Anda di halaman 1dari 4

TEKS ANEKDOT

1. Bersedekah
Alkisah, ada seorang pengemis tua yang sedang meminta-minta pada satu orang anak muda.
“Nak, sedekahnya, Nak,” kata pengemis tersebut.
Anak muda itu lalu mengambil uang sepuluh ribuan dari sakunya. “Kembalikan lima ribu ya,
Pak,” harapnya.
Bapak pengemis kemudian menjulurkan mangkuk yang berisi uang kembalian, “Ini, Nak,
kembaliannya.”
“Lho, Pak, kembaliannya kok tujuh ribu, banyak amat?” tanya si pemuda, heran.
“Oh, nggak apa-apa, Nak. Anggap saja saya sedekah.”

2. Antara Pencuri Sandal dan Koruptor


Di suatu persidangan, seorang hakim memutuskan untuk menjatuhkan hukuman 5 tahun
penjara terhadap Bagus, seorang pemuda berumur 23 tahun. Bagus terbukti bersalah mencuri
sepasang sandal di masjid.
Bagus: “Lho, Pak Hakim, sepasang sandal itu hanya berharga Rp 30.000 saja, mengapa saya
dihukum 5 tahun penjara? Sedangkan para koruptor lebih ringan hukumannya padahal uang
rakyat yang mereka curi jauh lebih banyak!”
Hakim: “Anda merugikan satu orang senilai Rp 30.000. Sedangkan koruptor merugikan 200
juta orang dengan korupsi sebanyak Rp 2 miliar. Jika dihitung-hitung, kerugian yang didapat
tiap orang hanya Rp 10.”
Bagus: “Lalu?”
Hakim: “Lalu apa lagi? Nilai tindakan Anda jauh lebih merugikan. Maka Anda saya hukumi
lebih berat dari koruptor!”
Bagus: (Pingsan)

3. Tanda-Tanda Orang Pintar


Di sebuah kelas, seorang guru melakukan tanya jawab dengan murid-muridnya.
Ibu guru: “Anak-anak, apa tandanya seseorang dikatakan pintar?”
Bagus: “Dia rajin membaca, Bu.”
Ibu guru: “Benar. Ada lagi?”
Bagus: “Rajin menulis juga, Bu.”
Ibu guru: “Ya, kamu betul, Bagus.”
Bagus: “Dan rajin menyontek, Bu.”
Ibu guru: (Terkejut) “Kok begitu, Gus?”
Bagus: “Iya, Bu, kalau tidak menyontek, kita tidak akan bisa apa-apa. Contohnya, membuat
pesawat dari kertas. Tanpa menyontek caranya, kita tidak akan bisa membuat pesawat. Betul,
kan, Bu?”
Ibu guru: “Oh, iya, betul juga kamu, Gus.”
Bagus: “Yes! Ini berarti kita boleh menyontek, teman-teman, agar kita jadi pintar! Terima
kasih, Bu!”
Ibu guru: (Bingung)

4. Kursi yang Membuat Lupa


Di suatu siang, ada dua bocah yang tengah bercanda di bawah pohon rindang.
Bagus: “Anton, kita main tebak-tebakan, yuk! Kursi apa yang membuat orang lupa ingatan?”
Anton: “Kursi goyang! Orang yang duduk di atas kursi goyang akan mengantuk dan tertidur.
Saat tidur, orang kan lupa.”
Bagus: (Tertawa) “Meski lucu, tapi jawabanmu salah.”
Anton: “Hmm… kursi apa, ya?”
Bagus: “Jawabannya adalah kursi DPR!”
Anton: “Lho, kok begitu?”
Bagus: “Jelas, lah! Coba kamu ingat, sebelum duduk di kursi DPR, banyak caleg yang berjanji
macam-macam agar masyarakat memilih mereka. Tapi setelah merasakan kursi DPR, sekejap
saja mereka hilang ingatan akan janji-janjinya.”
Anton: “Oh, iya, betul juga.”

