu ini gelap gulita
(Buah Rindu II)

3). Periode 1942 (Angkatan 45)


Chairil Anwar pelopor angkatan 45, nama lain pada masa ini seperti Idrus, Mochtar
Lubis dan Pramoedya A T.

Contoh Sajak Chairil :

Awas jangan bikin beta marah


Beta bikin pala mati
Beta kirim datudatu!
Beta Pattirajaaawane, penjaga hutan pala
Beta api dipantai. Siapa mendekat
Tiga kali menyebut beta punya nama.
b. Masa Perkembangan (1945 – sekarang)
1). Periode 1945 (Angkatan 45 : 1942-1953)
2). Periode 1950 (Angkatan 50 dimulai tahun 1953)
Dimasa ini ada Nugroho Notosusanto pengarang Hujan Kepagian, AA Navis pengarang
Robohnya Surau Kami, Trisnoyuwono pengarang laki-laki dan mesiu, penyair Toto
Sudarto Bachtiar, WS Rendra (juga ada yang menggolongkan ke angkatan 70)

3). Angkatan 66
Pada tanggal 6-9 Mei 1966 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia bersama dengan
KAMI dan KAPPI menyelenggarakan simposium berjudul : ¨Kebangkitan semangat
1966 : Menjelajah Tracee Baru Lekra dan Neolekranisme¨. Dominasi kebudayaan oleh
politik, tegas-tegas ditolak. Inilah mulai dinamakannya angkatan 66. Dari kelompok ini,
majalah bulanan baru, Horison, segera terbit sebagai suara sastranya.

4), Angkatan 70
Tahun 1970-1990 ada beberapa sastrawan yang terkenal misalnya : Sutardji Calzoum
Bachri, Abdul Hadi W.M., Putu Wijaya

Contoh Sajak Abdul Hadi WM : Tawangmangu

kalau kehijauan yang bangkit dari bukti-bukti


dan air terjun, dimana aku pernah lewat dan menghirup
kesegaran pagi dan kuntum melur, sekarang aku batu
yang kau angkat dari tepi sungai dan kaubiarkan abadi
seperti nyawa sekarat mengeliat, mengeliat mungkin kau
sedang menghiasku dengan retakan-retakan air hujan
dan keharuan waktu yang beragam
(dalam Tergantung pada Angin)

Anda mungkin juga menyukai