Anda di halaman 1dari 6

Contoh Teks Anekdot

1. Tentang Kesehatan

Pada suatu hari di hari senin yang sangat cerah, ada seorang laki-laki
yang datang ke Rumah Sakit dengan kondisi kedua kakinya terluka
karena goresan.

DOKTER: “Loh, kenapa dengan kaki Anda pak?”

PASIEN: “Jadi begini dok, saya tadi sedang jalan di jalanan yang
banyak krikilnya dan pada saat itu juga ada teman saya yang jail
mendorong saya hingga terjauh ke jalanan yang penuh dengan krikil
itu”

DOKTER: “Oh jadi begitu kronologi ceritanya, saya faham sekali


dengan keluhan bapak, lalu kaki kiri bapak kenapa lagi?”

PASIEN: “Nah justru itu dok, temanku yang pintar itu sengaja
mendorong saya hingga terjatuh lagi dok”

2. “penjual roti”

Pada suatu hari senin tepatnya pukul 9:30 ada seorang penjual roti yang
lewat di depan rumah ku, tidak lama kemusian ada salah satu teman
sekelasku yang bernama Dani memanggil si penjual roti itu. Tidak
menunggu lama, sang penjual roti datang untuk menghampiri si dani
yang sedang duduk-duduk santai didepan rumahku.
Dani : “Jual roti apa aja bang? Gimana rasanya, enak semua nggak?”
Penjual Roti : “Banyak dek ada macam-macam, ya tentunya rasanya
enak dong dek.”
Dani : “Wah mantap deh kalau enak bang, yang ini rotinya rasa apa ya
bang?”
Penjual Roti : “Iya dek, yang roti yang ini rasanya coklat dek”
Dani : “Oh coklat ya, kalo roti yang ini dalemnya rasa apa ya bang?”
Penjual Roti : “kalau yang ini rotinya didalamnya ada selai strawberry
dek, jadi rasanya ya strawberry”
Dani : “Kalo yang roti ini rasanya apa ya bang?
Penjual Roti : “Kalau yang roti ini rasanya nanas dek”
Dani : “Lah terus roti yang beneran mana ya bang? dari tadi abang kok
ngomong buah-buahan terus, sama sekali rotinya gak diomongin?
Sebenarnya, abang ini jualan buah apa jualan roti bang? Kok saya jadi
bingung ya bang, kalo gini caranya aku nggak jadi beli deh bang,
habisnya abang ngebingungin sih”
Penjual Roti  (Hening seketika)
Tidak lama kemudian, si penjual roti langsung pingsan.

3. Bersedekah
Alkisah, ada seorang pengemis tua yang sedang meminta-minta pada
satu orang anak muda. “Nak, sedekahnya, Nak,” kata pengemis tersebut.

Anak muda itu lalu mengambil uang sepuluh ribuan dari sakunya.
“Kembalikan lima ribu ya, Pak,” harapnya.

Bapak pengemis kemudian menjulurkan mangkuk yang berisi uang


kembalian, “Ini, Nak, kembaliannya.”

“Lho, Pak, kembaliannya kok tujuh ribu, banyak amat?” tanya si pemuda,
heran.
“Oh, nggak apa-apa, Nak. Anggap saja saya sedekah.”

4. Antara Pencuri Sandal dan Koruptor

Di suatu persidangan, seorang hakim memutuskan untuk menjatuhkan


hukuman 5 tahun penjara terhadap Bagus, seorang pemuda berumur 23
tahun. Bagus terbukti bersalah mencuri sepasang sandal di masjid.

Bagus: “Lho, Pak Hakim, sepasang sandal itu hanya berharga Rp 30.000
saja, mengapa saya dihukum 5 tahun penjara? Sedangkan para koruptor
lebih ringan hukumannya padahal uang rakyat yang mereka curi jauh
lebih banyak!”
Hakim: “Anda merugikan satu orang senilai Rp 30.000. Sedangkan
koruptor merugikan 200 juta orang dengan korupsi sebanyak Rp 2 miliar.
Jika dihitung-hitung, kerugian yang didapat tiap orang hanya Rp 10.”

Bagus: “Lalu?”

Hakim: “Lalu apa lagi? Nilai tindakan Anda jauh lebih merugikan. Maka
Anda saya hukumi lebih berat dari koruptor!”

Bagus: (Pingsan)
5. Tanda-Tanda Orang Pintar
Di sebuah kelas, seorang guru melakukan tanya jawab dengan murid-
muridnya.

Ibu guru: “Anak-anak, apa tandanya seseorang dikatakan pintar?”

Bagus: “Dia rajin membaca, Bu.”

Ibu guru: “Benar. Ada lagi?”

Bagus: “Rajin menulis juga, Bu.”

Ibu guru: “Ya, kamu betul, Bagus.”

Bagus: “Dan rajin menyontek, Bu.”

Ibu guru: (Terkejut) “Kok begitu, Gus?”

Bagus: “Iya, Bu, kalau tidak menyontek, kita tidak akan bisa apa-apa.
Contohnya, membuat pesawat dari kertas. Tanpa menyontek caranya,
kita tidak akan bisa membuat pesawat. Betul, kan, Bu?”