5. Negara yang Lucu


Dua orang sahabat lintas negara, Bagus dan Michael, sedang berbincang tentang kelucuan
sebuah negara.
Bagus: “Swiss itu negara yang lucu.”
Michael: “Mengapa?”
Bagus: “Sebab ia punya kementerian urusan angkatan laut, padahal mereka tak punya wilayah
laut!”
Sampai sini, kedua sahabat tergelak. Namun kemudian, Michael berhenti tertawa.
Michael: “Kalau begitu, negaramu lebih lucu.”
Bagus: “Lho, mengapa?”
Michael: “Sebab ia punya kementerian urusan keuangan, padahal kalian tak punya uang!”
CERITA HUMOR

1. Kakaktua
Di sebuah toko penjual burung, mempunyai 2 burung kakak tua. Kedua burung itu berbeda,
yang satu suka bernyayi dan yang satunya lagi hanya diam saja, datang seseorang ingin
membeli burung kakak tua. Ia berkata kepada si penjual burung:
Pembeli: Berapa harga burung kaka tua ini mas...??
Penjual: Kalau yang suka nyayi itu 500.000 rupiah, sedangkan yang diam itu 1.000.000 rupiah.
Pembeli: Lho kok yang suka nyayi harganya lebih murah dari yang hanya diam saja.
Penjual: yah.... jelas beda wong yang harganya 1.000.000 itu pencipta lagunya kok.

2. Senjata Makan Tuan


Seorang wartawan sedang meliput peristiwa kecelakaan. Karena banyak orang yg
mengerumuni lokasi kecelakaan, wartawan tsb tdk dpt menerobos untuk melihat korban dari
dekat. Setelah berpikir keras, wartawan tsb dpt ide.
"Minggir-minggir semua, saya ayah korban!" ia berseru. "Saya minta jalan.
" Benar saja.....kerumunan itu membiarkan dia lewat. Semua mata terarah kepada wartawan tsb.
(wartawan GR, dalam hati: "Berhasil juga!!!) Ketika sampai di tengah kerumunan, ia terpana
melihat... SEEKOR ANAK MONYET tergeletak tak berdaya!

3. Supir Taksi
Setelah berjalan sekian lama, penumpang menepuk pundak sopir taksi untuk menanyakan
sesuatu. Reaksinya sungguh tak terduga. Sopir taksi begitu terkejutnya sampai tak sengaja
menginjak gas lebih dalam dan hampir saja menabrak mobil lain. Akhirnya ia bisa menguasai
kemudi dan menghentikan mobilnya di pinggir jalan.
"Tolong, jangan sekali-sekali melakukan itu lagi," kata sopir taksi dengan wajah pucat dan
menahan marah.
"Maaf, saya tidak bermaksud mengejutkan. Saya tidak mengira kalau menyentuh pundak saja
bisa begitu mengejutkan Bapak."
"Persoalannya begini, ini hari pertama saya jadi sopir taksi. Bapak juga merupakan penumpang
pertama."
"Oh begitu. Trus kok bisa kaget begitu?"
"Sebelumnya saya adalah sopir mobil jenazah."

4. Maling
Hari ini adalah Tahun Baru dan hakim sedang dalam suasana hati yang gembira saat ia
bertanya kepada tahanan,
"Anda dituntut karena tuduhan apa?"
"Melakukan belanja Tahun Baru terlalu awal", jawab terdakwa.
"Itu bukan suatu pelanggaran", kata hakim. "Seberapa awal anda melakukan belanja?"
"Sebelum toko dibuka Pak Hakim."
"Lalu dimana letak salahnya Jaksa Penuntut???" tanya hakim itu
Jaksa Penuntut melongo dengan wajah tak percaya..
5. Mencoba Mencuri di Pesta Orang Kaya
Dua orang pencuri yang tidak saling mengenal menyelinap ke pesta orang kaya. Selama makan
malam, para pencuri itu kagum pada bagaimana bahkan alat makan itu terbuat dari emas, dan
keduanya memutuskan bahwa mereka akan mencoba untuk mencuri beberapa.

Pencuri pertama diam-diam menyelipkan sendok emas ke sakunya, tanpa menyadari bahwa
pencuri kedua telah menyaksikan kejahatan ini.

Setelah makan malam, pencuri kedua muncul dan mencari cara mencuri sendok emas tanpa
dicurigai.

Dia mengambil sendok emas identik dengan yang diambil pencuri pertama dan memegangnya
di depan para penonton pesta yang menjelaskan bahwa dia ingin menunjukkan kepada mereka
trik sulap.

"Dan sekarang..." dia berbicara kepada orang banyak dan menunjuk ke arah pencuri pertama,
"Saya akan memasukkan sendok ini ke saku saya, dan mengeluarkannya dari saku pria ini!"

Anda mungkin juga menyukai