Anda di halaman 1dari 2

Inisiasi 3

Kajian Mikropragmatik

Saudara mahasiswa, selamat berjumpa kembali pada tutorial online


pada minggu ini. Bagaimana kabar Anda? Semoga Anda dalam keadaan
sehat sehingga dapat berkonsentrasi mengikuti tutorial online ini. Pada tutorial
kali ini kita akan membahas tentang kajian mikropragmatik

Apa itu mikropragmatik?


Mikropragmatik merupakan kajian mendasar yang dipelajari dalam pragmatik,
terdiri atas: implikatur, inferensi, referensi, dan tindak tutur.

Implikatur
Sebagaimana dipaparkan pada inisiasi sebelumnya, implikatur mempelajari
maksud suatu ucapan sesuai dengan konteksnya untuk menerangkan makna
implisit dibalik ujaran sebagai sesuatu yang diimplikasikan.
Untuk mengingat kembali materi sebelumnya, marilah kita cermati lagi tentang
contoh implikatur berikut ini.
Hari ini panas sekali.
Implikasi yang diharapkan dari ujaran dimaksud adalah “minta air minum” atau
“minta dinyalakan kipas angin”.
Agar pemahaman Saudara lebih mendalam silakan membuat ujaran yang
memiliki implikatur.

Inferensi
Inferensi adalah proses yang harus dilakukan penyimak untuk memahami
makna yang secara harafiah tidak terdapat dalam tuturan.
Perhatikan contoh berikut!
Bu, bulan ini saya masih banyak masalah keuangan. Anak saya yang pertama
harus membayar ujian akhir sekolahnya dan yang kedua harus membeli
seragam olah raga.
Ada makna yang tersirat yang disampaikan oleh pembicara, antara lain: belum
punya uang untuk bayar tagihan.

Referensi
Referensi merupakan satuan lingual tertentu yang mengacu pada satuan
lingual lainnya.
Misalnya: Hasan akan pergi ke rumah neneknya. Ia mengunjungi rumah tua itu
beramai-ramai.
Refernesi dibagi menjadi 2 macam, yakni: eksopora (acuannya di luar teks),
indopora (acuannya di dalam teks).

1
Inisiasi 3

Selain macam referensi tersebut ada beberapa tipe referensi, yakni: referensi
persona (kata ganti orang), demonstratif (kata petunjuk), dan komparatif
(membandingkan).

Tindak tutur
Hakikat tindak tutur adalah bagaimana caranya suatu ujaran dapat
dihubungkan dan dimaknai sebagai sebuah tindakan. Hal tersebut termuat
dalam piranti linguistik dan nonlinguistik.
Tindak tutur atau tindak bahasa memiliki tiga bagian, yakni: tindak lokusi, tindak
perlokusi, dan tindak ilokusi.
Dalam bertindak tutur, seorang penutur harus menaati prinsip kerja sama dan
kesantunan/sopan santun. Prinsip kerja sama diwujudkan dalam maksim
kualitas, kuantitas, hubungan, dan cara. Sedangkan prinsip sopan santun
diwujudkan dalam maksim kearifan, kedermawanan, pujian, kerendahan hati,
kesepakatan, dan simpati.
Berkaitan dengan tindak tutur ini, Austin mengklasifikasikannya menjadi tiga,
yakni: tindak lokusi, perlokusi, dan ilokusi.
Tindak lokusi untuk menginformasikan, tindak perlokusi untuk mempengaruhi,
dan tindak ilokusi untuk mengejek atau marah.
Saudara mahasiswa, agar lebih jelas pemahaman Saudara, silakan mengikuti
forum diskusi.

Anda mungkin juga menyukai