Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhamad Nauval Azzamy

Kelas : X OTKP 2
Mapel : Bahasa Indonesia

A. CONTOH TEKS DIALOG

Contoh 1

Pembeli : "Pak saya mau beli sepatu ini, berapa harganya?"


Penjual : "Kalau helm yang itu harganya 400 ribu nak."
Pembeli : "Harganya boleh kurang nggak Pak?"
Penjual : "Hmmm, boleh. Mau nawar berapa nak?"
Pembeli : "250 ribu aja Pak, gimana?"
Penjual : "Wah, harga segitu rasanya tidak bisa nak."
Pembeli : "Kalau 300 ribu?"
Penjual : "Naikin dikit nak, 350 ribu bapak lepas sepatu ini."
Pembeli : "Iya deh Pak, saya setuju, ini uangnya"

Contoh 2

Wati : "Sabtu depan kita mau liburan kemana bu?"


Ibu : "Rencana ibu akan mengunjungi nenek, kita sudah lama tidak ke sana"
Wati : "Ke kolam renang aja bu, wati kangen berenang?"
Ibu : "Yah, ibu maunya ke rumah nenek"
Wati : "Baiklah, tapi setelah dari rumah nenek kita ke kolam renang yah!"
Ibu : "Ok!"
B. CONTOH TEKS NARASI

Contoh 1

Siang itu, ketua OSIS berencana ingin mengadakan kegiatan di sekolah. Kemudian, ia
membawa rencana tersebut ke ruang kepala sekolah untuk didiskusikan bersama.

Ketua OSIS: “Selamat siang, pak!”

Kepala Sekolah: “Siang, Andri!”

Ketua OSIS: “Saya ingin membahas tentang kegiatan sekolah, pak. Apakah bapak
punya waktu untuk membahasnya sekarang?”

Kepala Sekolah: “Iya boleh saja, silakan apa yang ingin dibahas?”

Ketua OSIS: “Bulan depan sekolah kita ulang tahun, pak. Saya ingin ada perlombaan,
pak”.

Kepala Sekolah: “Ide yang bagus, tapi untuk mengadakan perlombaan tentu
membutuhkan dana. Sedangkan sekolahan kita tidak memiliki dana yang cukup untuk
kegiatan seperti itu, Andri. Apakah kamu punya pendapat bagaimana cara
memperoleh dana untuk kegiatannya?”.

Ketua OSIS: Saya sudah ada rencana dengan anak-anak OSIS yang lain pak. Jadi,
kita rencananya kita dana usaha begitu, pak. Kita menjual merchandise ke siswa dan
masyarakat umum, nanti keuntungannya bisa digunakan untuk membeli hadiah untuk
perlombaan, pak”.

Kepala Sekolah: “Oke, setuju. Nanti bapak sampaikan ide kamu saat rapat bersama
dengan guru-guru yang lain ya, Andri. Terima kasih atas usulannya”.

Ketua OSIS: “Iya, pak. Sama-sama”.

Contoh 2
Hari Minggu, Ibu mengajak Sari berbelanja ke pasar untuk membeli sayur-sayuran.
Setelah berjalan cukup lama, akhirnya ibu berhenti juga di salah satu kios pedagang
sayur yang menawarkan sayuran segarnya.

Pedagang: “Sayur sayur, masih segar-segar, bu, ayo dibeli!”

Ibu: “Permisi, pak. Sayur kangkung satu ikat harganya berapa ya, pak?” (sambil
memegang sayur kangkung yang sedang ditanyakan harganya ke pedagang).

Pedagang: “Murah, bu, harganya hanya Rp5.000,00”.

Ibu: “Ah, harga segitu masih mahal, pak. Biasanya harga kangkung juga Rp3.000,00
kok, pak”.

Pedagang: “Tapi, kangkung ini segar banget, bu. Bebas dari bahan kimia pula, ini
kangkung organik, bu. Sehat buat ibu dan keluarga”.

Ibu: “hmmm… Kalau saya beli dua ikat kangkung, tapi harganya jadi Rp8.000,00 boleh
tidak, pak? Dua ribunya ‘kan bisa buat bayar parkir nanti di depan”.

Pedagang: “Ya sudah bungkus, bu. Boleh sini buat penglaris dagangan saya”.

Ibu: “Oke, pak. Tolong dibungkuskan ya! Oh iya, pak. Terima kasih banyak”.

Lalu, pedagang sayur tersebut membungkuskan kangkungnya untuk dibawa ibu


pulang ke rumah.

Anda mungkin juga menyukai