Ibu guru: “Oh, iya, betul juga kamu, Gus.”

Bagus: “Yes! Ini berarti kita boleh menyontek, teman-teman, agar kita
jadi pintar! Terima kasih, Bu!”

Ibu guru: (Bingung)

6. Kursi yang Membuat Lupa


Di suatu siang, ada dua bocah yang tengah bercanda di bawah pohon
rindang.

Bagus: “Anton, kita main tebak-tebakan, yuk! Kursi apa yang membuat
orang lupa ingatan?”

Anton: “Kursi goyang! Orang yang duduk di atas kursi goyang akan
mengantuk dan tertidur. Saat tidur, orang kan lupa.”

Bagus: (Tertawa) “Meski lucu, tapi jawabanmu salah.”


Anton: “Hmm… kursi apa, ya?”

Bagus: “Jawabannya adalah kursi DPR!”

Anton: “Lho, kok begitu?”


Bagus: “Jelas, lah! Coba kamu ingat, sebelum duduk di kursi DPR, banyak
caleg yang berjanji macam-macam agar masyarakat memilih mereka.
Tapi setelah merasakan kursi DPR, sekejap saja mereka hilang ingatan
akan janji-janjinya.”

Anton: “Oh, iya, betul juga.”

7. Negara yang Lucu


Dua orang sahabat lintas negara, Bagus dan Michael, sedang berbincang
tentang kelucuan sebuah negara.

Bagus: “Swiss itu negara yang lucu.”

Michael: “Mengapa?”

Bagus: “Sebab ia punya kementerian urusan angkatan laut, padahal


mereka tak punya wilayah laut!”

Sampai sini, kedua sahabat tergelak. Namun kemudian, Michael berhenti


tertawa.

Michael: “Kalau begitu, negaramu lebih lucu.”

Bagus: “Lho, mengapa?”


Michael: “Sebab ia punya kementerian urusan keuangan, padahal kalian
tak punya uang!”

8. Pesan di onlyshop
Pemesan : Mba, saya boleh pesen?
Penjual : Boleh mas, mau pesen apa dan berapa jumlahnya?
Pemesan : oh, enggak kok saya engga mau pesen barang…
Penjual : terus pesan apa mas?
Pemesan : Saya Cuma mau pesen, … jaga kesehatan, jangan lupa makan
dan inget sholat lima waktu ya .. J
Penjual : #$%@&^*?\

9. Mboten Ngertos
Ada dua orang pemuda yang berasal dari Sumatera merantau ke Pulau Jawa. Mereka
adalah Arya dan Shafira. Arya mengerti bahasa Jawa dan Shafira tidak mengerti
bahasa Jawa.
Suatu hari mereka berjalan-jalan disekitar rumah kontrakan mereka.
Shafira : “Wah, bagus sekali rumahnya, besar bertingkat lagi. Punya siapa rumah
ini ?”
Arya : “Mboten Ngertos”
Shafira : “Ohh … punyanya mboten ngertos”
Shafira melihat mobil-mobil berjejer terparkir di depan sebuah gedung besar dan ia
bertanya lagi kepada Arya.
Shafira : “Wah kalau mobil mewah itu punya siapa ? banyak sekali mobilnya.”
Arya : “Mboten ngertos”
Shafira : “Mboten ngertos hebat sekali yah, kalau begitu aku mau berguru dengan
mboten ngertos aja.”
Selang beberapa menit, kemudian mereka berjalan menuju gang kecil dan melihat
keramaian.
Shafira : “Siapa yang meninggal yah ?”
Arya : “Mboten ngertos.”
Shafira :”Yah, kalau gitu saya tidak bisa berguru dengan mboten ngertos dong ?”
Akhirnya mereka berdua pulang kerumah dan Arya pun menjelaskan artinya
“mboten ngertos”. Ketika mengetahui artinya, ia pun tertawa bersama-sama.

10. Fasilitas Kantin Sekolah


Pada suatu hari, di sebuah sekolah tepatnya didalam kelas seorang guru
sedang mengabsen anak-anak muridnya sebelum memulai pelajaran.
Guru : “Dina ?”
Dina : “Hadir bu!”
Guru : “Doni ?”
Dina : “Tidak tau bu, mungkin Doni masih di luar kelas bu!”
(Beberapa menit kemudian Doni masuk kedalam kelas)
Doni : “Permisi bu, apa boleh saya masuk kelas ?
Guru : “Dari mana saja kamu Doni ?”
Doni : “Saya habis beli makanan di luar sekolah bu”
Guru : “Loh, kita kan punya kantin sendiri. Ngapain kamu harus
kesana ?”
Doni : “Iya bu, tapi kantinnya kaya gudang, kotor dan kecil banget.”
(Semua murid pun tertawa mendengar perkataan Doni tersebut)
Guru : “Kamu itu, masih mending di sekolah ini punya kantin, tapi kamu
juga ada benarnya. Soalnya kantin sekolah kita kurang menjaga
kebersihannya.”
Mendengar hal itu, murid-murid kembali belajar dan kemudian ibu guru
membuatkan jadwal piket untuk kantin dan menyuruh kepala sekolah
agar merenovasi kantin tersebut.

Anda mungkin juga menyukai